All Chapters of Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang: Chapter 131 - Chapter 140
158 Chapters
Pemenang Tantangan
"Benar, Pangeran! Selain ramuan tadi, saya juga melatih tubuh saya. Karena, jika hanya mengandalkan ramuan, kekuatan serangan tidak akan maksimal." Raka menjawab sekaligus menjelaskan.Sikap Pandya sama persis seperti sebelumnya, dia menganggukkan kepala tanda mengerti dan meminta Raka untuk mundur. Dia berusaha tidak memperlihatkan ketertarikannya untuk saat ini, karena masih belum semua pengikutnya memperlihatkan kemampuan mereka.'Apa kau lihat kemampuan mereka?' tanya Pandya pada Sakra yang tidak mengajaknya bicara sejak tadi.'Tentu, apa kau pikir aku hanya tidur saja sejak tadi?!' jawab Sakra kesal karena Pandya baru mengajaknya bicara.'Maafkan aku, aku terlalu fokus melihat pertunjukan dari mereka. Apa ada yang membuatmu tertarik?' rayu Pandya sambil mengalihkan pembicaraan.Sakra terdiam, dia keluar dari sarung pedangnya sambil mendekat ke arah tubuh Raka. Sedangkan Pandya yang melihat perbuatan Sakra, hanya menyunggingkan sebuah senyuman dalam hati.'Kau pasti bisa menduga a
Read more
Kitab Lanjutan
Tidak terasa waktu berjalan dengan sangat cepat. Tantangan yang dibuat oleh Pandya berakhir saat jam makan malam hampir tiba. Mereka bergegas menuju asrama masing-masing untuk sekedar membersihkan badan, sebelumnya aba-aba makan malam terdengar.Mereka semua berjalan beriringan sambil bercanda gurau di jalan menuju asrama. Dan menjadi pusat gurauan tentu saja Inaya yang berhasil memenangkan tantangan yang dibuat oleh Pandya.Inaya yang mudah kesal, membuat murid lain semakin bersemangat untuk menggodanya."Arrrgh…, sepertinya wajahku menua! Air dalam tubuhku semakin tersedot!" ucap Raka sambil memegangi wajahnya berpura-pura ketakutan."Inaya pasti kau kan yang menyedot air di dalam tubuh Raka?!" tanya Rajendra mendukung akting Raka."Huh! Wajahmu tanpa harus aku ambil airnya, sudah berkerut dari sananya!" dengusan Inaya sambil membalas gurauan Raka."Hahahaha…" semua tertawa secara serentak mendengar jawaban Inaya.Namun gurauan-gurauan yang lain terus bergantian, yang diselingi tawa
Read more
Latihan Tertutup
Suara di sekitar area ruang pelatihan terdengar lebih tenang dibanding biasanya. Walaupun suara setiap ruangan sudah dilindungi dengan sihir, tapi suara pintu yang terbuka dan tertutup tetap terdengar dan biasanya hal itu membuat suara yang cukup nyaring. Sangat berbeda dengan saat ini, yang tidak terdengar suara pintu terbuka maupun tertutup satupun.Saat Pandya memasuki ruang pelatihan, seluruh pengikutnya sudah menunggu untuk mendengarkan arahan terakhirnya sebelum dia melakukan pelatihan tertutup. Di wajah mereka terlihat jelas jika mereka memberi semangat kepada Pandya, walaupun ada rasa sedikit kesedihan karena akan kembali ditinggal sosok pemimpin untuk sementara. Tapi, mereka menutupi perasaan itu dengan cukup baik."Apa kalian sudah memahami arahanku sebelumnya?" tanya Pandya yang sudah berdiri dihadapan para pengikutnya.Sebelumnya Pandya sudah berpamitan dan memberi arahan kepada para pengikutnya, karena dia akan kembali menjalani pelatihan tertutup. Dia tidak memberitahuka
Read more
Kekhawatiran
