All Chapters of Suami Dadakan Ku Ternyata Bos: Chapter 211 - Chapter 220
322 Chapters
S2| Bab 74. Gawat kata Ibu.
Sunna langsung melotot, saat Sunna hendak protes dia langsung bungkam mendengar kalimat selanjutnya dari Kim."Bersama Tuan Aaron, kala itu dia memesan baju untuk Nona Emily. Aku memperhatikannya, tidak tahu jika itu bisa menjadi pengalaman berharga. Bisa aku gunakan untuk meneliti Gaun Pengantin calon istriku."Calon istri?Mendengar ucapan Kim seperti itu, entah kenapa hati Sunna berangsur menghangat.Mereka sudah sampai ke mobil, tanpa bertanya dahulu Kim membukakan pintu untuk Sunna.Sunna masih terdiam."Masih tidak mau satu mobil denganku? Kita sudah beberapa kali satu mobil kan?"Benar saja, ini bukan kali pertama mereka akan berada dalam satu mobil. Ketika pergi terburu buru ke rumah sakit itu dan pulang dari rumah sakit, mereka pernah satu mobil. Tapi kali ini, Sunna sangat canggung. Dengan ragu ragu dia naik dan duduk. Kim kemudian menyusul duduk disamping Sunna di depan setir.Sepanjang perjalanan terasa begitu sepi karena keduanya tidak ada yang saling berbicara sedikitpun
Read more
S2| Bab 75. Meminta Nasi Goreng.
Jika menyangkut Emily walau sedikit saja, pasti akan membuat Aaron langsung khawatir. Apalagi ketika Ibunya mengatakan jika ini gawat. Tentu saja Aaron seketika cemas."Ibu. Ada apa? Apa yang terjadi pada Istriku?" Nada Aaron penuh kecemasan."Dari pagi, istrimu tidak mau makan apapun juga. Ibu sudah memasak makanan kesukaannya, tetapi Emily tetap tidak mau makan." Adu Erina.Huh!Aaron mengira ada sesuatu yang benar-benar gawat. Jika hanya hal itu, Aaron bisa sedikit lega. Kemudian dia bertanya,"Ibu yang memasak? Masakan Ibu kan memang tidak enak, wajar saja kalau Emily tidak suka, Bu." Protes Aaron.Erina tertawa kecil. "Hehe iya. Aku tau itu. Tapi tadi Koki sudah memasak, Emily tetap tidak mau makan. Kalau dia tidak mau makan terus itu bahaya Aaron. Cepat lah pulang untuk membujuk Emily agar mau Makan."Aaron menghela nafas. "Baiklah. Aku akan pulang sekarang." Aaron menutup panggilan dan pada akhirnya berpamitan dengan Khale.Baru saja Aaron tiba di depan pintu, dia melihat Kim be
Read more
S2| Bab 76. Apakah Enak?
Untung saja tidak ada orang lain yang melihat apa yang sedang terjadi di dapur ini. Jika saja ada yang melihat Seorang Aaron Albarez memasak nasi goreng, bukankah ini adalah Berita yang cukup heboh dan dapat menggemparkan seluruh dunia?Kim berpikir untuk mengabadikan momen penting ini."Aku akan merekamnya Tuan." Ucap Kim sudah memasang kamera ponselnya dan mengarahkan tepat ke arah Aaron yang sibuk menata bahan bahan."Heh, apa yang kamu lakukan sialan. Matikan kamera mu!" Aaron sangat kesal dan melempar Kim dengan sepotong Brokoli.Kim mengelak dengan gesit dan masih mengarahkan kamera."Tuan, kita butuh Video ini untuk bukti agar Nona Emily percaya jika Tuan Aaron lah yang benar benar memasak nasi goreng itu. Jika Nona Emily tidak percaya jika Tuan Aaron yang telah memasak bagaimana? Apa aku perlu memanggilnya Nona Emily kemari? Agar dia menyaksikan langsung perjuangan Tuan di dapur ini?" Kim memberi alasan.Aaron terdiam sejenak untuk mempertimbangkannya."Bagaimana? Apakah meman
Read more
S2| Bab 77. Ngidam Harus Dituruti.
