Semua Bab Pria Yang Menjadi Ayah Anakku: Bab 11 - Bab 20
62 Bab
Seseorang Tak Dikenal
“Kalau aku jawab iya, apa kau kecewa?”Risa terdiam beberapa saat mendengar tanggapan Danu barusan, tetapi kemudian perempuan itu menggeleng. “Tidak. Sejujurnya aku datang mencarimu juga karena bayi ini. Jadi, aku tidak merasa kecewa sedikit pun.”Pria itu mengangguk mengerti. Setidaknya jawaban Risa barusan tidak menambah beban hidupnya selain berpura-pura menjadi Jaya. Namun, ada satu hal lagi yang masih begitu mengganjal, yaitu tentang surat yang diberikannya kepada istri di atas kertas tersebut.Meski yakin sekali jika surat tersebut belum dibaca oleh Risa, Danu merasa was-was jika suatu waktu perempuan itu mengetahui segalanya dan memilih pergi membawa bayi itu, satu-satunya hal yang ditinggalkan Jaya di dunia ini.“Kalau begitu tidurlah, aku harus pergi ke suatu tempat dan mengurus beberapa hal,” kata Danu sambil berbalik badan. “Aku mungkin tidak bisa pulang selama beberapa hari karena ada banyak pekerjaan yang tidak bisa aku tinggalkan.”Risa menatap punggung pria yang tampak
Baca selengkapnya
Panggung Sandiwara
Risa meletakkan cangkir bermotif bunga di atas meja, menyajikan teh hangat yang cocok untuk diminum pagi-pagi seperti ini. Cuaca hangat, suasana tenang dalam rumah besar, juga seorang tamu asing yang membuat wanita itu merasa tak tahu perasaan apa yang sedang dirasakannya saat ini.Tamu yang datang pagi-pagi sekali itu jelas berasal dari luar negeri, tetapi fasih berbahasa indonesia. Jika pria bermata biru itu bisa masuk ke rumah tanpa memerlukan kunci, Risa yakin pria tersebut cukup dekat dengan suaminya.“Aku Jillian,” kata pria berdarah Eropa tersebut, lalu menyesap teh yang menurutnya terlalu hambar. “Jadi, kau ini istri Danu?”Risa mengangguk pelan, merasa agak canggung hanya berdua dengan salah satu kenalan suaminya yang bahkan tidak dikenalnya dengan baik. “Kami baru menikah kemarin. Cuma pesta kecil-kecilan,” jawabnya.Dia menikah kenapa tidak mengundangku, batin pria bernama Jillian tersebut. Apa yang lebih mengejutkan adalah mengapa Danu bukan menikah dengan Laras dan malah
Baca selengkapnya
Seseorang Yang Lebih Tahu
“Apa?!” Jillian melotot lebar. “Kekonyolan seperti apa yang baru saja aku dengar? Lalu Laras bagaimana?”“Pertama-tama, wanita itu sedang hamil anak Jaya,” kata Danu sambil menyatukan jari-jari tangannya. “Dia juga tidak percaya jika Jaya sudah tiada dan menganggap bahwa aku sedang berusaha mengusirnya dengan alasan seperti itu.”“Tetap saja … bagaimana mungkin kau membiarkan kesalahpahamannya?” Jillian mengernyit, tidak mengerti mengapa seseorang yang pandai seperti Danu bisa salah mengambil keputusan.“Aku bilang dia sedang mengandung anak Jaya!” bentak Danu, “kau tidak mengerti maksudnya? Dia membawa darah Jaya! Jaya meninggalkan sesuatu di dunia ini!”“Oke, oke.” Jillian mengangguk-angguk, masih tidak mengerti dengan situasi yang rumit ini.Jaya mungkin memang meninggalkan jejaknya di dunia ini, tetapi Jillian benar-benar tidak mengerti mengapa Danu mengambil langkah seperti ini padahal dia bisa saja membuktikan bahwa mereka adalah saudara kembar dan dia juga bisa membantu membesa
Baca selengkapnya
Morning Sickness
