Semua Bab Suami Dadakan Ku Ternyata Bos: Bab 311 - Bab 320
322 Bab
S3| Bab 77. Ada secercah harapan.
Meskipun ketua mereka harus pergi dengan cara tewas terbunuh oleh seorang pengkhianat yang menikam dari belakang, lalu kehadiran Ardogama yang membawa klan yang terbuang itu kembali bangkit. Hingga Ardogama kembali harus tewas karena melawan pengkhianat.Alexa termenung, meskipun tanpa air mata yang menetes sedikitpun dari matanya, tetapi hatinya sangat merasa hancur.'Harusnya, kami kembali akan kehilangan seorang Pemimpin? Harusnya keturunan Terakhir dari klan kami juga harus pergi meninggalkan kami?' Alexa terus bermonolog dalam hati.Dia tahu jika semua klan telah dibubarkan oleh Zha, dan masa ini telah membawa mereka kepada masa damai yang sangat mereka rindukan dari dulu. Dan orang yang telah berhasil membawa Mereka pada kedamaian ini, sekarang terbaring lemah di dalam sana dan sedang menunjukkan keajaiban.Golongan darah Rh-null? Siapa yang memilikinya? Alexa terus memutar otaknya. Bukankah seorang anak akan mewarisi darah dari orangtuanya? Tetapi kenapa dokter mengatakan jik
Baca selengkapnya
S3| Bab 78. Menemukan kantong darah.
Elang yang saat ini sedang mengemudi setir melajukan mobilnya dengan kecepatan penuh menuju Perusahaan JP Group milik Ibunya.Halilintar yang berada di sampingnya duduk dengan perasaan khawatir dan tidak bisa tenang sedikitpun.Sesekali terdengar dia menghela nafas kasar, lalu sambil mengacak rambutnya yang memang sudah berantakan itu hingga terlihat semakin semrawut dengan matanya yang tak lepas melirik jam tangan miliknya.Tidak ada percakapannya sedikit pun di antara dua pria yang sama sama mencintai Zha itu. Suami dan Kakak yang sekarang sedang dilanda kekhawatiran yang cukup dalam.Dua pria itu tenggelam dalam pikirannya masing masing.Laju mobil Elang begitu cepat, membelok belok menghindari beberapa mobil pengguna jalan lainnya. Begitu lincahnya Elang mengemudi bahkan mereka seperti sedang mengikuti sirkus balapan liar. Itu karena mereka berburu dengan waktu. Hanya diberi waktu dua jam. Bayangkan saja, dua jam kedepan, waktu untuk Zha bisa bertahan. Itu sepertinya sangat musta
Baca selengkapnya
S3| Bab 79. Darah itu masih berfungsi
Sementara itu, tadi sebelum orang orang ini berkumpul di lantai atas karena panggilan Mr. Ferdan, Elang sudah mencapai luar dan masih terus berlari ke arah mobil di parkiran ikuti Halilintar di belakangnya yang juga berlari sambil terus menggenggam erat tiga kantong darah Golongan Rh-null yang sudah bisa dipastikan jika darah itu adalah milik Ardogama.Elang membuka pintu mobil dengan cepat di ikuti Halilintar. Mereka langsung masuk dan duduk. Secepatnya Elang menghidupkan mesin mobil dan menginjak pedal gas.Entah secepat apa Elang menginjak pedal gasnya, bahkan melebihi saat mereka berangkat kemari tadi, karena hanya sepuluh menit waktu yang mereka butuhkan untuk kembali berada di Rumah sakit di mana Zha di rawat. Sementara di sana Mereka sudah ditunggu semua orang yang ada di satu ruangan itu dengan perasaan harap harap cemas penuh kekhawatiran.Ketika baru saja Elang menginjak rem untuk berhenti di parkiran khusus rumah sakit, Halilintar sudah membuka pintu mobil dan meloncat tur
Baca selengkapnya
S3| Bab 80. Zha sadar.
