Semua Bab Istri Sempurna Sang Pewaris : Bab 41 - Bab 50
183 Bab
Melangkah Masuk
Alfred terkejut melihat Aiden tersenyum."Tuan Aiden, Nona Rebecca ingin bertemu dengan Anda," Alfred berkata.Aiden mendongak ke arah Alfred. "Suruh dia masuk, Alfred."Alfred menepi dari pintu, tak lama Rebecca melangkah masuk. Gadis itu berdiri sembari menatap sepatunya dengan rasa bersalah seperti anak kecil yang telah melakukan kesalahan. Ekspresinya yang menyedihkan tampaknya dirancang untuk membangkitkan simpati pria yang ada di hadapannya."Aiden," gumam Rebecca.Alfred menganggap Aiden ingin melakukan percakapan pribadi, jadi dia bergerak untuk menutup pintu sembari keluar dari ruangan, tetapi Aiden menghentikannya dengan gerakan tangan. Alfred membeku di samping pintu yang setengah terbuka. Rebecca menyeringai cemas, dia tidak ingin kepala pelayan mendengar apa yang dia katakan."Aiden, aku ingin memberitahumu kalau aku membela Eva ketika Nyonya Victoria hendak memecutnya. Tapi Eva tampaknya bertekad untuk membuat nenekmu marah," katanya, "Kau tahu kan betapa keras kepalanya
Baca selengkapnya
Gigitan
Rebecca merasa ragu-ragu. Pipinya terasa panas."Aiden, malam itu kita … Bukankah kita melakukannya? Apa kau tidak ingat?"Hal terakhir yang Rebecca ingat adalah mencium bau lilin di kamar Aiden. Ketika dia bangun dan menemukan lehernya dipenuhi ruam biru dan ungu, dia mengira Aiden yang telah memberi kecupan dan gigitan di lehernya. Rebecca menunggu Aiden datang padanya, tapi pria itu tak kunjung datang. Rebecca akhirnya mengumpulkan keberanian untuk mendatangi pria itu.Aiden bersandar di kursi dan menatap layar tabletnya. Tanpa mendongak dia dengan tenang bertanya, "Apakah aku melakukan sesuatu? Kurasa ada kesalahpahaman di sini.""Ayolah, Aiden," Rebecca cemberut, "Apakah kau masih marah padaku? Waktu itu aku merasa gugup dan salah satu pelayan menyuruhku menggunakan borrachero untuk menenangkan sarafku. Aku tidak bermaksud menyakitimu."Air mata besar mulai menetes di pipi Rebecca. Aiden mengerutkan dahi. Dia pernah mendengar orang mengatakan bahwa wanita selembut air dan mudah m
Baca selengkapnya
Hati Serta Namamu
"Aku tidak tidur denganmu, Rebecca. Maafkan aku, tapi, aku hanya tidur dengan wanita yang membuatku tertarik." Aiden berbicara perlahan demi menghindari kemungkinan salah paham."Itu tidak mungkin!" Rebecca terengah-engah, "Mengapa kau mengundangku untuk tinggal di mansion ini jika kau sama sekali tidak tertarik denganku?"Aiden mengambil sebotol wine lalu menuangnya ke gelas. Dia tahu bahwa Eva yang mengundang Rebecca. Aiden mengizinkannya karena dia ingin tahu permainan apa yang sedang dimainkan istrinya.Secara pribadi, Aiden sama sekali tidak suka ada wanita di sekitarnya, bahkan kehadiran pelayan mengganggunya. Aiden selalu berusaha menjauh dari mereka sebisa mungkin. Dia lebih mengandalkan Alfred. Jika beberapa tugas memerlukan kontak fisik, dia bersikeras agar Alfred melakukannya."Apakah kau tidak menikmati keramahan mansion kami?" Aiden bertanya."Tentu saja aku menikmatinya. Hanya saja … kupikir kau ...""Nenekku sangat menyukaimu. Kau harus menghabiskan lebih banyak waktu d
Baca selengkapnya
Samar-Samar
