Semua Bab Gadis Kesayangan Sang Mafia: Bab 11 - Bab 20
113 Bab
11. Perasaan Familier
"Coba berbalik." Bella tidak mengerti apa yang Nyonya Mochelle ingin lakukan, tetapi ia tetap menurut. Ia berjengit ketika mendadak, Nyonya Mochelle mengangkat bajunya ke atas. Tubuhnya bergidik merasakan angin dingin yang menelusup dari celah jendela, membelai kulit telanjangnya. "Sudah tidak terlihat," gumam Nyonya Mochelle. Tangannya meraba pundak hingga punggung Bella. "Sudah tidak terasa juga. Kemungkinan besar telah menyatu dengan tubuhmu. Apalagi jika sudah tertanam cukup lama." Apa Nyonya Mochelle berbicara mengenai pelacaknya? "Kapan kau dipasangi pelacak, Nak?" Ternyata memang benar. "Umur 13 tahun, Nyonya," jawab Bella. Terdengar helaan napas berat, kemudian Nyonya Mochelle menurunkan pakaiannya kembali. Ia lalu memutar tubuh Bella agar menghadap ke arahnya. "Enam tahun ya, itu sudah lama sekali. Kami tidak bisa mengeluarkan pelacaknya dari tubuhmu, jadi kami akan mencari tahu dan melihat apa pelacaknya masih aktif," jelas Nyonya Mochelle. "Tapi tenang saja, Dhruv me
Baca selengkapnya
12. Pengingat
Kamar yang Bella tempati sangat luas. Dibanding dengan tempat tinggalnya di gudang, ruangan ini terlalu luar biasa untuknya. Matanya dengan takjub memindai ruangan yang didominasi warna cokelat dan putih tersebut.Tempat tidur berkanopi ditempatkan di ujung ruangan, dekat dengan jendela. Karpet membentang di depannya. Sebuah lemari kayu berukuran besar menempel di salah satu dinding. Tidak jauh dari lemari, ada sofa panjang dan meja kaca.Bella menutup pintu dan mendudukkan diri di tepi kasur yang empuk. Seprainya selembut sutra. Sangat jauh berbeda dengan kasur tua dan lapuk yang ia tempati selama bertahun-tahun. Ia hanya duduk di sana untuk waktu yang lama. Pikirannya kembali memutar ulang kejadian di mana ia melarikan diri hingga tiba di sini.Semuanya terasa sangat mengejutkan dan aneh.Ia masih tidak menyangka bahwa ia bisa pergi dari rumah majikan lamanya.Selama ini, Bella terus berpikir bahwa ia akan terkungkung di rumah majikannya hingga tua. Lalu Tuan Hugo akan melenyapkann
Baca selengkapnya
13. Seseorang dari Masa Lalu
"Jadi kau benar-benar akan menjadi pelayan pribadi Tuan Damian. Kau bertugas untuk membersihkan kamarnya, mencuci pakaiannya, juga membersihkan lorong di lantai dua dan tiga. Aku akan menunjukkannya nanti." Nyonya Mochelle berhenti sejenak dan menatap Bella yang duduk di seberang meja. "Itu tugas utama. Selain itu, jika Tuan Damian tidak menyuruhmu, maka kau bisa beristirahat." "Saya mengerti, Nyonya." Malam ini, setelah makan malam bersama seluruh pelayan yang berjumlah 20 orang, Bella mulai diperkenalkan secara resmi. Bella sebenarnya agak terkejut karena mendapat makanan disaat ia tidak melakukan apa pun selama hampir sehari. Nyonya Mochelle menjelaskan bahwa setiap pelayan diberi makan tiga kali sehari—bekerja atau tidak—bahkan lebih jika Bella mau. Makan sekali saja sehari, Bella sudah sangat bersyukur. Jadi ia hanya akan mengikuti peraturan yang ada dan tidak melampauinya. Setelah pelayan lainnya pergi, Nyonya Mochelle mulai menjelaskan banyak hal pada Bella. Dimulai dari jam
Baca selengkapnya
14. Perasaan yang Membingungkan
