Semua Bab Dinodai Sebelum Malam Pertama: Bab 491 - Bab 500
626 Bab
Bab 189 Terlibat masalah pelik
Sore itu lingkungan kampus mendadak sepi. Hanya segelintir mahasiswa yang hilir mudik keluar area kampus karena kuliah sudah selesai. Oleh karena itu tak ada satupun orang melerai Neng Mas yang tengah menghajar seorang anak mahasiswa. Entah apa penyebabnya. Yang pasti Neng Mas terlihat sangat murka padanya. Wajah lelaki itu sudah babak belur. Pipinya bonyok kena tonjok. Matanya memerah karena pembuluh darahnya pecah. Dari hidungnya mengucur deras darah merah segar. Pemuda itu tersungkur ke atas paving block dengan meringis memegangi perutnya. Benar-benar terlihat memprihatinkan. Jika terus dibiarkan nyawa lelaki itu akan melayang. Salwa langsung menyingkirkan tas ranselnya dan menghambur menghampiri Neng Mas. Ia harus segera menarik tubuh gadis itu sebelum ia semakin menggila. Masalahnya Neng Mas sama kuatnya dengannya. Lawan yang sebanding. Dalam kondisi seperti itu dinasehati takkan mempan. “Lepas, Wa!” Neng Mas memekik ketika Salwa menarik lengannya. Neng Mas sudah berdiri m
Baca selengkapnya
Bab 190 Empati yang tinggi!
Saat Salwa tengah terlibat masalah dengan seorang anak pengacara kondang, di tempat yang lain Kania pun tengah terlibat masalah. Hanya saja masalah ia hadapi bukan masalah dengan orang lain akan tetapi masalah dengan hati. Sudah seharian ia mengurung diri di kamarnya. Penyebabnya ialah kejadian kemarin sore. Betapa senang tak terperi Kania mendengar jika ke dua orang tuanya menyetujui hubungannya dengan Din. Kania akan menikah dengan pria yang ia cintai. Tentunya, hal tersebut adalah harapan semua wanita. Singkat cerita, Naufal dan Sahila sudah menyetujui hubungan mereka setelah kehadiran Aruni dan menerima nasehatnya. Sepulang mengajar di kampus, sore itu Kania bergegas pulang karena ia ingin menjenguk Din yang tengah sakit. Menurut rekan kerja sesama dosen, Din tidak masuk kampus karena sakit demam dan baru pulang dari rumah sakit untuk pemulihan. Kampus Universitas Prabu Agung Cakrabuana memiliki gedung yang sangat luas. Oleh karena itu, meskipun Kania dan Din mengajar di sana,
Baca selengkapnya
Bab 191 Sebuah pengorbanan
“Astagfirullah,” Beberapa kali Neng Mas mengusap wajahnya dan beristighfar. Setelah ia menunaikan sholat isya, barulah ia sadar apa yang telah ia lakukan tadi selama di kampus.Sebuah ingatan terlintas di kepala Neng Mas ketika ia bertemu dengan lelaki bernama Kevin.Flashback on“Kau tau, ternyata anak yang terkenal lugu itu menyimpan sisi gelap. Kau lihat saja berita! Makanya jangan sombong jadi anak!” ucap Kevin pada seorang teman lelakinya. “Maksudmu, si Acep Suracep itu? Argh, bener serius dia sniper? Kayaknya salah orang. Mana mungkin anak culun bisa jadi sniper!” sahut kawannya tertawa lepas sembari menutup mulutnya hingga terbatuk-batuk. “Gak mungkin! Kayaknya itu hoaks. Mungkin pelakunya orang lain, cuman nyari kambing hitam. Cari anak yang bloon.”“Serius! Asep Safruddin alias Acep pelakunya! Dasar anak gobl*! Pembunuh bayaran!” katanya ketika Neng Mas melewati mereka. Kevin sadar, Neng Mas berjalan melewatinya. “Lakinya bego dan crushnya juga sama-sama bego. Ough! Kasiha
Baca selengkapnya
Bab 192 Sebuah hukuman
