All Chapters of Kebangkitan Pewaris Seribu Pedang: Chapter 121 - Chapter 130
158 Chapters
Kelompok Pandya
Guru Wiyata masih tetap berada di posisinya, hanya anggota kelompoknya yang bergerak untuk melindungi sang guru di barisan depan. Sejak awal, sang guru memanglah target Pandya, jadi dia tidak terlalu memperdulikan anggota kelompok musuh. Pandya yakin anggota kelompoknya akan bisa mengatasinya tanpa dia perlu membantu.BAAATS!Tebasan pedang Pandya yang sudah dialiri dengan tenaga dalam, berhasil dihindari oleh sang guru hanya dalam beberapa gerakan. Pandya terkesiap untuk segera sesaat, namun dia langsung kembali memusatkan pikirannya ke dalam pertarungan.PLAAAK!CLIIING!TRAANG!Terdengar suara senjata dua kelompok yang saling beradu dan berbenturan dengan sangat cepat. Pandya kembali mempersiapkan diri sebelum kembali menyerang, kekuatan dari batu Ratnaraj benar-benar membantunya. Jika dulu, dia pasti akan sangat mudah kehabisan tenaga, tapi sekarang dia tidak perlu khawatir lagi akan hal itu.PAAATS!WHUUUSH!BHUUUM!Pandya kali melakukan serangan, kini dia menambah tenaga untuk
Read more
Pengakuan
Suara riuh sorak sorai dan tepuk tangan dari kelompok pengikut Pandya yang lain ,terdengar memenuhi halaman utama itu. Para guru yang melihat langsung pertandingan Pandya dan guru Wiyata, cukup takjub dengan hasil akhir yang didapatkan. Padahal untuk guru dengan kemampuan tingkat tinggi saja, belum tentu mampu mengalahkan guru Wiyata. Namun, Pandya berhasil membuat sang guru mengakui kekalahannya, dengan melepaskan pedang dari genggamannya. Nyatanya, sangat jarang seorang pendekar sampai melepaskan pedangnya, jika merasa masih bisa melakukan perlawanan. Walaupun, semua berpikir jika Pandya hanya beruntung, karena melihat celah yang diperlihatkan oleh guru Wiyata. Tapi, pikiran itu langsung terbantahkan dengan sikap yang guru Wiyata perlihatkan. Sikap guru Wiyata yang rela menjatuhkan pedangnya itu berasal dari penilaiannya terhadap Pandya selama pertarungan tadi. Walaupun kemampuannya belum masuk ke dalam tingkatan empu menengah, tapi diantara guru-guru dengan kemampuan tingkat ti
Read more
Kelompom Dipta
Guru Dharma sudah berdiri tegap di tengah area pertarungan bersama seluruh anggota kelompoknya. Sedangkan Dipta masih tampak khawatir, terlihat jelas di wajahnya ada keragu-raguan yang membuat anggotanya yang lain ikut merasakan ketakutan sebelum bertanding.Pandya yang melihat hal itu,langsung tergerak untuk memberikan ucapan penyemangat untuk kelompok Dipta—sebelum ada aba-aba untuk mereka naik ke arena pertarungan. Karena, jika Dipta mempertahankan kondisi itu dan tetap bertarung, kelompoknya akan lemah sejak awal dan kesempatan untuk menang sangatlah tipis."Dipta!" panggil Pandya sambil memberi isyarat meminta Dipta untuk mendekat."Ada apa Pangeran?" tanya Dipta setelah berada di hadapan Pandya."Cobalah melihat ekspresi wajah dari semua anggota kelompoknya!" perintah Pandya yang langsung dituruti oleh Dipta. "Apa kau tidak bisa melihat mereka khawatir, karena pemimpin mereka tidak percaya diri?!" tanya Pandya pada Dipta yang masih menatap anggotanya.Dipta terdiam, dia paham de
Read more
Kemenangan Dipta
