All Chapters of Dinodai Sebelum Malam Pertama: Chapter 551 - Chapter 560
625 Chapters
Bab 249 Mencuri ciuman
“Bagaimana menurutmu, Mbak? Apakah cocok dengan kamarnya? Saya sudah melakukan renovasi besar-besaran, Mbak. Saya menggabungkan empat kamar menjadi satu kamar khusus untuk Mbak Salwa.” Seorang pemuda berbicara dengan logat Jawa kental, menjelaskan dengan detail ruangan yang akan ditempati oleh Salwa dan Neng Mas selama magang di perusahaan anak cabang PT JD Group di Jakarta. Salwa mengedarkan pandangannya sembari menyimak dengan seksama penjelasan karyawan itu dengan perasaan campur aduk. Bagaimana tidak, satu sisi gadis berjilbab lavender itu merasa senang bisa mendapatkan tempat tinggal mewah karena konsep dan desain interiornya dibuat mirip seperti hotel. Namun sisi lain, ia merasa apa yang Daniel lakukan berlebihan. Masalahnya saat ini Salwa juga sebagai bagian dari pegawai yang magang dan memiliki status yang sama dengan pegawai lain-yang tinggal di mess yang sama. “Woahhhh! Bagus sekali, Mas. Saya suka sekali! Pertahankan pekerjaan Anda, Mas!” Neng Mas mewakili Salwa berko
Read more
Bab 250 Prasangka?!
“Apakah kau yakin dengan keputusanmu?” tanya Evan harap-harap cemas. Pasalnya, kondisi Violeta yang lumpuh bisa menjadi bahan bully-an orang yang melihatnya. Apalagi Evan tak bisa selalu menemaninya. Saat ini Evan masih mengikuti program internship kedokteran di salah satu rumah sakit swasta kota Bogor. Sementara itu perawat yang biasa merawatnya hanya datang saat pagi dan sore hari.Violeta mau tak mau harus belajar mandiri untuk tetap hidup normal selama kakinya lumpuh. Ia harus melakukan segala sesuatu sendiri. “Aku yakin, Van! Kalau aku mengandalkan Suster terus aku jadi keenakan. Aku sembuhnya lama. Aku malas dan hanya berdiam diri mengandalkan bantuan,” sahut Violeta dengan penuh keyakinan.Meskipun Violeta berbicara cukup meyakinkan dan percaya diri, Evan tak lantas percaya. Ia tetap merasa khawatir jika terjadi sesuatu pada sepupunya itu. Evan sudah menganggap gadis itu seperti adik kandungnya sendiri.“Evan, please! Aku hanya menyelesaikan tahun terakhir kuliah, Van! Hanya s
Read more
Bab 251 I love you
Malam itu usai pengajian rutin keluarga di pondok, seluruh keluarga Kiai Umar satu per satu pergi berpamitan ke rumah masing-masing. Kecuali seorang wanita, cucu menantu yang lebih memilih terakhir pulang dari pondok karena ia ingin bicara dengan Kiai Umar, Ustaz Rahman dan Ustazah Aliya. Ia ingin meminta maaf atas kekisruhan yang disebabkan olehnya. Wanita berjilbab biru itu duduk dengan menunduk dalam, menepikan egonya untuk memohon ampunan dan kata maaf pada keluarga yang telah berbuat baik pada mereka. “Abah, Abi dan Ummi, saya mau meminta maaf atas kesalahan dan kekhilafan yang telah saya perbuat pada kalian. Maafkan saya, karena saya telah dibutakan hawa nafsu dunia. Mencintai Kang Ilham melebihi cinta pada sang pemilik Cinta. Sehingga saya melakukan apapun demi mendapatkan apa yang saya inginkan-” Shafiya menghela nafas panjang, mengambil jeda beberapa detik. Terasa berat sekali ketika ia mengungkapkan keinginan dan rasa penyesalan terbesarnya pada mereka yang telah berbuat b
Read more
Bab 252 Sekretaris pribadi
Beberapa hari yang lalu, “Apa maksudmu?” tanya Shafiyah dengan suara yang gemetar. Ia begitu ketakutan menghadap Ilham. Ilham sosok pria yang dingin dan jarang sekali tersenyum. Shafiyah pernah melihat beberapa kali senyum Ilham tanpa sengaja saat pria itu mengobrol dengan Zahra dan Salwa. “Kau tuli? Kau takkan pergi kemana-mana! Kau akan pulang!” Ilham menarik koper milik istrinya dan membawanya masuk ke dalam bagasi mobilnya. Shafiyah menahan pergelangan tangan Ilham lalu berkata, “maaf, aku tak bisa ikut bersamamu lagi, Kang. Sungguh, maafkan aku, kita bisa berpisah sekarang. Ah, ya, saya sudah meminta maaf pada keluarga besar Kang Ilham dan …” imbuh Shafiyah terputus saat bibirnya ingin menyebutkan satu nama yang paling ia tak suka namun ia harus belajar menerimanya. Ia juga sudah menepikan egonya, meminta maaf pada gadis itu. “Dan apa?” tanya Ilham menaikan nada suaranya di balik rinai hujan yang semakin deras menyerbu mereka. Mereka kini berada di tepi jalan dengan basah ku
Read more
Bab 253 Makan siang yang ...
