Semua Bab Kupinjam Wajah Istrimu (Dendam Istri dikhianati): Bab 21 - Bab 30
128 Bab
Bab 21 Menabrak Seorang Wanita Panggilan
Nilam tersenyum, menciumi semerbak harumnya bunga mawar dan meletakkan buket itu diatas meja kerjanya, tanpa sadar jarinya tertusuk duri.Ia sedikit menahan sakit, duri itu merobek kulit jarinya. Tetesan darah segar jatuh kelantai. "Aduh! Kamu cantik, tapi kau menyakitiku!"Segera ia mengambil obat dan menutupnya dengan plester. Ia suka bunga mawar, tapi selalu tertusuk oleh durinya.Tok tok tok!"Ya ... Silahkan masuk!"Sekretaris Nilam kembali membawa buket bunga mawar berwarna putih. Ia makin bingung."Maaf, Bu Nilam. Ada buket dari penggemar Ibu. Kurir tidak menyebutkan siapa pengirimnya. Silahkan!" Gabriella menyerahkan bunga kedua pada Nilam. Setelah berbicara beberapa hal tentang pekerjaan, ia segera keluar. "Ada-ada saja, Mas Willy ini. Gak nemuin aku, malah ngirim bunga banyak banget." Nilam tersenyum menggelengkan kepala.Ia letakkan bunga ditempat berbeda, kebetulan disana ada pot bunga berbahan keramik.Beberapa jam kemudian buket bunga ketiga yang ukurannya lebih besar k
Baca selengkapnya
Bab 22 "Apa Aku mulai mencintainya?"
Kali ini perasaan Luna tidak tenang, tapi ia tetap berjaga--agar semua hal buruk yang ia pikirkan tidak terjadi.Sesekali ia melihat wajah wanita disampingnya itu. 'Mungkinkah ia akan seperti Shireen nantinya? Yang tidak tahu balas budi? Ah, aku tidak boleh memiliki pikiran buruk,' tepisnya."Maaf kalau boleh tahu siapa nama, Mbak. Biar saya manggilnya lebih enak?"Dengan sesekali melirik wanita yang menyilangkan kaki itu, sedikit sesak melihat seperti ini.'Tenang Luna ... Harus positif thinking ya,' ucapnya tanpa suara."Saya Sandra. Kalau, Mbak?" Rupanya ia juga ingin mengetahui nama Luna. Dengan mengoper tangan kiri mengendalikan stang mobil, ia menjabat tangannya."Saya Lu- ‘baru ingat salah sebut’ maaf Nilam," ucapnya masih fokus jalan depan.Dia menanyakan berapa lama bekerja di tempat hiburan malam itu, dan Sandra menjawab sudah 3 tahun lamanya Beberapa saat kemudian, mereka sudah sampai di kediamannya. Luna menghentikan mobil di depan pintu utama, lalu menyuruh sopir untuk m
Baca selengkapnya
Bab 23 Lepaskan Aku Mas!
William Menakutkan Sandra mencoba menyapanya ...Willy mengernyitkan kening. Ia tidak terlalu suka pada wanita yang sok kenal seperti ini.Ia mengabaikan sapaannya. Dan berjalan menuju mobil. Luna tidak tahu, Willy akan pergi kemana sepagi ini. Bukankah hari ini libur kerja?Cepat-cepat ia menghadangnya. "Mas, kamu mau pergi kemana?" Dengan melirik Sandra yang memperhatikannya dari jauh. "Aku ingin jalan-jalan. Angel masih tidur, aku tidak bisa mengajaknya."Kali ini William merubah sifatnya, istrinya juga sudah tidak perduli lagi terhadapnya."Kamu tidak mau mengajakku?" Luna mengangkat kedua bahunya."Rawat saja wanita itu, dia lebih membutuhkan kamu! Aku pergi!" ucapnya segera menaiki mobil dan pergi begitu saja.Luna bertanya-tanya, apa yang sebenarnya terjadi pada William. Pria itu sangat dingin pagi ini. Apa Luna melakukan kesalahan?*****Beberapa pakaian Nilam diberikan untuk Sandra, salah satunya sudah dikenakannya, kini ia terlihat semakin cantik."Mama .... !"Suara ter
Baca selengkapnya
Bab 24 Jatuh Cinta Pada Suamimu
