All Chapters of Cinta Pengganti: Chapter 11 - Chapter 20
70 Chapters
Cinta Pengganti ~ 11
“Sore Pak Lex,” sapa Kiya yang baru saja berdiri dan hendak pergi ke ruangan Adi. Ia melihat Lex berjalan menuju mejanya, dan memberi anggukan singkat pada saat Kiya menyapanya.“Sore, Ki.” Lex membalas saat sudah berhenti di depan meja Kiya. Ia tersenyum kecil pada Gilang, lalu ikut menyapanya. “Sehat, Lang?”“Sehat, Mas.” Gilang balas tersenyum dan menyapa, sembari membereskan barang-barang di mejanya. Ia melirik sejenak pada Kiya, yang selalu saja terlihat memiliki energi lebih untuk menghadapi semua hal.“Bu El, ada di ruangan pak Adi,” kata Kiya setelah mendengar Gilang membalas sapaan Lex. “Biar saya panggilkan sebentar dan silakan menunggu di ruangan bu Elok.” Kiya mempersilakan Lex masuk ke ruangan istrinya, dan membukakan pintu terlebih dahulu. “Silakan, Pak.”“Terima kasih.” Lex mengangguk dan segera pergi menuju ruangan Elok, setelah kembali menegur adik iparnya.Kiya berbalik, dan segera pergi ke ruangan Adi. Mengetuk pintunya dua kali, kemudian masuk dan menghampiri kedua
Read more
Cinta Pengganti ~ 12
“Apa-apaan ini?” Langkah Adi terhenti saat hendak menyeberang ke ruangan Elok. Ia memutar tubuh, lalu menghampiri Kiya yang mematung dan masih berjongkok di hadapan Gilang. Adi tidak meninggikan nada bicaranya. Ia hanya penasaran, apa yang Kiya lakukan sambil berjongkok di hadapan putranya.Mereka tidak mungkin berbuat hal yang bukan-bukan, karena posisi Kiya dan Gilang sangat terbuka. Namun, tetapi saja semua itu membuat rasa penasaran Adi tergelitik.“Kakinya Mas Gilang kambuh lagi, Pak,” lapor Kiya akhirnya membuka mulut. “Harusnya, Mas Gilang itu masih tetap terapi.”“Skala sakit, Lang?” tanya Adi berusaha tidak memperlihatkan kekhawatirannya, karena ia tahu benag Gilang tidak suka dikasihani. “Dari satu sampai sepuluh.”“Lima … enam.”Adi menghela, lalu melihat Kiya yang membuka kaos kaki Gilang. “Kiya, berhenti. Kamu bukan perawat Gilang, dan biarkan dia lakukan itu sendiri.”“Oh …” Mendadak, Kiya jadi serba salah. Namun, ia tetap melepas kaos kaki Gilang lalu meletakkannya di d
Read more
Cinta Pengganti ~ 13
“Sudah lihat semua foto dan dokumennya?” tanya Lex kemudian berdiri dari kursinya, dan mempersilakan sang istri duduk di tempat tersebut. Lex mengambil kursi meja rias Elok, lalu meletakkannya di samping Elok. Mereka melihat layar laptop berdua, dan membaca lagi dokumen yang ada di flash disk yang diberikan Bumi.“Aku baru sempat lihat foto-fotonya, tapi belum sempat baca dokumennya.” Elok menoleh pada Lex, yang tetap lurus melihat layar dengan serius. Suaminya itu, memang tidak bisa dipancing jika sedang serius seperti sekarang. Padahal, Elok sudah mengenakan slip dress dan sengaja menurunkan satu tali spaghettinya dari bahu, tetapi Lex tetap saja sibuk membaca dokumen di depan mata. Belum lagi, Elok juga sudah memakai wewangian dengan aroma yang lembut, tetapi Lex …“Kamu sempat tanya siapa suami Kiya?” tanya Lex sembari menurunkan dokumen di layar, sedikit demi sedikit.“Nggak.” Elok meraih lengan kiri sang suami lalu memeluknya. “Tapi, sepertinya teman SMA-nya. Karena, mereka nika
Read more
Cinta Pengganti ~ 14
“Beneran, aku boleh ikut Bunda?”Ini sudah kesekian kalinya Duta bertanya hal yang sama pada Kiya. Sejak bangun tidur, Duta kerap mengajukan pertanyaan tersebut, untuk meyakinkan diri, semua yang didengarnya kemarin malam bukanlah sebuah mimpi.“Boleh,” angguk Kiya seraya mengangkat bakwan sayur yang sudah matang dari penggorengan. “Makanya buruan mandi, sarapan, baru ikut Bunda ke kantor sebentar. Habis itu, kita ke hotel!”“Waaah!” Duta masih saja tidak bisa memercayainya. Setelah sekian lama, akhirnya sang bunda mengajaknya pergi mengunjungi kantor tempatnya bekerja. Selama ini, Duta hanya mendengar gambaran tempat kerja Kiya dari sang nenek. Sebuah gedung yang tingginya mengalahkan mall, sama seperti yang sering duta lihat setiap berangkat sekolah. “Kita ke hotel juga!”“Iya, makanya buruan mandi,” titah Kiya lalu mematikan kompornya dan berbalik. “Bunda nggak mau kejebak macet.”“Siiiap!” seru Duta sambil berlari ke kamar mandi.“Beneran nggak papa, kamu bawa Duta ke kantor, Ki?”