Seorang gadis beberapa kali menyedot ingusnya dan mengusak air matanya yang turun deras. Sudah hampir setengah jam gadis itu menangis setelah ia keluar dari ruang kantor sang direktur utama di mana ia bekerja.Kawannya menasehatinya dan berusaha menenangkan hatinya agar sabar dan tegar. Namun usahanya sia-sia macam membujuk anak tantrum yang sedang sakit gigi.Prok, prok, prokTepuk tangan justru menyambut tangis gadis muda nan cantik itu. Salah satu staf resepsionis menertawakan tingkah gadis itu-yang meratapi nasibnya karena ia dipindah tugaskan ke bagian divisi marketing, divisi yang paling ingin ia hindari.Ia bersedekap tangan di dada dan berkata dengan nada angkuh. “Sudah kubilang, kau ngeyel sih! Coba kau ikuti saranku! Setidaknya kau puas telah membalas dendam dan memberikan pelajaran berharga pada gadis kampung itu!”Gadis itu mendongak setelah mengusak air matanya kasar lalu berkata, “bukan urusanmu, Manda!” ucapnya sembari menghentakan kakinya meninggalkan Amanda dengan waj
Read more
Bab 254 Musuh dalam selimut
Terjadi percakapan diantara duà orang karyawan berusia matang di lobi kantor.“Pak Daniel itu orangnya perfeksionis dan tak mudah percaya pada orang! Jadi dia kesulitan sendiri saat menangani pekerjaan di kantor. Ibarat kata, ia serakah mengerjakan pekerjaannya sendiri karena merasa karyawannya tidak mampu.”“Oh, begitu! Pantas sekretaris bernama Suci itu dipindahkan ke divisi lain!”“Kalau itu kasusnya beda! Dari awal Pak Daniel meminta sekretaris pria dari bagian HRD. Tapi bagian HRD hanya mendapat pelamar rata-rata wanita untuk bagian itu. Ada sih saingan Bu Suci tapi ya Pak Daniel mana mau berurusan dengan pria yang melambai.”“Bapak bisa aja! Padahal tak apa-apa. Dia ‘kan melambai juga mungkin kurang hormon aja. Tak mungkin dia mengganggu Pak Daniel. Eh, seperti kau tak tahu saja, bagian Divisi keuangan itu para pria begitu?”“Begitu apa?”“Ya, begitu? Mereka bahkan tampilannya gagah tetapi mereka ternyata jeruk makan jeruk.”“Hah? Kok bisa?”“Sekarang ini apapun bisa terjadi! Le
Read more
Bab 255 Kabar buruk
Aruni memutar kepalanya macam burung hantu, beruntung sudut perputarannya tidak sampai 270°, hanya untuk melihat setiap sudut tempat tinggal putrinya. Ia melenguh pelan. Calon mantunya memang sudah hilang kewarasan. Putrinya hanya tinggal di sana selama dua bulan namun mess an itu sudah disulap seperti hotel bintang lima.Sebesar itukah rasa sayang pemuda itu pada putrinya. Sungguh, di luar nalar. Argh, Aruni lupa Daniel yang membiayai putrinya selama mengalami koma di rumah sakit hingga miliaran padahal dirinya sendiri sedang sakit kritis, menderita kanker ganas. Mengubah mess an hanya tinggal menjentikkan jari. Wanita paru baya berwajah cantik itu lupa jika calon menantunya ialah pengusaha kaya raya.Baiklah, Aruni mulai tersentuh atas pengorbanannya.“Daniel pulang ke apart?”Tiba-tiba Aruni bertanya pada putrinya yang saat ini tengah beradu silat dengan Neng Mas di ruang tamu. Sungguh memang mereka makhluk yang tak bisa diam. Kembar beda rahim. Kelakuannya agak lain dari yang lai
Read more
Bab 256 Kabar buruk (2)