Malam itu Neng Mas dan Kevin dipertemukan meskipun masalahnya sudah dianggap selesai berkat kesepakatan yang dibuat oleh Salwa dengan Kevin.Dengan terpaksa Neng Mas menepikan egonya untuk menyampaikan permintaan maafnya kepada Kevin dan ibunya. Kebetulan, ayahnya Kevin sedang berada di luar kota.“Saya minta maaf Kevin dan Tante,” ujar Neng Mas dengan patah-patah.Alih-alih merespon Neng Mas, ibunda kevin berkata dengan nada mengejek. “Jadi ini preman kampus modelan ukhti? Cih! Kok bisa ya …” sindir ibunda Kevin sembari memindai penampilan Neng Mas dari atas ke bawah lalu dari bawah ke atas seperti tengah melihat penampakan.“Mohon maaf, Bu, tolong jangan menghina santri kami. Gadis ini punya nama. Neng Mas. Jangan samakan dengan preman di jalanan.”Ustaz Baihaqi memasang badan untuk membela santrinya. Bagaimanapun, ia harus melindungi mereka dan menjaga kehormatan mereka.Dalam hal ini, Neng Mas juga tak sepenuhnya salah. Pemantik perkelahian ialah perkataan Kevin sendiri.Setelah m
Baca selengkapnya
Bab 193 Stalker
“Sayang, kau dapat dari mana bando ini? Perasaan Ibu belum pernah beliin bando mahkota model begini,” ujar Nuha mengerutkan hidungnya kala melihat Farah memakai bando di kepalanya. sebuah bando berbentuk crown berwarna silver yang berkilauan. Tangannya terulur menyentuh mahkota itu dengan penuh telisik.Seingat Nuha karena Farah sudah dibiasakan menggunakan jilbab di luar rumah, ia sudah jarang membelikannya bando. Ia hanya membelikannya ikat rambut dan jepit warna-warni. Itupun sudah jarang dipakai karena Farah lebih senang ketika rambutnya diikat ekor kuda saat di rumah. Sehingga Nuha hafal betul semua aksesoris yang dikoleksi oleh putrinya.“Lupa kali, Mbak,” sambung Bik Ningsih yang berada di belakang Nuha. “Mbak Kania ‘kan sering ngirim aksesoris. Ada satu kardus besar malah belum dibuka sama sekali.”“Aku sampai lupa. Benar juga Bik. Kania memang suka membelikan pakaian lucu dan printilan aksesoris buat Farah.”Nuha mengiyakan perkataan Bik Ningsih. Namun ia menjadi teringat Ka
Baca selengkapnya
Bab 194 Terdampar di tempat terasing
Salwa mendesah pelan ketika melihat sosok wanita muda berpakaian minim bahan tengah duduk ongkang-ongkang kaki di atas sofa berbahan kulit sintetis di dalam ruang tamu unit apartemen milik Kevin.Ia baru mendapat kabar jika Kevin sudah berangkat ke Korea dua hari yang lalu. Pantas saja, meskipun apartemen kosong tetapi berantakan karena memang ditinggali oleh seseorang.Hari ke empat membersihkan unit itu barulah terlihat biang keladi yang membuat apartemen berantakan. Seorang gadis yang ternyata pacarnya Kevin.Gadis berambut curly itu memindai Salwa dari pucuk kepala hingga ujung kaki seakan tengah menggali informasi siapakah gadis di depannya ini.‘Pasti anak mahasiswi miskin yang dapat beasiswa.’ Perempuan itu bermonolog dalam batinnya.“Anak Cakra?” todongnya dengan menyilangkan kakinya hingga bagian celana dalamnya ikut mengintip.“Anak Aruni,” jawab Salwa dengan santai sesantai hidupnya menjalani hukuman Kevin.Gadis itu mendecih setelah memalingkan wajahnya.“Mon, maaf, permi
Baca selengkapnya
Bab 195 Kesalahpahaman
“Maaf kau tak usah khawatir. Bibik loh yang mengganti pakaianmu. Soalnya kau, um, ...” Raja berkata dengan agak canggung. Ia bermaksud mengatakan jika gadis itu tengah kedatangan tamu bulanannya hingga membuat pakaiannya basah kebanjiran darah menstruasi. Namun ia malah merasa malu membahas hal sensitif tentang kewanitaan.Sewaktu Raja pulang berkendara dari Jakarta ia melihat Salwa yang tengah pingsan di halte kosong. Kebetulan saat itu tiba-tiba ia menerima panggilan telepon dari karyawannya sehingga mau tak mau ia harus menepikan mobilnya ke tepi jalan. Dan, saat itulah ia melihat gadis itu tergolek di atas paving block. Ia pun membawanya pulang.“Oh, maaf, aku sudah suudzon. Makasih sudah menolongku, Ka,” ucap Salwa merasa canggung. Ia menurunkan pandangannya, berupaya mengelola perasaannya yang berkecamuk. Bagaimanapun, ia terbangun di kamar seorang lelaki…Kalau cerita di novel online biasanya seorang wanita terbangun di kamar seorang pria asing dan terjadilah apa yang disebut