“Kamu tahu, kan, kalau kami berdua sudah berteman sejak lama?” Laras tertawa keras setelahnya begitu melihat Risa terlihat terganggu. “Karena itu tidak ada orang lain kecuali aku yang tahu soal Danu, termasuk kesukaannya pada minuman hambar.”“Sepertinya aku harus banyak bertanya padamu,” kata Risa diselingi senyuman tipis, lalu kembali merebut cangkir putih tersebut dari genggaman Laras dan menuangkan air panas ke dalamnya.“Ya, tentu.” Laras menjawab dengan ekspresi datar. Tatapannya begitu dingin dan tidak berperasaan saat menatap wanita yang datang menghancurkan impiannya itu. “Sepertinya aku harus pergi.”Risa menolehkan kepala saat Laras beranjak pergi dengan tiba-tiba.“Ada urusan mendesak yang harus aku lakukan, jadi tidak bisa berlama-lama di sini,” lanjutnya.“Padahal aku sudah membuat minuman untukmu,” kata Risa seraya membawa dua cangkir itu menggunakan nampan. Namun, seperti apa yang Laras katakan, wanita itu pergi terburu-buru tanpa mengatakan sesuatu.Tepat setelah itu,
Baca selengkapnya
Nama Wanita Lain
“Usia kandungan masih sangat muda, jadi janinnya masih belum terlihat. Di sini,” kata dokter kandungan tersebut sambil menunjuk layar komputer. “Kantong kuning telur ini yang nantinya berkembang.”Risa mengangguk-angguk. Dia baru tahu jika kehamilan empat minggu belum bisa membuatnya melihat bagaimana bentuk bayinya. “Kalau begitu aku akan kembali empat minggu lagi, Dok. Lalu … aku ada sedikit keluhan. Payudaraku terasa nyeri dan aku menjadi lebih gampang kelelahan.”“Itu salah satu yang harus dirasakan Bu Risa,” sahut Dokter Marina, “Selain mual-mual, nyeri pada payudara adalah hal lumrah. Nanti saya resepkan obat untuk mengurangi rasa tidak nyamannya.”“Baik, terima kasih.”Wanita itu lantas pergi setelah menerima resep yang diberikan oleh Dokter Marina, setelah itu pergi untuk menebus obat yang diharapkannya bisa mengurangi rasa tidak nyaman yang dideritanya selama masa kehamilan.Setelah keluar dari rumah sakit, wanita itu tidak lantas pulang ke rumah. Dia ingin menghirup udara se
Baca selengkapnya
Dua Peran
Pagi sekitar pukul tujuh, Danu terbangun dengan rasa sakit di kepala yang lumayan berat. Pandangannya mengabur dan tidak seimbang hingga membuatnya agak mual. Dia mengingat-ingat apa yang telah terjadi semalam dan akhirnya pikirannya membawa ke pertemuan dengan rekan-rekan kerja yang terus memaksa dirinya untuk banyak minum.Dengan langkah sempoyongan dan juga kepala seperti dipukul-pukul, pria itu beranjak dari tempat tidur dan keluar dari kamar. Baru setelah Danu melihat siluet seorang wanita berada di dapur, dia baru sadar jika semalam dia tidur di rumahnya sendiri.“Kau sudah bangun?” Risa bertanya dari dapur terbuka tersebut. “Duduklah, aku membuat sesuatu agar mengurangi rasa pusingmu.”Pria itu masih berdiri di tempat dengan mata terpejam, merasakan kepalanya yang terasa berputar-putar juga rasa mual di perutnya. Di saat seperti sekarang ini, pikirannya bahkan tertuju pada Laras yang semalam tidur sendiri tanpa dirinya.“Jay?”Panggilan Risa menyadarkan Danu.“Oh, ya. Aku harus
Baca selengkapnya
Menipumu
Begitu tahu kondisi Risa yang tidak bisa dibiarkan saja, Danu bertekad untuk menjadi Jaya, setidaknya di depan wanita itu sampai nanti ketika bayi itu lahir dan dia bisa merebutnya dari pelukan sang ibu. Mungkin itu akan menjadikannya sebagai pria paling jahat yang pernah ada, tetapi Danu tidak akan membiarkan bayi itu lepas dari tangannya.Sekitar pukul lima sore, pria itu tiba di rumah dengan beralasan ada seminar yang harus dihadirinya di luar kota kepada Laras. Untuk sekarang ini Danu tidak mau wanita yang dicintainya tahu apa yang dia rencanakan demi membuat anak Jaya baik-baik saja.Saat membuka pintu dan masuk ke rumah, ruang tamu rumahnya begitu gelap. Bahkan ruang tengah dan dapur terbuka itu pun dalam kondisi yang sama. Ada sebuah tas berlogo lunch box yang siang tadi Danu kirim melalui fasilitas pesan antar.Apa yang Jillian katakan rupanya benar jika Risa mengalami depresi kehamilan. Nafsu makannya tidak teratur dan emosinya selalu naik turun. Danu tahu betul dampak apa ya