Malam itu terasa hening. Rumah bergaya arsitektur Timur Tengah itu terlihat sepi seperti tak berpenghuni jika terlihat dari luar. Hanya jarum denting raksasa yang menggema di sudut ruang tamu setiap satu jam sekali.Penghuni rumah mewah itu ternyata tengah menikmati obrolan hangat di ruang keluarga dengan suara yang pelan. Mereka tengah menikmati momen hangat sebagai pasutri yang telah melewati usia pernikahan yang cukup lama.“Papa, maafin Mama ya punya banyak salah sama Papa. Mama belum bisa menjadi istri solehah.”Sahila berkata pada Naufal-suami tercinta ketika ia menekurkan kepalanya di atas paha suaminya. Saat ini mereka tengah duduk di atas sofa panjang. Mereka tengah menikmati waktu berdua malam itu usai berbagi kehangatan.Naufal tertegun sejenak mendengar perkataan istrinya tersebut. Tak biasanya istrinya meminta maaf. Sekalipun ia berbuat salah, Sahila teramat sulit untuk meminta maaf mengingat tabiatnya yang temperamen dan memiliki ego yang tinggi.“Tentu saja, Sayang. Maa
Read more
Bab 257 Kesedihan Kania
Kania hanya bisa meneteskan air mata yang terus menerus mengalir deras di balik jendela kaca karena tidak bisa masuk ke dalam ruangan di mana Sahila dirawat. Ada banyak alat medis yang menopang tubuhnya. Sahila masih berada dalam kondisi kritis. Melihat kondisi Kania yang terpuruk, Aruni menghampirinya dan memeluknya. Ia berupaya memberikan dukungan moril padanya. Seperti halnya yang dilakukan Naufal saat Salwa mengalami fase yang sama-koma. Naufal berada di sisinya mendukungnya. “Sayang, makan malam dulu yuk! Dari pagi kau tak makan. Nanti kau malah ikut sakit.” Aruni tak henti-hentinya membujuk Kania. Sejak kedatangannya pulang dari luar kota gadis itu tidak makan ataupun minum seteguk saja. Ia terlihat menyedihkan. Wajah yang sembab dengan pakaian yang sudah lusuh. Ia hanya menghabiskan waktu di depan ruang ICU dengan menangis dan membaca ayat-ayat mushaf alquran. Sedari tadi Nuha juga ikut membujuknya namun ia tetap mengabaikannya. Ia begitu terpukul melihat kondisi ke dua oran
Read more
Bab 258 Trapped in chaos
Dengan tenang, Aruni melepas cengkraman tangan Naufal. Naufal memegang tangannya karena membutuhkan bantuannya. Ia mendadak menggigil. Aruni pun menyematkan selimut untuknya.Wanita itu juga langsung menyuruh perawat untuk mempersiapkan bed lain untuk Kania karena gadis itu ingin dirawat bersama sang ayah.“Makasih, Ummi,” seru Kania ketika Aruni sudah menyiapkan seprai dan bantal yang dibawa dari rumah Kania, dibawa oleh seorang ART.“Iya, Sayang! Cepat sembuh ya! Biar bisa ajari Ummi berkuda.”Aruni membujuk Kania dengan lembut. Ia dengan ikhlas mengurus Kania. Ia tidak lupa akan jasa dan kebaikan Naufal dan Sahila saat Salwa mengalami koma.Naufal hanya tersenyum mendengar percakapan mereka. Ia sempat kaget akan kedatangan Kania ditemani seorang perawat dan Ustaz Baihaqi. Rupanya putrinya turut sakit dan harus dirawat di sana.“Papa, sepertinya aku harus pulang. Besok aku kemari insyaallah,” imbuh Ustaz Baihaqi yang sedari tadi menemani Kania. Kehadirannya membuat Kania lebih tegar
Read more
PREV
1
...
5455565758
...
63
DMCA.com Protection Status