All Chapters of SUAMI UNTUK TUAN PUTRI: Chapter 21 - Chapter 30
106 Chapters
Bab 21
Malam ini mereka bertemu di salah satu restoran mewah yang sudah di booking oleh Dania.Julian menunggunya sebentar, tak lama sebuah mobil mini Cooper datang dengan wanita yang berdandan sangat cantik.Malam ini Dania mengenakan gaun gold ketat yang membungkus tubuh sexy nya, tubuh berisi dengan pinggul besar dan perut yang rata. Dadanya terekspos sempurna untuk setiap tatapan lelaki yang menatapnya. Ia berdandan tidak terlalu tebal dan terlihat sempurna. Andai itu pertemuan pertama mereka mungkin akan lain ceritanya.Melihat wanita menawan itu menghampirinya membuat matanya tak bisa terlepas dari lenggak lenggok tubuh itu dengan bagian dada yang membuatnya terhipnotis.Melihat pria itu memandangnya tak berkedip membuatnya sangat puas. Dan tersenyum dengan manja, "Hai Lian, sudah lama menunggu?" Tanya nya basa basi, Julian menyambutnya dan sebuah kecupan mendarat di pipinya membuat hatinya semakin tidak menentu. Sebelumnya wanita ini sama sekali tidak membuatnya tertarik.Sebisa mung
Read more
Bab 22
Julian pulang dengan sangat kesal. Ia memukul setir mobilnya beberapa kali. Waktu menunjukan jam 10 malam. Tak terasa waktu berlalu cepat. Jam segini mungkin Zora sudah tidur. Tapi hatinya sangat gusar.Ia mengambil ponsel untuk menelpon kekasihnya yang ternyata belum terlelap. "Ayo keluar sebentar." Ajak Julian, yang langsung di iyakan oleh Zora.Zora keluar dengan piyama tanpa riasan, sangat santai, "Mau kemana?" Tanyanya saat menemuinya di gerbang."Cari angin" Jawab Julian tersenyum, tapi Zora tau bahwa ada sesuatu yang terjadi, dan bertanya. "Ada apa?" Julian menatap wajah polos wanita yang keras kepala ingin bertahan bersamanya. Dan memeluk wanita itu dengan erat tanpa berkata apapun. Zora hanya memeluknya dan menenangkan hatinya. Seketika hati Julian hangat, dan berkeras untuk selalu berjuang bersamanya.Zora melepaskan pelukannya. Dan kembali bertanya, tapi Julian tidak menjawabnya, hanya memberinya sebuah ciuman erat. "Ayo pergi"Kenapa hari ini begitu sial melihat adegan in
Read more
Bab 23
"Kalo masih kesal, kenap harus datang." Sodor Zora menyerahkan bagian es buah untuk Affandra"Karna aku cuma punya sedikit waktu denganmu, jadi harus tetap meluangkan nya walau kesal, marah, benci sekali pun.""Apasih, gak ngerti!" Keluh Zora yang akhirnya menyerah dengan semua teka teki Affandra.Affandra hanya menyeruput es buah itu perlahan. Tapi Zora menikmati makanan itu dengan santai. Melihatnya terus diam begitu merasa Affandra sangat aneh."Kalo butuh waktu sendiri, gak apa-apa. Apa kamu biasa ngambek berhari-hari begini? Kasian banget orang yang jadi pacarmu."Mendengar perkataan Zora, Affandra menatapnya tajam. "Kamu tau Zora, aku tau kamu udah punya pacar, aku bersedia untuk menunggu, aku bahkan bilang rela melepasmu bila itu memang seharusnya. Tapi itu salah." Affandra meletakan sup buahnya. "Mulai sekarang aku akan mendapatkanmu bagaimanapun caranya."Affandra menatapnya dengan putus asa, melihat wanita itu hanya mendengarkan tanpa mencelanya, bahkan terlihat bingung. "Aa
Read more
Bab 24
