Semua Bab Love Me, Please ... (INDONESIA): Bab 71 - Bab 80
118 Bab
71. Egois
Emily bangkit dan menemukan dirinya di dalam dekapan Jeffry. Bergegas ia turun dari ranjang karena merasakan sesuatu yang seolah mengaduk-aduk lambungnya. Ia memuntahkan semua yang ada di dalam perutnya, kecuali bayinya, tentu saja.Saat ia keluar dari kamar mandi, Jeffry sudah menanti di ambang pintu dengan raut cemas. Ia membantu Emily untuk kembali berbaring di ranjang dan menyelimuti tubuh wanita tercintanya itu.“Apakah ini tidak apa-apa, Emilia? Kau sudah memuntahkan segalanya sejak semalam. Tidakkah sebaiknya kita memanggil dokter? Dokter Avery pasti—““Urgh! Mengapa kalian para orang kaya memakai dokter yang sama?” keluh Emily, kemudian melorotkan tubuhnya hingga dalam posisi telentang. “Aku akan baik-baik saja. Kecuali kau mencari dokter lain.”“Baiklah. Aku akan mencari yang terbaik. Tunggu di sini!”Belum sempat Jeffry beranjak dan keluar dari kamar, Emily dengan cepat mencekal pergelangan tangan Jeffry hingga membuat pria itu hentikan langkahnya. Ia berbalik dan kembali d
Baca selengkapnya
72. Emily Versi Terbaru
Beberapa hari sudah Emily menghindari Jeffry. Tidak menerima panggilan darinya, setiap kali Jeffry datang ke kantor juga selalu ia tolak, dan sekadar pesan pun tidak pernah ia balas.Emily sungguh dirundung kegalauan yang tak terbendung.Ia tidak suka kondisi seperti ini, tetapi tak tahu harus berbuat apa. Jika Charles mengetahui segalanya, akan jadi masalah baru dan Emily tak siap akan itu.Hatinya sakit, sejujurnya. Terlebih kala ia menolak kedatangan Jeffry yang di tangannya membawa beberapa bungkusan, kala itu. Pasti ia ingin mengajak Emily menikmati makan siang bersama. Namun, tetap saja, Emily kukuh tidak menerimanya.“Em ... tidak bisakah kau bersikap sedikit lunak. Ia sepertinya benar-benar mencintaimu,” ucap Shila, kala melihat Emily memerhatikan ke luar jendela kantornya.Dari sana ia bisa melihat ke jalan besar, di mana Jeffry biasa memarkir kendaraannya. Dan apartemen yang ia rencanakan untuk di bangun tepat di depan
Baca selengkapnya
73. Tidak Waras
Beberapa hari ini sudah menjadi hari membosankan bagi Emily. Tidur dan bangun lebih awal, sarapan seorang diri, berangkat bekerja, lalu kembali ke rumah dan harus berada di dalam kamarnya hingga keesokan paginya. Seorang diri. Dan berulang.Ia masih terbayang bagaimana beberapa hari lalu ia lewati dengan adegan yang berbeda. Ia terbangun dalam dekapan Jeffry setelah malamnya mereka bercinta seolah tak ada hari esok. Dan kini yang terjadi justru sebaliknya.Apakah Emily merindukan pria itu? Atau hanya sentuhannya?Emily bangkit dari ranjang dengan malas. Hari ini, tak terasa sudah kembali ke hari Sabtu dan pastinya kelabu. Ia tidak ingin hanya diam di tempat dan tidak melakukan apa pun.Ia bergegas menuju ke dapur dan menemukan ponselnya masih tergeletak di atas meja bar, setelah semalam ia menyiapkan makan malam dan menikmatinya seorang diri. Beberapa panggilan tak terjawab dari Jeffry.Ia lelah menghindar. Ia rindu, bahkan mung
