Semua Bab Ayah Untuk Anakku: Bab 191 - Bab 200
294 Bab
Bab 191. Kebahagiaan Dua Keluarga
Malam ini keluarga Adhinatha menginap di dalam kediamana Bagaswara maka hubungan kekeluargaan semakin hangat saja. Malam ini juga Amelia mengajukan permintaan pada Erland, “Kita adakan acara resepsi dua hari dari sekarang saja.”“Yakin?” Sebelah pipi Amelia diusap lembut.“Iya, untuk apa menunda. Lagipula aku merasa baikan setelah melakukan cara-cara yang diberikan dokter. Aku tidak mau acara pernikahan kita ditunda-tunda lagi, setidaknya setelah resepsi keluarga besar kamu akan segera tahu bahwa kita sudah menikah.”“Baiklah. Kita bicarakan ini besok pagi mumpung keluarga kita masih berkumpul.” Erland selalu menyetujui apapun keputusan dan keinginan Amelia, bukan karena tidak memiliki pendapat, tapi selama keinginan atau keputusan Amelia tetap bernilai baik, kenapa harus tidak dikabulkan.Maka, pada pagi harinya Erland dan Amelia kembali membuat pengumuman pada keluarganya. Untuk informasi yang ini Bagaswara segera menyahut antusias, “Papa akan segera mengurus semuanya!”Sikap Adhina
Baca selengkapnya
Bab 192. Resepsi Erland dan Amelia
Hari yang dinantikan tiba, tubuh Amelia sudah berbalut gaun pengantin yang indah nan elegant. Modelnya tidak seperti gaun memayung, justru sangat sexy hingga membentuk lekukan tubuhnya. Pinggul dan bokongnya yang indah terlihat begitu cantik nan menggoda. Pun, bahu indahnya diekspos hingga menambah sentuhan sexy yang anggun, tetapi untuk saat ini other brokat putih ditambahkan karena suasana masih dalam keadaan formal. Udara ditarik cukup panjang dan dilepaskan seiring mengontrol rasa gugup. Wanita ini berdiri di hadapan cermin yang memantulkan seluruh tubuhnya. “Mei, ini hari yang selalu kamu nantikan.” Senyuman dilukis, mencoba percaya diri seiring mangangkat wajahnya.Sopia berada di dalam ruangan yang sama, wanita ini ikut menatap pantulan cantik putrinya. “Kamu sangat sempurna, Mei ....” Senyuman kagum dan haru bercampur. Ini adalah salah satu impiannya, melihat putrinya dibalut gaun pernikahan dan dipenuhi perasaan bahagia.“Apa Amei tampak pangling atau seperti biasa saja keseh
Baca selengkapnya
Bab 193. Ada Apa dengan Tio?
Saat ini Amelia masih berada di dalam ruangan pengantin, maka Tio harus bersabar selama beberapa saat untuk menemui pujaan hatinya. Begitupun dengan Cristy, dirinya ingin melihat Erland untuk yang terakhir, tetapi keinginannya tidak pernah diungkapkan pada siapapun. Jesica juga di sana, tujuannya bukan karena menghadari resepsi, tetapi ingin memastikan kakaknya baik-baik saja karena semalam dirinya menemukan banyak sekali obat-obatan yang entah obat apa saja.Beberapa menit menunggu, akhirnya pemilik pesta hadir. Amelia tampak lebih cantik dibandingkan tadi maka Tio merasa kedatangannya tidak sia-sia. Tatapannya selalu mengarah pada Amelia yang berada di depan sana, selama beberapa saat dirinya seolah khilaf hingga menganggap isi dunia ini hanya dipijak olehnya dan Amelia. ‘Mei, seharusnya aku yang ada di sana.’ Hatinya mendesah sangat lirih.Bukan hanya Tio yang terpaku karena Amelia, tetapi Cristy juga. Wanita ini segera menambah kekagumannya pada Erland walau ini salah dan hanya ak
Baca selengkapnya
Bab 194. Nitara Inginkan Kesempurnaan Seperti Amelia dan Kenzo
