Semua Bab Dinodai Sebelum Malam Pertama: Bab 531 - Bab 540
626 Bab
Bab 229 Pasar malam
Sore itu sekitar pukul lima sore, Daniel dan Salwa tengah berada di depan gerbang rumah kontrakan Irene. Mereka berada di sana karena berniat akan menjemput Irene dan Inez untuk pergi ke pasar malam.“Sal,” seru Daniel lembut pada Salwa. Ia tengah merangkai kata agar tidak salah dalam menyampaikan pesan-pesan kawannya yang membatalkan pergi ke pasar malam hari itu. Bukan tanpa alasan, suasana hati Salwa saat ini mirip roller coaster. Ia tengah mengalami mood swing. Daniel seperti sedang menghadapi gadis itu yang tengah mengalami masa siklus period nya.Salwa hanya menatap jendela, melihat pemandangan gedung-gedung dan pertokoan yang berada di pinggir jalan dan tak banyak bicara. Biasanya gadis itu banyak bicara, apa saja ia ceritakan. Ketika Daniel memanggilnya, gadis berjilbab biru tua itu langsung memutar lehernya dan menelengkan pandangannya pada Daniel.“Ap-pa?” “Sally,” ucap Daniel terjeda, ia pasti mengira jika Salwa akan membatalkan kepergian mereka ke pasar malam karena yan
Baca selengkapnya
Bab 230 No dating!
Malam itu telah terjadi kesalahpahaman. Ustaz Baihaqi berkunjung ke pasar malam karena mendapat laporan dari rois santri bahwasanya ada santri baru-anak aliyah yang belum pulang ke pondok, beralasan mengerjakan tugas namun ternyata main ke pasar malam. Oleh karena itu ia mulai berpatroli dan mendisiplinkan anak santri Babussalam yang mulai melakukan pelanggaran. Beberapa anak santri dititipkan di pondok karena ke dua orang tua mereka tidak sanggup dalam mendidik mereka yang susah diatur, akibat terbawa pengaruh arus lingkungan dan pertemanan yang buruk. Sehingga tak ayal, jika ada tabiat buruk para santri yang masih dibawa ke pondok. Ustaz Baihaqi digadang-gadang kelak yang akan menjadi penerus pemimpin pondok sebab ia memiliki dedikasi yang tinggi dan komitmen yang kuat untuk memperbaiki akhlak para santri. Malam itu ia menciduk beberapa santri-pelajar aliyah yang diam-diam main keluar pondok saat malam hari. Sebelumnya, ia menghukum Salwa Salsabila dan Neng Mas karena kedapatan be
Baca selengkapnya
Bab 231 Dikerjai Bestie
Salwa bernafas lega. Rupanya Farah melakukan video call bukan ibunya. Gadis bermanik mata hazel itu menggunakan ponsel ibunya. Jika Mariyam Nuha yang melakukan video call bisa merepotkan. Salwa akan diinterogasi.Farah banyak bertanya apa yang dilakukan oleh om dan tantenya saat keluar. Salwa menjawab mereka hanya berjalan-jalan dan membeli jajanan. Memang betul hanya itu yang mereka lakukan. Mereka pergi sebentar ke pasar malam karena kehadiran Ustaz Baihaqi.Salwa menutup sambungan video call dari Farah. Ia merasa tenang. Meskipun mereka jalan berdua di tempat umum, Salwa merasa bersalah sebab posisi mereka kini sudah berubah status dari adik ipar menjadi calon istri. “Aku kira Teh Nuha,” gumam Salwa menaruh ponselnya ke dalam tas selempangnya.“Sally, takut ya sama Teh Nuha?” tanya Daniel penasaran.“Enggak, Mister. Aku cuma gak mau aja Teh Nuha cepuin ke Ummi. Males!! Diomelin,” sahutnya dengan mencebikkan bibirnya.Ia kembali mengambil plastik berisi arum manis. Ia mencubitnya d
Baca selengkapnya
Bab 232 Kondangan Ilham
