Semua Bab SUAMI UNTUK TUAN PUTRI: Bab 11 - Bab 20
106 Bab
Bab 11
Zora memeluk pergelangan tangan Julian dengan manja. "Kamu terlalu khawatir. Apa yang salah dengan tempat ini? Ini layak." Jelas Zora sebari tersenyum.Melihat senyuman itu merekah dengan tulus, hati Julian seketika hangat dan perasaannya lega. Melihat kekasih hatinya baik-baik saja.Bagaimanapun dia merasa bertanggung jawab dengan segala yang di lalui Zora selama ini. Sebelumnya, saat mereka masih di bangku kuliah, Julian adalah seorang senior penerima beasiswa, dia aktif dalam organisasi dan tidak pernah menyangka akan menarik perhatian Zora, seorang putri Forte Grup dengan gurita bisnis luar biasa. Menatap matanya pun tidak berani. Walau keluarganya memiliki basic bisnis, tentu tidak bisa di bandingkan dengan mereka yang saat itu memiliki total kekayaan hanya 100 miliar. Sebuah angka yang cukup untuk menjadi kalangan menengah, tapi jelas bahkan itu hanya sebuah titik kecil dibandingkan Forte Grup yang sudah berdiri dari jaman Mbah cicit nya mungkin.Saat itu Zora menatapnya dengan
Baca selengkapnya
Bab 12
Pukul masih menunjukan setengah 6 pagi. Zora sangat mengantuk dengan alaram paginya. Tapi sebuah text membuatnya mau tak mau membuka mata karena penasaran.Julian..Zora tersenyum melihat kekasihnya sudah menghubunginya sepagi ini. Baru kemarin malam mereka bertemu dan sudah rindu di pagi buta begini. Pipinya merona merah karena cinta yang terus mekar di hatinya.Mulai saat itu setiap jam 7 pagi Julian siap sedia menjemput Zora dan mereka sarapan bersama, sore hari ketika pekerjaan selesai mereka pulang bersama untuk makan malam.Affandra tidak memiliki celah sama sekali untuk mendekati Zora, melihat pasangan bucin ini, membuatnya sangat jengkel.Dengan putus asa Affandra menunggu Zora di di teras kediaman mereka. Zora berjalan dengan santai memasuki pagar indekos besar dengan kamar kurang lebih 20 pintu, dengan masing-masing kamar besar berukuran 6 meter persegi.Bangunan ini begitu luas, beberapa penghuninya adalah keluarga yang menengah, mereka mengendrai mobil atau minimal motor k
Baca selengkapnya
Bab 13
"E.. enggak." Dengan cepat memalingkan wajah dengan salah tingkah. Jantungnya berdegup sangat cepat. Dan tersenyum bahwa itu bukan sebuah penyangkalan.Zora menatap lekat pria gagah di hadapannya. Pria ini tampan dan terlihat orang yang sangat berpendidikan. Matanya bersinar dan senyumnya lembut, seharusnya orang seperti dia bisa menjadi seorang buaya darat, kenapa harus menerima sebuah pernikahan yang tidak masuk akal."Jangan melihatku seperti itu." Pinta Affandra dengan wajah memerah, untuk sekian lama ini kali pertama mereka berbicara sebagai orang normal. Tapi ternyata membuatnya lebih gugup."Untuk pria sepertimu, pasti banyak wanita yang mengantri untuk dekat bahkan memberikan dirinya, kenapa malah setuju dengan sebuah perjodohan?" Tanya Zora tak bisa tak penasaran.Affandra tersenyum dan menjawabnya, "Sebenarnya semua ini keinginanku. Dulu kamu mungkin masih kecil untuk ingat bagaimana kita menghabiskan waktu bersama. Tapi tidak denganku.""Memang seperti apa saat kita kecil?
