Semua Bab Sang Dewa Perang Terkuat : Bab 141 - Bab 150
309 Bab
141. Angkat Kepalamu!
Sebelum Steven sempat berkata-kata, seseorang berteriak, "Steven!"Sang jenderal perang yang begitu dia hormati itu sedang memanggilnya.Entah mengapa seolah hal itu memang berlangsung begitu kebetulan, tapi Steven seolah bisa merasakan jika Jody Gardner mengetahui bila anak buahnya sedang membicarakannya.Dengan segera, laki-laki itu pun meninggalkan area itu dan bergerak menuju Jody Gardner."Ya, Jenderal.""Ikut aku!" ucao Jody Gardner.Steven membungkuk, "Baik, Jenderal."Steven pun mengikuti Jody tepat di belakangnya. Mereka berjalan menjauh dari area latihan dan baru saja berhenti saat jarak mereka dari gedung itu sudah jauh.Begitu yakin tak ada yang mendengar, Jody langsung berbalik dan menatap Steven."Apa yang baru saja kau lakukan?" tanya Jody.Steven langsung yakin mungkin saja Jody sungguh-sungguh mendengar apa yang mereka bicarakan sebelumnya. Jika sudah begitu, semuanya pasti akan menjadi lebih gawat."Ampun, Jenderal. Saya hanya menyampaikan apa yang tidak saya suka.
Baca selengkapnya
142. Berpaling?
Suara Monica Wilhelm memang terdengar begitu lembut di telinga ketiga pelayan itu tetapi jelas sekali kata-katanya berisi sebuah perintah yang tidak bisa dibantah oleh siapapun.Anehnya suara yang begitu lembut itu juga memiliki sebuah pengaruh yang cukup besar bagi ketiga pelayan itu.Kedua pelayan yang menyaksikan temannya tersebut diminta untuk melakukan perintah ratunya itu tentu saja mendadak begitu kasihan kepadanya.Dengan begitu tegang sang pelayan ketiga pun segera mulai mengangkat kepalanya dengan perlahan dan menampilkan wajah yang sudah begitu ketakutan.Matanya sudah berair dan keringat dingin pun sudah mulai menetes-netes.Bahkan, Monica Wilhelm bisa melihat bila wajah pelayan tersebut begitu sangat pucat seperti mayat.Monica menghela napas panjang lihat pelayan itu dan mendadak seperti terasa kasihan pun juga muncul di dalam hati.Sesungguhnya Monica tak ingin melepaskan pelayan itu tetapi rupanya wanita itu tak sanggup melakukannya.Monica Wilhelm pun tak ingin membua
Baca selengkapnya
143. Boneka Raja
Steven tidak pernah menyangka bila perkataannya itu justru malah membuat dirinya berada di dalam masalah.Dia pikir dia telah berhasil menenangkan Jenderal perannya tetapi yang terjadi adalah sebaliknya.Pria muda yang tidak ingin sang jenderal perang itu semakin salah paham terhadapnya itu pun segera berkata, "Jenderal Gardner, Anda telah salah paham. Saya tidak akan mungkin berpaling dari Anda.""Kalau saya ingin berpaling dari Anda, saya pasti telah melakukannya sedari dulu. Namun, saya tetap bertahan di sisi Anda karena bagi saya hanya Andalah yang pantas dihormati."Jody Gardner yang semula terlihat begitu emosi itu seketika menjadi tenang.Pria itu lalu mengalihkan pandangan dan memilih untuk tidak menanggapi ucapan Steven.Steven yang dengan mudah bisa memahami sang jenderal perang itu pun juga bisa menghela napas lega.Tak lama kemudian, raja yang mereka tunggu pun telah tiba di sana tanpa ratunya.Tidak aneh bila Monica Wilhelm tidak hadir di sana karena memang wanita itu sa
