Semua Bab WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU(ketika aku pura-pura bangkrut) : Bab 141 - Bab 150
155 Bab
kalau pelit jalan lahirnya sempit
"Ah silahkan, silahkan.""Gak ada penghuninya kan?""Ah tidak, aku sendirian saja kok." Kedua sudut bibir Selena terus saja ia tarik ke atas. Betapa tidak? Dia sangat bahagia karena dipuji oleh pria tampan yang kini ada di dekatnya "Ups sayang sekali wanita secantik dirimu sendirian saja. Biarkanlah aku yang menemanimu di sini. Kamu gak keberatan kan?" Karena Selena yang sedang melayang karena pujian ditambah paras Ferdi terbilang tampan tentu saja membuat wanita itu mengangguk menyetujui penawaran Ferdi padanya. "Tentu saja, toh ini juga kosong kok." Selena tersipu malu mendengar pujian Fredi, lelaki yang baru saja ia kenal beberapa menit lalu. "Emm, ngomong-ngomong, kenapa kamu sendirian? Ke mana suami atau pacarmu mungkin?""Ah, aku single kok. Aku pun baru saja cerai dari mantan suamiku. Dia, dia lebih memilih pelakor jahanam itu dari pada aku." Selena menjual kesedihannya agar lelaki yang duduk dengannya itu merasa simpati. "Oh, maaf ya aku nggak tau." "It's oke, nggak apa
Baca selengkapnya
modus
WAJAH ASLI KELUARGA SUAMIKU"Boleh silahkan kalau mau bawa pulang, buat Ibu-ibu yang lain juga boleh kok kalau mau bawa."Bu Eli yang diperbolehkan membawa pulang makanan tersebut pun memasukkan semua makanan yang ada di depan mata. Sehingga membuat para Ibu-ibu yang lain melongo melihat Bu Eli dengan semangat nya memasukkan semua makanan di kantong plastik. "Eh Bu Eli, jangan dihabiskan semuanya dong. Ibu-ibu yang lain kan nggak kebagian," protes Bu Siti. "Bu Siti ngapain sih, biarin aja. Mbak Kinan ngebolehin kok," ucap Bu Eli tak beralih pandangan dari makanan tersebut. Bu Nuri merampas makanan yang dimasukkan Bu Eli ke dalam kantong plastik lalu mengeluarkannya lagi. "Kok diambil sih, itu kan punya saya. Kalian kenapa pada ribet sih, orang yang punya aja ngebolehin kok." Bu Eli berusaha meraih plastik yang dirampas Bu Nuri. "Eh Bu, mbok ya inget sama yang lain. Meskipun Kinan ngebolehin tapi ya jangan serakah gitu. Berbagi lah sama yang lain. Tunggu sebentar, saya bagi dulu i
Baca selengkapnya
membuat Fatih cemburu
"Oke. Lima juta aja, kan?"Selena menyetujui untuk memberikan uang pinjaman pada Fredi tanpa pikir panjang. Lagi-lagi Selena beranggapan jika uang yang ia miliki akan memberikan cinta. Padahal Fredi hanya memanfaatkan Selena saja tentunya tanpa ia sadari."Iya, cuma lima juta kok. Buat wanita cantik dan sukses seperti kamu, uang segitu gak ada apa-apanya kan?"Fredi tampak kegirangan karena kali ini ia tak salah memilih mangsa. Baru kenal satu hari saja sudah mau meminjamkan uang lima juta rupiah. Padahal mereka hanya kenal sebatas wajah dan nama semata. Selain itu, Selena tidak tahu menahu tentang Fredi."Aku cuma sedang punya uang lebih dan kasihan sama kamu, Fredi."Dengan segera Selena merogoh tas dan mengeluarkan sejumlah uang seratus ribuan, sesuai dengan yang diminta oleh Fredi. Pandangan Fredi tidak lepas dari lembaran uang tersebut saat Selena menghitungnya."Nih, lima juta. Kamu boleh hitung ulang," ucap Selena menyodorkan uang tersebut."Gak usah, aku percaya kok sama kamu.
