Semua Bab Tawanan Pewaris Psikopat: Bab 81 - Bab 90
134 Bab
BAB 81. Musuh Misterius
“Bangun, bitch!” Bentakan disertai air dingin yang disiramkan padanya, membuat kelopak matanya mengerjap dan perlahan terbuka. Meta mengedarkan pandangannya ke sekeliling ruangan. Di hadapannya saat ini berdiri seorang wanita bersetelan blazer hitam dan kemeja putih. Wanita itu berusia sekitaran 40 tahun. “Akhirnya, udah puas tidurnya? Setelah ini kamu akan melayani banyak orang, jadi siapkan tenagamu,” ucap wanita itu lagi. Suara yang sama persis dengan yang dia dengar saat masih pingsan. “Siapa Anda dan apa mau Anda?” Meta memperlihatkan keberaniannya, agar tidak terintimidasi oleh wanita itu. Plak! Satu tamparan mendarat di pipi kanan Meta, membuat sudut bibirnya berdarah. Gadis itu menatap tajam wanita di hadapannya. Dia sama sekali tidak mengetahui letak masalahnya dan diperlakukan begitu kasar. “Gara-gara aduan bodohmu, putriku dilecehkan!” Deg! Jantung Meta mendadak berhenti mendengar perkataan wanita itu. Perkataan yang keluar dari mulut seorang ibu yang tengah dipenuhi
Baca selengkapnya
BAB 82. Sebuah Jawaban
Meta menghilang! Ren panik dan terlambat datang untuk menyelamatakan Meta. Saat tiba di parkiran kampus, tempat terakhir posel Meta terlacak, gadis itu sudah tidak ada di sana, pula dengan ponselnya. Seseorang menjawab panggilan, saat Ren mencoba menghubungi Meta lagi. Bukan Meta melainkan salah seorang satpam yang menemukan ponsel dan beberapa buku milik Meta.“Boleh saya lihat cctv, Pak?”Seharusnya ada cctv di lahar parkir seluas itu. Ren menggerakkan anak buahnya untuk mengambil rekaman mobil yang membawa Meta pergi. Plat mobil dicatata dan diserahkan pada pihak yang lebih ahli.Tidak sampai hitungan jam, data pemilik mobil itu sudah di tangan mereka. Regano mengerahkan anak buahnya untuk andil bagian. Sementara waktu, masalah itu akan disembunyikan dari Edward sampai pelakunya ketemu.“Keluarga Renaldi, bukan termasuk musuh atau teman. Kita jelas gak ada masalah dengan keluarga itu. Bagaimana mungkin mereka menjadikan Meta tawanan?” Regano mulai menggunakan logika, menghubungkan
Baca selengkapnya
BAB 83. Hasil
Edward kembali dan itu tiba-tiba saja terjadi. Tanpa adanya aba-aba atau informasi sebelumnya. Pria itu kini berdiri tegap di depan pintu mansion, mengejutkan semua orang yang tengah dilanda panik. Masalah yang menimpa mereka belum selesai, dan bos mereka kembali di waktu yang tidak tepat.“Apa yang terjadi?” tanya pria itu.Tidak ada yang berani membuka suara. Edward menatap anak buahnya satu per satu. Firasatnya buruk, alasan dia melakukan penerbangan tanpa diketahui siapa pun. Dia mencoba menghubungi Ren dan Regano bahkan Meta, tetapi tidak satu pun menjawab panggilannya.“Katakan padaku apa yang terjadi!”Prang!Sebuah vas bunga terbanting ke lantai marmer hingga hancur berantakan.“Di mana Ren dan Regano?” Dua orang yang harus bertanggung jawab atas semua tanda tanya besar dalam otaknya.“Mereka di rumah sakit, Tuan bersama Nona Meta,”Edward menarik orang yang menjawabnya tersebut, menyuruhnya mengendarai mobil ke rumah sakit yang dimaksud. Selama di perjalanan Edward tidak berh
Baca selengkapnya
BAB 84. Tidak Dapat Dihentikan