Tidak lama Erland melirik Tio karena Cristy meminta berfoto bersama pasangan pengantin begitupun dengan Jesica, tetapi setelah menyelesaikan beberapa detik saja waktu berfoto, Tio sudah tidak berada di tempatnya hingga membuat saudarinya panik, “Mei, Erland, aku duluan ya. Semoga kalian hidup berbahagia!” Wanita ini berlalu bagaikan angin. “Ada apa sama Jesica, dia terburu-buru sekali,” heran Cristy, sedangkan Amelia segera menyadari jika Tio menghilang dari tempatnya. “Mungkin mencari kakaknya,” ceplos Amelia yang dirasa tidak sulit menebak. Cristy menggendikan bahunya tidak peduli, kemudian berbincang selama beberapa saat barulah wanita ini mulai menemui Nitara yang berada di kumpulan sofa khusus keluarga. Di sisi lain, Tio sedang berdiam diri di dalam mobil saat Jesica menemukannya. “Kak, kakak yakin tidak apa-apa?” cemasnya semakin bertumpuk. “Kenapa meninggalkan resepsi.” Tio tidak menyahut pertanyaan adik perempuannya. “Karena Kakak tidak ada.” “Kakak akan menyusul, nikmat
Baca selengkapnya
Bab 195. Bulan Madu Amelia dan Erland
Hari berganti, tetapi kali ini Erland dan Amelia tidak segera kembali ke kediamannya karena mereka berencana melakukan bulan madu. Pun, rencana ini diambil setelah memastikan jika Kenzo tidak akan rewel karena ditinggal orangtuanya.“Kalian pergi saja, nikmati waktu indah kalian. Jangan mengkhawatirkan Kenzo, anak kalian selalu menganggapku sebagai papanya,” kekeh William di dalam sambungan di udara.“Apa dia memanggilmu papa?” kekeh Erland saat menanggapi kalimat William.“Tentu saja. Dan aku sangat senang mendengarnya,” tulus William. Dirinya sedang menantikan kedatangan sang buah hati yang berada di dalam rahim Nitara, tetapi seorang malaikat kecil sudah menggunakan panggilan papa padanya, ini adalah kebahagiaan berlipat baginya.“Baiklah kalau begitu. Tolong katakan pada mama dan papa kami tidak akan segera pulang karena akan mengunjungi suatu tempat.” Tatapan Erland mengarah lembut pada Amelia kala tangan kirinya melingkar di pinggang sang istri.“Tentu saja, bersenang-senanglah.
Baca selengkapnya
Bab 196. Aku Masih Mencintaimu, Mei
Jesica terisak di bahu Cristy yang sedang memeluknya, mencoba menenangkannya, tetapi tidak berhasil. “Kakak mengidap kanker paru-paru sudah bertahun-tahun lalu, tapi kakak merahasiakannya. Ini sangat menyakitkan ....” Suaranya tercekik kesedihan.Cristy tidak dapat berkata apapun karena memang hal ini sangat menyakitkan. Jadi, dirinya sempat hening. “Apa kamu yakin Tio tidak pernah mengatakannya?” Suaranya begitu sendu karena bagaimanapun juga Tio adalah sahabatnya walau sering membuatnya kesal karena mulutnya yang tidak pernah terjaga.“Tidak sama sekali ..., kakak merahasiakannya bahkan dari papa dan mama ....” Isak tangin Jesica tidak terbendung, sedangkan Cristy hanya mampu mendesah.“Pasti Tio punya alasan ....” Saat ini Tio masih berada dalam tahap pemeriksaan juga perawatan maka keduanya hanya mampu menunggu di luar ruangan, sedangkan orangtuanya masih belum mengetahui hal ini, bahkan saat ini Wijaya sedang berada di luar negeri untuk mengurus cabang perusahaan yang tadinya aka
Baca selengkapnya
Bab 197. Masa Lalu dan Masa Depan
Amelia tidak bisa memberikan jawaban apapun untuk kalimat yang diucapkan Tio hingga akhirnya wanita ini berkata, “Aku doakan semoga kamu segera sembuh.”Tio menelan ludah kesakitan dan tidak ingin melanjutkan panggilan video call. Hingga akhirnya Amelia menahan air matanya karena mengasihani Tio, tetapi butiran ketulusan itu tidak dapat diekspresikan untuk menghargai Erland. Kini, Jesica memakinya, “Mei, kamu tidak punya hati!”“Aku minta maaf, aku memang tidak bisa membalas cintanya Tio, apalagi sekarang aku sudah menikah.” Amelia mencoba menyampaikan kalimat yang mungkin akan dimengerti oleh Jesica.“Aku tahu, tapi setidaknya kamu balas cinta kakak sekali ini saja!” panggilan diakhiri oleh Jesica karena terlalu kesal pada mantan pacar kakaknya, sedangkan Amelia hanya terpaku. Segera, Erland memberikan pelukan.“Kamu satu-satunya wanita yang menerimaku di saat apapun. Terimakasih karena kamu tidak pernah mengkhianatiku.” Pelukan Erland menyalurkan ribuan kasih sayang. Amelia bahagia
