All Chapters of Cinta Lama Kembali Setelah Pernikahannya Usai: Chapter 41 - Chapter 50
85 Chapters
Debaran Hati Asma
"Baiklah! Tetapi, aku harap Mbak Asma segera pulang untuk menemui keluarganya Mbak,” ucap Laila seraya menghela nafas.Khansa membiarkan Laila berbicara dengan Asma. Selama ini, Khansa maupun Arya sering membujuk Asma agar memberi kabar pada orang tuanya mengenai keberadaan dirinya, tetapi Asma selalu menolak. Mereka tidak mengetahui alasan Asma menolak bertemu dengan orang tuanya.“Iya, La. Aku berjanji akan menemui mereka jika sudah waktunya. Aku masih malu untuk bertemu dengan mereka karena sudah membuat mereka kecewa.” Asma masih bersikukuh dengan pemikirannya.Laila tidak bisa mengatakan apa pun lagi pada Asma. Asma memang termasuk orang yang selalu memegang teguh keinginannya walaupun terkadang kurang tepat. Laila teringat dengan bu dhenya yang bercerita tentang Asma yang keras kepala akan menikah dengan pacarnya yang terkenal playboy. Bu Dhenya bercerita sembari menangis di hadapan Ibunya. Semula dia ingin membujuk Asma yang memang jaraknya usianya tidak terlampau jauh, tetapi
Read more
Rencana Laila
"Ka-kamu duluan saja, Asma,” ucap Arya dengan gugup ketika terdengar suara Khansa yang memanggil mereka dari ruang tengah panti asuhan tersebut. Arya merasa canggung dengan peristiwa yang baru saja terjadi, begitu pula dengan Asma.Asma segera meninggalkan Arya tanpa mengucapkan sepatah kata. Jantungnya masih merasa berdebar dan pipinya terasa panas karena malu dan canggung. Tanpa menengok ke arah Arya, dia pun menuju ke ruang tengah, tempat semua orang sedang berkumpul.Sepeninggal Asma, Arya duduk di bangku yang ada di teras. Dia memegang dadanya yang masih berdebar karena peristiwa yang baru saja di alami dengan Asma.‘Ya Allah, mengapa debaran ini muncul lagi? Debaran yang pernah ada di dalam hatiku. Apakah cinta yang sudah sekian lama terkubur, kini kembali lagi,’ gumam Arya dalam hatinya. Bayangan kebersamaan dan kedekatan dengan Asma sebelum kehadiran Tanto dalam persahabatan mereka, terbayang di pelupuk matanya. Dia tersenyum mengingat kebersamaan mereka sewaktu di bangku SMA.
Read more
Penguntit
Laila segera mengambil ponselnya ketika sudah berada di luar rumah. Dia pun menekan nomor ponsel Asma.“Assalamualaikum, Mbak. Insya Allah, malam ini aku menginap di panti asuhan. Aku masih kangen dengan Mbak Asma, selain itu aku ingin menemani keponakanku.” Terdengar suara Laila yang sedang menelepon Asma. Suara Laila yang lirih masih terdengar oleh Uki yang berada di balik pintu rumahnya.“Asma? Apakah yang dimaksud Asma adikku?” gumam Uki yang mendengar obrolan Laila.Uki pun memutuskan untuk mengikuti Laila. Dia penasaran dengan tingkah laku Laila yang tidak seperti biasanya.Setelah menghubungi Asma untuk meminta izin menginap di panti asuhan, Laila segera meninggalkan rumah. Dia menuju ke arah gang rumahnya untuk mencari ojek yang masih mangkal di pos ojek.Laila pun segera naik ojek untuk menuju ke arah jalan raya yang dilewati bus yang menuju ke kota. Rumah tinggal orang tua Asma memang jauh dari jalan raya besar. Tanpa sepengetahuan Laila, Uki sudah mengikuti di belakangnya m
Read more
Pertanyaan Pengusik Hati
