Semua Bab Dinodai Sebelum Malam Pertama: Bab 511 - Bab 520
626 Bab
Bab 209 Ada setan!
Daniel Dash memeluk Raja dengan penuh kehangatan. Ia datang ke kediaman ke dua orang tuanya karena merasa bersalah telah menghajarnya. Benar apa yang dikatakan oleh kekasihnya jika perbuatannya berimbas pada cafe yang dikelola bersamanya. Setelah kejadian itu Raja tidak terlihat di cafe nya, menurut karyawan yang melapor. Sementara itu Daniel Dash langsung main hajar tanpa meminta penjelasan terlebih dahulu.Raja melepas lebih dulu pelukannya. Tatapannya terpacak pada wajah Daniel yang bengkak.“Kau kenapa?” tanya Raja penasaran.Daniel Dash mendaratkan bokongnya kembali di atas sofa. “Aku habis dikeroyok geng motor Slytherin. Kau tak dengar berita?”“Serius? Aku kira bukan kau. Aku tak fokus menonton beritanya.”Raja berusaha menormalkan perasaannya. Ia pun turut duduk di seberangnya dengan perasaan yang agak gusar.“Aku, Huda dan Romi dikeroyok. Bermula gara-gara berurusan dengan si Kevin. Ceritanya panjang! Yang pasti si Kevin mengundang geng motor Slytherin-yang merupakan sepupun
Baca selengkapnya
Bab 210 Gara-gara hutang
Salwa menggaruk kepalanya yang tak gatal. Tanpa merasa berdosa ia melebarkan senyumannya yang justru semakin membuat Daniel terpesona akan tingkah lucu nya.Gadis cantik bertubuh seksi tersebar di mana-mana dan dengan sukarela menghampirinya. Namun gadis yang unik dan menarik itu hanya ada pada gadis itu. Gadis yang berseragam putih-abu-abu dan yang memanggilnya Mister saat pertemuan pertama mereka.Daniel takkan pernah melupakan masa-masa itu. Ia memboncengnya dengan sepeda miliknya. Rasanya waktu bergulir cepat, siapa sangka gadis cantik, cerewet dan galak itu akan menjadi belahan hatinya.“Mister! Melamun? Tak mungkin Mister marah ‘kan? Secara Mister ‘kan pemaaf dan tidak sombong,” imbuh Salwa berusaha mengendalikan situasi. Ia juga tak mau melihat Daniel marah. Seingatnya sejauh ini Daniel marah saat cemburu saja. Selebihnya ia memperlakukannya seperti seorang tuan putri.“Aku marah! Itu namanya apa Neng? Kalau ngomongin orang di belakang?” tanya Daniel melihat Neng Mas yang te
Baca selengkapnya
Bab 211 Penyelidikan
Salwa bisa merasakan aura ketegangan yang terjadi di antara Daniel Dash dengan Haji Usman. Bukan perkara Daniel tak bersedia membayar jasa service motor milik Kang Mamat-yang dipakai oleh Salwa namun merasa Haji Usman telah mempermainkan harga.“Mas, serius, memang harga onderdilnya mahal! Oli, ban, knalpot dan lain-lain.”Haji Usman menjelaskan dengan ngotot. Lama kelamaan Daniel malas ribut mana bekas operasi kecil masih terasa sakit, lengannya baru saja dijahit. Ia ingin segera pulang dan istirahat. Namun sedari tadi ia berusaha bersikap baik-baik saja padahal menahan rasa sakit luar biasa.“Ini! Aku tak punya uang cash, aku TF!”Daniel langsung meminta Riko untuk mentransfer sejumlah uang pada rekening H Usman.“Lunas! Calon istriku tidak punya hutang padamu!!’ ucap Daniel bernada tegas, membuat bulu kuduknya berdiri meremang. Aura badboy terlihat jelas dari wajah lelaki itu. Ia menunjukan bukti TF melalui ponselnya.“Makasih, Mas sudah dilebihkan,” sahutnya dengan tertawa puas. A
Baca selengkapnya
Bab 212 Ide gilak Salwa