Baca selengkapnya
Bukan Mendua
Semalam adalah kali pertama bagi Risa tidur bersama suaminya setelah lima bulan menikah. Wanita itu tidak tahu bagaimana mengungkapkannya, apakah dia senang atau biasa saja. Apalagi Danu terus memunggunginya semalaman penuh seolah-olah bukan keinginannya tidur di atas ranjang yang sama.Saat ini Risa tengah memasak di dapur, menyiapkan beberapa makanan untuk sarapan berdua. Dia pikir, seharusnya dia juga harus berusaha saat sang suami mencoba kembali seperti semula. Seperti kata Margareth tempo hari, dia harus bersikap lebih terbuka.Risa baru saja menuangkan sup jamur ke dalam mangkuk, tetapi rasa mualnya mendadak kambuh setelah beberapa minggu ini reda. Diletakkannya panci tersebut di atas meja dan Risa beranjak ke kamar mandi. Namun, dikarenakan posisinya yang tidak sepenuhnya berada di meja, panci tersebut berguling dan menciptakan bunyi keras.Sisa dari semangkuk sup tersebut tumpah berserakan di lantai, sementara panci tersebut masih berputar-putar di area yang sama. Selang bebe
Baca selengkapnya
Makan Malam Bersama
Meski merasa bersalah membohongi Laras seperti itu, Danu tidak punya pilihan lain agar dia bisa mendapatkan kepercayaan Risa. Pria itu akan mencoba sekeras mungkin supaya kedua wanita itu tidak menyadari rencananya sampai satu tujuan itu tercapai.Danu benar-benar berusaha keras membohongi Laras dan juga Risa, menempatkan dirinya di posisi yang sulit. Meski demikian, dia akan tetap melakukannya tidak peduli jika harus bersusah payah berkutat di dapur seperti yang sedang dia lakukan sore-sore begini.Meja dapur penuh dengan wadah-wadah berisi berbagai macam bahan, ada beberapa sendok yang tergeletak di meja bersama dengan bumbu-bumbu instan yang juga berbeda jenisnya. Bahkan tangan Danu pun tidak rupa tangan sebab ada gumpalan tepung yang menempel di sana.Risa yang sejak pukul dua tidur di kamar, terkejut dengan apa yang terjadi di dapur yang selalu bersih itu. “Apa yang sedang kau lakukan?” tanyanya dengan ekspresi tercengang.“Aku sedang membuat pie susu, tapi ….” Danu menghela napa
Baca selengkapnya
Terbongkar
“Jadi, seminar yang kau katakan tempo hari itu cuma omong kosong?”Laras menatap Danu dengan mata melotot, mendesak agar pria itu menjelaskan mengapa dirinya berada di restoran bersama Risa, alih-alih di luar kota menghadiri seminar yang membuatnya tidak bisa pulang selama dua hari.Saat ini mereka berdua berada di depan toilet, batas antara laki-laki dan perempuan, berdebat satu sama lain dengan suara pelan, tetapi terdengar penuh emosi, terutama Laras yang merasa dibohongi.“Dengarkan aku.” Danu memegang tangan Laras dengan kuat. “Wanita itu sedang depresi, aku tidak bisa membiarkannya berlarut karena itu akan membahayakan anak Jaya!”“Dan kau berbohong padaku.” Laras masih memelototi Danu dengan perasaan campur aduk antara kecewa dan marah.“Laras, aku sama sekali tidak bermaksud membohongimu, tapi–”“Tapi kau membohongi aku sampai detik ini.” Laras menepis tangan Danu setelahnya. “Kalau aku tidak datang ke tempat ini, apa kau bahkan punya pikiran untuk berkata jujur padaku? Tidak,
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234567
DMCA.com Protection Status