BAAAATS!Satu gerakan yang sangat tegas, dengan digabung dengan kuda-kuda di tahap awal membuatnya semakin kuat. Bahkan, dengan usaha yang tidak terlalu besar, bisa membuat gerakan yang menimbulkan getaran yang terasa hingga jarak jauh sekalipun.Pandya sudah mengulang semua gerakan itu hingga ratusan kali. Dan setiap dia mengulanginya, dia merasakan perubahan yang menjadikan gerakannya semakin sempurna."Otot-otot di sekujur tubuhku seperti menjerit karena mencapai batas, tapi aku masih ingin mengulanginya beberapa kali lagi!" ucap Pandya dengan peluh keringat membanjiri sekujur tubuhnya.'Waktumu masih panjang, tidak ada salahnya kau mengistirahatkan semua ototmu dulu. Lagipula, kenapa kau tampak begitu tergesa-gesa?' tanya Sakra yang heran dengan sikap Pandya."Entahlah, aku hanya merasa khawatir tentang segalanya. Menyibukkan diriku dengan pelatihan ini, bisa membuatku sedikit melupakan semuanya." Pandya menggeletakkan tubuhnya sambil terlentang menghadap atap ruang pelatihan.Sak
Read more
Perubahan Aturan Ujian
Ratusan tahun yang lalu, sosok Tuan Catra Arkantama sangat terkenal dengan julukan pendekar nomor satu yang dimilikinya. Dengan pedang Sahasra Kaditula sebagai simbol kekuatan, dia menumbangkan semua musuh-musuhnya dengan percaya diri.Dan hal itu pula yang membuat kebencian dari pemilik kekuatan besar yang lain menjadi semakin berkobar. Bahkan dari klan, aliansi serta ajaran dari berbagai padepokan, menggabungkan kekuatan mereka untuk menjatuhkannya serta merubuhkan julukan yang dimilikinya. Diawali dengan teror pembunuh bayaran, kemudian sayembara hingga penyanderaan anggota keluarganya. Namun, Tuan Catra tetap berdiri tegak dan kokoh tanpa ada yang bisa menumbangkannya.Hingga di umurnya yang hampir menginjak seratus tahun, tubuhnya tidak tergerus oleh waktu. Tapi sayangnya, usia manusia tidak bisa terus dipertahankan, entah kekuatan sebesar apapun yang dimilikinya.Sebelum Akhir hidupnya, Tuan Catra melatih keturunannya agar bisa mewarisi seluruh kemampuan yang dia miliki. Tapi,
Read more
Berakhirnya Pelatihan Tertutup
Malam itu, ruang pelatihan terlihat lebih ramai dibanding biasanya. Semua pengikut Pandya yang baru selesai melakukan pelatihan dan berencana istirahat, dihentikan oleh beberapa kelompok murid yang menyerang mereka secara tiba-tiba.Sebenarnya kelompok pengikut Pandya lebih unggul, karena jumlah mereka jauh lebih banyak dari jumlah musuh yang menyerang. Namun, karena serangan itu tidak terduga, cukup banyak anggota yang terluka cukup parah.Dipta dan pemimpin kelompok lainnya, mencoba memberi arahan untuk melawan dan bertahan. Namun, suasana yang sudah terlanjur kacau, membuat mereka cukup kesulitan untuk balik menyerang dan hanya bisa bertahan.Disaat mereka semakin terpojok, hal yang mengejutkan membuat perhatian mereka terpecah. Termasuk serangan musuh yang tiba-tiba ikut terhenti, karena merasakan aura yang sangat menekan.Pintu ruang pelatihan yang tidak jauh dari tempat mereka, yang selama tiga bulan selalu tertutup kini terbuka lebar dengan suara yang menggema. Dari arah dalam,
Read more
Pelatihan Dalam Air
Tanpa sadar Pandya tertidur dengan lelap, di dalam rumah kayu milik Akandra. Dan hingga pagi menjelang tidak ada seseorang pun yang mengganggu istrhatnya.Saat terbangun Pandya terlihat kebingungan, karena tidak merasakan jejak pamannya yang datang semalam. Padahal, dia yakin jika pamannya itu sangat jarang bermalam di dalam akademi, dan lebih sering bermalam di rumah kayunya ini. Tapi, nyatanya sang paman tidak terlihat sejak semalam hingga dia bangun pagi ini.PHUUUU!Sayup-sayup dia mendengar suara terompet tanda sarapan pagi. Dengan sigap Pandya langsung bangkit dari posisinya dan keluar dari rumah kayu itu.Namun, bukannya bergegas kembali ke akademi, Pandya malah hanya menatap ke arah langit yang luas. Warna biru cerah dengan sedikit awan, membuatnya menarik napas dengan dalam dan perlahan.Cuaca pagi itu, seperti mendukung pemandangan indah yang terpampang di depan mata Pandya. Dengan diiringi suara gemericik air sungai yang bersahutan dengan suara kicauan burung dan suara sera
