Semua Bab Sepanas Belaian Chef Jonathan : Bab 181 - Bab 190
342 Bab
181. Menciptakan Monster
"Mampus," bisik Kaluna sambil mengusap keningnya dan menolak melihat wajah Jonathan yang terlihat masam."Pak Jonathan silakan duduk, ini saya mau mengenalkan Anda deng—""Ngapain kamu disini, Cakra?" tanya Jonathan dingin sambil menarik kursi dan menempatkannya sedekat mungkin dengan kursi Kaluna seolah melindungi Kaluna dari tatapan liar Cakra. "Hmm ...." Cakra melihat Gege yang kebingungan dan memintanya untuk duduk, "menawarkan bantuan yang bakal memberikan keuntungan dikedua belah pihak," ucap Cakra sambil tersenyum."Nggak perlu, aku sama Kaluna nggak perlu bantuan apa pun dari kamu," ungkap Jonathan sambil menempatkan tangannya di paha Kaluna dan mengelusnya pelan mencoba untuk menenangkan dirinya.Jonathan ingat saat pertama kali masuk kedalam restoran amarahnya langsung meledak karena melihat wajah Cakra yang semeja dengan Kaluna dan Gege. Saat Jonathan sampai di samping meja kupingnya memerah saat mendengar perkataan Cakra yang seolah merendahkan dirinya karena tidak mampu
Baca selengkapnya
182. Pertengkaran Berujung Panas
"Ngapain Cakra di sana?" tanya Jonathan setelah mereka pulang dari restoran dan meminta bertemu ulang dengan Gege."Nggak tau, aku nggak tau dan nggak mau tahu. Aku pusing," sahut Kaluna yang tidak mau berlarut-larut membicarakan Gege. Pusing kepalanya mengurus pernikahannya ini, rasanya acara pernikahannya itu seperti magnet yang sangat kuat untuk berbagai macam masalah yang datang ke kehidupannya."Kamu beneran nggak tahu masalah ini?" tanya Jonathan sambil melirik Kaluna."Nggak ... aku nggak tau, kalau aku tahu nggak mungkin aku ajak kamu! Aku tahu sifat kamu dan aku nggak mau rusak pernikahan aku dengan mendatangkan Cakra," ungkap Kaluna sambil mengambil ponselnya yang tiba-tiba bergetar dan ternyata itu adalah chat dari Emma yang mengabarkan kalu Emma tidak akan pulang ke rumah hari ini. Kaluna melihat ke depan dan menyadari kalau saat ini mereka ada di perempatan di mana kalau dia belok ke kanan maka akan ke rumah Kaluna dan bila belok kiri maka mereka akan ke rumah Jonathan.
Baca selengkapnya
183. Pembuktian Dalam Gairah Panas
Kaluna mendesah keras saat merasakan payudaranya di remas oleh jemari Jonathan, setiap gesekkan yang Jonathan berikan dress memberikan dampak dua kali lipat yang membuat Kaluna mendesah tanpa henti hingga ia tanpa sadar menggerakkan pinggulnya baju dan mundur menggesek permukaan celana Jonathan yang menonjol."Teriak yang keras, Yang," pinta Jonathan sambil meremas payudara Kaluna."Hah? Gimana?" Kaluna yang kebingungan karena tiba-tiba diminta untuk berteriak disaat birahinya sedang ada di puncak dan tubungjya diselimuti gairah hanya bisa mencengkeram bahu Jonathan dengan satu tangan sedangkan tangan satunya lagi menarik roknya ka atas agar tidak menghalangi ceruk kenikmatannya yang terbalut celana dalam menggesek benda yang sudah mengeras di balik celana panjang Jonathan.Jonathan tersenyum ia membelai garis tubuh Kaluna hingga berakhir di bokong Kaluna. Jemari itu langsung meremas bokong Kaluna dan meminta Kaluna untuk mengangkat bokongnya, "Angkat, Yang.""Hah?" Sekali lagi Kaluna
Baca selengkapnya
184. Sebuah pertengkaran