“Sudah baikkan?” tanya Anggara ketika melihat Daniel ikut memasuki elevator yang sama menuju ruang Chief Executive Officer. Daniel menoleh dan hanya mengangguk. Tatapan Anggara tertuju pada lengan Daniel yang masih dibalut perban. “Ulah geng motor Slytherin.” Daniel seolah tahu isi kepala Anggara yang terus memperhatikannya. Diam-diam setiap orang seringkali memperhatikannya yang memang mencuri atensi. Daniel Dash merasa tidak nyaman akan hal itu. Menatap orang itu tidaklah sopan. Hening. Mereka kembali diam tanpa saling bercengkrama hingga tak terasa elevator sudah berhenti tepat di lantai di mana Darren Dash berada. Ting! Pintu lift khusus terbuka. Anggara membiarkan Daniel Dash berjalan lebih dulu. Mereka pun memasuki ruangan CEO setelah menekan intercom. Tampaklah keluar seorang pria berwajah Chindo dan perempuan muda berpenampilan seksi dari ruangan sang CEO. “Mas, tadi siapa?” tanya Daniel langsung duduk di sofa. “Pemilik PT Nugraha Corp. Mereka ingin menjual perusahaa
Baca selengkapnya
Bab 213 Dunia terbalik
Sepulang dari kantor, Daniel langsung pergi menuju kediaman Koko Jimmie diantar oleh Darren Dash. Ia tak pernah lupa untuk ikut belajar mengaji di sana. Ia juga sudah mulai membaca mushaf alquran meski masih terbata-bata.Guru mengajinya masih sama Ilham yang menggantikan Ustaz Rahman-sang ayah.Daniel sempat mandi dan membersihkan diri di tempat pribadi ruangannya di kantor. Sehingga ia sudah dalam keadaan siap saat belajar. Tubuhnya bersih dan wangi. Ia terlihat tampan mengenakan setelan kurta Turki. Siapapun akan pangling saat melihatnya. Termasuk sang kakak yang sedari tadi mencuri pandang melihat adiknya yang memiliki aura cemerlang.Darren Dash masih merasa jika perubahan adiknya itu seperti sebuah mimpi. “Mas, aku turun di sini! Nanti Pak Li yang jemput!” ucap Daniel meminta diturunkan di depan kediaman Koko Jimmie. Sore itu ia diantar pulang oleh kakaknya. Darren Dash menyetir mobil sendiri. Daniel Dash belum diijinkan mengendarai mobil sendiri karena luka di tangannya masih
Baca selengkapnya
Bab 214 Curiga
“Kau dipecat Vio! Di manapun kau bekerja takkan ada lagi yang mau menerimamu. Camkan itu!” peringat wanita cantik berpenampilan glamor. Rupanya sebuah keputusan yang keliru, Daniel barusaja memarahi pemilik kedai itu.Usut punya usut, Violeta menumpahkan es krim yang dipesan oleh pemilik kedai. Semua orang tidak tahu jika wanita itu pemiliknya. Hanya karyawan kedai yang mengetahuinya.Daniel Dash cukup tersentak mendengar kalimat wanita itu. Ia berniat ingin membela harkat dan martabat gadis itu tetapi tindakannya justru memantik amarahnya. Alhasil pemilik kedai memecat tidak hormat Violeta karena masalah barusan.Daniel menatap sinis pada wanita itu kemudian beralih, menoleh pada Violeta yang terlihat menyedihkan. Gadis itu tampak kurus dengan kulit yang tak terawat. Gadis itu menangis karena harus dipermalukan dan dipecat pada hari pertamanya bekerja. Ia menatap nyalang Daniel Dash!“Puas kau! Kau sudah berhasil menghancurkan hidupku! Hidup keluargaku! Papaku masuk penjara! Mama ma
Baca selengkapnya
Bab 215 Drama India
Kabar mengenai Violeta mengalami kecelakaan sudah sampai ke telinga Evan. Kebetulan salah satu teman Evan bertugas di rumah sakit di mana Violeta dirawat.Dengan langkah mendugas, Evan mengayunkan kakinya menuju ruang recovery. Saking terkejut ia masih memakai seragam dokternya dengan stetoskop yang masih mengalung pada lehernya. Ia syok mendengar telepon dari temannya beberapa waktu yang lalu. Tepatnya sekitar pukul dua belas malam, Evan tiba di rumah sakit tersebut setelah mengebut selama di perjalanan.“Di mana Violeta sekarang?”Dengan nafas yang memburu, Evan mengguncang lengan temannya.“Violeta sudah menjalani operasi. Sekarang dia berada di ruang recovery. Dia masih belum sadarkan diri karena pengaruh anastesi.”Teman Evan berbicara dengan cukup tegang. Pasalnya kondisi Violeta rupanya lebih parah usai menjalani operasi. Namun ia takkan mengatakan apapun pada Evan sekarang, mengingat dirinya tidak memiliki kapasitas untuk menjelaskan kondisi pasien yang ditangani oleh dokter l