Melihat Zora bisa begitu sombong membuat Naya bergidik sekaligus kagum dengan wanita di hadapannya ini, selama ini citranya selalu lemah lembut, sederhana benar-benar tidak di sangka dia bisa mendominasi, entah bagaimana saat wanita ini benar-benar memiliki kekayaannya."Saba-sabar.." sahut Naya melihat temannya masih kesal dengan nafas berburu. Mobil itu sudah pergi dari tempat parkir."Wanita gila, ular berbisa, gak tau diri, bermuka dua." Zora tidak bisa berhenti memaki mantan sahabatnya itu.Naya tertawa melihatnya terus mengomel. "Sudah Zora, kalo kalo begitu akan kehilangan kehormatanmu. Orang elegan itu membalas dalam diam."Zora terdiam mengatur nafasnya dan segera sadar marah hanya membuatnya tidak bisa berfikir jernih. Semarah apapun dia tidak akan mengubah Dania. Tapi bila ia bisa menahan diri lama-lama wanita itu akan meledak sendiri."Huh..." Zora menghela nafasnya, "Bener juga Nay, aku bener-bener gak abis fikir kenapa dia bisa jadi sejahat ini sama aku.""Mungkin selama
Read more
Bab 25
Hal ini sangat mengganggunya, rasanya malu terus mengeluh pada Naya, itu baru cerita Naya, 'apa kabar dengan Okta dan mas Agus ya?' batinnya dalam hati. Hari ini dia pulang lembur jam 10 malam, Affandra menjemputnya karna khawatir padahal hanya masuk gang sedikit saja, cuma ya kalo jalan sendiri di jam malam begini memang bahaya, walaupun jalan - jalan masih ramai Affandra sangat peduli, sedangkan Julian bukan gak peduli, tapi jaraknya cukup jauh dan rasanya gak perlu untuk selalu antar jemput, Zora mulai merasa merepotkan kekasihnya.Affandra terus memperhatikan Zora yang terdiam. "Kenapa sih?""Enggak." Jawabnya malas."Ada masalah di outlet?" Tanya Affandra penasaran."Engga sih, cuma lagi ada pikiran aja.""Apa sih yang dipikirin seorang Zora? Julian? Kenapa dia gak setia? Udah putus aja." Ledek Affandra"Apaan si." Balas Zora menatapnya sinis."Terus kenapa sih adik cantik, apa yang mengganggumu?""Kamu tau Naya? Tadi dia cerita sama aku soal hidupnya, seorang Naya harus bantu ke
Read more
Bab 26
Jam makan siang pun datang, Dania membawakan nasi kotak yang sedang di bagikan oleh para Crew. Dan Julian mengambilnya dengan ucapan terima kasih. Menu hari ini Dania yang memilihnya, daging teriyaki dan tumisan sayur, tentu dengan nasi. Dia juga memesan beberapa makanan ringan seperti kue-kue, gorengan dan es buah. Cukup mewah untuk menjamu lidah para crew."Ayo dimakan." Ajak Dania, yang di balas anggukan Julian. Tapi tak berselang berapa lama, ponsel Julian berdering, terlihat wajah Zora di ponselnya. Segera ia mengangkat telpon sambil mengunyah makanan yang telah ia masukan ke mulutnya."Halo sayang.. iya aku lagi makan siang dulu, kamu udah makan belum?" Tanya pria itu perhatian."Hari ini aku gak jemput dulu ya, kayanya aku lembur hari ini...."Dania tersenyum kecut mendengar suara manja itu terdengar samar dari ponsel Julian. Dia tidak bisa menahan dirinya untuk merebut ponsel itu dan berbicara pada Zora. "Soalnya Julian lagi sama aku, kita lagi seneng-seneng" Ucap Dania memana
Read more
Bab 27
"Heru, kamu coba perhatikan juga anak muda itu dan bisnisnya, periksa semua saham dan kelemahan mereka setidaknya kita tau kalo mereka gak akan bisa melangkah lebih jauh.""Baik Tuan." Heru mengangguk patuh."Oke, pergilah." Heru segera beranjak dari ruang kerja Tuan Arnold. Ketika hendak membuka pintu Tuan Arnold kembali bertanya. "Dimana nyonya?"Dengan sigap Heru menjawab, "Harusnya sore ini Nyonya sedang berkuda tuan."Tuan Arnold berfikir sebentar, "Tolong siapkan juga kuda saya, saya segera menyusul nyonya.""Baik, Tuan." Angguk Heru penuh hormat segera meninggalkan ruangan.Sore ini langit sangat cerah, tanpa angin dan matahari yang begitu silau, beranjak menuju tempatnya kembali dengan perlahan. Deru tapak kuda mengalihkan perhatian sosok pria paruh baya tersebut, ia dikaruniai banyak hal yang semua orang ingin ada di posisinya.Harta yang melimpah, kekuasaan, dan Istri yang cantik. Lihat dia, Anita bahkan walau ia kini sudah mencapai 46 tahun kulitnya masih kencang dan masih