Suasana terasa hening dan canggung sejak kedatangan Daniel Dash ke meja di mana dua pasang kekasih sedang bercengkrama. Bukan bercengkrama biasa akan tetapi sedang menggunjing Daniel Dash.“Orang yang dighibahi datang, Gaes!”Romi terbelalak saat melihat kedatangan Daniel ke sana.Daniel mengambil tempat duduk di samping Huda sembari menatap sahabatnya bergantian. Seketika lidahnya mendecak pelan.“Bukannya lo pergi ke pasar malam?” tanya Romi berbasa-basi. Pada intinya, ia berupaya untuk menenangkan Daniel. Sebagai sahabat yang sudah mengenalnya selama bertahun-tahun lamanya, ia mengenal betul karakter Daniel yang temperamen. Namun ia tidak terlalu risau sebab ia tahu semenjak Daniel memiliki hubungan yang khusus dengan Salwa, kadar temperamennya berkurang.“Udah dong!” jawab Daniel ketus. Romi bernafas lega mendengar responnya meskipun terkesan ketus tetapi tak sampai marah-marah sesuai ekspektasinya. Ia malah cenderung terlihat tenang, kendati seraut kesal tergurat tipis di wajahny
Baca selengkapnya
Bab 233 Kado haram
Salwa tak pernah menyimpan nomor seorang lelaki jika tidak memiliki kepentingan. Ia hanya menyimpan nomor lelaki seperti; teman kuliah, santri, dosen atau dokter. Ia cukup terkejut ketika mendengar Raja meminta nomor teleponnya. Apakah ada kepentingan?Karena merasa tidak memiliki kepentingan, gadis itu menolak dengan sopan. “Maaf, Kak Raja, tak bisa,” imbuh Salwa to the point. Ia beringsut dari duduk dan memutuskan keluar untuk menjemput Neng Mas yang sudah menunggunya di depan tempat parkir. Baru saja gadis berwajah babyface itu mengirim pesan pada ponselnya. Salwa bisa melihat notifikasinya lewat jendela pop up di layar ponselnya.Raja mengulum senyum dan merespon perkataan Salwa. “Mohon maaf, jangan salah paham! Keponakanku ingin kuliah di fakultas kedokteran Universitas Prabu Agung Cakra Buana. Aku tidak tahu menahu soal itu. Jadi, aku ingin memberikan nomormu padanya. Aku hanya teringat, jika Salwa-tunangannya Daniel Dash kuliah di sana bahkan mendapat beasiswa.”Salwa menggar
Baca selengkapnya
Bab 234 Menahan emosi
“Ummi, sepertinya bagus konsep outdoor seperti ini buat konsep pernikahan Salwa dan Daniel.”Nuha mengedarkan pandangannya ke segala arah, mengagumi indahnya dekorasi pesta pernikahan Ilham-Shafiyah.Aruni mencoba melakukan hal yang sama, mengamati setiap sudut acara resepsi itu. “Boleh juga, meskipun modern tetapi dilakukan secara syariat. Ikhwan dan akhwat dipisah. Gak usah terlalu mewah, cukup mengundang orang-orang terdekat.”“Ya gak bisa begitu Ummi, Mama Kinan dan Daniel seleranya tau sendiri,” imbuh Nuha dengan kekehan kecil. “Eh, Kania sudah datang belum Mi?” “Ummi baru datang, Nak. Emang janjian jam berapa?”“Katanya tadi di jalan,” Nuha dan Aruni kini berada di meja sedang menikmati hidangan pesta.“Mami Kinan dan Daniel belum datang?” tanya Aruni.“Mami Kinan gak ikut, Ummi. Katanya Daddy kambuh lagi. Jadi sama Daniel aja perwakilan.”Nuha mengatakan itu saat melihat isi pesan dari ibu mertuanya.“Ibu, aku ketemu Yusuf!” ujar Farah tiba-tiba berlari ke arah mereka. Ia dud
Baca selengkapnya
Bab 235 Bule nyasar
Daniel tergopoh-gopoh saat tiba di acara pesta pernikahan Ilham-Shafiyah karena ia tiba di sana sudah jam sembilan malam. Mungkin keluarganya sudah lebih dulu datang ke sana dan kembali pulang. Saat kakinya menginjak pelataran pesta, matanya yang tajam beredar bukan mencari pengantin akan tetapi mencari calon istrinya. Ia berharap gadis bertahi lalat belum pulang. Hanya melihatnya ia merasa tenang dan penuh semangat dalam menjalani hari-harinya. Begitulah perasaan seorang badboy saat merasakan benar-benar jatuh hati pada seorang gadis. Beberapa wanita mulai usia muda dan tua berbisik-bisik dan tersenyum kala melihat seorang pemuda blasteran dalam balutan kemeja batik yang mencetak tubuhnya berjalan wara-wiri seperti tengah mencari seseorang. “Hei, siapa dia? Ganteng banget! Ternyata kawannya Ustaz Ilham ada yang kayak gitu.” Salah satu wanita muda berbincang pada temannya. “Ganteng banget! Ih, kasihan, kasih tau dia! Dia salah masuk barisan,” sahut kawannya yang lain seraya mena