Baca selengkapnya
masuk perangkap
"Maaf, Tante. Sebaiknya kamu pergi aja dari sini. Bos kami gak sudi liat mukamu apalagi dengar ocehan gak bermutu dari mulut kotormu itu."Karyawan wanita itu mengusir Selana dengan tidka terhormat. Terbilang cukup berani untuk ukuran seorang karyawan. Bukan tanpa alasan, ia tahu betul apa yang terjadi di antara Eka dan Selena."Apa?! Tante?! Dasar orang rendahan. Beraninya kamu ngatain aku!"Selena mengangkat tangan dan bersiap hendak memberi pelajaran kepada karyawan itu. Namun, dengan sigap karyawan itu menangkap tangan Selena dan mendorongnya ke belakang hingga mundur beberapa langkah."Kamu gak apa-apa kan?" tanya Fatih kepada Eka. Sungguh Fatih tidak ingin lagi terlibat dengan Selena. Tidak dirinya maupun istrinya.Selena tercengang dan menatap Eka dan Fatih dengan kesal. Padahal ia yang didorong hingga hampir terjatuh, tetapi Fatih justru mengkhawatirkan Eka."Kamu gak apa-apa kan?" tanya Ferdi yang segera menangkap tubuh Selena agar tidak terjatuh. "Lebih baik kita pergi aja d
Baca selengkapnya
mau paket? bayar dong!
"Selena adalah seorang wanita patah hati. Pasti sangat mudah merebut hatinya. Cukup aku rayu dan menjanjikan kesetiaan, aku yakin dia akan langsung klepek-klepek seperti ikan yang kehabisan air."***Tok tok tokTerdengar suara ketukan dari arah pintu depan membuat Kinan yang sedang memasak segera mencuci tangan dan berlari tergopoh-gopoh ke arah pintu."Permisi ... paket!" teriak seorang pria yang mengetuk pintu. Rupanya itu adalah tukang antar paket."Tunggu!"Saat membuka pintu, Kinan mendapati seorang pria dengan sebuah paket di tangannya. Kinan menatap heran, karena merasa tidak memesan sesuatu."Maaf siapa?""Saya mau kirim paket, Mbak.""Maaf, Mas. Tapi saya gak merasa pesan sesuatu. Mungkin Mas salah alamat.""Betul di sini alamatnya Jl. Bahagia no.123?""Alamatnya sudah betul, tapi saya gak pernah pesan barang, Mas. Emang itu atas nama siapa?" kekeh Kinan."Atas nama Mbak Kinan.""Nama dan alamatnya sudah sesuai. Tapi, perasaan saya gak pesan sesuatu," gumam Kinan heran. "Bis
Baca selengkapnya
investasi bodong
"Dari mana kamu?" tanya suami Bu Eli saat melihat istrinya berjalan masuk ke dalam rumah dengan wajah tertekuk sambil menghentakkan kakinya."Habis cari angin," jawab Bu Eli asal."Cari angin kok seperti orang cari ribut? Muka bengkok gitu.""Halah kamu jangan bikin aku makin kesal, ya. Mana ada mukaku bengkok, emangnya mukaku itu kayu!""Ya habis mukamu gitu. Kalau orang habis cari angin kan biasanya mukanya segar dan senang. Kenapa kamu malah kesal begitu?""Ck ... yaudah aku habis cari ribut. Terus kamu mau apa?""Heh, ngapain cari ribut sih, bikin susah aja. Mending cari duit, bikin senang.""Terserah!"Bu Eli berjalan menuju ke kamarnya. Menanggapi suaminya itu hanya akan membuat emosinya semakin meledak saja. "Heran ... kenapa semua orang kompak banget sih bikin aku kesal hari ini? Emangnya aku salah apa coba."***Fredi sedang memandangi Selena yang tengah melahap hidangan di hadapannya. Ferdi memang tengah makan siang bersama Selena di salah satu restoran mewah."Kenapa kamu
Baca selengkapnya
dasar Bu Eli!
