Semua Bab Pria Yang Menjadi Ayah Anakku: Bab 21 - Bab 30
62 Bab
Rencana Kabur
Danu membuka pintu rumah dengan tergesa-gesa dan berharap menemukan Risa di sana. Namun, ketika pria itu masuk ke kamar, ruangan itu kosong melompong dan tidak ada tanda-tanda keberadaan wanita milik Jaya tersebut.Dalam waktu yang sama, Danu merasa kecewa, marah dan juga bingung dengan Risa yang mendadak berubah seperti itu dan dia tidak menemukan alasan yang paling pasti kecuali jika wanita itu sempat menguping pembicaraannya dengan Laras.“Sial kalau memang dia dengar semua itu!”Lantas, Danu menghubungi Laras untuk mengetahui di mana mereka berada jika bukan di rumah. Namun, apa yang model itu katakan membuatnya terbelalak lebar.“Dia sudah terbang ke Perancis. Dia mendengar kita berbicara dan semua terjadi begitu saja.”Tanpa menutup panggilan dari Laras, Danu berkacak pinggang sambil memejamkan mata. Dia mendongak seraya mengembuskan napas kasar agar rasa marahnya berkurang. Namun, tiba-tiba suara teriakan terdengar di ponsel Laras dan Risa yang mendengarnya hanya bisa bergidik
Baca selengkapnya
Enam Tahun Berlalu
“Hah!” Laras mengembuskan napas lega ketika seseorang yang muncul tiba-tiba itu bukanlah Danu, melainkan Jillian. “Aku tidak punya waktu untuk menjawab pertanyaanmu sekarang,” katanya sambil melangkah masuk.Jillian menyusul dengan langkah yang sama cepatnya. Meski cemas akan apa yang dilakukan Laras malam-malam begini di rumah pria yang sudah menikah, dia tetap masuk untuk sekiranya membantu membuat alasan saat Risa menaruh curiga atas kedatangan wanita itu.Begitu masuk ke rumah, Jillian menyadari jika tidak ada seorangpun yang ada di sana, kecuali dirinya dan juga Laras yang kini menuju ke kamar Danu. Dia dengan segera mengejar dan menghentikannya dengan cara menahan tangan wanita itu. “Apa yang sedang kau lakukan di sini?! Aku tahu kalau kau mungkin sedang tidak waras karena cemburu, tapi masuk ke kamar orang lain itu beda kasus!”“Kau diam saja!” Laras menyentak tangan Jillian, kemudian bergerak membuka lemari untuk menemukan tas yang Risa maksud. Begitu menemukan benda itu di la
Baca selengkapnya
Jangan Beritahu Pria Itu
Ah … akhirnya aku bisa ketemu sama keponakanku yang menggemaskan itu!”Margareth menghirup napas dalam-dalam setibanya di Bandara Soekarno Hatta. Ini adalah kunjungannya yang pertama setelah empat tahun yang lalu saat Risa menghubunginya untuk yang pertama kali begitu lenyap dari jangkauan orang-orang.Wanita itu kemudian menarik kopernya untuk segera memesan tiket kereta dan menerima sambutan hangat dari sang sahabat dan juga Nathan yang dirindukannya. Ibu dan anak itu bisa saja datang menjemput di bandara, tetapi seperti sebelumnya, Risa merasa tidak berani berada di tempat umum besar seperti bandara lantaran takut akan dipertemukan dengan Danu, mantan suaminya.Langkah Margareth segera masuk ke gerbong kereta setelah menunggu selama tiga puluh menit di belakang garis kuning. Mungkin satu setengah jam lagi dia akan berjumpa dengan dua orang yang membuatnya terpaksa harus berhati-hati selama ini.Enam tahun lalu ketika Margareth masih bertugas di ruangannya, seseorang tiba-tiba mener
Baca selengkapnya
Undangan Pernikahan