Di kamar tidur, Eva terbangun dari tidurnya yang gelisah. Pintunya terbuka agar udara segar bersirkulasi. Samar-samar Eva mendengar percakapan antara Rebecca dan Aiden di ruang kerja sebelah.Kata-kata itu berputar-putar dalam pikirannya yang panas."Aku tidak menyentuhmu, Rebecca. Menurut Benjamin, tanda di lehermu itu akibat reaksi alergi.""Aku hanya tidak tertarik padamu.""Apakah kau menggunakan aku untuk melindungi Rachel?""Jika Rachel kembali, apakah kau akan memberikan segalanya untuknya, Aiden?""Aku tahu Eva akan terpaksa cerai denganmu jika dia tidak melahirkan ahli waris dalam tiga tahun pertama pernikahan kalian. Itulah sebabnya kau meminta Rachel untuk menunggu selama tiga tahun. Aku benar kan, Aiden?"Suara Aiden dan Rebecca membuat Eva terjaga. Dia mengerutkan dahi kesal karena kedua orang itu telah mengganggu tidurnya. Tapi perlahan, pikiran Evamulai bekerja. Jadi saudara perempuan Rebecca, Rachel, adalah kekasih masa kecil Aiden yang sebenarnya. Itu mengejutkan. Aid
Baca selengkapnya
Khusus Untuk Seseorang
Eva mencoba untuk menyingkirkan pikiran itu dari benaknya. Obat telah membuatnya merasa lebih baik dan dia ingin bangun dari tempat tidur. Eva tidak menyadari dia ada di kamar Aiden sampai pelayan muncul untuk membantunya berpakaian."Tolong ambilkan pakaian dari kamarku ya?""Tuan Aiden meminta kami untuk memindahkan semua pakaian Nyonya Eva ke kamarnya," pelayan itu memberitahunya.Pelayan itu membuka pintu lemari dan menunjukkan Eva pakaiannya yang tergantung di seberang pakaian Aiden. Eva bingung. Setelah lebih dari dua tahun menikah, Aiden ingin dia berbagi kamar? Apakah dia tidak khawatir menyakiti perasaan Rachel?Eva mengangkat bahu. Mungkin Rachel adalah tipe wanita yang mau memaafkan pria seperti Aiden karena mencintai wanita lain. Hah, lagipula, Aiden kan tidak mencintainya. Pria itu hanya tertarik menggunakan tubuhnya sambil menunggu Rachel.Eva melihat-lihat pakaiannya dan memutuskan untuk mengenakan pakaian army yang santai. Dia mengenakan pakaian yang terlihat seperti di
Baca selengkapnya
Memeluk Lebih Erat
"Apa yang sedang kau lakukan?"Eva memasukkan ponselnya kembali ke dalam saku sebelum Aiden sempat melihat siapa yang dia kirimi pesan. Aiden memeluk Eva dari belakang lalu menarik Eva ke tubuhnya. Eva dapat mencium aroma cologne Aiden yang terasa familiar. Aiden memeluk Eva secara alami dan longgar."Kau membuat pasta?" Aiden bertanya dari balik rambut Eva.Eva memberi isyarat kepada juru masak untuk menurunkan makanan dari kompor lalu mencoba menjauh dari Aiden, tetapi pria itu memeluknya lebih erat."Mereka bilang kau membuat pasta. Apakah ini untukku, Eva sayang?""Tidak," Eva menjawab datar. Dia menjauh dari suaminya, mencoba melepaskan diri dari sentuhan Aiden. Posturnya menolak, tapi Aiden terlalu dekat dengannya. Pria itu bahkan terlihat tidak peduli dengan penolakan Eva. Bagi Aiden, Eva adalah istrinya, masa iya tidak boleh dipeluk."Kalau begitu aku akan meminta koki membuatkan sesuatu untukmu." ucap Eva kemudian.Eva berbalik untuk memanggil koki yang sedang menggulung adona
Baca selengkapnya
Harga Diri Yang Tersisa
"Halo! Salam semuanya. Saya harap saya tidak mengganggu," kata Sebastian dengan sopan.Para pelayan tidak bisa tidak menatapnya. Sebastian Lewis adalah seorang pria dengan pekerjaan yang bagus didukung dengan wajah yang tampan, apalagi temperamennya yang rendah hati serta sikapnya yang halus sangat kontras dengan sikap Aiden yang meski luar biasa tampan, namun adalah seorang dominan dan arogan. "Sedari tadi kami semua menebak-nebak siapa yang dibawa pulang oleh Tuan Alaric," kata Rebecca dengan senyum menawan, "Merupakan suatu kehormatan makan bersama dengan seorang dokter yang memiliki keahlian luar biasa, Dr. Lewis!""Anda terlalu menyanjung," jawab Sebastian. Dia lantas menoleh demi melihat Eva dengan raut prihatin, "Kudengar Nyonya Eva Malik tidak sehat?""Bukankah sedikit aneh untuk terlalu memedulikan istri orang lain, Dokter?" Aiden bertanya dengan posesif.Aiden melingkarkan sehelai rambut Eva di jarinya dan menatap Sebastian dengan mata dingin. Dokter Lewis benar-benar berani