Emily mulai mencicipi nasi goreng di tangannya itu. Ketika suapan pertamanya, Emily menoleh ke arah Aaron yang masih menatapnya penuh penantian, menunggu apakah hasil masakan tangannya enak."Ini enak Aaron. Sangat enak." Puji Emily di sela kunyahannya sambil kembali menyuap mulutnya dengan nasi goreng buatan suaminya itu.Aaron terbengong, dia merasa tidak percaya dengan jawaban Istrinya tentang rasa nasi goreng buatannya itu."Masa sih?" Padahal tadi dia sudah mencicipi nasi goreng itu dan menurutnya rasanya aneh, tapi Emily mengatakan jika nasi goreng itu enak? Karena penasaran Aaron pun meminta untuk mencicipi kembali dan rasanya sama saja seperti tadi. Tidak enak."Kamu berbohong ya?" Tanya Aaron ada istrinya."Apanya yang berbohong? Ini benar-benar enak Aaron. Menyingkirkan kalau begitu." Emily mendorong tubuh Aaron agar sedikit jauh darinya kemudian dengan Lahap Emily menghabiskan nasi goreng spesial buatan Aaron di dalam piring.Aaron masih menatap istrinya penuh keheranan.Apa
Read more
S2| Bab 78. Hadiah Pernikahan Kim.
Pada akhirnya, meskipun dengan perjuangan yang tidaklah mudah dan memakan waktu yang cukup lama, Mereka mendapatkan Buah Strawberry Putih keinginan Emily.Sekarang keduanya telah meluncur pulang dengan kebahagiaan di hati mereka terlebih Aaron.Namun apa yang terjadi? Ketika Aaron telah tiba di Kamar, Emily sudah terlelap di ranjang. Aaron tidak ingin putus asa dan mencoba untuk membangunkan istrinya."Kesayanganku, aku datang. Ini Buah Strawberry Putih yang kamu inginkan. Aku telah mendapatkannya. Ayo bangunlah sebentar saja."Emily hanya membuka matanya sebentar sambil menunjuk ke atas meja."Taruh di sana saja, mataku sudah tidak kuat Aaron." Kemudian Emily tertidur lagi.Aaron hanya mendengus pasrah."Hem.. Baiklah. Ini memang sudah malam , Kesayangan ku pasti sudah mengantuk sekali. Emily bisa memakannya besok pagi." Aaron berpikir demikian dan menyimpan Buah Strawberry Putih itu di atas meja dengan baik. Berharap besok pagi Emily akan langsung ceria ketika melihat hasil usahany
Read more
S2| bab 79. Jantung masih akan aman!
Kotak itu memang kecil, tapi isinya tidak sesuai dengan prediksi semua orang dan mampu membuat semua mata orang yang melihatnya terbelalak sempurna. Bagaimana tidak? Isinya adalah sebuah kunci Apartemen!"Tuan, ini?" Kim berkata dengan sedikit terbata sambil mengangkat anak kunci di jarinya.Aaron tersenyum kemudian mendekatkan kepalanya ke Telinga Kim."Kamu sedang bingung akan tinggal dimana bukan? Aku tahu itu. Jadi bawa saja istri kamu ini ke sana. Kalian bisa leluasa untuk saling mengenal." Bisik Aaron.Kim tersenyum sambil mengangguk. Di dalam hati dia cukup senang. Tuan Aaron ini sangat pengertian. Tahu saja jika dia dan Sunna sedang bingung akan tinggal dimana setelah menikah."Terima kasih Tuan. Terima kasih." Kim berkali kali mengucapkan terima kasih sambil membungkukkan badan.Kim kemudian berbisik pada Sunna. "Kita akan tinggal di Apartemen Hadiah dari Tuan Aaron. Kita tidak akan bingung untuk menghadapi kedua orang tua kita. Kamu nanti, bantu jelaskan kepada mereka.'Sun
Read more
S2| Bab 80. Di Apartemen.
Sunna masih duduk di sisi ranjang.Tidak lama kemudian pintu kamar mandi terbuka dan Kim berjalan keluar dengan hanya mengenakan handuk saja. Melihat keadaan Kim seperti itu Sunna langsung membuang Wajahnya.'Kenapa orang ini tidak tahu malu?' Maki Sunna di dalam hati.Kim berjalan mendekati Sunna tanpa merasa ada beban, malah menyenggol bahu gadis itu."Kita kan tidak membawa ganti? Bagaimana mau berganti?""Hah?" Sunna langsung menoleh, pertama yang nampak dalam penglihatannya adalah dada bidang milik Kim yang tepat di hadapannya.Dia sangat merasa malu dan kembali menunduk. "Tidak tahu juga. Kenapa tadi terburu-buru dan tidak berpikir untuk membawa ganti?"Kim tertawa dan mengangkat dagu Sunna dengan jarinya."Kamu kenapa? Seperti melihat hantu saja?"Sunna menepis tangan Kim."Aku melihat tubuhmu! Itu bisa mencemari otak suciku! Kenapa kamu tidak malu menampakkan Auroramu Kim? Menyingkirlah dari hadapanku!" Sunna sekarang berteriak.Hah! Kim malah tertawa terbahak-bahak."Aurat Su
Read more
S2| Bab 81. Salah Film.