Baca selengkapnya
74. Sakit yang Baru
Emily tak percaya dengan apa yang ia dengar. Jeffry memanfaatkannya selama ini hanya untuk kesenangan dan membalas dendam pada Charles.Dan yang paling mengejutkan adalah, Emilia merupakan istri dari Jeffry.Itukah alasan Charles tidak membolehkan Emily menjalin hubungan apa pun dengan Jeffry? Karena Charles memang tidak ingin Emily menjadi sarana balas dendam pria ini?“Em-Emilia? Sejak kapan kau ada di sini? Bukankah kau—““Cukup lama untuk mendengar semuanya, Jeff.”Raut wajah Jeffry berubah pias kala harus menerima kenyataan bahwa rencananya kemungkinan akan berantakan. Ia sama sekali tidak memperkirakan kalau Emily akan memergokinya berbincang dengan Charles.“Emilia, kau salah paham.”“Bagian mana yang salah paham? Apakah kalimat yang mengatakan kalau kau tidak akan memberikan cinta yang sama seperti yang kau berikan untuk Emilia? Atau kesan bahwa kau sedang berencana untuk membalas dendam?” jawab Emily, pahit.Wajar jika ia terluka, karena ia sama sekali tidak menyangka kalau J
Baca selengkapnya
75. Demi Kebahagiaan
Emily melenggang dengan percaya diri memasuki ruang rapat. Kata siapa hatinya sudah baik-baik saja? Ia memang masih patah hati. Ia hanya tak ingin terlalu memperlihatkan apa yang ia rasakan saat ini, kecuali pada Shila.Bahkan saat di ruang rapat, matanya bertemu mata Charles yang kecewa, Emily berusaha meredakan gejolak hatinya sendiri.Ia akan menjelaskan segalanya pada Charles nanti. Ia tak ingin dirinya menjadi kambing hitam atas perseteruan antara Charles dan pria penipu yang telah memanfaatkan kerapuhannya untuk menjatuhkannya.Apa yang terjadi antara dirinya dan Jeffry, tidak ada hubungannya dengan Charles. Dan Emily tak akan terima jika Jeffry melibatkannya dalam hal ini.Rapat baru akan dimulai, dan satu sosok yang mulai saat ini sudah menjadi musuhnya, justru turut hadir dan mendapatkan tempat duduk tepat di samping Emily. Wanita itu enggan, bahkan mengalihkan pandangan ke arah lain tanpa peduli bahwa Jeffry berharap bisa berbicara sedikit dengannya dan menjelaskan segalanya
Baca selengkapnya
76. Pantaskah disebut cinta?
Kesalah pahaman antara dirinya dan Charles ternyata hanya dugaannya belaka. Charles bahkan tak pernah marah atau melarang dengan siapa pun ia akan menghabiskan sisa hidupnya.Sampai kapan pun, Emily akan selalu menjadi seorang McKennel. Karena itulah harapan Charles.Masalahnya, ia terlanjur terluka akan sikap dan perkataan Jeffry. Karenanya, ia telah membuat keputusan mengenai hubungannya dengan pria itu.Emily kini berjalan menuju ke ruangannya. Namun, di tengah perjalanan, seseorang menarik lengannya dan membawanya menuju ke ruangan sempit di mana tak ada seorang pun yang melihat mereka, seolah pria itu tahu betul seluk-beluk perusahaan tempatnya berada.Memang benar. Bukan hal baru jika pria ini sangat mengenal EMZ Company bahkan seluruhnya yang ada di tempat itu.“Ssh ... Em, ini aku, Jason. Jangan berteriak, oke?”Emily mengangguk patuh. Tak ada yang harus ia takutkan dari pria ini dan lagi pula, ia mengenal betul