Hari itu Kinan mengadakan sedekah jumat seperti biasa. Makanan yang akan dibagikan sudah tersusun rapi di teras rumah agar lebih mudah dibagikan nanti. Ia tidak sibuk di dapur, karena yang akan dibagikan adalah makanan dari gerai."Semuanya sudah turun semua, Sayang," ucap Andra kepada Kinan setelah menurunkan kotak terakhir."Terima kasih, Sayang." Kinan tersenyum hangat ke arah sang Suami."Kita bagikan selepas Jumat atau sebelum?" Eka memastikan."Sebelum Jumat aja. Mbak jadi kan bantuin aku? Soalnya Mas Andra mau balik ke gerai lagi."Yah, Eka memang sengaja datang hari itu. Ia diminta tolong oleh Bu Nuri untuk mengantarkan rujak buatan ibu mertuanya itu untuk Kinan. Bu Nuri sengaja bikin karena Kinan sedang mengandung. Bahagia hati Kinan karena kini mertua dan iparnya bisa akur dengan dirinya. "Jadi dong."Setelah kepergian Andra kembali ke gerai, Kinan dan Eka kembali menghitung ulang jumlah makanan yang akan mereka bagikan. Totalnya ada seratus lima puluh box. Namun, ada yang
Baca selengkapnya
bukan maling tupertuper
Bukannya bersyukur mendapat makanan gratis, malah menggerutu tidak jelas. Bu Eli lantas berjalan menuju ke terasnya. Melihat kalau-kalau Kinan masih membagikan makanan dan tetangganya sudah sepi."Kalau masih ada sisa aku mau minta lagi ah."Bu Eli masih mengintip dari rumahnya. Namun, susunan box makanan sudah tidak ada, yang tersisa hanya Eka dan Kinan yang masih berada di teras rumahnya."Eh, masih ada kotak yang dipegang si Kinan dan iparnya. Samperin, ah." Bu Eli pun bergegas menuju ke rumah Kinan."Kinan!""Iya, kenapa, Bu Eli?""Acara bagi-bagi makanannya udah selesai?""Iya, emangnya kenapa, Bu?""Siap tahu makanannya masih sisa, kan kasian nanti bisa mubazir. Kalau makanannya sisa dan basi kan jatuhnya malah dosa bukannya dapat pahala. Seperti itu," tunjuk Bu Eli ke arah kotak yang dipegang Kinan."Wah, benar-benar gak tahu malu ya tetanggamu ini Kinan. Heh, Bu Eli! Kotak yang dipegang Kinan itu untuk makan siangnya. Malah mau minta juga. Tadi kan Bu Eli udah dapat.""Halah,
Baca selengkapnya
malu di depan saudara
"Masih mau jadi saksi? Ibu liat sendiri kan kalau di sini tertulis nama saya," tunjuk Kinan ke arah tulisan namanya yang berada di bagian bawah tupertuper.Meski Bu Eli sudah berusaha menghentikan aksi Kinan itu, pada akhirnya gagal juga. Situasinya sedang tak berpihak kepada Bu Eli.Bu Ana–saudara Bu Eli dari kampung–terkejut dan sontak memandang Bu Eli, seolah-olah meminta penjelasan. Namun, Bu Eli hanya bisa menunduk dan diam seribu bahasa. Ia benar-benar sangat malu karena ketahuan tupertuper itu bukan miliknya."Kok, kamu gak bilang kalau itu bukan punyamu?!" bisik keluarga Bu Eli dengan penuh penekanan.Kinan cekikikan mendengar perkataan wanita tersebut. "Ya, gimana mau bilang, Bu. Wong tadi udah koar-koar kalau wadah mahal itu kepunyaan dia. Kalau dia jujur, mau taruh di mana mukanya."Kinan tampak tak peduli dengan raut wajah Bu Eli yang sudah berubah merah. Kesal karena Kinan begitu gamblang berbicara. Padahal tadi Bu Lei sudah berkoar-koar tentang betapa mahalnya wadah tem
Baca selengkapnya
jatuh ke lubang yang sama
"Kenapa kamu duduk di depanku dan bukannya di sampingku?" Kinan mengernyitkan dahi tak mengerti."Kalau aku duduk di sampingmu, kita memang bisa dekat dan mesra-mesraan. Tapi, kalau aku duduk di depanmu, aku bisa puas liatin kamu. Sambil makan liatin kamu pasti bikin aku makin berselera."Seketika rona merah menjalar di wajah Kinan. Meski telah lama bersama, tetapi mendapat rayuan dari sang Suami tetap saja membuatnya malu dan salah tingkah."Ah, kamu bisa aja, Mas."Andra tersenyum dan berkata, "Makasih ya, Sayang. Udah buat dan bawa bekal buat aku.""Iya, sama-sama. Dimakan dong.""Hm, ini nikmat banget, Sayang. Kamu emang paling jago masak. Rasa masakannya gak ada duanya dan paling enak di dunia ini."Mendapat pujian seperti itu lagi-lagi membuat Kinan merasa senang bercampur malu. Ia senang karena suaminya benar-benar telah berubah menjadi pribadi yang jauh lebih baik dari sebelumnya."Bicara Mulu, nanti kamu keselek loh.""Ya gak dong, Sayang. Lagian aku kan cuma memuji istriku y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status