All Chapters of Mafia Cantik Dan CEO buruk Rupa: Chapter 61 - Chapter 70
83 Chapters
Bab 61
Gilbert memutar ulang kejadian tempo dulu, saat orang tuanya mengalami sebuah kecelakaan yang merenggut nyawanya.Saat itu dirinya masih kecil dan berada di rumah La Rossa untuk menyelamatkan La Rossa dari kobaran api yang mengepung rumahnya.Untuk itulah kenapa sebelah dari wajahnya rusak, dan saat itu ia di diagnosa lumpuh, semata-mata hanya untuk mengelabuhi orang yang ingin mencelakai keluarganya.Gilbert mengalami luka bakar di sisi sebelah wajahnya sehingga nampak seperti seorang monster.Dari sejak kejadian itu, Gilbert mengurung diri di Mansionnya, sebuah rumah besar bekas milik orang tuanya yang ada di pinggiran kota.Kali ini gambar kejadian kecelakaan mobil milik orang tuanya diputar ulang. Semua orang memandang ke layar yang sedang menampilkan sebuah adegan di mana mobil tergelincir dari badan jalan dan menabrak pembatas jalan hingga berguling-guling beberapa kali dan mobil itu ringsek hancur tak berbentuk.Mobil yang membawa orang tuanya Gilbert itu hancur, dan orang tu
Read more
Bab 62
Alfredo tercengang, ia tak menyadari kesalahannya. Rupanya Gilbert telah menjebaknya.Ia terlihat begitu canggung, apa lagi, saat para tamu undangan mulai saling berbisik mengguncingkan dirinya."Hentikan!" teriak Sisca sekuat tenaga.Ia tak ingin suaminya jatuh miskin apa lagi sampai di penjara.Tayangan tentang kecelakaan kedua orang tua Gilbert itu terus berlanjut hingga pada sebuah tayangan pemakaman.Di sana terpampang jelas peti jenazah masuk ke dalam lubang kuburan, makam kedua orang tua Gilbert bersisian. Awalnya Ayah Gilbert akan di makamkan dekat dengan istri pertamanya, namun, entah kenapa justru ayahnya di makamkam bersisian dengan istri keduanya, yaitu Magdalena.Saat acara pemakaman berlangsung di sana terlihat ada seseorang yang tidak begitu jelas. Ia memakai setelan jas hitam dengan memakai kaca mata hitam juga.Wajahnya tak terlihat, hanya saja ada sebuah lambang di bagian lehernya. Lambang itu adalah sebuah tato bergambar Mawar Hitam.La Rossa yang sedang melihat tay
Read more
Bab 63
Ternyata kejadian itu terjadi hampir bersamaan dengan tragedi kecelakaan yang merenggut nyawa kedua orang tua Gilbert.La Rossa teringat kembali, potongan-potongan kejadian kala itu bak sebuah puzzle yang bergerak di benaknya.Kepingan-kepingan potongan kejadian waktu itu kembali diputar di memory otaknya.Bagaimana kedua orang tuanya di bantai dan di habisi, lalu semua isi rumah juga tak luput dari kekejian mereka.La Rossa, teringat kala itu pengasuhnyalah yang menyembunyikannya di atas loteng tempat ia bermain.Dan dengan kejamnya, orang-orang itu menghabisi nyawa pengasuhnya.Tubuh La Rossa bergetar hebat, ia menahan gejolak emosi dalam dirinya. Tangannya mengepal erat hingga kukunya menembus kulit ari telapak tangannya. Rasa sakit tak ia hiraukan.Perasaannya berkecamuk tak karuan, dari potongan-potongan gambar yang terekam di layar CCTV ternyata ia di selamatkan oleh seseorang yang ia kenal.Saat La Rossa baru saja keluar dari kobaran api yang mengepung rumahnya. Ia langsung di t
Read more
Bab 64
Pihak berwajib memang menutup kasusnya hingga berpuluh tahun lamanya, bahkan mereka yang tak tahu diri ini dengan sangat bebas menikmati semua harta hasil dari jerih payah Papanya Gilbert.Tapi, tidak dengan Gilbert. Ia terus mencari bukti dari kebenaran kejadian itu.Selain itu, ia juga berjuang untuk menjadi kuat agar bisa melawan Pamannya yang licik dan jahat itu.Gilbert terus mengumpulkan bukti sedikit demi sedikit dan pada akhirnya ia menemukan sebuah fakta yang mengejutkan."Bagaimana dengan yang ini, Paman? Apa ini juga hasil karya darimu?" Gilbert menyorot dingin ke arah Alfredo."Tidak! Aku tak melakukan semua itu?" elak Alfredo sembari menggelengkan kepalanya, berusaha keras menyangkal.Layar proyektor terus memutar kejadian saat tragedi di rumah La Rossa.La Rossa tak mengedipkan mata demi untuk mengetahui kebenarannya. Ada sebuah adegan di mana ia di tarik oleh seorang pria dewasa menjauh dari sana.La Rossa mengenalinya, "bukankah itu Jhonny?""Tunggu, jadi semua itu ...