Read more
Cinta Pengganti ~ 15
“Kita ketemu lagi.” Gilang menghampiri bocah, yang beberapa waktu lalu datang bersama Kiya. Rupa-rupanya, Kiya mulai menunjukkan jati dirinya dan tidak lagi menutupi identitasnya. Duta memandang Gilang dari ujung rambut, hingga kaki. Pria itu terlihat rapi dan lebih bersih, dibandingkan dengan pertemuan pertama mereka di mall. Namun, hanya satu yang tidak berubah, penampilan Gilang tetap terlihat mahal. Sama seperti para orang tua wali murid, yang terkadang ikut mengantar jemput teman-teman Duta di sekolah. “Om Gilang kenapa pake tongkat?” tanya Duta baru menyadari hal tersebut, saat Gilang berjalan ke arahnya. Ketika Duta baru datang dan menyalami Gilang beberapa waktu yang lalu, ia tidak menyadari ada tongkat di sekitar pria itu. Mungkin karena Gilang tengah duduk, sehingga membuat Duta tidak melihat tongkat tersebut. “Kakiku sakit,” ucap Gilang lalu duduk perlahan di sebelah Duta. Ia menatap Kiya, yang tengah bicara dengan salah satu karyawan hotel, sisi ruang yang berbeda. “Ayah
Read more
Cinta Pengganti ~ 16
Canggung.Entah mengapa, perasaan tersebut menyelinap di hati Kiya, saat Elok dan Lex meninggalkannya dengan membawa Duta, serta Kasih sekaligus. Sepasang suami istri itu mengatakan, mereka akan mengecek kamar yang akan ditempati malam ini, dan Kiya diminta menemani Gilang untuk sementara waktu.“Kenapa cerai?”“Apa, Mas?” Lamunan tidak jelas Kiya, menguap seketika saat Gilang membuka suara. “Mas Gilang tadi tanya apa?”“Kenapa cerai?” ulang Gilang mendadak ingin mempertanyakan hal tersebut pada Kiya.“Ohh …” Kiya terkekeh hambar. Mengapa Gilang mendadak bertanya hal pribadi seperti itu? Bukankah, Kiya sudah memberi batasan dengan dengan hubungan mereka. “Maaf, itu urusan pribadi saya.”“Dia selingkuh?” tanya Gilang mengabaikan ucapan Kiya.“Mas.” Kiya kembali menyalakan layar ponsel, lalu melihat jam digital yang tertera di sana sebentar. “Saya nggak pernah ikut campur dengan urusan pribadi Mas Gilang, jadi, tolong jangan ikut campur juga dengan urusan pribadi saya. Apalagi ungkit-un
Read more
Cinta Pengganti ~ 17
“Kamu yakin, nggak papa jalan dengan—” “Kita pulang ajalah, Mas.” Kiya berdecak karena Gilang kembali mempertanyakan hal tersebut. Dari sebelum perjalanan, sampai di parkiran mall, dan kini, Gilang kembali mempertanyakan hal tersebut saat mereka bertiga baru saja melewati pintu gedung pusat perbelanjaan megah tersebut. “Aku cuma khawatir—” “Saya nggak masalah,” Kiya kembali menyela ucapan Gilang. Pria itu masih saja tidak percaya dengan dirinya sendiri, dan tidak yakin dengan Kiya. “Maaf kalau saya potong lagi omongan Mas Gilang. Tapi, dengernya capek, loh, Mas.” Gilang tersenyum tipis dan menghela. Ia mencoba tidak mengacuhkan Kiya yang sudah menekuk wajah, lalu beralih pada bocah yang sudah jalan lebih dulu dan tampak berhenti di depan sebuah outlet yang menjual es krim. “Duta sepertinya mau beli es krim.” Tanpa menunggu Kiya, Gilang menapakkan tongkatnya dan berjalan pelan menghampiri bocah itu. Saat sudah berdiri di samping Duta, Gilang merangkulnya. “Mau es krim?” “Mau!” Dut
Read more
Cinta Pengganti ~ 18