"Dokter..! Dokter.! Apa yang terjadi pada istri ku? Buka .!!!" Halilintar menggedor gedor pintu.Tidak ada yang mempedulikan Halilintar meskipun dia sudah berteriak kencang dan menggedor gedor pintu. Tim Dokter didalam sana sedang bekerja seoptimal mungkin untuk melakukan transfusi darah pada Zha dengan memburu waktu yang tersisa."Hall, tenanglah. Mereka sedang berusaha. Jangan mengganggu konsentrasinya tim dokter. Istrimu pasti baik baik saja. Ayo kembali." Aaron lagi lagi berusaha untuk menenangkan hati Putranya, kemudian menarik tangan Halilintar kembali ke bangku panjang."Pa, pasti terjadi sesuatu pada Zha Pa.! Mereka semua terlihat panik!" kata Halilintar."Tidak Hall, mereka sedang mengejar sisa waktu yang dimiliki Zha. Bisakah kau berpikir jernih dulu dan jangan selalu berprasangka buruk?!!" tegas Aaron, membuat Halilintar mendongak menatap wajah Ayahnya."Maafkan aku Pa, aku sungguh panik." jawab Halilintar mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya.Aaron tahu jika H
Baca selengkapnya
S3| Bab 81. Si kembar, Zhelan dan Zhelin
Setelah beberapa saat Halilintar berbicara pada Zha, Dokter meminta izin untuk memeriksa keadaan Zha kembali guna memastikan keadaan Zha.Mereka menyingkir, memberi ruang untuk dokter dan Tim. Zha diperiksa kembali, pemeriksaan yang sangat teliti. Dan Dokter tidak menemukan hal yang perlu dikhawatirkan lagi. Keadaan kondisi Zha dinyatakan telah membaik.Semua orang bernafas lega sekarang. Dokter juga bernafas lega. Dia merasa seperti telah terlepas dari rantai besi yang membelenggu lehernya. Segera memberi perintah pada tim untuk memindahkan Zha ke ruangan rawat inap.Setelah Zha sudah dipindahkan, Dokter berpamitan. "Tidak ada yang perlu dikhawatirkan lagi pada keadaan Nona Zha. Jadi kalau begitu, saya akan permisi. Saya akan tetap kembali lagi secara rutin untuk memeriksa kembali perkembangan kesehatan Nona Zha dengan berkala." dokter berkata pada mereka khususnya pada Halilintar.Halilintar mengangguk, "Terima kasih Dokter, atas semua usaha kalian. Benar benar terima kasih."Dok
Baca selengkapnya
S3| Bab 82. Zha menyerahkan diri.
Kedua pria bapak beranak itu telah melangkah meskipun dengan perasaan yang mulai tidak tenang dengan kedatangan Victor kali ini.Aaron maupun Halilintar sama sama menatap Victor yang sudah berdiri di depan pintu, dan yang membuat mereka semakin tidak tenang adalah kali ini Victor datang tidak sendiri melainkan ada tiga polisi di belakang Victor.Victor memberi salam, mengangguk hormat dan melangkah, "Selamat siang Tuan Aaron Albarez dan Halilintar. Maaf jika kami mengganggu waktu kalian." ucap Victor."Selamat siang juga detektif Victor. Silahkan masuk." sahut Aaron. Meskipun Victor adalah anak dari Kim, tetapi Aaron sangat menghormati karena pria muda yang berdiri di hadapannya itu adalah Seorang Detektif. Victor juga sangat menghormati keluarga ini, mungkin jika bukan karena tugas dan bukan karena tanggung jawabnya mungkin saat ini Victor pun tidak akan ada disini dengan membawa Sebuah kepentingan seperti ini. Sebelum datang kemari hari ini, Victor juga sempat Dilema. Tetapi ini
Baca selengkapnya
S3| Bab 83. Zha kembali.
Tidak ada yang tidak terkejut dengan ucapan Aisyah barusan saat dia memerintah Elang untuk mengumpulkan anak buah Zha dari Poison Of Death dan dari anak buah klan Selatan milik almarhum Ardogama dulu.Semua orang terkejut, terlebih lagi Elang. Dia tidak menyangka jika Ibunya akan berkata demikian dan bahkan berpikir hingga sejauh itu.Elang masih merasa tak percaya dan langsung mengguncang bahu ibunya."Ibu, apa yang kamu bicarakan? Ibu tidak boleh melakukan itu. Kita tidak boleh membangun kembali Klan Jangkar Perak. Aku juga tidak mau mengingkari janjiku pada Ayah!" ucap Elang."Tapi keadaan ini terdesak Elang. Kita harus menyelamatkan adikmu. Apa kamu mau adik kamu Zha membusuk di penjara?" tegas Aisyah.Elang menggelengkan kepala, "Aku tidak akan membiarkan itu terjadi. Aku akan mengeluarkan Zha dari penjara Bu, percayalah. Tapi jika untuk membangun Klan Jangkar Perak kembali, aku tidak setuju. Zha juga pasti akan kecewa pada kita, jika kita melakukan itu." balas Elang. Saat ini,
Baca selengkapnya
S3| Bab 84. Kita ini keluarga.