Bella menyisir rambut panjangnya di depan cermin. Senyum kecil menghiasi bibirnya melihat betapa halusnya helai rambutnya. Ia telah mencoba shampoo yang ada di rak kamar mandi. Rambutnya yang kusut dan menggumpal akhirnya bisa terurai lagi. Bella memilih dress bermotif bunga sakura dan mengambil salah satu sepatu bersol datar. Ia menatap pantulannya di cermin untuk waktu yang sangat lama—perasaannya tidak karuan. Ia merasa senang juga cemas di saat bersamaan. Hari ini adalah hari pertamanya bekerja dan ia berharap tidak ada masalah yang terjadi. Jam dinding baru yang dibawa oleh Nyonya Mochelle menunjukkan pukul 06.28 pagi. Masih ada setengah jam tersisa sebelum ia pergi ke dapur untuk sarapan. Bella sudah siap sekitar sejam yang lalu dan ia menimbang-nimbang untuk langsung pergi ke sana atau menunggu waktunya tepat saja. Sebagai pelayan baru, sepertinya ia harus pergi lebih awal. Bella beranjak dari tempatnya dan bergegas keluar. Ia mengintip dari pintu sejenak, sepi, lalu keluar
Baca selengkapnya
15. Penyambutan
Penyambutan kepulangan Tuan Martinez dan Nyonya Mirabesy diselenggarakan sore ini, tepat saat berita kedatangan mereka diumumkan oleh Dhruv. Seluruh pelayan berbaris di kedua sisi pintu utama ketika mobil sang majikan telah memasuki halaman depan. Nyonya Mochelle berdiri di muka pintu dengan kedua tangan terlipat di depan perut. Bella berada di barisan paling ujung, jauh dari pintu. Ia terus menundukkan kepalanya, tidak berani melirik sedikit pun. Dua pasang kaki terdengar melangkah mendekat, kemudian Nyonya Mochelle melakukan penyambutan, "Selamat datang kembali, Tuan Martinez dan Nyonya Mirabesy," ucapnya dengan nada penuh hormat. "Terima kasih atas penyambutannya, Mochelle," balas Mirabesy, suaranya selembut kapas. "Suatu kehormatan, Tuan dan Nyonya. Silakan." Pelayan semakin menundukkan kepala tatkala sang majikan berjalan lambat melewati mereka. Stiletto berpadu dengan sepatu Oxford menjadi satu-satunya bunyi yang terdengar. Aroma semerbak parfum mahal yang mereka pakai meng
Baca selengkapnya
16. Jatuh Tercebur
Bella kembali membersihkan ruangan Damian pagi ini. Sayap timur seperti biasa sunyi dan sepi. Bella tidak tahu Damian ada di mana, tetapi sejak penyambutan sore itu, ia tidak melihat sosoknya lagi. Hari-hari berlalu dengan lambat. Bella masih mencoba untuk terbiasa dengan segala perubahan yang terjadi. Ia bangun pagi dengan tenang tanpa takut dihukum, ia makan dengan baik, ia mengerjakan tugasnya dengan santai, ia belajar bersama Erina, dan kemudian beristirahat. Semuanya masih terasa asing dan baru. Berapa kali pun Bella mencoba untuk melebur dengan kehidupan baru di mansion ini, ia merasa bahwa ia masih butuh waktu lama untuk terbiasa. Selama 10 tahun hidupnya sebagai seorang budak, ia tidak terbiasa untuk hidup tanpa merasa cemas setiap harinya. Awan mendung menggantung di langit ketika Bella berjalan menuju halaman depan. Frekuensi turunnya hujan meningkat tinggi akhir-akhir ini. Udara juga menurun drastis. Bella telah menerima beberapa sweater, jaket, dan mantel dari Nyonya M
Baca selengkapnya
17. Sahabat Terbaik
"Tolong!" Bella berteriak sekuat tenaga, tetapi suaranya yang keluar tidak sekeras yang ia harapkan. Suaranya mulai parau ketika ia kembali berteriak untuk kesekian kalinya. Tidak ada siapa pun yang datang. Dingin menusuk hingga ke tulang. Tubuhnya menggigil luar biasa di tengah kolam yang dalam dan dingin seperti es. "Tolong aku! Seseorang! Kumohon!" Bella berteriak dengan frustrasi, air mata menggenang di pipinya. Ia menggerakkan tangan dan kakinya dengan susah payah, berusaha agar tidak tenggelam, tetapi air yang dingin perlahan menghambat pergerakannya. Napasnya sesak, dadanya tergagap karena udara beku yang terasa mencekiknya. Bella mencoba meraih sulur tanaman, tetapi hal itu hanya membuat tubuhnya semakin tenggelam. Matanya dengan liar memindai sekitar halaman belakang, masih tidak ada siapa pun. Ia akan mati. Bella menangis keras dan terus berteriak. Kepalanya hilang timbul di permukaan danau. Air masuk ke mulutnya dan ia terbatuk-batuk. Kakinya mulai terasa kaku karena