Dipta memuntahkan cukup banyak darah, karena luka dalam yang dia terima. Untungnya tepat saat dirinya sudah hampir mencapai batas, para anggota kelompoknya yang sudah berhasil menuntaskan anggota kelompok musuh dan bergabung dengannya.Para anggotanya menyerang Guru Dharma bergantian, disaat Dipta mencoba memulihkan tenaganya dengan bersemedi sesaat. Namun, sayangnya tidak butuh waktu lama hingga seluruh anggotanya terpental karena perlawanan dari Guru Dharma.Semua anggotanya menatap Dipta dengan tatapan yang sama. Setelah merasakan kekuatan Guru Dharma, rasa ragu, khawatir dan takut yang tadi sempat hilang kini muncul ke permukaan lagi.Dipta menatap ke arah Pandya yang menganggukkan kepala, sebagai isyarat sesuatu yang Dipta pahami. Dengan percaya diri sambil menahan rasa sakit di tubuhnya, Dipta memberikan isyarat kepada anggotanya yang hanya mereka yang dapat memahaminya.Dipta mundur beberapa langkah, dan membiarkan para anggotanya untuk kembali maju. Dia berniat untuk menjadikan
Read more
Kelompok Atreya
'Sakra! Apa kau mendengar yang barusan?' tanya Pandya pada Sakra untuk memastikan.'Apa kau memang sudah menebaknya sejak awal, saat izin pada pengikutmu untuk pergi sebentar tadi?' Sakra balik bertanya.'Kau benar! Melihat gerak-gerik Guru Dharma saat dirinya kalah tadi, aku menjadi memiliki firasat buruk. Dan ternyata firasatnya tadi sangat tepat. Aku yang menyarankan mereka untuk memakai trik itu, jadi aku yang harus bertanggung jawab atas hasil selanjutnya!' sahut Pandya tegas.Sakra setuju dalam diamnya. Dia sudah hafal dengan watak Pandya, dia tidak akan tinggal diam jika pengikutnya dalam bahaya. Apalagi, hal bahaya itu terjadi karena dirinya, sudah pasti dia akan turun tangan langsung tanpa membuat pengikutnya khawatir.'Lalu, apa yang akan kau lakukan?' tanya Sakra penasaran dengan apa yang dipikirkan oleh Pandya."Entahlah! Guru Dharma tidak mengatakan apa rencananya sama sekali. Jadi, aku hanya akan memantaunya untuk saat ini. Aku akan menunggu pergerakan, dan mencoba untuk
Read more
Keuntungan Tambahan
Tiga kelompok pengikut Pandya yang lain juga berhasil lolos ke tahap 4. Pandya cukup senang dengan hasil akhir dari ujian tahap 3. Tidak ada dari kelompok di bawah naungannya yang tidak lolos, membuatnya dapat bernapas lega.Setelah seluruh ujian tahap 3 selesai, semua murid di arahkan untuk kembali berbaris di halaman utama. Sedangkan kelompok yang gagal di ujian tahap 3, langsung meninggalkan akademi dengan langkah berat.Kini mereka telah berbaris sesuai dengan kelompok masing-masing, tanpa mengikuti nomor urut seperti sebelumnya. Karena, kini nomor urut mereka akan berubah."Byakta, selamat kau telah menyusul kami semua untuk lolos ujian tahap tiga!" ucap Dipta pada Byakta yang ada di sebelahnya.Kelompok Byakta mendapat giliran bertanding paling akhir. Jadi, Pandya belum sempat mengucapkan selamat padanya, karena setelah selesai mereka langsung diminta berkumpul."Terimakasih, Pangeran! Ini semua berkat ilmu yang Pangeran bagikan kepada kami semua!" jawab Byakta dengan tulus."It
Read more
Tantangan
'Kau berkata seperti itu lagi, membuatku geli saja!' jawab Sakra dengan suara tidak suka.Pandya hanya tersenyum mendengar jawaban Sakra. Dia sudah bisa mengartikan maksud Sakra berkata seperti itu. Dan Pandya sendiri, tidak berniat untuk menanggapinya lagi.Semua pengikut Pandya berjalan menuju ruang pelatihan, walaupun Pandya belum memberi aba-aba sebelumnya. Sudah seperti kebiasaan untuk mereka berkumpul, setelah ujian selesai mereka akan berkumpul di ruang pelatihan milik Pandya.Sesampainya di ruang pelatihan, mereka semua berteriak meluapkan kebahagiaan. Pandya sendiri merasa sangat bangga saat melihat seluruh pengikutnya masih bertahan, dan dapat berkumpul kembali seperti ini."Setelah ini, aku akan memberi waktu bebas untuk kalian selama satu Minggu. Dan seperti biasa, aku akan melakukan pelatihan tertutup seperti sebelumnya," ucap Pandya menyela sorak kebahagiaan mereka."Apa tidak masalah jika kami beristirahat selama satu minggu, Pangeran?" tanya Faruq ragu."Apa aku tadi b
