All Chapters of Istri untuk Suamiku : Chapter 91 - Chapter 100
127 Chapters
PERHATIAN KECIL RAKA
Nayla menjerit seraya terus membaca istighfar, saat secara tiba-tiba sebuah batu terlempar dan mengenainya tepat di kepalanya.Meskipun batu itu terlihat kecil, namun lemparannya begitu sangat keras hingga membuat kepalanya terluka dan berdarah.Pelakunya yang tidak lain adalah Santi, memilih untuk melarikan diri. ia justru merasa puas sendiri karena bisa membuat Nayla celaka. Tak ada yang bisa Nayla lakukan, ingin meneriaki Santi namun ia tak memiliki tenaga untuk berteriak supir taksi yang sedari tadi menunggu Nayla, refleks langsung menolong Nayla. Saat mendengar suara teriaknya. supir tersebut begitu kaget saat ia melihat darah menetes dari balik kerudung Nayla."Astagfirulah, kepala Nyonya terluka, saya antar Nyonya ke rumah sakit, ya." usul sang supir taksi tersebut. awalnya Nayla ingin menolak. namun kepalanya justru terasa sakit dan pusing ."iya, tolong antar saya ke rumah sakit, maaf jika saya merepotkan pak supir," sesal Nayla merasa tidak enak hati."Sama sekali tidak dir
Read more
MELABRAK SANTI
Setelah mengantar Nayla pulang. Raka pamit untuk kembali ke rumah sakit. Padahal yang sebenarnya, Raka melajukan mobilnya menuju rumah Fery. Dia tidak ingin diam, membiarkan Nayla terus saja diusik oleh Fery dan istrinya. Padahal mereka sudah tidak memiliki ikatan apa-apa lagi."Nayla, maafin aku. Aku terpaksa melakukan ini dan maafin aku karena sudah berbohong padamu. Aku melakukan ini karena tidak tega jika kamu selalu saja diganggu oleh orang-orang yang tidak memiliki otak." Gumam Raka.Dia mencintai Nayla oleh karena itu siapa pun yang menyakiti Nayla, maka akan berurusan langsung dengan dirinya.Karena Raka adalah seorang pria terpelajar. Membuat ia tidak melakukan keributan ketika mendatangi ke rumah Fery. Ia datang dengan penuh dengan gentelman. Kecuali jika pihak mereka yang memulai maka dia pun tidak akan tinggal diam. Raka mengetuk pintu berulang kali, lalu tak lama seorang asisten rumah tangga membuka pintu dan bertanya hendak mencari siapa."Cari siapa?" Tanya Neti yang
Read more
DIA JANDA?
"Nay, kata Raka kepalamu terluka. Kenapa bisa?"Maureen yang baru saja mengetahui jika Nayla terluka langsung mendatangi kamar Nayla.Sementara itu, Nayla yang tengah merebahkan tubuhnya pun bergegas bangun. Meskipun sebenarnya kepalnya masih terasa pusing."Enggak usah, khawatir, Ma. Udah diobati kok sama Raka," Ucap Nayla dengan lembutnya. Ia lalu duduk.Disusul Maureen yang ikut terduduk di samping Nayla. "Raka gak bilang secara detail, sebenarnya kenapa bisa seperti ini? Siapa yang sudah tega mencelakai kamu? Orang tersebut begitu zalim.""Nayla tidak ingin memperpanjang masalah ini, Nayla juga tidak ingin membahas kejadian ini. Cukup jadi bahan pelajaran saja untuk Nayla," Terang Nayla yang memang sudah tidak ingin terlibat lagi dengan Santi dan antek-anteknya.Maureen menghela napas panjang, ia mengerti dengan keputusannya Nayla. Tak banyak yang bisa ia lakukan selain, tetap memberikan semangat dan support.Maureen memeluk Nayla. Semenjak tinggal bersama Nayla ia jadi jauh sema
Read more
94
Sadar jika dirinya sudah ditinggal jauh oleh Raka, membuat ia langsung berlari menyusulnya. Setelah beberapa detik ia berpikir, keputusan Manda tetap seperti awal. Akan tetap mengambil hati Raka. Lagi pula antara Raka dan Nayla statusnya masih calon, ada kemungkinan ia merebutnya. Seperti itu pemikiran Manda."Raka tunggu! Kenapa jalannya cepat-cepat gitu, sih?" Keluh Manda namun Raka tidak peduli.Dalam perjalanan pulang, Manda tidak hentinya terus berceloteh. Sementara Raka, ia sama sekali tidak menimpali perkataan Manda. Raka berpura-pura tidak mendengar kata-kata Manda, yang menurutnya bagaikan radio butut.Tak terasa mobil Raka sudah sampai di depan rumah Manda. Raka segera menghentikan laju mobilnya, dan tanpa berbasa-basi ia langsung meminta agar Manda segera keluar dari mobilnya. Tentu saja hal ini membuat Manda tidak terima. Karena secara tidak langsung Raka mengusirnya."Cepatlah turun!" Titah Raka dan sukses membuat Manda melongo."Kau mengusirku?" Tanya Manda tak percaya.