Baca selengkapnya
Bab 216 Gadis yang pemaaf
Salwa berlari terburu-buru setelah mengambil buku miliknya yang dipegang Neng Mas. Ia akan mengembalikan buku yang ia pinjam dari perpustakaan daerah.Daniel hanya mendengus kesal menatap kepergian gadis itu yang langsung tenggelam dalam kendaraan umum.“Neng, Sally mau kemana?” tanya Daniel pada Neng Mas yang tengah bersenandung lirih-mengejek mereka dengan caranya.Setiap kali melihat mereka, Neng Mas bersyukur menjadi jomblowati.“Perpus,” jawab Neng singkat, jelas dan padat kemudian ia pun sudah berlari menjauh menuju kendaraan umum lainnya yang berlawanan arah dengan sahabatnya.Daniel tak terima diabaikan seperti itu. Ia sudah mengirim pesan namun semua hanya terlihat ceklis satu. Ia juga tak bisa menghubunginya. Dugaannya nomor ponselnya diblokir. Salwa kalau sudah marah menyeramkan.Bukan Daniel namanya jika tidak bisa memaksakan kehendaknya. Ia menyusul Salwa hingga ke perpustakaan daerah.Tanpa ba-bi-bu apalagi za-zi-zu, Daniel langsung memasuki area perpustakaan dengan cele
Baca selengkapnya
Bab 217 Empati
Mata gadis itu sedikit demi sedikit membeliak. Pengaruh obat bius sudah hilang, kini ia sepenuhnya sadar. Kepalanya berdenyut sakit begitupula sekujur tubuhnya.Hal pertama yang menyambutnya ialah tatapan wajah teduh Evan. Senyuman hangat pria berwajah Chindo itu membuat Violeta merasa lega, meskipun ia masih terkejut karena tiba-tiba saja ia sudah terbangun di dalam sebuah ruangan serba putih. Namun ia bersyukur masih ada seseorang yang berada di sisinya. Evan Alexander-sepupunya. Satu-satunya orang yang tidak meninggalkannya.“Aku …” lirihnya dengan suara yang agak tersendat. Ia meneguk salivanya yang terasa kering.“Kau berada di rumah sakit, Vio. Semalam kau mengalami kecelakaan. Sebuah bus menabrakmu. Pengendara itu mabuk dan tewas di tempat. Beruntung Daniel menyelamatkanmu, Vio. Dia membawamu ke sini bahkan menangani semua urusan administrasi rumah sakit. Ternyata pria yang kau anggap musuhmu-keji itu masih punya nurani menolongmu.”Evan mengatakan itu dengan berat hati. Menepi
Baca selengkapnya
Bab 218 Misi tergilak
Salwa tidak akan memaksakan dirinya untuk bertemu Violeta jika memang Violeta tidak bersedia menerima orang yang besuk. Pasti, Violeta belum siap dengan kondisinya saat ini. “Sekarang mau kemana?” tanya Daniel pada Salwa yang berjalan bersisian dengannya.“Pulang,” jawab Salwa dengan wajah bad mood.“Mister, kasihan Violeta. Aku gak kebayang jadi Violeta. Apa mungkin ya … aku gantung diri, loncat dari gedung lantai dua atau nabrakin diri ke kereta api! Beban hidupnya berat banget,” ungkap Salwa membuat Daniel tersenyum hangat mendengar kata-katanya yang sering ceplas-ceplos.“Hus! Kalau ngomong jangan sembarangan! Bukankah bunuh diri itu dosa!”Daniel mengusak kepalanya yang langsung mendapat delikan tajam dari gadis bertahi lalat itu.“Kenapa sih suka pegang kepala? Kerudungku kusut tau! Aku juga bukan kucing,” sewot gadis itu langsung menghentikan langkah kakinya tepat di depan kaca jendela ruangan pasien. Ia membenahi kerudungnya yang sudah tak terhitung banyaknya diusak oleh Dani
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5051525354
...
63
DMCA.com Protection Status