"Sayang, aku tidak bisa berpuasa lebih lama lagi, kapan kewajiban kamu sebagai istri kau penuhi?"Deg!Kalimat itu seolah membunuhnya. Nafas Luna makin tercekat. Tubuhnya gemetar, hampir darahnya mengalir lebih deras dari biasanya.Ucapan William menjadi boomerang untuk dirinya sebagai Nilam. Bagaimana ia akan bisa terus menghindar darinya.Ini bukan soal mudah. Menjadi Nilam juga harus bisa memberikan kewajiban itu pada suami Nilam. Tapi? Apa dia bisa melakukannya?Ini sama sekali tidak terlintas dibenak Luna.Sementara ia bukan Nilam sesungguhnya? Ia hanya ingin meminjam wajah itu untuk misinya. Bukan sebagai pemuas nafsu Willy."Beri aku waktu!"Bug!Ia memukul dinding disampingnya berulang kali. Menunjukkan respon kemarahan atas yang diucapkan Luna barusan.Ia lepaskan jeratan Luna di sudut tembok. Ia berjalan meninggalkannya. Pria itu keluar dengan perasaan sakit.Luna membuka mata dan bisa bernapas dengan lega melihat ia pergi. Namun ia sedih melihat William bersikap kasar padan
Baca selengkapnya
Bab 25 Berpelukan di Bar
"Ayo terus bersulang , William ...!""Cheers"Beberapa pria berjas--rekan kerja Willy dalam satu meja, mengadakan pesta.Mereka menyambut William yang sudah lama tidak berkutat pada minuman memabukkan itu.Pernah beberapa kali saat ia sedang pusing datang kemari, bersama mereka. Dan kini keadaannya pun sedang tidak baik. Teman peminum Willy sudah dapat mengetahui kebiasaannya. "Ah ... Aku suka kalau bos muda satu ini kembali berpesta bersama kita. Seberapa banyak botol yang kita inginkan, dia sanggup membayar! Haha!" "Jangankan 10 botol sampai berapa puluh botol, tempat ini aku beli pun, aku mampu!"Salah satu dari mereka yang terlihat lebih tua, berkata sambil menggeleng kepala, matanya yang terlihat sipit dan tubuhnya tidak tampak tegap lagi. Terlihat sempoyongan, akibat jumlah kadar alkohol yang ia minum melebihi."Udah! Aku sedikit pusing!"Brak!Dengan meletakkan gelas itu beserta lengannya, menambah tinggi suara yang di ciptakan."Yah! Payah sekali! Baru juga meneguk beberap
Baca selengkapnya
Bab 26 Bayangan Kematian
Willy melihat Nilam berpelukan dengan pria lain sambil mengikuti irama musik. Tampakya mereka sangat enjoy melakukannya. Meski Willy dalam keadaan mabuk, ia masih sadar dengan apa yang dilihatnya sekarang.Kedua tangannya menggenggam erat, aku kasih ia melangkahkan kaki menuju ke arah mereka.Darahnya kali ini mengalir sangat deras bahkan seperti sudah mendidih. Willy menggertakkan gigi-giginya karena kesal, lihat istrinya dalam keadaan seperti ini.'Oh, ternyata seperti ini kelakuanmu di luar, Nilam. Apakah pria ini yang sudah membuatmu melupakan diriku? Sungguh kelakuanmu ini tidak dapat ku maafkan!' gumam Willy, murka.Segera ia melepaskan pelukan pria itu dengan istrinya dengan paksa. Yang bersyukur karena suaminya telah menolongnya."Mas Willy ... Syukurlah kau datang,-" Plak!Belum sempat ia melanjutkan ucapannya pria itu menamparnya dengan keras."Auh! Sakit! Apa yang kau lakukan padaku?" tanya Luna, ia tertunduk sambil memegangi pipinya.William tidak lekas menjawab pertany
Baca selengkapnya
Bab 27 Lingerie Merah
"Sayang ... Ku mohon. Buka matamu!"Suara seorang pria terdengar kembali di telinga Nilam, kali ini lebih lembut dari terakhir ia bicara.Sebuah belaian penuh kasih, menyapu rambutnya perlahan. Ia lebih nyaman merasakan sentuhan tangannya.Matanya enggan terbuka, ia masih ingin di perlakukan manja oleh pria ini. Ia takut jika saat membuka mata semua berubah. Termasuk wajahnya.Tapi, ia masih sadar jika pria ini bukan suaminya. Terkadang buaiannya mampu melupakan segala hal.'Masih bermimpi-kah diriku, sekarang? Aku masih ingin bermimpi bersamanya. Oh Tuhan, jangan biarkan aku terbangun dari mimpiku ini,' ucapnya tanpa suara."Sayangku, Nilam. Apa kamu mendengarkan suaraku?" tanya suara itu kembali.Sebuah kecupan lembut terasa hangat dibibir-nya. Ia pria yang hangat, Nilam makin mencintai suami wanita itu.Apakah ia akan membiarkan perasaan ini tumbuh begitu saja? "Mas?"Terdengar suara lirih panggilan untuk Willy, pria itu memperhatikan gerak bibir istrinya dengan seksama.Ia tidak