Read more
95
Awalnya Fery memang ingin mendatangi Nayla dan selingkuhannya. Hanya saja ia baru ingat jika dirinya tidak tahu di mana tempat tinggal Nayla sekarang. Bahkan nomor teleponnya saja ia tak tahu karena sekarang Nayla sudah mengganti nomornya.Alhasil Fery hanya Bisa menggeram kesal, berharap ia bisa bertemu Nayla dan selingkuhannya. Hari ini adalah jadwal Santi melakukan cek kandungan. Membuat Fery sejenak meninggalkan pekerjaan kantornya. Ia selalu tahu jika Santi pasti akan ngambek jika dirinya tidak ikut mengantar."Ayo, Mas. Aku dah siap!" Ucap Santi ia terlihat begitu cantik dam segar membuat Fery senang jika Santi pun senang.Fery pun beranjak dari duduknya. Ia lalu menggenggam tangan Santi mereka jalan bersama secara beriringan."Kamu terlihat cantik dan segar, membuat aku senang liatnya." Ucap Fery disela langkah mereka menuju mobil."Kemarin-kemarin aku gak cantik, ya? Hanya hari ini saja?" Ujar Santi dengan sedikit cemberut.Fery terkekeh, ia suka saat Santi bersikap manja sep
Read more
96
"Mereka itu siapa? Kok kelihatan gak berpendidikan gitu? Bawa-bawa Nayla pula. Apa mereka musuh Nayla?" Tanya Manda selepas mereka kembali ke ruangan Raka.Manda yang banyak bicara membuat Raka geram. Padahal ia tidak suka jika Manda cerewet. Raka menatap Manda, seketika Manda langsung terdiam dan menutup rapat mulutnya."Kamu bisa diam tidak? Jika kehadiran kamu di sini hanya untuk mengganggu ku sebaiknya Kamu pergi dari sini." Ucap Raka dengan serius."Maaf, janji deh aku tidak akan menggangu kamu, Raka." Manda terlihat menyesal telah mengganggu Raka. Padahal ia hanya penasaran saja dengan dua sosok yang tadi mencegah mereka."Di sini kamu mau kerja kan? Jadi sebaiknya kamu pergi. Dan kembali ketempat kamu kerja. Harusnya pertama kali kerja kamu memberikan kesan baik. Ini apa? Malah sebaliknya." Cecar Raka Untuk pertama kalinya selama mereka berteman, ini kali pertamanya Raka membentak dirinya. Padahal sebelumnya ia tidak pernah dibentak. Ini membuat Manda tersadar. Jika diriny
Read more
97
"Tolong jangan marah dan tolong Jangan jadi bahan pikiran untukmu. Apa yang aku katakan anggap saja tidak pernah Kamu dengar."Raka tetiba merasa menyesal sudah mengatakan hal tersebut. Ia takut, malah jadi beban pikiran untuk Nayla. Karena tidak bisa membalas cintanya."Kenapa kamu mencintaiku? Aku hanyalah seorang janda. Terlebih-lebih aku begitu banyak sekali kekurangan. Kamu sebenarnya lebih pantas mendapatkan yang lebih dari pada aku. Hanya karena keegoisanku saja kamu jadi harus menikah denganku.""Ssstt, jangan bicara seperti itu, Nay. Aku benar-benar tulus mencintai kamu. Aku sama sekali tidak melihat dari status, usia apa lagi kekurangan dan kelebihan. Aku memilih Kamu karena memang hati ini memilih kamu. Hanya kamu satu-satunya wanita yang mampu menggetarkan hatiku,"Raka berbicara panjang lebar demi membuat Nayla agar tidak salah paham. "terima kasih , kamu sudah mau mencintai wanita seperti aku. tapi aku...""Aku tahu, tidak mudah bagimu untuk menerima orang baru, jadi,
Read more
98