Read more
Bab 65
Alfredo yang sedang mengendap-endap mendapatkan kejutan dari La Rossa di bagian kakinya. La Rossa melemparkan senjata rahasianya tepat di paha belakang Alfredo, seketika ia ambruk tersungkur di lantai.La Rossa menyorot dengan dingin ke arah Alfredo lalu, memerintahkan pada anak buahnya untuk mengikat mereka bertiga sekaligus. Alfredo, Sisca dan Abraham. Mereka bertiga di amankan. Sementara Gilbert ia turun dari podium dengan melompat, ia mengangkat dagu sniper itu dan baru saja ia akan menginterogasinya, tiba-tiba darah merembes mengalir dari sudut bibirnya dengan retina mata juling ke atas lalu meredup dan bruk! sniper itu ambruk.Gilbert termundur selangkah, ia tak percaya ternyata di dunia nyata ada kisah seperti di film film kerajaan kuno. Gilbert menggelengkan kepalanya tak percaya, La Rossa yang melihat sniper itu mati begitu saja langsung maju kedepan.Ia melihat sniper itu mati dalam keadaan mata melotot dan darah keluar dari setiap lubang di tubuhnya, bahkan dari pori-poriny
Read more
Bab 66
Kedua lawan sama-sama kuat dan tangguh.Semua proferti rusak, mayat bergelimpangan memenuhi ruangan itu, hanya beberapa tamu yang berhasil keluar menyelinap menyelamatkan nyawanya dari pertarungan.Selebihnya yang tertinggal hanyalah mayat, La Rossa melawan seorang wanita yang sama tangguhnya.Wanita itu meninju bagian dada La Rossa, tapi, di tangkis oleh La Rossa. Wanita itu mengeluarkan dua buah senjata berupa sejenis belati bergerigi dari balik bajunya.Kini kedua tangannya menggenggam belati itu, ia memainkannya dengan memutar-mutarkannya, La Rossa tersenyum tipis, ia pun melakukan hal yang sama.Mereka berdua kembali bertarung dengan sengit, sret! sebuah luka sayatan mendarat tepat di wajah cantik wanita itu. Ia menyapu darah yang mengalir dari luka yang baru saja ia dapatkannya. Wanita itu menjilat darah yang ada di tangannya, tatapan matanya menyorot tajam menusuk masuk ke dalam retina La Rossa.La Rossa merasakan aura membunuh yang begitu kuat dari wanita itu."La Rossa, nama
Read more
Bab 67
La Rossa terkena tusukan di punggungnya, belati itu melayang menembus punggung La Rossa. Arrgghh! Teriak La Rossa saat belati itu menembus punggungnya. Gilbert yang ada di sampingnya terkejut. Ia menangkap tubuh La Rossa yang akan ambruk. Matanya nyalang, ia mencabut belati itu dari punggung La Rossa dan melemparkannya kembali kepada si empunya.Wanita yang dilukai oleh La Rossa itu menyeringai, ia puas dengan hasil yang di perolehnya meski taruhannya nyawanya."Ros, kamu baik-baik saja 'kan?" Gilbert panik tatkala melihat La Rossa terkulai lemah."Aku ...," ucapan La Rossa terputus, ia tak sadarkan diri.Wajah La Rossa memucat, bibirnya mulai membiru. Gilbert merasakan ada yang salah dengan La Rossa, seharusnya jika hanya terkena tusukan biasa saja La Rossa akan baik-baik saja.Apa lagi La Rossa terkenal dengan sebutan wanita tangguh yang sulit dilumpuhkan. La Rossa terkena racun."Lagi?" gumam Gilbert kesal ketika mendapati La Rossa kembali terkena racun.Dengan sigap, Gilbert memba
Read more
Bab 68