Malam ini Kim menepati janjinya untuk mengajak Sunna pergi ke Bioskop.Kim telah menyuruh seorang anak buah andalannya untuk memesan tiket untuk mereka berdua.Sekarang mereka telah meluncur ke Bioskop tersebut."Kamu tadi pesan tiket Film apa Kim?" Tanya Sunna."Aku tidak tahu karena aku hanya menyuruh anak buahku saja. Tapi dia mengatakan jika itu adalah Film Romantis sepanjang masa." Jawab Kim."Astaga! Mana bisa kita menonton film romantis seperti itu. Haha.. seperti pasangan kekasih saja." Celetuk Sunna.Kim menoleh. "Bukankah kita malah lebih dari sepasang kekasih ya? Kamu lupa, kita ini kekasih resmi dan sah!" Sahut Kim sedikitpun kesal."Ah, iya. Aku lupa. Kita sudah Menikah ya? Suami istri. Ya Tuhan… hanya saja, sayangnya Suami istri yang tidak jelas! Hanya status saja. Mana bisa dibanggakan." Ucap Sunna lebih seperti sedang mengeluh tentang status mereka.Kim termenung mendengar ucapan Sunna. Apa yang dikatakan Sunna benar. Mereka lebih seperti sepasang suami istri yang mala
Read more
S2| Bab 82. Malam ke-dua yang Sial.
Kim mengangkat alisnya.Masa iya dia harus menemani Sunna untuk buang air kecil?"Sunna. Kamu itu bukan anak kecil? Masa iya aku harus mengantarmu kencing?" Kim Protes."Aku takut Kim! Kamu tidak mengerti? Salah sendiri menyuruhku menonton film Horor! Aku ini penakut! Ayo.. pokoknya ayo antar aku ke kamar mandi atau aku akan buang air kecil di sini saja!"Kim terkejut manakala melihat Sunna sudah hendak memelorotkan celana tidurnya."Eh.. dasar gadis gila! Ya sudah cepat!"Hehe.. Sunna terkikik dalam hati. Sebenarnya dia juga sangat malu dengan tingkahnya ini. Tapi mau bagaimana lagi, dia sungguh takut jika harus duduk sendirian di dalam kamar mandi. Bayangan hantu dengan sosok seram dalam film itu sungguh mendominasi otaknya.Kemudian dia melangkah ragu-ragu ke dalam kamar mandi diikuti oleh Kim yang dengan wajah tertekuk."Cepetan! Malah bengong!" Ucap Kim kepada Sunna yang berdiri di samping Kloset."Kamu hadap kesana." Pinta Sunna."Ya tentu saja. Tidak mungkin aku akan memelototi
Read more
S2| Bab 83. Dokter Jimmy Penyelamatan Kim
Masih di Apartemen milik Kim.Pagi ini mereka rupanya terbangun secara bersamaan tanpa direncanakan. Wajah keduanya terlihat sama-sama memerah.Ada rasa malu sertacanggung bercampur dalam hati dan benak mereka. Tatapan mereka pun menjadi ragu satu sama lain.Itu karena mereka terbangun dalam posisi berpelukan dan dalam satu selimut yang sama, bahkan satu bantal berdua.Sunna sangat gugup sekarang, sama halnya dengan Kim. Saking gugupnya tidak ada yang saling bersuara diantara keduanya.Mau apa sekarang?Marah atau saling menyalahkan? Tidak mungkin. Karena posisi tidur mereka semalam itu terjadi dalam keadaan darurat.Semalaman lampu padam. Tidak tahu jam berapa menyala. Sunna memaksa Kim untuk tidak melepaskan dirinya. Kim pun terpaksa memeluk Sunna sepanjang mati lampu.Ya. Kim memang terpaksa, tapi itui hanya awalnya, lama-lama terasa nyaman dan akhirnya ikut tenggelam dalam mimpi dan satu selimut yang sama.Kim bergerak dengan pelan menyambar handuk lalu pergi ke kamar mandi. Sampa
Read more
PREV
1
...
2021222324
...
33
DMCA.com Protection Status