Di sebuah kantor yang terlihat begitu suram dan dingin, Danu duduk menghadap jendela sambil memijat keningnya yang berkerut. Dia baru saja menerima panggilan luar negeri yang lagi-lagi menyampaikan informasi tidak berguna yang sama setiap tahunnya.Sudah enam tahun berlalu, tetapi dia tidak juga mendengar sesuatu tentang Risa dan anaknya yang sekarang entah ada di mana. Bahkan ketika pria itu mendatangi tempat tinggal Risa yang ada di Perancis dan mendesak Margareth mengaku pun, wanita itu mengaku tidak tahu keberadaan sang sahabat.Margareth tidak berbohong. Wanita itu memang tidak tahu di mana Risa berada dan dia cukup terkejut begitu mendengar jika sahabatnya tak lagi berhubungan dengan pria yang sebelumnya sangat ingin Risa miliki. Hingga dua tahun setelah itu, Risa menghubungi Margareth dengan nomor baru yang berasal dari Indonesia.Ponsel yang tergeletak di atas meja kembali bergetar. Tanpa menolehkan kepala, Danu mengambil benda itu dan membaca sebuah pesan singkat dari seseora
Baca selengkapnya
Bertemu Papa
Pembukaan sanatorium di Jakarta Timur dihadiri banyak undangan, salah satunya dari taman kanak-kanak yang termasuk Nathan di dalamnya. Anak-anak itu datang bersama wali murid dan menyemarakkan acara resmi tersebut. Selain anak-anak dari sekolah terdekat, pihak rumah sakit juga mengundang pasien dari yang menjalani rawat inap karena memiliki kondisi yang kurang baik.Sembari bergandengan tangan dengan sang ibu, Nathan dan teman-temannya membawa setangkai bunga krisan yang mempunyai makna bagus, yaitu sebuah doa agar orang-orang sembuh dari segala penyakit dan panjang umur.Risa memegangi perutnya yang terasa sakit sebab sejak tadi menahan sesuatu. Acara akan dimulai dalam sepuluh menit dan jika dia menahannya lebih lama, kemungkinan dia akan menjadi pasien pertama yang di sanatorium tersebut.Lantas, wanita itu melepas genggaman tangan Nathan dan berkata, “Nathan, mama harus ke toilet sebentar. Kau harus tetap di sini bersama teman-temanmu, ya?”“Baik, Ma!”Risa kemudian melangkah perg
Baca selengkapnya
Dia Itu Papaku!
Margareth menutup pintu kamar Nathan setelah anak itu tertidur pulas dalam pelukannya. Karena kejadian di mana Nathan mengaku melihat ayahnya, sementara Risa mengelak jika mereka hanya mirip, anak laki-laki dengan tinggi seratus enam belas sentimeter itu merajuk dan tidak mau melihat sang ibu.Risa sedang duduk di ruang tengah saat Margareth datang. Dia terlihat sedang memikirkan sesuatu yang pasti berkaitan dengan sikap keras kepala Nathan seharian ini yang tidak bisa dianggap remeh. Karena seperti yang sudah diketahui, anak-anak tidak pernah berbohong dan terkadang perasaan mereka lebih akurat daripada orang dewasa.Margareth duduk di sebelah Risa, memperhatikan sikapnya yang mencurigakan, seolah-olah terganggu oleh kenyataan yang Nathan percayai. “Jadi, sekarang aku benar-benar harus tahu apa yang sebenarnya terjadi enam tahun lalu,” katanya dan Risa tak juga menanggapi. “Mungkin pria yang Nathan lihat memang ayahnya, tapi …,“Aku sungguh tidak mengerti kenapa kau bersikeras meracu
Baca selengkapnya
Pertemuan Yang Tidak Kuinginkan
Acara di Jakarta sudah usai dan Danu berencana pulang melalui perjalanan darat dan menyeberangi lautan dengan kapal feri siang ini juga. Pria itu bahkan sudah dalam perjalanan menuju Merak lantaran dirinya tidak bisa berlama-lama meninggalkan sanatorium di Bandar Lampung.Sepanjang mobil pajero itu melaju di jalan tol, Danu tak henti-hentinya memikirkan ucapan Nathan yang terdengar yakin tanpa ada keraguan. Dia bahkan masih terbayang-bayang bagaimana anak itu menunjuknya dengan ekspresi wajah serius.Bagaimanapun pria itu mencoba tidak acuh, dugaan tak pasti yang muncul di kepalanya benar-benar menyita waktu dan perasaan hingga pada akhirnya dia menghubungi Angga Prayoga, Direktur Rumah Sakit yang juga berperan penting pada acara pembukaan sanatorium kemarin.“Ini saya, Danu,” kata pria itu begitu sambungan teleponnya diterima.“Oh, iya, Pak Danu. Apa Anda sudah tiba di pelabuhan?” tanya Angga di seberang sana.“Tidak, belum. Saya ingin bertanya tentang anak-anak yang datang menerima
Baca selengkapnya
Jangan Ambil Dia Dariku!