Jhonny, Anisa dan Profesor Huang berlari tergopoh-gopoh menghampiri Gilbert. Ia mendekat dan tanpa basa basi lagi ia langsung menanyakan keadaan La Rossa."Bagaimana keadaannya? Apa yang terjadi?" berondong Jhonny tanpa jeda."Ia dalam keadaan kritis," ucap Gilbert dengan nada lemah. Ia sangat sedih dan terlihat sangat kacau.Profesor Huang langsung masuk kedalam ruang penanganan La Rossa. Ia menghampiri tubuh La Rossa yang terlihat begitu lemah dan tak berdaya."Mau apa kamu, Pak Tua?" tanya Lucas yang sedang berada didekat La Rossa.Profesor Huang tak menjawab, ia memeriksa La Rossa dengan seksama. Ia menggeleng lalu mengangguk, Profesor Huang lalu terlihat sedang berpikir keras. Dahinya mengerut hingga menghitam, mata tuanya menyipit yang memang sudah sipit tambah sipit saja hingga tak terlihat bola matanya.Lalu ia keluar, "Jhon, bawa ia ke Laboratoriumku di Singapura, aku akan menelitinya!"perintah Profesor Huang."Apa maksudmu dengan menelitinya? Dia bukan bahan penelitian apa l
Read more
Bab 69
La Rossa masih dalam keadaan kritis dan belum sadar, Gilbert mundar mandir di luar ruangan, ia begitu cemas dengan keadaan La Rossa."Apa belum ada perubahan?" gumam Gilbert."Kenapa begitu lama, ya ampun apa saja yang ia lakukan," Gilbert tak sabar menunggu kabar dari Profesor Huang. Sememtara La Rossa, dalam bawah sadarnya ia bertemu dengan kedua orang tuanya. ia sedang berada dalam rumahnya, ia bercanda dengan orang tuanya."Aku merindukanmu, Mah, Pah, kenapa kalian meninggalkanku?" ucap La Rossa."Kami tak meninggalkanmu, Nak," ucap Mamanya La Rossa."Tapi, kenapa aku sendirian?" tanya La Rossa lirih, matanya sudah mulai berembun."Siapa yang meninggalkanmu, kami selalu ada di dekatmu, Nak. Kembalilah, tempatmu bukan di sini," ucap Papanya La Rossa dengan sedih dan sendu."Tapi, Pah. Aku sendirian, aku mau ikut kalian saja." La Rossa memohon pada papanya."Tidak, Nak. Kamu tidak boleh ikut kami, kembalilah," Papanya La Rossa tetap minta agar ia pergi dan kembali."Tapi, Pah." La
Read more
Bab 70
La Rossa mengerjapkan matanya, ia perlahan membuka matanya. La Rossa berucap lirih, "minum."Gilbert yang ada di sampingnya mendengar suara lirih La Rossa, jantungnya berdegup kencang saking senangnya."Ros, kamu sudah sadar?" tanya Gilbert penuh suka cita."air," lirih La Rossa."Akan aku ambilkan, tunggu!" Gilbert bergegas keluar, ia berlari ke dapur dengan cepat dan kembali dalam waktu sekejap mata dengan membawa segelas air di tangannya.p⁰Gilbert kembali masuk ke ruangan itu, ia mendekati La Rossa. Gilbert akan membalik tubuh La Rossa, namun, ia urungkan. Itu karena La Rossa dalam keadaan bertelanjang dada, Gilbert canggung, ia menggarung tengkuk lehernya."Apa yang harus aku lakukan?" ucap Gilbert bingung.Jhonny yang melihat Gilbert mondar mandir keluar lalu masuk kembali dengan segelas air di tangannya, bertanya, "apa yang kamu lakukan? Kenapa berdiri di sana dengan segelas air di tanganmu?""Ini, La Rossa telah sadar dan meminta air," jawab Gilbert sembari menoleh pada Jhonny
Read more
PREV
1
...
456789
DMCA.com Protection Status