Read more
Katak Dalam Tempurung
Pandya berdiri di barisan depan, yang memang ditujukan untuk dirinya. Dia menatap lurus ke arah depan, tanpa menggubris panggilan para pengikutnya yang terlalu bersemangat.Setelah ini akan banyak waktu bagi mereka untuk sekedar bercakap-cakap, tapi pengumuman yang akan disampaikan sebentar lagi sudah dia tunggu-tunggu. Ini waktu terlama sejak ujian tahap 1 sampai 4 dilaksanakan, dan Pandya terlihat sudah tidak sabar untuk mendengar pengaturan ujian kali ini.TEP! TEP! TEP!Suara langkah kaki yang terasa terburu-buru, membuat suasana menjadi sedikit mencekam. Ditambah wajah dari kedua guru, yang memperlihatkan ekspresi tegang dengan rahang yang mengeras. Membuat seluruh murid dapat merasakan jika akan ada hal buruk yang sebentar lagi mereka dengar."Apa kalian siap mendengarkan aturan ujian tahap 4?!" teriak Agha tanpa basa-basi sedikitpun."SAGUH!" jawab para murid serentak.Cukup puas dengan jawaban yang diberikan, Agha menatap Akandra yang berada di sebelahnya. Dia seperti menanyaka
Read more
Sosok Misterius
Paginya, semua murid berkumpul di halaman utama dengan wajah tegang yang tidak bisa mereka sembunyikan. Bahkan, saat sarapan pagi yang menjadi penyemangat mereka, kini tidak lagi membuat mereka merasa semangat sedikitpun.Saat ini, yang akan mereka hadapi bukanlah ujian yang hanya menentukan lolos atau tidaknya. Tapi, mereka juga mempertaruhkan nyawa, yang akan masih berada di tubuh mereka atau melayang saat ujian berlangsung.Sebenarnya, tidak ada satupun murid yang mengetahui dengan pasti, ujian apa saja yang akan mereka hadapi di dalam makam Raja Iblis itu. Tapi, hanya mendengar nama dan rumor yang selama ini beredar di masyarakat, mereka yakin jika memang nyawalah taruhannya.Semua guru dan penjaga yang selama tiga bulan terakhir jarang terlihat, kini mereka berkumpul secara berkelompok. Terlihat jelas pula di mata para murid, jika sebagian dari mereka juga merasakan ketakutan dan kekhawatiran yang tidak kalah besarnya.PHUUUU!Suara terompet kembali berbunyi, dan terdengar lebih
Read more
Dimualinya Ujian Tahap 4
GREETTT!Suara pintu utama makam Raja Iblis dibuka, yang terdengar cukup memekakkan telinga. Bahkan, aura yang keluar dari dalam melalui celah kecil saja mampu membuat tubuh semua murid merinding.Dari 18 kelompok sebelumnya yang tersisa, kini setelah saling bergabung hanya menjadi 5 kelompok yang terdaftar. Sebelumnya, perwakilan dari setiap kelompok sudah mengambil undian, untuk masuk ke dalam makam sesuai urutan undian yang didapatkan.Pandya sengaja tidak memisahkan 6 kelompok di bawah naungannya, jadi mereka akan menjalani ujian dalam jumlah 36 orang. Terlalu banyak, jika mengingat sebuah makam bawah tanah akan memiliki jalur yang sempit. Tapi, kelompok mereka terlihat lebih percaya diri dibanding kelompok lainnya.Apalagi, Pandya mendapatkan nomor urut 3, yang cukup menguntungkan menurutnya. Mereka tidak perlu menunggu terlalu lama karena bukan urutan terakhir, dan juga bisa mempelajari kesalahan dari kelompok yang sebelumnya karena bukan yang pertama.Setiap kelompok memiliki j
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status