All Chapters of TERJEBAK PERNIKAHAN TAK DIHARAPKAN : Chapter 11 - Chapter 20
122 Chapters
Part 11 Jamak Enam Ronde
Farrel menghentikan langkahnya di ambang pintu ketika mendengar Alifa memanggilnya. "Mas!" Dengan ragu, Farrel kembali mendekat.Alifa merubah posisinya setengah duduk dan mengamati Farrel yang kini berdiri di samping tempat tidur. Terlihat gurat kelelahan di wajah suaminya itu. Dia bergegas turun dari tempat tidur dan berdiri di depan Farrel."Sudah malam, kamu tidurlah. Aku juga mau tidur," ucapnya pelan."Mas Farrel sudah makan? Kok perginya lama banget?" tanyanya khawatir.Farrel menatap sekilas istrinya kemudian menunduk memperhatikan penampilannya sendiri. "Aku sudah makan, ya sudah kamu tidur!" ulangnya sambil mengusap kepala istrinya. Alifa mengangguk dan memegang tangan Farrel. "Maaf ya, Mas. A-aku..." Farrel memotong ucapan Alifa dengan anggukan. "Nggak perlu minta maaf. Ya, sudah kamu tidur. Kita bicarakan lagi besok," pungkasnya kemudian melangkah keluar kamar dengan menutup pintu pelan.Sepeninggal Farrel, Alifa bukannya tidur, dia justru mondar-mandir dengan gelisah. R
Read more
Part 12 Latihan Satu Ronde Dulu
Tawa Bintang dan Alisha pecah mendengar ucapan Farrel. Berbeda dengan kedua orang tersebut, Alifa hanya mampu menatap geram pada Farrel yang cengengesan."Dasar, semprul!" makinya kesal. "Kalau ngomong itu yang benar, Mas. Nggak usah mengada-ada!" sahut Alifa ketus. "Sssttt, jangan berisik lah, Fa." Farrel menempelkan telunjuknya di depan bibir. "Ayo pulang, kita lanjutkan di rumah!" imbuhnya.Alifa mencibir kemudian meneliti penampilan Farrel. Pakaian laki-laki itu setengah basah oleh keringat, seperti Bintang. Alifa melongo. Jadi, suaminya itu tadi sengaja lari pagi bersama Bintang dan akhirnya bertemu di sini untuk membuatnya malu?"Farrel memang kurang ajar," bathinnya."Pulang, malah bengong. Nanti pingsan ogah gendong lagi!" "Ciee, sudah main gendong-gendongan!" seru Bintang spontan."Berisik, deh Mas Bin!" sentaknya kesal. "Mas Farrel pulang saja, aku mau belajar masak dulu!" imbuhnya sembari melirik Farrel."Kamu belajar masak di sini, sekarang? Terus aku nungguin kamu di ru
Read more
Part 13 Istri Satu Frekuensi
"Auuhss! Auuuh, Fa ... Fa! Jahat, ih!" Farrel memegang pergelangan tangan Alifa. Alifa mencibir dan melepaskan cubitannya.Wanita itu mengangkat dagunya, mendongak seolah menantang Farrel untuk berbicara mesum lagi. Kedua tangannya berkacak pinggang. Dengan alis naik turun dan tersenyum semanis mungkin, dia berkata lirih. "Makanya, Mas Baguuss, jangan mesum di sembarang tempat. Rasain!" sentaknya di ujung kalimat sembari menginjak kaki suaminya itu.Sekali lagi, Farrel mengaduh, "Ohh, sialan!" umpatnya. Alifa melengos kemudian meninggalkan Farrel yang menggerutu jengkel.Puas rasanya membalas perbuatan Farrel yang bermulut tukang jamu. Farrel menggaruk kepalanya yang tidak gatal dan mengikuti istri galaknya dari belakang."Astaghfirullah, apa ini yang dinamakan jodoh tak terduga? Mulutnya judes, bar-bar, kejam lagi," gumamnya tanpa sadar.Farrel menatap punggung Alifa yang berjalan di depannya. Entah dosa atau amalan apa yang dia lakukan di masa lalu sehingga Allah menghadirkan istri
Read more
Part 14 Terima Kasih, Istriku