Read more
Bab 28
Karna produk yang sedang di kerjakannya kali ini sudah masuk proses shooting, tentu Julian membutuhkan lebih banyak suntikan uang, ia mengajukan beberapa proposal pada perusahaan investasi dan relasi bisnisnya untuk menjadi investor di perusahaannya.Sebuah telpon masuk dari nomer tak di kenal. "Halo Tuan Julian, saya mendapat kabar snack anda akan segera liris di iklan televisi ya? Apa masih butuh kerja sama investasi, saya berencana untuk invest di perusahan bapak.""Tentu Bu, kalau boleh tau dari mana ibu tau proyek ini?""Saya teman Adrian pak, beliau bilang ada perusahan bagus yang sedang berkembang."Julian segera ingat, ya Adrian adalah kawan semasa kuliahnya, sekarang sudah menjadi trader sukses. Dan juga salah satu investor di perusahaanya untuk beberapa tahun ini.Mereka mengadakan pertemuan hari itu juga untuk tanda tangan kontrak investasi, setelah membicarakan nominal yang disepakati dan deal untuk bekerja sama.Hanya di Cafe dekat wanita itu bekerja. Hera namanya, seoran
Read more
Bab 29
Tuan Arnold menyeringai melihat apa yang dikirimkan Heru dan segera menelpon untuk memberikan perintah."Terus awasi pria itu, dan lakukan tugas kalian, segera hubungi Sindy.""Siap Tuan," sahut suara di sebrang sana.Hari ini sebenarnya jadwal Zora libur, tapi ternyata Okta harus mengambil bagiannya, ia menjaga neneknya yang sebentar-sebentar sakit, berhubung ia belum mengambil libur Minggu ini dan berganti dengan libur milik Okta."Neneknya Okta sakit apa emang?" Tanya Zora penasaran."Kayanya darah tinggi deh, kalo kumat gak bisa bangun. Mana harus minum obat terus. Kasian banget Okta tuh, cuma anaknya aja periang padahal dia yang biayain neneknya tuh." Sahut Mas Agus.Zora mengangguk, "Cuma kabarnya kali ini neneknya masuk rumah sakit." Jelas Naya yang selalu berhubungan dengan Okta melalui WhatsApp."Okta bagian jagain, ibunya lembur kerja buat yang berobat neneknya.""Emang ayahnya kemana?""Okta mah yatim, adiknya 2, satu kakaknya perempuan udah nikah.""Yaampun." Lagi lagi kis
Read more
Bab 30
Keesokan hari Zora masih lembur karna Okta masih harus cuti sehari lagi katanya. Mereka sudah mengajukan pinjaman dan segera di ACC oleh Bu Novi. Membuat hatinya lega setidaknya walau gak punya uang, Zora bisa membantu dengan koneksinya.Julian datang untuk makan siang bersama di tempat Zora, berhubung dia masih akan selalu lembur dan gak ada kesempatan makan malam seperti biasanya."Aku mau paket 2 ayam 2 nasi aja yank." Pinta Julian pada Zora. "Oke!"Zora hanya membeli 1 porsi ayam dan nasi. Juga sebotol air mineral.Julian bercerita soal shooting dan perkembangan produknya, ia juga bercerita bagaimana banyak orang yang datang untuk berinvestasi padanya. Kali ini benar-benar sangat mujur dan sepertinya akan sukses besar.Zora tidak kalah senang mendengarnya, setidaknya ini adalah pencapaian yang bagus. Mungkin bila lebih baik lagi, kesempatan mereka untuk benar-benar bersama akan terbuka lebar, dan Papa juga akan merestui mereka karna kemampuan Julian."Ehem ehem ... Dimana pun kali
Read more
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status