Baca selengkapnya
Bab 196 Bermalam di kamarmu
“Ough!” Belum sempat Salwa menjawab pertanyaan Daniel soal mengapa ia mengunjungi sebuah apartemen, ia merasakan kepalanya berdenyut. Tak terasa darah menetes di pelipisnya karena saking keras ia terbentur ujung meja nakas yang runcing.Saat gadis itu mulai kehilangan kesadarannya, ia hanya mendengar dengungan Daniel yang tengah bicara tak jelas.“Sally, Mas harap kau jangan bepergian sendiri. Apalagi malam hari. Bahaya, Sayang!”Daniel terus bicara karena merasa Salwa tak menanggapinya. Ia memandang lurus ke arah jalan. “Mas sangat khawatir, Sayang. Mas takut sekali Raja melakukan sesuatu yang buruk padamu.”Merasa tak mendapat tanggapan, Daniel mendengus kasar dan menoleh ke kursi penumpang. Salwa sudah tak sadarkan diri. Kepalanya terkulai ke sisi jendela dengan darah yang mengaliri wajahnya.“Oh, no! Sally!” pekik Daniel merasa panik. Karena perbuatannya Salwa menjadi korban.“Sally bangun!” gumam Daniel mengusap wajahnya dengan tisu. Ia syok melihat darah itu menetes.Ia pun lan
Baca selengkapnya
Bab 197 Terkepung
“Sudah bangun Princes?” sambut Daniel ketika melihat Salwa baru saja bangun jam delapan pagi. Ia sudah terlihat lebih baik dan segar.Daniel tersenyum menatapnya, memindai penampilannya. Gadis itu memakai hoodie dan celana training miliknya sebab pakaian Kinan tak ada yang muat. Adapun penutup kepala yang digunakan milik Mbok Tinah.“Lihat apa?”Merasa diperhatikan dengan cara yang aneh, gadis bermata sembab itu memicingkan matanya menatap pemuda yang sudah terlihat cemerlang. Daniel sudah mengenakan outfit ke kantor.Beberapa detik tatapan mereka bersiborok, mengagumi keindahan masing-masing.Buru-buru gadis itu memutus tatapan lebih dulu. Mengapa semakin hari semakin tampan. Daniel Dash terlihat semakin dewasa.“Mas sedang melihat calon istri Mas.”Daniel menarik sudut bibirnya kemudian menarik lengan gadis itu.“Mau kemana?” sahut Salwa panik seperti kebiasaan. Daniel suka menarik lengannya agar ikut dengannya.“Sarapan!” serunya dengan sumringah.Daniel mengajak Salwa menikmati sa
Baca selengkapnya
Bab 198 Penyelamatan yang ...
Beberapa hari ini Neng Mas tidak bisa tidur dengan pulas. Ia selalu gelisah saat tidur dan terkadang bermimpi buruk tentang Acep.Barangkali penyebabnya ialah ia masih kepikiran Acep dan belum mengikhlaskan kepergiannya sehingga alam bawah sadarnya secara tidak langsung mengundang kehadiran pria lugu itu seingatnya. Yang ia tahu Acep seorang anak baik dan tak neko-neko.Setiap kali melihat surat darinya, tak kuasa ia menahan bulir air matanya yang luruh. Karena terlalu fokus pada diri dan perasaannya, Neng Mas sudah jarang berbagi kisah dengan sahabatnya. Mereka hanya berbincang seperlunya. Bukan karena Salwa tak mengajaknya bicara atau dengan sengaja mengabaikannya, namun Neng butuh ruang privasi sendiri; mengatasi kesedihannya.Salwa mulai memahami perasaannya. Tak mudah ditinggalkan orang yang tersayang. Ia pun pernah merasakan kehilangan orang tersayang. Sepeninggal Abi Hilal ia begitu tenggelam dalam kesedihan.Namun setelah mendapat telepon dari Daniel Dash, Neng Mas mendadak sy
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
4849505152
...
63
DMCA.com Protection Status