"Nggak usah kebanyakan mikir, Fa!" seru Farrel ketika memperhatikan istrinya masih bengong.Alifa mendongak, lalu tersenyum canggung. Farrel mendekat dan mengusap kepalanya dengan gemas. "Aku kerja halal kok, kamu jangan takut,"ulang laki-laki itu lagi."Bukan gitu, Mas." Alifa berucap lirih, kemudian menatap sang suami. "Aku hanya takut nggak bisa menjalankan amanah ini dengan baik, Mas," ucapnya.Farrel terkekeh dan menatapnya penuh arti. "Ternyata kamu itu preman penakut ya, Fa!" ejeknya.Alifa melengos dan hendak mencubit suaminya, namun dengan cepat Farrel menangkap tangannya. "Jangan dibiasakan nyubit, mendingan...," Farrel menjeda kalimatnya lalu mencondongkan wajah ke arah Alifa. "Mending cium suaminya, berpahala," pungkasnya.Alifa cemberut, namun tetap menuruti kemauan suaminya. Dengan ragu, diciumnya pipi sang suami."Masa cuma pipi sih, Fa!" "Iiihhh, maunya!" sahut Alifa gemas. Farrel tertawa dan tanpa menunggu persetujuan Alifa, disambarnya bibir wanita itu. Alifa melep
Read more
Part 15 Seperti Burung Dalam Sangkar
Alifa tertegun dengan panggilan dari Farrel. Dia mendongak menatap laki-laki tersebut, namun hanya sesaat. Selebihnya, dia memalingkan wajahnya yang merona. Ke mana kejudesannya selama ini ketika berhadapan dengan pemuda-pemuda yang tidak disukainya? Di dekat Farrel, Alifa seolah menjadi orang lain. "Huff!"Alifa menepuk dahinya sendiri. Kini dirinya benar-benar berbeda. Dulu, sebelum menikah dengan Farrel, dirinya selalu judes dan ketus jika kebetulan bertemu laki-laki itu.Farrel memperhatikan kelakuannya dan menggeleng samar. Merasa diperhatikan, Alifa menoleh dan menyunggingkan senyum canggung."Kenapa, Mas?" tanyanya.Farrel mengeryit dan merebahkan tubuhnya di samping wanita itu. "Kamu itu kalau dekat sama aku, sikapmu malah aneh, Fa. Aku takut jadi penyebab kamu kesurupan," ucapnya tanpa beban.Plak!Alifa menepuk bahu suaminya itu. Farrel terkekeh lalu merentangkan kedua tangan menyambut dirinya.Alifa cemberut dengan bibir maju ke depan. "Kalau ngomong, nanti aku kesurupan b
Read more
Part 16 Bukan Waktu Yang Tepat
Alifa memejamkan matanya rapat. Bibirnya terkatup menahan geram. Walaupun dia belum mengenal Farrel seutuhnya, tetapi yang dihina itu adalah suaminya. Alifa tak terima suaminya dikatakan seperti itu. Alifa membalikkan badan dan mendekat, tatapannya nyalang pada gadis yang tersenyum mengejek itu. "Coba ulangi. Kamu tadi bilang apa?" tantangnya.Gadis tersebut mencondongkan tubuhnya menantang dan berbisik di depan muka Alifa. "Farrel itu bangsat, dia laki-laki bejat dan brengsek."Huh! Alifa tak sabar lagi. Dicengkeramnya kerah kemeja gadis itu. Dengan sekali sentakan, ditariknya kerah kemeja ke atas sehingga membuat gadis tersebut setengah tercekik."Coba teriak di depan aku! Teriak dan bilang seperti tadi!" sentaknya.Rupanya, insiden itu menarik perhatian beberapa mahasiswa yang baru datang. Mereka segera mendekat berusaha memisahkan keduanya. Alifa tidak peduli, dia hanya melirik sekilas pada mereka."Lif, sudah Lif!"Beberapa orang saling mengingatkan Alifa. "Lif, hentikan!""Pan
Read more
Part 17 Istri Selalu Benar
"Kenapa nggak dijawab, Mas? Siapa Adelia? Mantan?" cecar Alifa karena Farrel tidak kunjung menjawabnya.Farrel menoleh sekilas, selanjutnya kembali fokus mengemudi. Alifa yang sudah terlanjur kesal, memilih membuang pandangannya. Mereka tidak berucap apa-apa, sampai mobil Farrel berhenti di depan pintu pagar rumah cluster milik mereka. Alifa bergegas turun lebih dahulu dan membuka pintu pagar dengan kasar. Selanjutnya, dia memasuki rumah tanpa menghiraukan Farrel yang masih berada di dalam mobil.Alifa segera bergegas ke kamar dan menutup pintu dengan sedikit kasar. "Pasti selingkuhannya," gerutunya kesal sambil melemparkan tasnya ke tempat tidur.Alifa menarik nafas kasar, kemudian mengambil handphonenya di dalam tas. Dia bermaksud memesan ojek untuk membawanya ke rumah orang tuanya. Alifa tidak ingin diantar jemput Farrel lagi. Dia tidak ingin semakin banyak orang tahu jika dirinya menjadi istri seorang berandalan dengan image brengsek."Mau ke mana? Kan baru pulang?" tanya Farrel y
