All Chapters of Istri Sempurna Sang Pewaris : Chapter 31 - Chapter 40
183 Chapters
Terlalu Malu
Eva ingin mengoreksi Benjamin, tapi dia terlalu malu. Lagipula harus mulai dari mana memberitahu hal ini pada Benjamin.Pria itu mulai berbicara lagi, "Nyonya Eva, Anda perlu minum obat setelah menghirup borrachero sebanyak ini. Obat yang kuberikan ini akan menenangkan sistem dalam tubuh Anda dalam rentang waktu satu jam, tetapi jika Anda ingin obatnya bekerja lebih cepat Anda dapat berendam dalam air dingin.""Baiklah. Terima kasih, Benjamin."Dengan penuh rasa syukur Eva meminum obat yang diberikan Benjamin. Dia memanggil Alfred untuk merawat Aiden lalu kembali ke kamarnya. Terlepas dari pengobatan Benjamin, Eva merasa lemah, tubuhnya tenggelam dalam bak mandi berisi air dingin. Berendam dalam air sedingin es, Eva merasakan darahnya yang gelisah menjadi tenang.Dia merenungkan hari itu. Tindakannya yang berisiko hanya akan membuat Aiden semakin kesal. Bahkan pengamat yang paling tidak tahu apa-apa pun dapat melihat bahwa pria itu membencinya. Ya kan?! Jadi, bukankah seharusnya mudah
Read more
Mulut Yang Tertutup Isolasi
Aiden terbangun dengan sakit kepala hebat."Tuan Aiden, Anda sudah bangun!" Alfred berkata sembari menawarkan diri untuk membantu Aiden bangun dari tempat tidur."Mundurlah, Alfred," geram Aiden, dia menoleh ke kiri dan ke kanan, "Dimana Eva?""Nyonya Eva menyuruhku untuk menjaga Anda, setelah itu beliau pergi."Aiden mengulurkan tangan hendak mengusap wajah, tapi, seketika ia tersadar kalau pelipisnya terluka, "Kemana dia pergi?" Dia bertanya sebagai gantinya.Aiden tidak percaya setelah Eva menusuknya dengan jarum, istrinya itu bahkan tidak repot-repot untuk merawatnya. Jangankan merawat, menungguinya saja tidak. Bagaimana Aiden tidak kesal. Eva justru melarikan diri. Sepertinya Eva sangat pandai menghilang akhir-akhir ini."Tadi Dokter Walker berkata kalau Nyonya Eva kembali ke kamarnya untuk mandi air dingin setelah meminum obat," Alfred berkata, "Saya juga sudah meminta seorang pelayan untuk mengawasi Nyonya Eva."Oh ternyata istriku berada di kamarnya! Sebuah senyum samar terceta
Read more
Seribu Satu Cara
Aiden tentu saja marah begitu mendengar laporan yang baru saja disampaikan oleh Alfred, "Beraninya Eva bertemu dengan Sebastian lagi."Alfred menatap lantai, ia merasa khawatir sekaligus takut jika entah bagaimana Aiden mungkin akan menemukan cara dalam menyalahkan dirinya atas tindakan Eva yang tidak patuh.Selama bertahun-tahun, Alfred dapat mempertahankan posisinya karena reputasi Alfred yang dikenal selalu berhasil melaksanakan perintah Aiden.Tapi, kini tampaknya kondisinya sungguh tidak baik bagi Alfred karena fakta kalau Alfred membutuhkan waktu yang lama dalam menemukan identitas pria misterius yang sering ditelepon dan ditemui oleh Eva menjadi nilai minus bagi Alfred."Katakan pada perawat untuk memberikan pesan kepada Eva," Aiden berkata, "Katakan pada istriku jika dia tidak menjawab panggilan telepon dariku ketika aku meneleponnya, aku akan memikirkan seribu satu cara yang berbeda dan menyakitkan dalam mencabut tabung pernapasan pengasuhnya."Alfred mengangguk cepat, "Baik,
Read more
Kau Bisa Mencobanya