Tidak seorang pun bisa menghentikan pria yang tengah melangkah lebar itu. Dia sendirian tanpa didampingi anak buahnya. Dia bertekad untuk menyelesaikan semua dengan tangannya sendiri.“Di mana wanita itu?”Edward bukan orang yang bodoh. Dia memang ingin memberi keluarga Renaldi pelajaran. Namun, dia juga butuh tahu siapa dalang di balik ini semua, dengan begitu tak ada penyesalan jika dia melakukan hal terburuk pada keluarga itu.“Saya Tuan,” sahut seorang wanita paruh baya berpakaian bercorak biru. Wanita itu memegang erat kain pel dalam genggamannya.“Jadi kamu yang menemukan Cia hari itu?” Wanita itu kembali mengangguk. Saat itu dia hendak membersihkan toilet saat menemukan seorang gadis tergeletak tak berdaya dengan kondisi mengenaskan. Tubuh polosnya hanya ditutupi jas hitam.Saat itu wanita yang tak lain adala cleaning servis di kampus tersebut, segera mencari bantuan terutama pakaian untuk menutupi tubuh gadis itu.“Di mana jasnya?”wanita tersebut melangkah ke dekat loker, mem
Baca selengkapnya
BAB 85. Tidak Berharga
Penyiksaan tidak berakhir begitu hasilnya sesuai dengan harapan. Hari itu Cia segera menyadari dampak perbuatannya. Dia bergegas menghentikan perintah yang diberikan orang tuanya untuk merusak Meta. Mereka hanya memberikan beberapa luka dan memberi obat tiur sehingga Meta tidak menyadari apa yang mereka lakukan.“Aku mohon, bebaskan kami,” mohon Cia menyatukan tangannya, tidak mampu melihat Edward yang terus menyiksa Refaldi.“Kamu ingin aku membebaskanmu?”“Orang tuaku juga,” sahut Cia cepat. Kedua orang tuanya hanya kalap, hingga melakukan segala hal untuk membalaskan rasa sakitnya.Cia mendongak, meringis kala tangan Edward terulur menarik rambut sebahunya.“Kamu salah memohon padaku. Aku tidak punya belas kasihan, jadi tak mungkin akan membebaskanmu semudah itu,”Pengawal keluarga Refaldi dibantai tanpa sisa, mempertegas kalau Edward bukan orang yang mudah ditaklukkan.“Tapi karena kamu sudah menyelamatkan milikku, maka aku akan memberi kalian satu kesempatan. Ketahuilah dia lebih
Baca selengkapnya
BAB 86. Jalan Tengah
Regano membuka pintu dengan hati-hati, takut mengejutkan Meta masih saja termenung. Pandangan Meta hanya terarah pada satu objek. Meta masih bergeming di posisi semula, sama sekali tidak menoleh saat Regano berjalan mendekat. “Maaf mungkin gak akan cukup, tapi aku akan terus mengatakannya. Aku mungkin belum bisa mengikuti kemauan kamu untuk melupakan perasaan ini tapi aku sedang berusaha menjadi teman untukmu,” Regano menyadari bahwa pada akhirnya, dia tidak akan bisa memiliki gadis itu. Apa pun yang dia lakukan, sekeras apa pun dia berusaha, Meta hanya akan berakhir dalam pelukan Edward. Sebuah jalan tengah yang akhirnya Regano sadari keberadaannya. “Jadilah teman untuknya. Jangan biarkan dia menghadapi ini sendiri. Kalau dia jadi milik Edward seutuhnya, artinya semua orang akan menaruh perhatian padanya. Entah kawan atau lawan, mereka akan menjadikan Meta sasaran untuk keuntungan mereka sendiri.” Perkataan Ren yang membuatnya tersadar. “Meta,” panggil Regano dengan tangan terulu
Baca selengkapnya
BAB 87. Kesepakatan Mutlak
Meta membeku, bibirnya terasa kelu. Menikah dengan Edward? Itu berarti dia tidak akan pernah terlepas dari genggaman Edward. Mata coklatnya bertemu dengan mata hitam pekat pria yang tengah menyeringai itu. “Kesepakatannya akan mutlak apabila sudah disetujui,” ucap Edward. Break untuk mempertimbangkan banyak hal. Satu per satu meninggalkan ruang rapat, hingga yang tersisa hanya Regano, Meta dan sang pimpinan. Regano menatap gadis itu, menepuk bahunya sebelum memberi ruang untuk keduanya. “Kamu pasti terkejut mendengarnya,” “Kenapa? Kenapa mengatakannya tiba-tiba?” cecar Meta tidak mengerti. “Keadaan memburuk, kamu juga sedang tidak baik-baik saja, jadi kupikir akan lebih baik membawanya langsung ke forum saja,” sahut Edward begitu santai. “Kenapa harus aku? Bukan, maksudku kenapa kamu melakukan ini padaku?” Edward berdiri lalu mendekati kursi Meta. Pria itu membungkukkan badan dengan tangan berpegang pada gagang kursi Meta, mendekatkan wajahnya hingga tepat berada di depan Meta s
Baca selengkapnya
BAB 88. Putus Rantainya!