Baca selengkapnya
18. Kebahagiaan yang Datang
Bella dan Damian sama-sama terdiam di tempat. Udara dingin yang berembus rasanya tidak lagi berarti. Bella menatap Damian, meneliti pria itu seraya memutar ulang percakapan mereka sebelumnya. Tidak bisa dipungkiri bahwa Damian adalah teman masa kecilnya, cukup kalimat persahabatan dan bekas luka itu yang menjadi buktinya. Hanya saja, ia masih sangat terkejut untuk menerima segalanya. Sosok Damian yang duduk di hadapannya terasa akrab, juga asing di saat bersamaan. Setelah beberapa saat, Bella ragu-ragu bertanya. Suaranya sangat parau. "Bagaimana bisa? A-apa yang terjadi? Aku kira kau pergi ke Pennsylvania bersama ayahmu, dan—dan nama keluargamu?" Kenapa Damian tidak memberitahunya sejak awal? Sejak mereka bertemu? Bella menyimpan pertanyaan itu untuk dirinya sendiri. Tatapan Damian tampak menerawang jauh ketika ia menjawab, "Saat aku ikut bersama ayahku ke Pennsylvania, kami mengalami kecelakaan. Ayahku tidak selamat dan aku berakhir terlantar. Seseorang menyelamatkanku dan memba
Baca selengkapnya
19. Bingung
Bella keluar dari bak mandi dan mengambil handuk. Ia mendesah lega merasakan kehangatan membungkus tubuhnya. Ia mengambil piyama, lalu mengeringkan rambutnya. Damian meminta untuk bertemu malam ini. Setelah mereka kembali dari halaman belakang karena gerimis yang turun, Damian menyuruh Bella untuk segera beristirahat. Namun ia sama sekali tidak mengantuk, jadi Damian bertanya apa ia mau datang ke lantai dua dan mengobrol? Sekarang tepat jam satu malam. Bella memakai sweater dan keluar dari kamarnya tanpa menimbulkan suara. Damian mengatakan bahwa ada pengedap suara yang diaktifkan di seluruh mansion menjelang tengah malam, jadi Bella harus berhati-hati saat keluar ke halaman. Jika ia berada dalam masalah, sangat kecil kemungkinan seseorang akan datang untuk menolongnya. Keberuntungan. Mungkin itulah yang terjadi pada Bella. Damian sedang keluar untuk memeriksa sesuatu dan mendengar suara teriakan Bella. Rasanya masih agak mengejutkan mengetahui bahwa Damian adalah teman masa kecil
Baca selengkapnya
20. Emosional
Bella berdiri di lorong yang mengarah ke aula utama. Tuan Martinez, Nyonya Mirabesy, dan Damian sedang berkumpul di meja makan untuk sarapan bersama. Bella datang untuk membantu, walaupun Nyonya Mochelle hanya menyuruhnya untuk mengelap piring. Ia telah mendapat hasil dari pemeriksaan kesehatan, juga dokumen sah yang dibuat untuknya. Bella terdaftar sebagai anggota keluarga Linford, yang mana ia pikir mungkin berlaku untuk semua pelayan. Damian bilang ia telah aman. Ia bukan lagi seorang budak yang terikat dengan Tuan Hugo. Bella tidak tahu apa yang terjadi pada keluarga itu setelah kebakaran, ia hanya mencemaskan nasib ketiga budak lainnya. Bella menghela napas dan bergegas menuju sayap timur ketika melihat Damian telah menyelesaikan sarapannya. Semalam, pria itu bercerita banyak hal dalam keadaan setengah mabuk. Lebih banyak mengenai kenangan masa lalu mereka. Mereka mengobrol sampai jam tiga pagi, sebelum keduanya memutuskan untuk beristirahat. Percakapannya dengan Damian terasa
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
12
DMCA.com Protection Status