“Bangsat!!!” sentak Cakra sambil melemparkan ponselnya ke arah dinding kamarnya yang bersebelahan dengan pintu kamar mandi.Brak!!!“Mas Cakra!” teriak Karin yang kaget karena saat ia keluar dari kamar mandi bertepatan dengan ponsel milik Cakra yang menghantam dinding.“Bangsat!” sentak Cakra lagi karena masih mengingat suara desahan Kaluna disambungan teleponnya tadi. Cakra bukan lelaki bodoh yang tidak sadar apa yang sedang Jonathan dan Kaluna lakukan. Dia paham dengan jelas apa yang sedang Jonathan dan Kaluna lakukan tadi. Kenapa? Karena Cakra tahu dan hapal suara desahan Kaluna seperti apa, bahkan ia hapas suara jeritan mantan tunangannya itu bila sedang berada di gulungan kenikmatan. Sialan!“Kamu kenapa Mas?” tanya Karin bingung sambil berjongkok dan mengambil ponsel Cakra yang terlihat penyok di salah satu bagiannya. Jempol Karin dengan sigap menekan tombol on off untuk mengetahui apakah ponsel suaminya itu masih hidup atau tidak.“Kamu kenapa marah-marah sampai lempar-lempar
Baca selengkapnya
185. Dalam Peluh Nafsu Kutersadar
Brak!!! Cakra menggembrak nakas yang ada di sampingnya, amarahnya yang sedari tadi ia tahan akhirnya meledak juga. Akumulasi emosi yang ia rasakan dari semenjak ia bertemu dengan Kaluna dan Jonathan di restoran lalu berakhir mendengar desahan sensual Kaluna akhirnya membuat Cakra kehilangan kesabarannya menghadapi Karin.“Bisa diem nggak?” tanya Cakra sambil berjalan mendekati Karin, “dari tadi di sabarin mulut kamu ngomong terus! Kamu mau nya apa?”“Kamu mau aku nikahi aku nikahi, kamu mau apa aku kasih, kamu mau kerja di hotel keluarga aku, akh kasih. Kamu mau apa juga aku kasih, sekarang aku minta kamu tidur dan nggak ngurus hidup aku doang kok susah!” sentak Cakra di kuping Karin hingga membuat wanita itu tersentak kaget.“Aku c-cu-cuman … aku cuman mau dianggap istri kamu, Cakra. Aku ini istri kamu,” ucap Karin terbata karena merasa takut akibat teriakkan Cakra yang memekakkan telinganya.“Kamu kan udah aku nikahi! Itu kan keinginan kamu! Terus sekarang mau apa lagi? Kamu mau aku
Baca selengkapnya
186. Mari Berolahraga!
"Yang, hei ... Sayang."Sayup-sayup terdengar suara Jonathan di kuping Kaluna yang membuat ia berusaha untuk membuka kelopak matanya yang sangat sulit untuk terbuka seolah terdapat lem korea yang melekatkannya. "Yang, ayo bangun," bisik Jonathan sambil membelai lengan Kaluna dan sesekali mengecupi wajah kekasihnya itu. "Hmm ... ngantuk, Jo, aku lagi off juga dari kitchen. Kamu aja yang bangun. Kamu kan, dapet jadwal siang," bisik Kaluna sambil tersenyum kecil karena merasakan kecupan diwajahnya bahkan ia merasa bibirnya di gigit pelan oleh Jonathan. "Iya tahu aku masuk siang makanya aku bangunin kamu sekarang, ayo, bangun, Yang," bisik Jonathan lagi sambil mengusapi pipi Kaluna yang terlihat lembut dan hangat karena terdapat semburat merah di wajah Kaluna yang saat ini sedang tersenyum pada dirinya namun dengan mata yang terpejam seolah menolak untuk bangun. "Mau apa, Jo, aku ngantuk ini. Capek aku, tuh," bisik Kaluna sambil menangkap tangan Jonathan dan mengecupnya pelan setelahn
Baca selengkapnya
187. Olahraga Ranjang
Kaluna mendongahkan kepalanya saat ia merasakan bagian tubuh paling sensitif milik Jonathan memasuki tubunya dengan pelan, lambat, lembut dan dalam."Ah, Jo," desak Kaluna sambil memasukan lebig banyak lagi kejantanan Jonathan ke dalam dirinya ditambah kedua tangan Jonathan yang menahan bokong Kaluna agar dirinya menduduki paha Jonathan lebih rapat lagi agar kejantanan Jonathan masuk sedalam mungkin.Jonathan menggemeretakkan giginya saat ia merasakan cengkeraman yang lakukan dibagian kejantanannya, sebuah cengkeraman yang memberikan gulungan kenikmatan di bagain bawah tubuhnya yang berubah menjadi candu bagi dirinya untuk selalu berada di sana dan memikirnya sepanjang waktu.Tangan Jonathan membelai bokong Kaluna yang terasa hangat dan lembut, Jonathan mencengkeram kedua belahan bokong Kaluna hingga calon istrinya itu mendesah dan mulai menggerakkan tubuhnya maju dan mundur. Mata Jonathan bahkan disuguhi pemandangan sensual dari tubuh Kaluna dan payudaranya yang bergerak naik dan turu