"Hei, Uki,” sapa teman Uki yang bernama Alan.Uki tidak menjawab sapaan Alan yang sudah berada di dekatnya. Dia masih memperhatikan mobil yang ditumpangi Laila yang sudah pergi.“Hhhh.” Terdengar embusan nafas Uki.“Ada apa?” tanya Alan seraya menengok ke arah pandang Uki.Uki memalingkan pandangannya ke arah Alan. Ada gurat kekecewaan yang terlihat di wajahnya.“Maaf, Lan. Tadi kamu menanyakan apa ya?” tanya Alan yang berada di samping Uki.“Apa kamu tadi mau mengikuti mobil yang baru saja pergi dari depan toserba itu?” tebak Alan.“Iya. Tadinya aku mengira adikku ikut mobil tersebut. Tapi, mungkin aku salah lihat. Eh, kamu dari mana mau ke mana, Lan?” tanya Uki.“Aku mau menjemput Ibu yang baru saja ikut majelis taklim di rumah temannya.”Uki dan Alan mengobrol sebentar tentang kegiatan mereka masing-masing. Mereka pernah bekerja di tempat yang sama, tetapi kini mereka sudah menekuni usaha masing-masing.Karena Uki sudah kehilangan jejak Laila, dia pun memutuskan untuk pulang ke des
Read more
Menuju Masa Depan Lebih Baik
“Apakah Mbak Asma masih ada keinginan untuk kembali dengan mantan suami?” Laila mengajukan pertanyaan kembali karena melihat Asma yang diam tidak memberikan jawaban apa pun.Arya mengurungkan diri untuk masuk ke dalam kamar Asma. Dia penasaran dengan jawaban Asma.“La, aku tidak akan menjadi orang bodoh lagi yang terperosok ke dalam lubang sama. Tetapi, aku tidak akan menghilangkan garis keturunan anakku. Karena walau bagaimanapun dia tetap ayah kandung anakku,” jawab Asma dengan suara tegas.“Maaf Mbak, kalau pertanyaanku membuka kembali luka Mbak Asma.”Asma tersenyum pada Laila. “Tidak apa-apa, La. Wajar kamu bertanya seperti itu karena ada anak diantara kami. Walaupun mantan suamiku tidak mengakui Randi sebagai darah dagingnya, tetapi aku tidak akan memutuskan hubungan itu.”'Mendengar jawaban Asma, mengapa hatiku senang. Apakah memang cinta lama yang sudah terkubur telah tumbuh lagi?’ gumam Arya di dalam hatinya seraya tersenyum tipis.“Kalau menikah lagi, Mbak Asma masih ada kei
Read more
Rencana Pindah
"Maaf, Bu. Asma berencana mengajak Laila untuk mengontrak bersama. Dia juga ada rencana akan ngekos.” Asma mencoba menjelaskan rencananya kepada Ibu Intan.Asma menengok ke arah Laila yang duduk di kursi.“Yang dikatakan Mbak Asma benar, Bu. Kami memang berencana akan mencari kontrakan bersama.” Laila membenarkan ucapan Asma.Asma tersenyum mendapat jawaban Laila. Dia lega mendengarnya. Sejak tadi, Asma memang memikirkan apakah dia bisa hidup sendiri di kontrakan. Selama ini, dia memang belum pernah hidup sendiri.“Kalau seperti itu malah sangat bagus, Asma. Kita tidak akan khawatir dengan keadaanmu. Ibu sepakat seperti itu.”Asma tersenyum menatap Ibu Intan. Dia pun memeluk Ibu Intan dari samping. “Terima kasih, Bu. Ibu sudah sangat baik pada kami.”“Sama-sama. Kalau saja kamu bersedia menjadi istri Arya, Ibu sudah memboyongmu ke rumah bersama cucu ibu.”“Ih ibu kok membahas itu lagi,” ucap Asma dengan agak cemberut.Ibu Intan hanya tersenyum menanggapinya. Sejak dulu memang ibu Inta
Read more
Kerinduan Seorang Ibu
"Maksudnya apa ya, Mbak?” tanya Laila berpura-pura tidak memahami maksud ucapan Khansa padanya.“Kamu tertarik pada Arya, kan?” tanya Khansa tanpa berbasa-basi seraya memandang ke arah Laila yang berada di sampingnya.Tatapan Laila bertemu dengan tatapan Khansa. Laila tidak bisa menyembunyikan keterkejutannya dengan pertanyaan yang diajukan Khansa. Dia pun mengalihkan tatapannya.“Ti-tidak, Mbak. Aku tidak tertarik dengan Mas Arya,” elak Laila dengan suara tergagap.Khansa tersenyum seraya menepuk bahu Laila dengan lembut. “Sebenarnya jika kamu memang tertarik padanya, hal tersebut tidaklah salah. Tetapi, aku hanya ingin mengingatkanmu saja. Kendalikan perasaanmu. Jangan sampai masuk ke dalam hati yang paling dalam. Kamu akan patah hati.”“Apakah Mas Arya sudah mempunyai calon istri, Mbak?” tanya Laila yang masih penasaran.Khansa tersenyum seraya menggelengkan kepalanya. Raut muka Laila meminta penjelasan terkait peringatan Khansa. Khansa belum sempat menjelaskan maksud ucapannya, ib