Baca selengkapnya
Bab 198. Perbedaan Kehamilan Amelia dan Nitara
Totalnya lima hari Erland dan Amelia berbulan madu, di saat yang sama Tio berhasil melewati masa kritisnya. Pria ini dicerca serta dijejal dengan banyak sekali tuntutan aturan ketaan dari dokter dan keluarganya. Dirinya sudah tidak bisa melewatkan jadwal meminum obat, cek up dan terapi. Semua harus sesuai dengan aturan walau belum tentu membuatnya berumur panjang, tetapi setidaknya Tio bisa menghirup udara lebih banyak dibandingkan saat dirinya lalai terhadap semua tahap pengobatan.Hal pertama yang dilakukan Amelia adalah menghubungi Cristy untuk menanyakan kondisi Tio. Syukurnya wanita ini mendapatkan jawaban baik, “Tio selamat dari maut, tapi aku tidak tahu dia akan bertahan berapa lama, dokter tidak menjanjikan apapun, semuanya tergantung niat hidup Tio dan kebaikan Tuhan.” Nada suaranya masih menyimpan sendu walau diselimuti kebahagiaan.“Syukurlah ....” Ini kali pertama Amelia dapat menarik senyuman karena Tio setelah lima hari ke belakang.“Sekarang kamu di mana, Mei?” Kini, em
Baca selengkapnya
Bab 199
Keesokannya, William dan Erland sepakat akan menjenguk Tio. Jadi, keduanya berpamitan pada istri masing-masing. Amelia dibuat heran dengan niat baik Erland, “Kamu yakin akan menjenguk Tio? Karena aku yakin Tio membenci kamu.”“Tidak apa, Sayang. Aku menjenguk karena manusiawi, kalaupun Tio tidak suka, aku tidak keberatan sama sekali.”“Bagaimana kalau dia mengatakan hal-hal sensitif, misalnya ... secuil kisah kami di masa lalu. Apa kamu yakin akan baik-baik saja?” Setelah melontarkan pertanyaan ini Amelia menunduk. Sekejap, bola matanya hanya mengintip wajah Erland.“Biarkan saja. Toh masa lalu kalian tidak akan terulang.” Santai Erland seiring menggendikan bahunya hingga Amelia mengerjap dan kembali memandangi suaminya.“Eu ... iya sudah sih, kalau memang sudah seyakin itu. Tapi buat jaga-jaga tolong jangan dengarkan apapun yang Tio katakan!” pringatan Amelia karena terlalu khawatir suaminya akan cemburu dan pulang membawa perang.“Iya, Sayang ....” Pelukan hangat mendarat sesaat, ke
Baca selengkapnya
Bab 200
Hari berganti, Erland berpamitan pada keluarganya. “Aku akan selalu mengabari kamu, Sayang.” Kalimat spesialnya untuk Amelia.“Kamu memang harus melakukannya.” Pelukan Amelia melingkar erat, tetapi dirinya tidak dapat menahan walaupun ingin hingga akhirnya suaminya berlalu, meninggalkannya hingga bulan berikutnya.Sopia mengelus punggung Amelia. “Karena Erland tidak ada, Mama akan memotong sebagian kesibukan untuk menemani kamu ....” Lembutnya.Amelia segera menatap ibunya dengan mata berkaca. “Sebenarnya Amei masih tidak rela Erland pergi.”“Sudah ..., kepergian Erland untuk bekerja, jangan ditangisi,” nasihat kebaikan Sopia dilanjutkan setelah kemarin memberikan nasihat serupa bersama Bagaswara. Wanita ini menggiring putrinya masuk ke dalam, kemudian berkata pada Amanda, “Tolong kamu cek ke toko ya, bagaimana laporan keuangan kemarin.”“Baik, Nyonya.” Anggukan patuh Amanda. Ini adalah pertama kalinya dirinya mengunjungi toko milik Sopia tanpa majikannya karena biasanya perannya hany
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1819202122
...
30
DMCA.com Protection Status