“Mas.” Kiya menghabiskan jarak dengan Gilang, sembari mengawasi Duta. “Kamu sudah gila? Barusan itu … maksudnya, Mas Gilang … “ Napas Kiya terbuang pelan. Ia tidak sanggup meneruskan kalimatnya barusan, karena yang akan dikatakannya pastilah tidaklah mungkin. Gilang pasti hanya bercanda, untuk mempermainkan Kiya.Karena itulah, Kiya kembali mundur dan menjaga jarak. Ia tersenyum, lalu terkekeh menanggapi kalimat yang sudah dilontarkan oleh Gilang. “Dahlah, Mas. Ayo cari tempat makan.”“Ki.” Gilang segera meraih siku Kiya, yang baru selangkah menjauh darinya. “Aku serius dengan omonganku barusan. Dan aku yakin kamu juga ngerti dengan maksudku.”Kiya menggeleng. “Jangan becanda. Tapi, jujur aku lebih suka Mas Gilang yang mulai bisa becanda seperti sekarang. Aku jadi ingat Mas Gilang yang dulu, yang—”“Aku lagi nggak becanda.” Gilang melepaskan tangan Kiya, lalu terdiam menunggu respons gadis itu. Kiya seharusnya tahu, Gilang saat ini tidak sedang dalam mode bercanda.“Mas, aku nggak bis
Read more
Cinta Pengganti ~ 19
“Calon … suami?” Garry menatap Gilang dari ujung rambut, hingga kaki. Pandangannya lalu terpusat pada tongkat, yang ada di genggaman tangan kanan pria itu. Garry pun tersenyum tipis, tidak bisa menduga-duga, apa yang telah terjadi pada pria yang ada di hadapannya. Namun, bila dilihat dari setelah dan penampilan pria itu, Garry bisa melihat semua itu adalah barang bermerek. Atau … mungkin saja barang tersebut adalah barang tiruan, karena Garry tidak melihat kendaraan roda empat terparkir di sekitar mereka. Kedua orang tersebut, pastilah baru saja keluar dari taksi dan akan berlanjut ke rumah Kiya. “Kiya?” Garry kembali menatap Kiya dan memperhatikan ekspresinya. “Kenapa?” tanya Gilang berusaha sedikit sopan, karena ia tidak mau terlibat masalah di luar rumah. Gilang benar-benar harus menjaga imagenya di depan Adi, dan seluruh anggota keluarga bila hendak memimpin Jurnal nantinya. “Ada masalah?” Kiya menghela panjang dan masih berdiri di samping Gilang. Merasa pusing sendiri, karena
Read more
Cinta Pengganti ~ 20
“Menikah?”Setelah satu kata itu terucap, Raissa lantas bengong menatap putrinya. Sependek ingatan Raissa, Kiya tidak pernah mengatakan sedang menjalin hubungan dengan pria mana pun. Apalagi dengan Gilang, adik dari wanita yang sudah menjadi bos Kiya selama ini.Raissa bergeser sedikit, lalu melihat Gilang. Ternyata, adik laki-laki Elok ternyata sangat tampan. Namun, entah mengapa di mata Raissa, pria itu tampak seperti playboy kawakan. Raissa segera menggeleng samar, menyingkirkan pemikiran yang sempat singgah di kepala. Bagaimanapun juga, ia tidak boleh menilai seseorang dari penampilannya saja.“Bu-bunda, begini.” Kiya terpaksa menggantung kalimatnya, karena melihat Duta masuk ke ruang tamu yang menjadi satu dengan ruang tengah. Putranya sudah tampak segar, dengan rambut basah dan memakai pakaian bola. “Duta, ada ayah di depan gang. Datangi sebentar.”“Ayah sudah pulang?” Wajah ceria Duta semakin semringah ketika mendengar Garry datang dan menunggunya di depan gang. Ayahnya itu, pa
Read more
PREV
1234567
DMCA.com Protection Status