Read more
Kode Cinta Untuk Asma
“Maafkan Uki, Bu. Uki belum menemukan Asma. Uki berjanji akan lebih berusaha lagi. Insya Allah Laila juga akan membantu Uki. Apalagi, Laila akan mengontrak di kota. Semoga memudahkan kita mencari keberadaan Asma dan kita bisa segera menemukannya,” ucap Uki menggenggam tangan sang ibu.“Ibu takut terjadi sesuatu pada adikmu. Hampir 4 bulan adikmu menghilang dalam keadaan hamil. Mengapa adikmu tidak mau pulang ke rumah ini lagi, Ki?” Terdengar isak tangis kerinduan dari mulut sangibu.Pak Saryo yang baru saja pulang dari masjid, mengurungkan diri memasuki ruang tengah. Ada perasaan bersalah pada dirinya.Ingatannya melayang pada saat sang putri meminta restu untuk menikah dengan pacarnya. Sebagai ayah akhirnya dia mengizinkan sang putri menikah dengan laki-laki pilihannya, tetapi dia mengucapkan perkataan yang menyakiti sang anak. Dia ingat bahwa saat itu mengatakan agar sang putri tidak usah meminta tolong jika terjadi masalah dalam rumah tangganya. Dia sudah malu dengan ujaran para te
Read more
Usulan Untuk Arya
"Tidak, Mbak. Aku tidak trauma, tetapi untuk saat ini, aku ingin fokus pada anakku dulu. Belum ada setahun aku bercerai, aku juga masih belum tahu proses perceraianku.” Asma menjawab apa yang memang menjadi rencana untuk kehidupan dirinya.Khansa menghela nafasnya. Dia hanya ingin melihat Arya, laki-laki yang sudah dianggap adiknya berbahagia dengan wanita yang dicintainya. Dan dia melihat ada cinta di mata Arya untuk Asma.“Kalau memang hal itu yang kamu inginkan saat ini, aku tidak bisa memaksanya. Lakukan apa yang menurutmu baik. Tapi, kalau boleh tahu, bagaimana perasaanmu pada Arya?”Asma menghela nafas panjang. Sejujurnya dia belum mengetahui perasaannya sendiri. “Secara jujur, aku memang merasa nyaman berada di dekatnya seperti beberapa tahun yang lalu saat kami menjalin persahabatan. Aku merasakan kehadiran seseorang yang selalu melindungiku, menghiburku, mengingatkanku, seperti beberapa tahun yang lalu.”Khansa tersenyum mendengar jawaban Asma. Dia juga melihat ada cinta di
Read more
Kecurigaan Uki
“Apakah Ibu setuju jika aku menjadi ayah sambung Randi?” tanya Arya memastikan maksud pertanyaan ibunya.Ibu Intan menatap putranya yang duduk di kursi yang ada di depannya.“Arya, kamu adalah anak satu-satunya ibu. Ibu ingin kamu melanjutkan kehidupanmu. Kamu tidak mungkin selamanya sendiri. Aisyah sudah tenang di tempatnya. Bagaimanapun juga kamu harus mencari pengganti Aisyah. Kamu membutuhkan penerus keluarga kita dan Ibu juga sudah menginginkan cucu darimu. Ibu sudah mengenal Asma sejak kalian masih duduk di bangku sekolah. Dia wanita yang baik. Apalagi kalian sudah pernah dekat, bahkan dulu ibu mengira kalian itu pacaran. Ibu tahu jika di dalam salah satu ruang hatimu masih ada setitik cinta yang tertinggal untuk Asma sejak dulu. Mungkin inilah yang dinamakan jodoh. Kalian dipertemukan kembali ketika diantara kalian sudah tidak ada pasangan di samping kalian. Dan kamu juga tahu, Randi masih membutuhkan sosok ayah dalam perkembangannya.”Ibu Intan mengemukakan pendapatnya pada Ar
Read more
PREV
1
...
34567
...
9
DMCA.com Protection Status