Baca selengkapnya
144. Latihan?
Keannu Wellington tidak mengerti kalau ternyata ada orang yang bisa setenang itu padahal hidup dan matinya sedang dipermainkan olehnya. Mungkin hanya orang di depannya itu yang memiliki ketenangan luar biasa yang tak bisa diganggu oleh siapapun, termasuk dirinya. Akan tetapi, jika William Mackenzie begitu mudah terpancing olehnya maka tidak akan seru. Sikap seperti itulah yang saat ini membuatnya bergairah untuk menindas jenderal perang itu. Tak ingin menunda-nunda, Keannu pun segera berkata, "Jenderal Mackenzie, bagaimana pendapatmu?" Mendengar pertanyaan sang raja, semua orang di aula istana megah itu pun seketika berhenti mengacau. Tiba-tiba ada suara lagi yang terdengar. Kini, mereka semua pun menunggu jawaban William Mackenzie atas pertanyaan rajanya itu. Bahkan, Jody Gardner yang semula masih tersulut emosi dan suka sekali mengoceh itu juga tampak menutup mulutnya sembari melempar tatapan penuh tanya pada Willliam Mackenzie. Bill pun bangkit dari kursinya dan segera berlut
Baca selengkapnya
145. Trik untuk Menang
"Karena ini perintah raja. Mungkinkah mereka berani menolak atau melawan?" ucap Bill tenang.Jody seolah hampir saja tenggelam di dasar samudra setelah mendengar jawaban itu.Jawaban itu tidak hanya membuat semua orang terdiam tetapi juga sekaligus membuat para pasukan itu mengerti bagaimana posisi mereka.Pada intinya William Mackenzie hanya ingin menunjukkan bahwa dia pun sebenarnya juga tidak menginginkan hal ini terjadi tetapi dikarenakan itu sudah menjadi perintah raja mereka maka tak ada kesempatan baginya untuk membantah.Meskipun dia begitu ingin menolak dan tetap memimpin pasukan yang telah dia latih lama itu dan juga mengenalnya dengan sangat baik yang berarti juga sudah mengetahui bagaimana karakternya kala memimpin mereka, Bill tidak akan merengek untuk meminta pasukan aslinya."Kau sungguh luar biasa. Begitu sangat bijak dan pandai menyikapi suatu keadaan," puji Keannu yang sebenarnya tak suka dengan pemilihan kata Bill.Jody Gardner mendengus kala mendengar pujian itu ta
Baca selengkapnya
146. Diragukan
Benar-benar tidak ada yang bergerak di sana. Jody Gardner tersenyum puas dan kini mulai menyusun strateginya."Masuk ke dalam pesawat!" perintah sang jenderal.Semua bukan yang ini menjadi bawahan Jody Gardner pun mulai naik ke dalam pesawat tempur A.Di sisi lain, William Mackenzie baru saja mendapati bila pasukannya berkurang sekitar lebih dari 200 orang tanpa pemberitahuan yang jelas."780, Jenderal," ucap Steven.Bill tentu saja kecewa tetapi pria itu dengan mudah bisa menyembunyikan emosinya.Setidaknya tidak sampai separuh dia kehilangan pasukan.Namun, sesungguhnya yang membuat dia tidak suka adalah pasukannya yang mundur bukan karena tidak percaya akan kemampuannya memimpin tetapi karena kau tidak puasa mereka terhadap keputusannya dahulu yang tidak menerima pasukan lagi."Apa yang harus kita lakukan sekarang, Jenderal?" tanya Steven."Pisahkan mereka. Bagi ke beberapa kelompok sesuai dengan kemampuan mereka. Ahli menembak, memanah, bom dan yang lainnya," ucap Bill.Hal ini c