Baca selengkapnya
Bab 28 Tahun Baru Poligami
"What?"Nilam ternganga, ia tak percaya pada akhirnya ia harus terjebak dalam situasi sulit ini.'Tolong! Please! Angel, Bibi Kira atau Marni, datanglah! Hiks hiks,' jerit Nilam dalam hati.Ia sangat tertekan sekarang, apa pantas ia berlari minta tolong. Secara naluri, benda terong tersebut juga amat tajam."Sayang! Kenapa kamu diam saja? Pakailah sekarang! Atau mau aku pakaikan--itu? Aku pun tidak keberatan untuk memakai kannya ditubuh indah-mu." William menggoda Nilam dengan memicingkan sebelah matanya. Ia tampak sukses rupanya buat Nilam menyerah."Mas, bolehkah aku bernapas beberapa menit?" ucapnya dengan wajah memelas."Haha. Kamu terlalu lucu, Sayang! Tidak! Aku tidak mau! Aku ingin saat ini, menit ini dan detik ini. Lihatlah, ini dulu kesayangan kamu lho!" kata William.Saat akan mengeluarkan benda tumpul itu, pandangan Nilam berubah menjadi putih, tubuh nya melemas, dia akan terjatuh tak sadarkan diri.Sebelum jatuh--dengan sigap William segera menyanggah tubuhnya, ia sepert
Baca selengkapnya
Bab 29 Kekasih Gelap Shireen
Renata mulai terhentak, ia merasa Nilam memojokkannya. Namun sebagai bawahan yang bisa dipercaya dan dapat bekerja secara profesional, dia akan mencari tahu siapa yang sudah merubah data-data pembukuan.Uang sebesar Rp. 65.000.000 bukan nominal yang sedikit, ia harus tahu ke mana larinya uang tersebut. "Aku beri waktu satu minggu, untuk mencari informasi selanjutnya dan berikan hasilnya padaku secepatnya!" perintah Nilam dengan tegas."Baik Bu Nilam," jawab Renata ia menunduk lalu segera pergi."Haish ... Bekerjalah dengan semangat Renata. Maaf aku harus bersikap kasar. Tapi sebenarnya aku sudah mengetahui siapa yang sedang ingin bermain-main."Nilam setiap hari mengecek data pemasukan dan pengeluaran perusahaan. Semuanya sudah di tampilkan di layar laptopnya."Aku akan pantau pergerakan kamu, jika pekerjaan kamu seperti ini, aku tidak segan-segan memecat-mu!"Nilam memutar-mutar kursinya berulang kali, ia melihat di sana tertera pria itu ternyata sering memakai uang perusahaan tanpa
Baca selengkapnya
Bab 30 Sudah Terasa Asing
Sesuai perintah wanita yang tadi memberi tawaran sejumlah uang besar, ia akan mengikutinya."Sayang, mari kita lakukan bersama sekarang," ajak Bram. Shireen mengangguk patuh.Dalam rencananya--ia juga ingin menipu Daffa, dengan ia hamil bersama Bram, Shireen akan menunjukkan bahwa anak dalam kandungannya itu adalah anak Daffa Ardiansyah. Hingga kesempatan ia menjadi istri Daffa lebih cepat terealisasikan.Pria itu menggendong tubuh Shireen yang tidak terlalu gemuk masuk ke dalam rumah kontrakannya. Ia membaringkan tubuh wanita cantik itu, di atas ranjang miliknya. "Sayang, persiapan saja dirimu ya!"Shireen mengangguk. "Bram Sayang, kamu tidak perlu takut. Sepertinya kau sangat canggung?" "Aku berjanji padamu, tidak akan meminta pertanggungjawaban darimu. Jika hamil nanti, aku akan menyuruh Daffa yang akan menikahi-ku," jelas Shireen.Bram tersenyum menyeringai, ia merasa sangat kebetulan sekali dapat perhiasan tanpa bekerja keras.Bram memberi secarik kertas, dan meminta tandatang
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
13
DMCA.com Protection Status