Baca selengkapnya
Bab 14
"Gila.." Zora menatapnya dengan cibiran. "Sudah, aku mau tidur, besok akan ada pesanan lagi. Sebaiknya kamu gak terlalu mempromosikan outlet baru itu agak kita bisa bersantai."Affandra terkekeh, "Kalau begitu bagaimana aku akan untung? Tidak ada makan siang gratis nona. Kehidupanmu di surga telah berakhir.""Ya.. ya.." Zora mengabaikan dengan melambaikan tangan, terus berjalan meninggalkan manusia yang sangat terobsesi padanya itu.Zora menguap lebar dan merasakan seluruh tubuhnya pegal. Ini kali pertamanya bekerja dengan kekuatan. Tapi otaknya begitu santai dan tak memiliki beban seperti saat mengambil alih Forte sebeblumnya.Diumurnya 24 tahun, dan lulus sebagai sarjana bisnis dengan nilai sempurna, membuatnya mahir dalam pengelolaan uang untuk menjadi uang yang lebih banyak. Tapi ternyata saat kamu tidak punya uang, hidup belum tentu memberimu kesempatan yang sama. Semua ini juga karena Forte sebagai perusahaan besar. Semakin kau kaya, semakin mudah menghasilkan uang.Malam ini Zo
Baca selengkapnya
Bab 15
Wanita itu terus memeluk Zora dengan erat. "Apa kabar sayang." Dan bulir-bulir itu tak lagi mampu terbendung.Zora melepaskan pelukan dengan lembut, "Mama jangan nangis, aku baik baik aja. Aku happy ko." Ucapnya sambil menghapus air mata ibunya."Kamu gak kangen sama mama ya." "Ya, kangen tapi aku gak bisa pulang."Perkataan itu seperti menusuk pada hati Nyonya Anita, dan meraih Zora kembali untuk masuk dalam pelukannya."Aku baik-baik aja mama, liat semua orang baik sama aku disini." Jelas Zora, menenangkan ibunya yang terlihat sangat merindukan anak semata wayangnya."Maaf ya mama baru nengokin Zora, Zora gak marah kan sama mama?" Sesal Nyonya Anita mengelus lembut pipi halus Zora yang mulai berkeringat karna bekerja di dapur."Ayo pergi sama mama sebentar. Kamu sibuk?"Zora menggeleng, "Aku belum bisa pergi mah, masih banyak banget pekerjaanku. Gimana kalo kita makan malam, aku ajak Julian."Kini Nyonya Anita yang menggeleng. "Affandra, ajak Affandra ya.."Zora mengendus tak berda
Baca selengkapnya
Bab 16
"Kata aku mah gantengan Affandra loh," bisik Okta tak bisa menahan kekagumannya pada sosok bos besarnya itu."Ssstt." Saut Naya takut menyinggung Zora.Zora yang mendengarnya hanya tertawa, dan membenarkan perkataan Okta. "Iya memang dia lebih ganteng, aku setuju. Tapi itulah hati ya Ta, udah kepalang kepincut Julian.""Aku dukung kamu seratus persen, seribu persen sama Julian, Zor, biar Affandra sama aku aja ya.." tatap Okta penuh harap. Yang di sambut tawa Zora yang lembut.Naya yang mendengarnya tidak tahan dan mendorong wanita gempal yang satu itu. "Haluu Mulu, ngebayangin ya aja aku gak bisa.""Gak apa-apa, saat kita gak punya apa-apa mimpi itu gratis, kamu harus belajar punya mimpi yang tinggi Naya.." Hibur Zora, dan Naya menyambutnya dengan senyuman sebelum Zora beranjak meninggalkan mereka.Affandra menyambutnya dengan lembut, senyumnya mengeluarkan aura manis ke seluruh ruangan, membuat dua wanita dapur itu tidak bisa tidak terpesona.Zora sudah mengabari Julian untuk tidak m
Baca selengkapnya
Bab 17
"Apa sih papa!" Gebrak Zora dan segera bangkit dari kursinya."Papa, apa sih, mama kan udah bilang jangan bikin masalah. Kalo gini harusnya gak usah ikut aja.""Iya maaf-maaf." jawabnya tidak acuh masih fokus dengan para kepiting rebus.Affandra menariknya sebari mengisyaratkan bibirnya sssttt... Dan kembali untuk duduk dengan tenang. Zora sudah kehilangan selera makannya."Papamu emang gak tau aturan ya, pokoknya mama mau liat Zora makan yang banyak yaa.. Please sayang, mama janji lain kali gak akan bawa papamu."Zora menatap papanya dengan cemberut dan menghela nafasnya berat. Keluarga ini terus mengobrol dan Zora tidak sama sekali punya minat untuk bersautan dengan mereka. Ia memakan sup dengan sedikit nasi. Melihat Zora yang tidak nyaman, Affandra mencoba untuk menghibur, "Besok kamu libur kan Zora?" Yang di sahutnya hanya dengan anggukan dingin. "Ayo kita pergi ke tempat yang seru besok." Ajak Affandra, tapi Zora menggeleng lemah sambil mengaduk-aduk nasinya yang tinggal sedikit
