All Chapters of BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH: Chapter 61 - Chapter 70
77 Chapters
Bab 33B
Bunda ... Kenapa menangis?" tanya Reyhan membuyarkan lamunanku. Seketika aku menghapus buliran bening yang ada di pipiku secara kasar. "Enggak, Sayang. Bunda terharu bisa berjalan sejauh ini bersamamu. Bunda akan mendampingi Reyhan untuk mengejar cita-cita.""Terima kasih ya, Bunda. Karena sudah mau bersamaku dan mau melanjutkan pendidikanku lagi. Reyhan sangat menyayangi Bunda. Hanya Bunda yang kumiliki saat ini." "Iya, Nak. Setelah sampai kita harus cari klinik atau Rumah Sakit terdekat agar kamu bisa khitan. Setelah semuanya beres kamu akan jadi santri di pondok pesantren yang benar-benar bagus. Bunda mendukungmu, Nak," kataku mengulas senyum ke Reyhan. "Iya, Bun. Alhamdulillah akhirnya Reyhan bisa sekolah lagi."Kebahagiaan terpancar jelas dari wajah anakku. Aku juga bahagia kalau dia bahagia. **Tak terasa perjalanan kami cukup melelahkan. Akhirnya kami tiba juga di kota santri. Kota ini sengaja kupilih untuk tempat Reyhan menuntut ilmu. Di mana dia juga menyetujuinya, jadi a
Read more
Bab 34A
BUNDA PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 34.**POV RAISA.Alhamdulillah gadis kecil ini tidak apa-apa. Aku sangat senang dan khawatir kalau terjadi apa-apa padanya, mobil tadi berlalu kencang dan aku menarik gadis kecil ini karena dia hampir saja tertabrak."Heh, mau mati kamu!" hardik sopir pribadi kesal.Dia marah-marah ke gadis kecil tersebut karena nyaris menabraknya kalau saja tertabrak, kasus ini bisa saja dibawa ke jalur hukum.Selama marah-marah dan meluapkan kekesalannya. Aku segera minta maaf. Aku mengatakan kalau dia masih kecil, pengendara itu dengan kesal lalu tancap gas meninggalkan kami."Kamu nggak apa-apa kan, Dek? Kamu baik-baik aja? Ada yang sakit atau seperti apa?" tanyaku bingung."Aku nggak apa-apa kok, Tante. Aku baik-baik aja. Makasih ya. Aku takut banget. Huhuhu ...," katanya menangis.Ku perhatikan gadis kecil itu lekat-lekat. Aku juga mengelus pundaknya agar dia tidak takut lagi. Dia benar-benar mirip Rindu, anakku."Rindu ...," cicitku.Gadis kecil itu mengela
Read more
Bab 34B
"Nami tadi hampir kecelakaan, Nek!""Apa?!" Pandangan wanita paruh baya itu tajam padaku."Eh, siapa kamu? Kenapa masih berdiri di situ? Apa yang kamu lakukan kepada cucuku? Kamu mau melakukan tindak kejahatan kepadanya? Aku bisa melaporkan kamu ke Polisi biar kamu ditangkap Polisi sekalian!""Astaghfirullahaladzim, enggak kok, Bu. Tadi saya yang menarik Nami agar tidak ditabrak. Saya tidak melakukan apa-apa. Saya hanya berusaha menyelamatkan dia!""Bohong kamu! Mana aja penjahat mengaku. Kalau memang ada penjahat yang mengaku sudah penuh penjara. Sekarang kamu pergi dari sini sebelum aku berteriak agar kamu masuk penjara. Setidaknya kalau kamu tidak pergi juga dari sini orang-orang akan memukulimu!" katanya kasar padaku."Nenek nggak boleh bersikap seperti itu. Tante Raisa ini menyelamatkanku. Benar apa katanya. Aku tadi nyaris tertabrak setelah itu kita ngobrol-ngobrol sebentar. Tante ini kangen sekali dengan anaknya. Katanya wajahku mirip dengan anaknya!" Namira menanggapi dan beru
Read more
Bab 35A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 35.**PoV Raisa."Sayang, jadi anak yang baik, anak yang pintar dan anak yang cerdas. Sekarang kamu sudah remaja dan santri di pondok pesantren. Ini adalah pesantren pilihan kamu. Bunda ingin kamu benar-benar mempertanggungjawabkan sebagai santri yang belajar dengan giat di sini," kataku ke Reyhan.Putraku menganggukkan kepalanya. Alhamdulillah, akhirnya Reyhan masuk juga ke pondok pesantren. Kami menunggu waktu seminggu untuk benar-benar memulihkan kondisinya dan juga mengemas barang-barang Reyhan.Aku bangga sekali akhirnya anakku bisa mondok juga, itu keinginannya. Dia ingin menjadi anak laki-laki yang bisa mendoakan orang tua. Dan anak yang bermanfaat untuk sesama manusia. "Terima kasih ya, Bun, sudah mengantarkan aku sampai sejauh ini. Aku sangat mencintai dan menyayangi Bunda lebih dari apapun," katanya dengan mata berkaca-kaca.Melihat dia bersedih. Aku juga mengelap kasar wajahku. Tentu saja begitu banyak sekali cobaan yang kami lalui be