"Aku kan sudah bilang, jangan ganggu aku lagi. Kamu ngertikan dengan kata-kata yang aku ucapkan?''Santi marah, saat Morgan terus saja mengganggu dirinya. Berulang kali ia meminta untuk tidak mengganggu dirinya, tapi Morgan sama sekali tidak mau mendengarkan perkataan Santi."Aku gak bisa melupakan kamu, San. Meksipun kamu minta aku untuk pergi menjauh darimu. Aku tetap dengan pilihanku, jika aku tidak akan pernah pergi darimu." Ujar Morgan ngotot dengan keputusannya."Tapi aku sudah bahagia dengan Suamiku. Apalagi dengan kehadiran bayiku ini. Tinggal menunggu beberapa bulan lagi buah cinta aku dan suamiku akan lahir. Jadi jangan pernah kamu mengusik rumah tanggaku lagi."Santi berkata seraya memalingkan wajahnya. Saat ini memang Santi tengah berada di rumah Morgan. Ia sengaja langsung menghampiri Morgan pagi-pagi sekali. Dia tahu jika pagi-pagi rumah Morgan selalu sepi. Asisten rumah tangganya hanya akan datang waktu subuh dan sebelum Morgan bangun mereka sudah pulang."Aku tidak aka
Read more
99
Hari ini Nayla ada jadwal cek up. Oleh karena itu, ia berangkat ke rumah sakit bersama Raka. Nayla berharap cek up kali ini ada hasil yang memuaskan. Setidaknya penyakit dalam rahimnya bisa membaik agar dirinya memiliki kesempatan untuk mengandung. Mungkin bagi orang harapan Nayla terlalu dipaksakan. Karena sudah tahu dirinya penyakitan tapi tetap saja bersikukuh dengan keinginannya. Sebelum waktunya di periksa, Nayla menunggu di ruang tunggu. Ia tidak ingin mendapatkan perlakuan istimewa, oleh karena itu ia membiarkan pasien lain terlebih dahulu yang diperiksa oleh Raka. Di sela waktunya menunggu giliran dipanggil oleh Raka. Nayla melihat sesuatu di layar televisi yang terpanjang di rumah sakit. Untuk membuktikan dugaannya. Nayla pun memilih duduk lebih dekat dengan televisi agar ia bisa mendengar dan melihat jelas isi beritanya.Nayla ternganga, Saat menyaksikan sendiri berita pagi ini. Sebuah berita yang menurutnya ii sebuah mimpi. Kenapa bisa mimpi? Sebab beberapa minggu lalu
Read more
100
Santi terlihat gusar, ia berulang kali membongkar pasang seprei, kotak perhiasan dan hasilnya tetap sama. Barang yang ia cari sama sekali tidak ada.Ia sudah frustrasi. Pasalnya benda itu adalah pemberian dari Fery. Ia tidak ingin suaminya bertanya ke mana barang yang ia berikan."Di mana jatuhnya, sih?" Ucap frustrasi Santi. Ia sudah tidak bisa berpikir jernih lagi.Belum hilang rasa frustrasinya. Kini harus bertambah lagi saat ia mendengar berita kematian Morgan melalui siaran televisi Seketika wajah Santi berubah penuh ketakutan. Bahkan tangannya sampai mencengkeram erat bajunya.Santi terbayang kejadian tadi pagi, saat dirinya mendorong Morgan. Ia tidak ingin disalahkan dalam kasus kematian Morgan. Santi gelisah, ia tidak tahu harus berbuat seperti apa lagi. Hingga pikiran Santi menduga jika kemungkinan besar benda miliknya terjatuh di sana."Tidak! Aku yakin benda itu tidak terjatuh di sana. Aku yakin masih ada di sekitaran sini," Racau Santi.Lalu, ia pun kembali mencari dan h
Read more
PREV
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status