Halilintar masih seperti tidak percaya dengan apa yang ia lihat. "Zha! Benarkah ini kamu? Atau aku hanya sedang bermimpi?" Halilintar merasa jika ini mungkin hanyalah mimpi karena dia terlalu memikirkan Zha seharian ini. Tapi dia tersentak dan sadar ketika Zha menyentuh pipinya dan bersuara."Hall! Ini aku. Aku telah kembali untuk kalian." Zha mengusap air mata pria itu yang masih membekas di sana.Halilintar tercengang lalu segera berteriak,"Zha.." Halilintar menarik kasar tubuh Zha dan memeluknya dengan begitu erat."Kamu kembali untuk kami? Benarkah ini?" tanya Halilintar di sela isakannya seperti tidak percaya dengan semua ini."Maafkan aku yang sudah berniat meninggalkan kalian. Aku tidak akan pergi lagi Hall. Mulai sekarang aku akan disisi kalian." jawab Zha juga ikut terisak di pelukan suaminya.Halilintar menarik tubuh Zha yang tampak lemas kedalam kamar. Lalu membawanya duduk di sofa. Berkali kali mengusap wajah istrinya dan menghujaninya dengan kecupan hangat."Ceritakan p
Baca selengkapnya
S3| Bab 85. Akan pergi kencan.
Saat ini Halilintar masih bersama Zha di kamar Mereka. Mereka melepaskan rindu dan keresahan hati mereka yang sempat mereka rasakan tadi. Beberapa saat kemudian Zha menanyakan Zhilan dan Zhelin padq Halilintar."Apa Mereka rewel dan membuatmu kewalahan Hal?" Zha bertanya.Halilintar menggelengkan kepalanya sambil tersenyum, "Tidak Zha. Apa kamu tahu, Mereka sangatlah pengertian. Mereka sama sekali tidak rewel, seperti tahu jika orang tuanya sedang ada masalah.""Sungguh kah?" Zha senang mendengarnya dan segera menghampiri Ranjang si kembar. Dia menatap dua putri kembarnya yang masih terlelap.Zha mengambil Zhilan dan menggendong bayi itu. Mata Zha berkaca-kaca. Dia bersyukur bisa kembali lagi kesini. Hampir saja dia tidak bisa melihat tumbuh kembang mereka, jika saja Victor membawanya ke kantor polisi dan dia di penjara.Kehidupan Mereka akan jauh lebih menyedihkan dibanding hidup Zha. Mereka akan mendengar jika lahir dari seorang wanita pembunuh dan kini ibunya mendekam di penjara.
Baca selengkapnya
S3| Bab 86. Elang melamar.
Ketika mendengar Elang mengatakan kata kencan, Alexa tidak bisa untuk tidak membulatkan kedua matanya. Tentu saja dia terkejut, "Apa yang kamu katakan Elang? Kencan? Siapa yang kencan?"Elang belum menjawab, dia malah tertawa kecil terlebih dahulu, kemudian berkata, "Yang kencan ya kita, memang kenapa? Aku mengajakmu keluar untuk kencan. Kamu keberatan?"Sumpah demi apapun, saat ini wajah Alexa memerah. Jantungnya berdegup keras. Dia langsung merasa gugup.Biasanya dia akan diajak keluar oleh Elang untuk melakukan sebuah pekerjaan. Kalau dulu saat dia masih berada di Klan Selatan, dia hanya tahu, keluar hanya untuk menyelesaikan misi. Jadi bagaimana dia tidak gugup, saat tiba tiba saja Elang mengatakan jika akan berkencan dengan dirinya?Sungguh, hati gadis ini merasa seperti terbang diatas awan."Hei, kenapa malah melamun? Kamu keberatan ku ajak pergi kencan?" Elang bertanya lagi, itu membuat Alexa tersentak dari lamunannya. Wajahnya semakin memerah."Bukan begitu. Tapi aku, aku han
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
282930313233
DMCA.com Protection Status