Setelah menempuh perjalanan lebih dari dua jam, Danu tiba di TK Stasiun Pelangi yang lokasinya memang dekat sekali dengan rumah sakit dan juga sanatorium baru itu. Kira-kira hanya berjarak sekitar satu kilometer saja.Sekolah itu tidak terlalu besar dan bagus, pula tidak terlihat elit seperti taman kanak-kanak yang ada di pusat Kota Jakarta. Hanya dengan melihat itu, Danu menjadi ragu untuk memastikannya. Namun, di satu sisi dia juga berpikir jika mungkin saja Risa sengaja menyekolahkan anaknya di tempat kecil yang luput dari pemeriksaannya.Sayang, siang itu sekolah sudah dibubarkan dan tidak ada siapa pun di sana selain penjaga sekolah yang pasti tidak tahu soal apa pun tentang anak-anak di sana. Akan tetapi, begitu melihat Danu berdiri di depan pagar dan terlihat kebingungan, penjaga itu datang menghampiri.“Maaf, ada yang bisa saya bantu, Pak?” tanya pria bernama Rudi tersebut“Ah, saya dari Rumah Sakit Inpra,” jawab Danu santai dan pria di depannya mengangguk-angguk. “Kemarin saa
Baca selengkapnya
Sebesar Itulah Rasa Takutku
Danu merasa kesal setengah mati pada wanita yang terduduk di depannya ini sambil memeluk anak laki-laki yang tengah menangis. Meski demikian, dia tidak bisa menunjukkan sikap arogannya di depan Nathan jika tidak ingin membuat anak itu menaruh kebencian padanya.Untuk menjaga kepercayaan bocah bernama Nathan itu, yang harus Danu lakukan adalah mengalah pada dirinya sendiri meski harus membiarkan mereka berdua tetap bersama. Akan tetapi, dia juga harus melakukan hal yang sama.“Aku tidak akan mengambilnya darimu.”Risa tersentak dan melebarkan mata setelah mendengar perkataan Danu barusan. Dia bahkan menatap pria itu dengan pandangan bergetar, terkejut dan tidak percaya jika dia benar-benar mendengar sesuatu yang rasanya tidak mungkin.“Aku tidak akan mengambilnya darimu, tapi jangan berani-beraninya kau mencoba kabur dariku!”Detik itu juga, kedua mata Risa yang terbelalak bertambah lebar. Apa yang baru saja Danu katakan adalah sebuah ancaman sekaligus kesempatan agar dia tidak bisa be
Baca selengkapnya
Sayang, Aku Datang
Laras benar-benar putus asa menunggu kedatangan Danu atau sekadar panggilan telepon pria itu. Bahkan ketika ini adalah hari pernikahannya dengan Alex, tak sekali pun telepon atau pesan masuk ke ponselnya.Digenggamnya ponsel lipat tersebut dengan kuat, sebagaimana rasa jengkel Laras kepada Danu yang bertingkah seolah-olah tidak terganggu dengan pernikahannya. Jika memang pria itu tidak peduli, Laras harus melakukan sesuatu karena itu membuat perasaannya tersakiti.Hari pernikahan yang seharusnya dilakukan pada pukul sepuluh nanti resmi ditunda dan akan dilaksanakan di waktu lain, entah kapan. Rencananya Laras akan mendatangi Danu di rumahnya untuk mengundang pria itu secara langsung agar bisa melihat seperti apa reaksinya.Setibanya di rumah Danu, wanita itu justru bertemu dengan Rendi, kepala perawat sanatorium, keluar dari rumah itu membawa dua satu koper besar yang diketahui milik Danu yang dibeli di Swiss bersama Laras beberapa tahun silam saat berlibur.“Itu milik Danu, apa yang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status