Baca selengkapnya
Bab 236 Obsesi
Pesta pernikahan Ilham dan Syafiyah telah usai. Kini semua keluarga baik dari mempelai pria maupun dari mempelai wanita kembali kediaman masing-masing kecuali pengantin yang memilih menginap di resort di mana mereka mengadakan acara. Sebuah ruangan president suit telah dihias untuk menjadi kamar pengantin.Suasana terasa canggung bagi sepasang pengantin yang baru disatukan dalam ikatan suci itu. Mereka tidak dekat sebelumnya dan hanya terikat hubungan seorang guru dan santrinya.Shafiyah duduk di atas ranjang dengan perasaan yang berdebar-debar. Perkataan Salwa Salsabila masih terngiang-ngiang di telinganya. Ia menjadi takut ketika Ilham akan meminta haknya sebagai seorang suami. Awalnya ia begitu antusias menyambut malam itu. Namun mengingat Ilham masih mencintai Salwa Salsabila, ia menjadi merasa takut dan tak ingin menyerahkan dirinya ketika di hati suaminya masih bersemayam nama wanita lain.“Kenapa tak mandi? Kau mau tidur pake gaun?” Ilham keluar dari kamar mandi dalam balut
Baca selengkapnya
Bab 237 Salwa yang posesif
Di kamar asrama, saat ini Salwa dan Nuha tengah istirahat sepulang kampus. Mereka pulang lebih awal, karena salah satu dosen berhalangan hadir.“Kenapa kau melamun?” tanya Neng Mas melihat sahabatnya diam lama dengan menopang sebelah tangannya di atas meja belajar. Biasanya gadis itu terlihat ceria. Namun hari itu ia seperti tengah menyimpan sesuatu yang mengganjal pikirannya.“Um, aku merasa aneh dengan sikap Kak Raja.”Salwa memutar tubuhnya dan menghadap Neng Mas yang tengah tengkurap di atas karpet bulu. Sesekali gadis bertubuh berisi melakukan gerakan macam renang.“Ka Raja temannya Mas Daniel?” tanya Neng Mas menimpali karena ia memang tidak tahu persis siapa pemuda tadi yang mengobrol dengan sahabatnya.“Masa kau tak ingat, Kak Raja itu masih sepupu Kak Romi itu lo,” tukas Salwa berdiri dari tempat duduknya dan ikut bergabung dengan sahabatnya di bawah. Ia ikut merebahkan tubuhnya di samping sahabatnya. Namun posisi gadis itu terlentang, menatap nanar langit-langit kamar pondok
Baca selengkapnya
Bab 238 Ada yang merindu
Rasanya Daniel kehilangan kewarasannya ketika ia tak bisa bertemu dengan calon istrinya dalam waktu yang cukup lama. Pemuda bergaya rambut undercut itu tengah disibukan dengan proyek barunya--membangun real estate di ibukota. Biasanya Daniel akan pulang dalam seminggu sekali, mendatangi Salwa saat berada di kampus sebab akan sangat sukar jika Daniel ingin menemuinya langsung. Kuliah kedokteran menyita sebagian besar waktu kekasihnya.Namun sudah hampir satu bulan ia tidak pulang ke kota hujan karena sibuk mengurus proyek, mengawasinya di lapangan dan mengurus coffee shop yang sudah mulai berkembang baik.Siang itu, Daniel tengah duduk di kursi kebesarannya. Ia harus menuntaskan pekerjaannya jika ia ingin menemui kekasihnya. “Pak Daniel, ini dokumen yang Bapak minta.”Sekretaris muda-yang kini sudah berpakaian sopan menyerahkan tumpukan dokumen perjanjian penting pada atasannya. Kehadirannya mengusik pikiran Daniel yang berkelana.Seketika indera penciuman Daniel yang tajam bisa meng
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
5253545556
...
63
DMCA.com Protection Status