Baca selengkapnya
Patung Malaikat
"Omong kosong! Bagaimana mungkin seorang pria seperti Dokter Lewis bisa tertarik pada wanita yang sudah menikah?" Alaric Malik berseru, "Dan kau Aiden, sudah dua tahun sejak kau menikah. Dimana cucu yang kuminta?""Kami berusaha keras setiap malam, bukan begitu, Istriku?"Aiden menekankan kata "berusaha" untuk memprovokasi dan menyakiti Sebastian. Sebastian tidak bisa menahan diri untuk tidak mengepalkan gagang gelasnya begitu keras sehingga urat-urat di tangannya yang panjang menyembul."Berusaha saja tidak cukup. Aku ingin melihat hasilnya," Alaric terlihat kecewa dan menambahkan, "Mungkin nanti Dokter Lewis bisa memeriksa kondisi Eva juga.""Kita lihat saja nanti, Tuan Alaric," kata Sebastian, "Bagaimana kalau sekarang kita selesaikan makan dulu."Semua orang di meja makan menyimpan agenda mereka sendiri. Eva menundukkan kepala dan fokus memakan pasta. Lumayan, tapi spageti agak kurang matang atau mungkin sakitnya telah membuat semuanya terasa hambar baginya.Aiden mengambil beberap
Baca selengkapnya
Mengejutkan
Rebecca muncul dari kegelapan dan menghalangi jalan Eva kembali ke rumah. Eva sedikit mengernyit, bertanya-tanya apa yang sedang dilakukan Rebecca."Ada apa, Rebecca?" dia bertanya."Aku melihat betapa manisnya kalian berdua di pintu gerbang tadi," kata Rebecca, "Sepertinya dirimu enggan berpisah dengan Dokter Lewis ya, Eva. Benar-benar mengharukan !"Eva menyilangkan lengan, dia menolak untuk mentolerir Rebecca. Insiden lilin bius yang sebelumnya sudah cukup membuat kesabarannya terhadap Rebecca habis."Kau menguping pembicaraan kami?""Apa aku perlu menguping? Sudah jelas apa yang terjadi, kalian berdua berselingkuh!" Rebecca berkata, "Dokter Lewis datang mengunjungimu dengan kedok memberikan nasihat medis kepada Tuan Alaric sedangkan kau memasak hidangan favoritnya untuk makan malam. Kalian berdua benar-benar tidak tahu malu, melakukan perselingkuhan di kediaman Aiden!"Rebecca memberi Eva tatapan angkuh dan merendahkan."Terserah dengan apa pun yang kau pikirkan," kata Eva dengan
Baca selengkapnya
Begitu Sempurna
Dalam beberapa hari terakhir, Eva telah berubah secara drastis, pikir Rebecca, Di masa lalu Eva terlalu lemah untuk membela diri terhadap taktik intimidasi Rebecca. Ketika Rebecca dengan sengaja jatuh dari tangga dan menyalahkan Eva, dia sepertinya tidak bisa mengucapkan sepatah kata pun untuk membela diri. Rebecca berpikir tentang rumor yang dia dengar.Dia pasti mengidap suatu jenis penyakit, pikir Rebecca, Para pelayan tampaknya mengira Eva menderita semacam penyakit mental yang menjelaskan perubahan kepribadian yang tiba-tiba.Butuh beberapa saat bagi Rebecca untuk meredakan amarahnya. Sebagai putri kedua dalam keluarga Jonas, Rebecca tumbuh dengan dimanjakan oleh para pelayan dan kedua orang tuanya. Rebecca tidak terbiasa dengan orang yang menolak memberikan apa yang dia inginkan, dan dia juga tidak terbiasa ditampar.Rebecca berteriak-teriak dan mengoceh, menunjuk-nunjuk ke wajah Eva, "Kau! Beraninya kau memukulku?"Saat Rebecca berbicara, dia mendorong dada Eva. Dorongan itu cuk
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
19
DMCA.com Protection Status