Baca selengkapnya
147. Cara Licik?
Mendengar ucapan sadis Greg, Knox pun mau tak mau segera menutup mulutnya rapat-rapat karena benar-benar tidak ingin dilempar keluar oleh temannya itu.Sesungguhnya perkataan Greg itu bukanlah sebuah pertanyaan melainkan tindakan yang mungkin akan dia lakukan jika Knox tidak berhenti berbicara.Dia dan Greg sudah saling mengenal sejak lama. Dirinya bahkan bisa dikatakan selalu berada di dalam satu kelompok yang sama.Sehingga, Knox tahu betul bila apa yang dikatakan oleh Greg itu bukanlah sebuah gertakan semata tetapi justru sebuah perintah untuknya agar segera menutup mulutnya.Setelah Knox benar-benar terdiam, Greg pun berbicara, "Jenderal Mackenzie itu jenderal paling kuat yang pernah ada di kerajaan ini. Tak mungkin beliau akan membuat kita kehilangan nyawa.""Aku sangat heran kenapa masih ada orang bodoh yang tidak sadar akan kekuatan hebat yang dimiliki oleh sang legenda?" sindir Greg.Knox tentu saja merasa tersindir tetapi dia tidak menanggapi dan hanya terdiam.Greg melanjutk
Baca selengkapnya
148. Ketidakpatuhan
"Menyumpahimu? Untuk apa? Tanpa aku menyumpahimu pun kau juga bisa mati," jawab Greg dengan begitu santainya tanpa terlihat ada beban sama sekali.Si penembak jitu tersebut hampir saja akan mengajak Greg berkelahi tetapi dia memperingatkan dirinya sendiri bila saat ini mereka sedang berada di medan perang sehingga mau tidak mau dia harus menahan diri."Setelah perang ini berakhir, aku bersumpah akan memberimu pelajaran yang tidak akan pernah kau lupakan seumur hidupmu," ucap si penembak jitu yang tidak diketahui namanya oleh Greg.Greg membalas sinis, "Boleh saja. Tapi itu pun jika kau masih hidup.""Kau-"Kata-kata umpatan yang ingin sekali dilontarkan oleh si penembak jitu itu tak jadi dia keluarkan dari mulutnya setelah melihat Steven melotot marah kepadanya.Tentu dia tidak ingin membuat wakil jenderal perang itu marah kepadanya dan malah melemparnya keluar barisan.Dia masih ingin hidup dan memenangkan perang itu lalu memamerkannya pada si brengsek Greg.Sedangkan sekarang di bar
Baca selengkapnya
149. Tanggung Jawab
Steven hampir saja akan membalas perkataan Greg yang menurutnya begitu sangat kurang ajar itu, tetapi Greg tidak membiarkan hal itu terjadi karena anak buahnya itu sudah pergi terlebih dahulu sebelum dia sempat membalas."Bajingan kecil itu!" umpat Steven begitu jengkel.Dia tentu saja tak mau menyusul meskipun saat ini beberapa anak buahnya telah memandangnya dengan tatapan penuh tanya.Dia berusaha membutakan matanya seolah dia tak melihat ekspresi-ekspresi yang memperlihatkan ekspresi kecewa terhadapnya.Sungguh dia masih menyayangi nyawanya sehingga tak mau mati konyol hanya karena berlagak menjadi seorang pahlawan di dalam medan perang itu.Tentu dia tidak membutuhkan pujian ataupun penghargaan apapun dari siapapun.Yang dia butuhkan saat ini adalah bisa selamat dari perang itu dan kembali ke kerajaan tanpa kurang apapun.Sayangnya, dia ternyata tak bisa begitu saja berdiam diri di sana karena lama-kelamaan beberapa prajurit bahkan mulai berani berbicara dengannya."Tuan, apakah
Baca selengkapnya
150. Hanya Itu Saja?
Tersadar Bill menunggu jawabannya dan saat ini mereka sedang berada di tengah-tengah medan perang, Steven pun tidak mau membuang waktu lagi dan dengan cepat berkata, "Saya siap, Jenderal."Bill tersenyum lega dan kemudian mulai memerintah, "Kemarilah!"Steven tidak bertanya dan langsung saja mengikuti perintah dari sang jenderal perang terkuat itu.Bill lalu mulai menjelaskan beberapa hal yang harus dilakukan oleh Steven dan menuntunnya untuk berperang bersamanya.Bill dengan begitu tangkas bekerja sama bersama dengan Steven hingga pria itu juga bisa merasakan kehebatan Bill yang luar biasa.Tidak hanya serangan William Mackenzie yang sangat akurat tetapi juga bagaimana pria itu melindungi orang-orang di sekitarnya.Penguasaan senjata serta kecepatan yang dimiliki oleh Bill menjadi salah satu kekuatan terbesar yang dimilikinya Selain itu, setiap keputusan yang dibuat selalu tepat dan tidak pernah gagal sampai-sampai Steven melongo setiap Bill berhasil membuat pasukan musuh mereka itu
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
1314151617
...
31
DMCA.com Protection Status