Baca selengkapnya
188. Mendapatkan Pencerahan Dengan Berlari
"Jo ... sumpah udah, aku nggak kuat!" sentak Kaluna sambil menarik-narik tangannya yang sepanjang mereka berlari selalu Jonathan gandeng.Kaluna bahkan merasa kalau detik ini mereka berdua terlihat bukan sebagai pasangan sehat yang sedang berkencan dengan cara melakukan lari pagi, tapi, Kaluna lebih merasa seperti seorang wanita yang sedang diculik pria tampan dengan cara diseret sepanjang lintasan lari di GBK! Untungnya wajah tampan dan familiar Jonathan membuat orang-orang tidak mendatangi mereka berdua atau memanggil satpam GBK dan melaporkan adanya tindakan penculikan yang dilakukan oleh seorang selebriti Chef! Kesal."Ayo, Yang ... dikit lagi." Jonathan memberikan semangat sambil terus berlari kecil mengirinya langkah Kaluna. Jonathan bahkan memberikan senyuman paling tampan yang ia miliki untuk menyemangati Kaluna untuk terus berlari mengirinya lari kecilnya."Dikit-dikit! Sumpah dari tadi dikit mulu, aku capek, Jo," ucap Kaluna dengan napas terengah-engah dan ia bahkan merasa
Baca selengkapnya
189. Siapakah Dia?
"Kamu mau beli apa?" tanya Jonathan saat mereka sudah duduk di salah satu meja yang ada di salah satu coffee shop di GBK.Kaluna memanjangkan lehernya berusaha untuk melihat isi kue yang ada di rak-rak di sampingnya, "Ehm ... apa yah? Aku bingung.""Ya udah biar aku aja yang beli, nunggu kamu milih mau makan apa, keburu kita harus pulang dan aku ke restoran, lama," ucap Jonathan sambil mengecup pucuk rambut Kaluna dan pergi meninggalkan wanita itu sendirian di meja yang lumayan jauh dari rak-rak etalase kue di coffee shop itu.Kaluna menahan tawanya karena menyadari kalau Jonathan sangat mengenal dirinya. Mulai dari makanan kesukaannya, minuman kesukaannya, sifatnya dan bahkan mungkin ukuran pakaiannya. Entah karena Jonathan perhatian atau karena pria itu memang suka memanjakan dirinya dengan berbagai macam cara selama Kaluna tidak menyebalkan.Perhatian Kaluna masih tertuju ke arah punggung Jonathan yang langsung membuat tubuh Kaluna kembali menghangat. Dengan cepat Kaluna kembali me
Baca selengkapnya
190. Merinding Disko
"Kamu ngapain di situ?" tanya Emma sambil mendekati Kaluna, "kamu tidur? Hei ... kamu ngapain di sana? Kemarin kamu nggak pulang, yah? Ibu tadi ke rumah kok kunci rumah masih ada di tempat biasa, kamu tidur di mana? Hai ... jawab bukan tidur gitu? Kamu ngapain tidur di sana?" tanya Emma sambil terus memberondong pertanyaan pada Kaluna yang sampai detik ini masih menyembunyikan wajanya di balik lengan."Kaluna, hei ... ya ampun, Nak, jawab Ibu, hei," panggil Emma sambil mengguncang-guncang badan anaknya itu, "jawab, kamu tidur di mana? Hei."Kaluna yang tidak bisa lagi berkelit atau menyembunyikan dirinya dari Emma akhirnya mau tidak mau mengangkat kepalanya lalu melihat Emma sambil tersenyum kikuk dan malu, "Eh ... Ibu," ucap Kaluna sambil menarik pakaiannya."Kamu pakai baju siapa ini? Kok kegedean?" tanya Emma yang sangat hapal dengan semua barang-barang milik Kaluna karena dia yang selama ini mencuci baju anak gadisnya itu."Apa ...." Kaluna menarik kaos yang ia kenakan dan sadar s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1718192021
...
35
DMCA.com Protection Status