Read more
Ancaman Balik
Semua pengikut Pandya mulai berpikir untuk menemukan ide untuk memenangkan tantangan yang diberikan oleh Pandya. Dengan seringaian di wajahnya, Chandra terlihat sangat percaya diri dengan ide yang sudah terpikirkan olehnya."Sepertinya aku sudah dapat ide, tentang apa yang akan membuat pangeran Pandya terkesan!" seru Chandra bersemangat."Apa itu?" tanya Inaya penasaran."Aku hanya akan memperlihatkan kelebihanku dalam hal kecepatan. Bagaimana denganmu?" Chandra balik bertanya."Entahlah, aku belum memiliki ide sama sekali. Aku merasa jika kemampuanku tidak terlalu menonjol untuk bisa diperlihatkan pada Pangeran." Inaya menjawab dengan pesimis."Pikirkanlah secara perlahan! Kita punya kelebihan masing-masing, jadi tunjukkanlah hal yang membuatmu percaya diri!" ucap Raka menyela pembicaraan mereka.Inaya cukup terkejut dengan ucapan Raka yang tiba-tiba. Tapi, akhirnya dia menganggukkan kepala setuju dengan ucapan Raka barusan."Apa kau sudah menemukan ide?" tanya Inaya yang penasaran."
Read more
Angin Dan Sihir
Semua pengikut Pandya sudah mempersiapkan diri, setelah satu jam waktu persiapan yang diberikan oleh Pandya. Sedangkan Pandya yang menepati janjinya, dia kembali tepat satu jam untuk melihat kebolehan mereka masing-masing."Apa kalian sudah mempersiapkan sesuatu yang akan membuatku terkesan?" tanya Pandya memulai pembicaraan."Tentu, Pangeran!" Jawab Dipta sambil tersenyum lebar."Aku telah memikirkan dengan matang dan berlatih apa yang akan aku tampilan untuk membuat pangeran Pandya terkesan!" ucap Chandra ikut menyahut."Tidak aku sangka kalian sangat bersemangat seperti ini! Kalau begitu lebih baik kita segera mulai!" putus Pandya memulai tantangannya.Pandya mengeluarkan kotak kecil, berisi Pil Cakra dari balik pakaiannya. Dia sengaja membuka kotak itu, agar pil yang ada di dalamnya terlihat.Hal itu dia lakukan untuk memberi semangat pada para pengikutnya, agar mereka benar-benar mengeluarkan kemampuan mereka sepenuhnya. Apalagi, para pengikutnya pasti tahu jika akan sangat sulit
Read more
Duel Ramuan
Chandra menelan ludah dengan kasar, pasalnya dia berencana untuk maju setelah ini. Tapi, setelah mendengar ucapan Pandya, dia menjadi tidak percaya diri lagi."Apa kalian takut? Apa nyali kalian hilang setelah mendengar ucapanmu barisan?!" tanya Pandya tepat sasaran.Tidak ada yang berani menjawab, karena nyatanya kepercayaan diri mereka semua langsung sirna. Namun, pasti jawaban mereka bukanlah yang diharapkan oleh Pandya, karena seorang pemimpin pasti berharap anggotanya memiliki mental yang kuat.Pandya menyeringai, "Tentu saja kalian harus takut! Apa lagi kemampuanku yang kalian lihat!" lanjut Pandya sambil terkekeh.Semua pengikutnya saling pandang, mereka bingung dengan apa yang dimaksud oleh Pandya. Mereka lebih bingung lagi dengan alasan Pandya tertawa, padahal suasana saat ini tidak ada yang terasa lucu sama sekali."Apa maksud Pangeran?" tanya Faruq memberanikan diri."Kalian harus takut, rasa takut itu nantinya akan menjadi tolak ukur kemampuan kalian! Kini tinggal kalian i
Read more
PREV
1
...
111213141516
DMCA.com Protection Status