"Nyonya Eva Malik, panggilan ini untukmu."Karena tergesa-gesa, perawat itu terpeleset di tangga dan jatuh ke tanah. Sebastian dan Eva melangkah maju untuk membantunya berdiri. Kepala perawat itu tersipu dan menatap penuh syukur."Terima kasih, Dokter Sebastian dan Nyonya Eva. Oh ya, Nyonya Eva, Tuan Aiden berkata bahwa jika Anda menolak untuk berbicara dengannya di ponsel, dia akan mencabut tabung pernapasan pengasuh Anda," Kepala perawat itu berkata.Eva meringis dan menggertakkan gigi. Rupanya iblis itu telah terbangun. Kenapa dia tidak sekalian mati saja? pikirnya pahit.Dengan enggan Eva mengambil ponsel yang disodorkan. Segera dia melihat wajah Aiden yang terpahat sempurna muncul di layar. Meski hanya lewat video call, tapi, aura pria itu masih terlihat mengancam."Siapa orang yang akan kau layani dengan pakaian pelayan itu?" Aiden bertanya dengan nada mengejek.Dia berdiri di depan aquarium ikan persegi panjang besar yang berisi spesies ikan langka. Mesin oksigen meniupkan gelem
Read more
Ditangkap
"Apa sih yang kau lakukan di rumah sakit, Eva?" cibir Aiden."Sama seperti tujuan semua orang saat ke rumah sakit, Aiden, tentu saja untuk menemui dokter," jawabnya, "Memangnya apa lagi yang bisa kulakukan?""Dokter Sebastian Lewis?" Aiden bersuara karena dia merasa kesal melihat mereka berdua main kode-kodean saat dirinya sedang menelepon."Ya?" tanya Sebastian."Aku berbicara dengan istriku. Eva aku ingin kau sudah berada di rumah ini dalam waktu kurang dari dua puluh lima menit," kata Aiden.Di layar, Aiden terlihat dengan santainya melemparkan makanan ikan ke dalam tangki. Ikan berenang ke permukaan dan melahap makanan. Eva seolah bisa mendengar nada mengancam dalam tindakan itu: Tunggu dan lihat apa yang akan kulakukan padamu nanti. Eva mengakhiri panggilan video, dia tidak tahan dengan Aiden.Eva mengembalikan ponsel ke kepala perawat saat lusinan mobil sport hitam berhenti di depan rumah sakit. Eva berpura-pura tidak peduli, tapi dia tahu dia harus segera pergi."Apakah mereka
Read more
Seratus Nyawa
Kalah dalam jumlah dan lemah karena afrodisiak apalagi ditambah Eva juga habis mandi air dingin, membuat Eva pasrah dan membiarkan mereka membawanya.Pelayan-pelayan itu menyeretnya melewati lorong rumah lalu masuk ke ruangan dimana seorang Victoria Malik telah duduk menunggu dengan angkuh. Di belakangnya berdiri Rebecca Jonas.Seorang pelayan mendorong Eva dari belakang, membuatnya jatuh berlutut di kaki Victoria Malik. Karpet wol berpola rumit namun, berselera tinggi bergesekan dengan kakinya yang telanjang.Eva berbalik lalu menatap tajam ke arah Adriana Thompson. Victoria Malik bermaksud mendisiplinkan Eva. Sebagai asisten Victoria, Adriana, selalu sangat ingin membantu Victoria dalam menghukum Eva. "Nyonya Victoria, Nona Jonas, Nyonya Eva telah berada di sini," Adriana mengumumkan."Ambil rotan pemukul."Tali yang diikat erat di lengan mencegah Eva melepaskan diri. Dikalahkan, dia berhenti berjuang dan berlutut di lantai."Aku tidak tahu kalau Anda sangat menyukaiku, Nyonya Victor
Read more
Permainan Apa
Adriana menunggu keputusan Victoria sedangkan Victoria menatap penuh tanya ke arah Rebecca.Rebecca lantas memelototi Eva dengan ganas lalu merendahkan suaranya, "Nyonya Victoria, aku tidak tahu apa-apa tentang wawancara itu."Victoria memandang Eva dengan hati-hati, "Permainan apa yang sedang kau mainkan sekarang ini, Eva?"Sejak kapan cucu menantunya ini menjadi begitu tak terduga? Dia benar-benar berbeda dengan Eva yang dulu. Di masa lalu wanita ini selalu patuh dalam menerima setiap hukuman. Apa jangan-jangan usaha bunuh diri di tepi pantai waktu itu membuatnya shock hingga mengubah kepribadiannya menjadi seperti ini? Pikir Victoria."Ah, aku tidak punya keberanian untuk melakukan permainan, Nyonya Victoria. Aku hanya bermaksud untuk bernegosiasi dengan Adriana saja," jawab Eva, "Kurasa dia bisa memecut wajahku jika dia mau. Namun, make upi tidak akan bisa menutupinya dengan sempurna, tapi tidak apa-apa. Itu akan menjadi wawancara yang menarik, bukan? Mungkin saja akan muncul beri