Baca selengkapnya
77. Benih Siapa?
Emily sudah berhasil mengusir Jeffry dari ruangannya. Dan juga dari hatinya, tentu saja. Namun, tetap, untuk menghilangkan cinta yang sudah terlanjur tumbuh bukanlah hal yang mudah.Emily membutuhkan beberapa lama untuk melakukan itu dan tentu saja, peran seseorang juga diperlukan untuk ini.Dan tampaknya, untuk saat ini, dirinyalah yang berperan penting atas membaiknya kondisi perasaannya sendiri. Emily tak bisa mengandalkan siapa pun, meski saat ini ia berada di satu ruangan dengan Jason yang tampak begitu peduli.“Apa yang pria itu katakan?” tanya Jason, tampak sekali kalau ia ingin tahu bagaimana hubungan Emily dan Jeffry saat ini.Jelas hubungan mereka tidak baik-baik saja. Hancur sebelum mereka memulainya dan ini karena keegoisan masing-masing.Tak bisakah salah satu dari mereka mengakui saja apa yang tengah mereka rasakan di dalam hati terhadap satu sama lain? Bukan malah saling menjauhkan dan menyiksa batin mereka sendir
Baca selengkapnya
78. Perselingkuhan yang Akhirnya Terbongkar
Semua membisu, menanti salah satu antara Jared atau Tamara yang akan menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh Jason beberapa menit lalu. Namun, hingga hampir satu jam tak ada satu pun dari keduanya yang berinisiatif untuk memulai.Jason kehilangan kesabaran. Ia bangkit dan tak ada yang bisa menghentikannya lagi. Ditariknya kerah baju Jared dan ia layangkan bogem pada wajah tampan sang kakak yang sejak tadi bungkam seolah tak ingin kebobrokannya terlihat di depan Emily. Padahal sekuat apa pun ia berusaha menutupi, pada akhirnya akan terbuka.Dan tentu saja sekaranglah saatnya.Jason membabi buta, menyerang Jared dengan segenap tenaga yang ia miliki. Ia tak peduli tubuhnya gemetaran karena amarah. Yang ada di pikirannya saat ini adalah memberi pelajaran pada pria tak tahu diri yang sayangnya merupakan kakak kandungnya.Emily hendak melerai, tetapi Charles memberinya isyarat untuk tidak ikut campur. Memang seperti itulah cara Charles mendidi
Baca selengkapnya
79. Tak Mampu Pergi
Emily mungkin bisa bernapas lega, sekarang. Karena permasalahan Jason yang terjerat Tamara sekian lama, pada akhirnya sudah menemukan titik terang. Sayangnya, selesai bagi Jason tak demikian bagi Jared yang harus bertanggung jawab atas perbuatannya.Namun, Charles tidak memperbolehkan siapa pun untuk ikut campur atas urusan Jared dan Tamara. Demikian yang dijelaskan oleh Charles sebelum Jared meninggalkan kediaman keluarga McKennel yang tentu saja harus diikuti oleh Jason yang juga memiliki urusan yang belum selesai.Untuk masalah satu ini, Jason terpaksa melibatkan Emily.“Aku membutuhkan dukungan moril darimu, Em. Membuang jauh hal yang selama ini ada bersamamu, bukan hal mudah. Kau pasti tahu itu,” ucapnya, datang tiba-tiba ke ruangan Emily.Wanita itu masih duduk di kursinya dan mengerjakan pekerjaan yang sejak kemarin belum ia selesaikan, hingga ia tidak memerhatikan kedatangan pria itu, bahkan tak menggubrisnya sama sekali.
Baca selengkapnya
80. Permintaan Kedua
“Papa sudah katakan pada bibi Emilia untuk datang, sayang. Namun, maafkan papa jika usaha kita ini tidak membawa hasil.” Jeffry mengusap puncak kepala Lyla yang terbaring di rumah sakit, menatap mata sang ayah yang sudah berair dan nyaris tumpah.Tak hanya Lyla yang membutuhkan dukungan saat ini, melainkan juga dirinya. Ia sangat membutuhkan Emily untuk ada di sampingnya.Ia sadar akan kekeliruannya. Ia tak menyangka kini layaknya singa yang menyerah pada domba. Ia sendiri yang berniat untuk menyakiti Emily, dengan tujuan agar Charles merasakan sakit seperti yang ia rasakan.Namun, sepertinya ia salah perhitungan. Apa yang ia tujukan pada Emily, justru berbalik padanya.Jeffry kini yang terjebak rasa cinta yang terus menggerogoti hatinya. Bahkan keinginan untuk memiliki Emily tak lagi terbendung. Terlebih setelah mengetahui bagaimana kondisi Lyla, satu-satunya harta yang ia miliki saat ini.Ia hanya membutuhkan penguatan untuk segala kondi
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
678910
...
12
DMCA.com Protection Status