Ada orang yang tidak akan pernah merestui pernikahan tersebut. Seseorang yang tidak ingin mengulang kesalahan yang sama. Orang itu adalah Azzura. Tepat saat berita rencana pernikahan itu tersebar dan sampai ke telinganya, dia bergegas kembali ke Jakarta dan mengunjungi mansion putranya. Azura memutuskan untuk tinggal di negara paman sam selama beberapa waktu, dan baru kembali hari ini.“Nyonya besar ingin bertamu, Tuan. Akan tiba sebentar lagi,” ucap salah satu pengawal memberitahu. Tentu saja, Azura akan menentang pernikahan itu, apalagi orang itu adalah Meta. Salah satu alasan Edward mengukuhkannya dalam pertemuan yang mutlak. Apa pun, termasuk penolakan Azura tidak akan bisa membatalkannya, ditambah lagi Azura tidak ada dalam pertemuan, sama sekali tidak berhak dalam mengganggu kesepakatan yang sudah dibuat.“Apa yang kamu lakukan sekarang?”Sambutan yang menarik, wajah Azura merah padam, ditambah tangan wanita itu yang terkepal kuat.“Keputusan sudah mutlak,”“Hentikan ini Ed. Jan
Baca selengkapnya
BAB 89. Pengakuan
Persiapan mencapai 80% hingga saat ini. Azura tidak berbohong, benar-benar mengambil alih segala urusan mulai dari WO, desain pakaian, tempat, bahkan jumlah undangan pun diatur oleh wanita itu. Penjagaan yang ketat menjadi kunci utama selama acara berlangsung. Satu-satunya hal yng tidak bisa diatur oleh Azura hanyalah tentang siapa yang harus dan tidak harus diundang. Edward memilih sendiri tamu undangannya. “Ah, kalau bisa harus ada snipper yang tidak diketahui keberadaannya. Agar lebih aman. Jangan lupa sesuai request ya, untuk kue sesuaikan dengan tema. Aku ingin semua berjalan sempurna.” Wanita itu tidak berhenti mengoceh, memberikan arahan. “Anda terlihat seperti seorang ibu sekarang,” lontar Ren, mengulas senyum tipis. “Begitukah? Meski pernikahan ini tidak diharapkan, bukan berarti aku tidak melakukan yang terbaik, bukan? Xadira akan bangga jika melihat sahabatnya menikah. Seandainya saja, keadaan normal. Edward tidak mewarisi gen dari Asnaf. Xadira masih hidup, mungkin Edwa
Baca selengkapnya
BAB 90. Dream Weeding
Semua pasti menginginkan pernikahan yang sempurna, gaun dan gedung yang mewah. Satu momen yang hanya terjadi sekali seumur hidup. Momen yang seharusnya diabadikan. Diringi musik beautiful in white dalam perjalanan menuju mempelai pria adalah salah satu pernikahan impian Meta. Sederhana, dia hanya ingin merasakan sebagai seorang wanita yang dipandang penuh cinta oleh pria-nya. Namun, impian itu sepertinya tak akan pernah tercapai. Meta menikahi seorang pria yang bahkan tidak akan pernah jatuh cinta padanya. Satu lagi mimpi yang akhirnya hancur, kehadiran Adam yang berjalan bersamanya menuju sang mempelai. Adam bahkan tidak akan ada di sisinya pada saat itu. Meta sendirian, menghadapi momen bahagia itu seorang diri. Tak ada yang akan terharu melihatnya menikah, seperti dalam mimpinya dulu. Gadis itu menghela napas, ke sekian kalinya mencoba menghubungi Adam, dan hasilnya nihil. Tak ada jawaban. Adam mungkin sudah mengganti ponselnya untuk jaga-jaga. Namun, apakah pria itu tidak mencob
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
7891011
...
14
DMCA.com Protection Status