Read more
Permanen
"Ah, ternyata Tuan Aiden Malik yang terhormat," Eva berkata dengan dingin, "Kejutan yang menyenangkan.""Jangan bicara padaku seperti itu, Eva," Aiden mengerutkan dahi. Mata pria itu memandangi tubuh Eva, "Di mana mereka memukulmu? Bagian mana yang terluka?""Apakah kau benar-benar khawatir atau hanya ingin tahu saja?"Mengabaikan pertanyaan itu, Aiden menarik lengan Eva dan memaksanya berputar dalam lingkaran lambat. Aiden tidak bisa menemukan jejak luka pada dirinya, segera rahangnya mengendur karena lega.Aiden mengkhawatirkannya. Dia tidak bisa membayangkan tubuh Eva yang sempurna ditandai dengan memar dan luka, pikiran itu membuatnya kesal. Setelah melihat sendiri kondisi Eva yang tak terluka, membuat Aiden merasa lega."Bawa Nyonya Eva kembali ke kamar dan panggil Dokter Benjamin untuk memeriksa kondisi istriku," perintahnya.Aiden memutuskan untuk berbicara dengan neneknya; Aiden perlu tahu apa yang terjadi di ruang duduk wanita tua itu. Namun, saat Aiden mendekati pintu, dia m
Read more
Tulang Selangka
Aiden bergegas ke kamar tidur. Di pintu, seorang pelayan memberitahunya bahwa Eva sedang tidur. Istrinya terlihat meringkuk di bawah selimut lebar yang menyamarkan bentuk tubuhnya.Rambut pirang halusnya tergerai di atas bantal. Bulu matanya yang lentik berkedip dan bergetar. Lehernya yang putih dan tulang selangka yang halus mengintip dari balik selimut. Aiden merasakan hasrat memompa darahnya.Dulu Eva seperti boneka tanpa jiwa, tapi sekarang istrinya itu tampak seolah bertekad menantang dan mengganggu serta mempermalukannya. Aiden tidak menginginkan apa pun selain menaklukkan Eva.Istrinya itu mengerang dalam tidur. Wajahnya terkubur jauh di dalam bantal, tapi, menoleh ke arah Aiden. Pipi Eva luar biasa merah dan dia menggumamkan sesuatu. Aiden membungkuk, mencoba mendengar apa yang Eva katakan."Biarkan aku pergi, biarkan aku pergi," erangnya.Aiden mengerutkan dahi. Apakah di dalam mimpipun Eva berniat meninggalkankannya? Di masa lalu, Eva selalu ingin menempel padanya, tapi seka
Read more
Terengah
Tiba-tiba Aiden meraih wajah Eva lalu menciumnya. Eva menggeliat, tapi dia tidak bisa kabur.Brengsek! Aiden menciumnya seolah tidak ada hari esok. Tentu saja Aiden ingin berhubungan badan dengan Eva, tapi sejujurnya dia menginginkan lebih dari itu.Eva merasakan pelukan Aiden semakin erat. Eva bertanya-tanya apakah mungkin Aiden mematahkan lengannya. Eva merasa hampir tidak bisa bernapas, dia juga hampir merasa tersedak oleh intensitas ciuman itu. Aiden menarik diri saat Eva mengira dirinya akan pingsan. Keduanya terengah-engah.Eva memelototi Aiden. Kenapa suaminya itu selalu menciumnya seperti sedang mencoba membunuhnya. Sungguh menakutkan.Aiden menyeret jari-jarinya yang kasar ke bibir merah Eva. Suaranya dalam dan serak, "Aku akan melanjutkan hukumanmu jika kau tidak berperilaku baik."Eva mengepalkan jari-jarinya. Dia ingin memukul Aiden, tetapi dia tidak memiliki kekuatan untuk itu."Habiskan buburnya lalu aku akan mengabulkan satu permintaanmu," Aiden menyodorkan sendok beris
Read more
PREV
123456
...
19
DMCA.com Protection Status