Read more
Part 18 I Love You, Fa
"Sudah, Mas Farrel mandi sana!" usirnya sambil mengambil alih kue dari tangan Farrel dan meletakkannya di atas meja. "Bau keringat," cibirnya kemudian dengan cengengesan.Farrel memutar bola matanya. Alifa kembali ke setelan pabrik. Judes, ketus, dan tanpa basa-basi. Tidak ada pilihan bagi Farrel, selain menurut. Dia melangkah ke kamar mandi karena memang tubuhnya lengket oleh keringat. Sedangkan Alifa, beranjak ke dapur mengambil piring kecil dan sendok.Sambil menunggu Farrel, dia memotong kue tersebut. Sesekali dia menghidu harumnya cokelat dan butter cream. "Enak nggak Fa, kuenya?" tanya Farrel yang keluar dari kamar mandi sambil mengusap rambutnya yang sedikit basah.Alifa tidak menjawab tetapi justru medekat dan menyuapkan potongan kue pada suaminya. Selanjutnya wanita itu tertawa cekikikan."Kenapa?" tanya Farrel heran.Alifa menggaruk tengkuknya salah tingkah. "He he, kan yang ulang tahun Mas Farrel, kenapa aku yang nyuapin? Kayaknya, salah tutorial romantisnya deh, Mas," jaw
Read more
Part 19 Kita Banyakin Saja Tanamnya
Farrel mengusap pipi tirus istrinya dan tersenyum. "Aku mencintai kamu, Fa," ulangnya. "Apa salah, seorang suami mencintai istrinya? Kenapa kamu seperti nggak percaya?" tanyanya.Alifa masih diam, dia menatap manik hitam suaminya. Berusaha menyelami kejujuran dari tatapan mata itu. Alifa pernah mendengar, bahwa seseorang akan bicara jujur ketika dirinya sedang tidak sadar. Farrel benar, tidak ada yang salah jika di antara mereka saling mencintai.Bukankah itu yang diinginkan Alifa beberapa hari yang lalu? Dia meminta Farrel belajar mencintainya. Namun, secepat itukah?"Secepat itu, Mas?" tanyanya ragu."Allah Maha Segalanya, Sayang. Tadinya, kita saling membenci, lalu dipertemukan dalam sebuah perjodohan. Siapa yang bisa menyangkanya, Fa? Tiga bulan lalu, kamu masih terlihat begitu benci sama aku. Padahal, kita nggak pernah bermusuhan. Terima kasih atas ide gila Mas Bintang dan Mbak Alisha.""Maaf," bisik Alifa di dada suaminya.Farrel tersenyum dan mencium puncak kepala Alifa, mendek
Read more
Part 20 Kalian Sembunyikan Apa Dariku?
Mereka segera menyelesaikan sarapannya. Kemudian bersiap melanjutkan aktivitas masing-masing. Farrel tetap pada pendiriannya. Mengantar jemput Alifa ke kampus. Tidak ada pilihan lain bagi Alifa selain menurut.Setiap hari, di sela kesibukannya, Farrel menyempatkan diri menjemput wanita itu. Laki-laki itu duduk di atas motor besarnya, memperhatikan interaksi Alifa dengan Zizi, Evita, dan beberapa temannya di tempat parkir."Duuuh, Pak Su, rajin amat.""Cepat Lif! Tuh, ditunggu sama suaminya!" seru Evita sambil menunjuk ke arah Farrel. Alifa mengikuti arah telunjuk Evita lalu mengangguk. "Ya, sudah aku duluan, assalamualaikum!" pamitnya. Alifa setengah berlari menuju ke arah Farrel."Ehem, tunggu, Lif!" panggil seorang laki-laki sambil menangkap tangan Alifa. Alifa menghentikan langkah dan menoleh pada laki-laki tersebut. Dia menepis kasar pegangan lelaki itu. Namun rupanya, pegangan itu terlalu kuat."Lepas!" Sentaknya.Alifa berusaha menarik tangannya, namun kembali gagal. Laki-laki
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status