Baca selengkapnya
Bab 18
Walau makan malam ini menyebalkan untuk Zora, untung saja Affandra bukan pribadi yang juga menyebalkan. Setelah sampai di kediaman, Zora berbalik pamit untuk segera tidur.Besok adalah hari liburnya, dia hanya punya libur 1 kali seminggu. Bukan weekend pula. Membuatnya tidak bisa menghabiskan akhir pekan yang nyaman bersama kekasihnya Julian. Rabu ini Julian sengaja cuti untuk pergi seharian dengannya. Setelah minggu-minggu kemarin mereka kelelahan dengan kesibukan masing-masing.Affandra sudah bersandar di kursi malas pagi ini dengan secangkir kopi panas yang masih mengepul ditemani pisang goreng kesukaannya. Rutinitas pagi di hari kerja, apa lagi selain menikmati secangkir kopi dan melihat berita dunia saat ini.Tepat saat ia meluruskan matanya ke arah gerbang wanita periang itu muncul melambaikan tangan dan mengedipkan matanya saat pandangan mereka bertemu, hanya sekelebat dan hilang di balik pagar hijau tua yang segera tertutup. Terdengar suara deru mobil yang membawanya.Perlahan
Baca selengkapnya
Bab 19
Dengan angin bertiup bersama danau yang memercikan embun di wajahnya. Nafas terus berhembus mengikuti irama degup jantung yang berpacu teratur, membutmu hidup dan menikmati setiap saatnya.Apa lagi yang mampu di nikmati, kecuali hirupan nafas, yang membuktikan bahwa dirimu masih hidup. Daun-daun jatuh di antara mereka yang jatuh cinta, seakan cinta tak akan pernah musnah apapun yang terjadi, 'Dan aku berjuang selama kepercayaan itu masih ada.' Batin Zora, menatap laki-laki yang menemaninya setahun ini dalam ketidak pastian.Alasannya mencintai laki-laki ini terlalu banyak, bukan hanya mampu membuatnya tertawa, ia merasa cukup hanya dengan kehadirannya. Suara ponsel menganggu keheningan mereka. Julian menengok siapa yang sedang mengganggu, dan segera mengabaikannya beberapa kali. Zora memintanya untuk mengangkatnya saja. "Gak perlu, aku cuti hari ini, tidak ingin di ganggu apapun. Biarin aku hilang untuk hari ini aja." Papar Julian menatap Zora penuh harap.Hari ini benar-benar penu
Baca selengkapnya
Bab 20
Tiffany menunggu tak bisa sabar untuk mengetahui apa yang terjadi padanya. Keluarganya baik - baik saja. Mereka sudah lama tidak bertemu sejak tumbuh dewasa dan mulai sibuk dengan semua kegiatan mereka.Tiffany tidak percaya dengan apa yang di dengarnya, kenapa Zora begitu beruntung dan begitu bodoh. "Kenapa kamu menolaknya, oh my God, Zora. Cobanya itu aku." Mengharapkan bahwa yang berjodoh dengan Affandra adalah dirinya."Laki-laki itu keras kepala, bagaimanapun aku menggodanya, ia selalu bilang sudah punya kekasih. Aku gak terima kalo itu ternyata dirimu Zora." Paparnya dengan kecewa, menghela nafas.Tiffany adalah putri dari salah satu orang terkaya di negri ini, dibanding kekayaan orang tua Zora, keluarga Tiffany ada di peringkat teratas keluarga terkaya. "Yaa, harusnya dia memilihmu Fan.." hibur Zora menepuk lembut tangan sahabat kecilnya.Berbeda dengan Zora yang melupakan Affandra. Walau sebaya, tapi Tiffany akan selalu mengingat Affandra sebagai cinta pertamanya, saat mereka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
11
DMCA.com Protection Status