Read more
Bab 35B
Tiba-tiba gawaiku bergetar dan itu panggilan dari Lastri. Sudah lama juga kami tidak saling menelpon, mungkin aku sibuk juga mengurus kepindahan dan masuk pondok pesantrennya Reyhan jadi tidak memberi kabar kepadanya."Assalamualaikum, Lastri.""Waalaikumsalam, Raisa. Gimana kabar kamu? Udah lama ya nggak menghubungi. Mungkin kamu sibuk di tempat baru. Apakah kamu bahagia di sana? Udah dapat teman-teman baru dan juga tetangga yang baik-baik?" tanyanya penasaran."Alhamdulillah, kabarku baik. Sekarang Reyhan juga sudah masuk pondok. Aku tinggal mencari pekerjaan aja. Belum dapat pekerjaan sama sekali masih ikhtiar terus mencari.""Iya, zaman sekarang nyari pekerjaan susah, Raisa. Bagaimana kalau kamu itu masak dan membuat kue. Lagian masakan kamu kan enak. Insya Allah laris.""Lastri. doakan yang terbaik ya. Untuk pergi ke luar negeri aku nggak mungkin lagi. Aku sudah berjanji sama Reyhan, aku akan tetap di sini sampai dia menyelesaikan pendidikannya. Aku tidak mau meninggalkan Reyhan
Read more
Bab 36A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 36.**PoV Raisa"Tante Raisa ... Kok bisa ada di sini? Nami senang sekali bisa ketemu lagi sama Tante Raisa. Udah kangen banget rasanya ...."Aku tersentak kaget ketika menoleh ternyata itu adalah Namira seorang gadis kecil yang beberapa waktu lalu hampir kecelakaan dan aku menyelamatkannya. Tidak menyangka dia ada di sini. Dia memakai seragam merah putih, sepertinya baru pulang sekolah."Nami ... Tante Raisa juga nggak nyangka bisa ketemu kamu di sini. Kamu apa kabar? Alhamdulillah, Tante ada sedikit rezeki untuk anak-anak di sini.""Kamu kenal sama Nami? Anak ini sering kemari karena dia berteman dengan beberapa anak yang ada di Panti, juga mereka satu sekolah. Teman akrabnya Citra, tinggal di Panti asuhan ini."Bu Husna menjelaskan. Aku menganggukkan kepalaku mengerti ternyata Nami sering kemari bermain dengan teman-teman seusianya.Tak lama berselang seorang wanita yang tadi membantu membawakan makanan dan pakaian-pakaian yang sengaja kuberik
Read more
Bab 36B
"Maksudnya Dek Raisa mau jadi relawan di Panti asuhan ini?" tanya Bu Husna."Benar, Bu.""Apakah Dek Raisa tidak punya keluarga lagi, menjadi relawan di Panti asuhan ini agak berat harus memberikan waktu banyak kepada anak-anak yang ada di sini. Kami juga tidak memberikan gaji nyata karena di sini bekerja seikhlasnya. Kalaupun mendapatkan pemasukan maka lebih diperuntukkan untuk kesejahteraan anak-anak yatim piatu di sini.""Saya paham, Bu. Lagian saya Ikhlas. Saya ingin menjadi relawan dan saya juga akan bekerja membuat kue-kue untuk pemasukan pribadi saya dan kalau ada uang lebih saya akan memberikan sumbangan kepada anak-anak yatim piatu. Saya juga bisa mengajarkan mereka mengaji. Insya Allah apa yang bisa saya berikan kepada anak-anak di sini pasti akan saya berikan.""Masya Allah. Mulia sekali hati kamu Dek Raisa, kalau memang kamu mau bekerja di sini. Insya Allah Ibu menerima kamu kok bekerja di sini. Teman-teman yang lain juga pasti senang dengan kedatangan relawan yang baik se
Read more
Bab 37A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 37.**PoV AuthorRaisa senang sekali setelah dia mendapatkan keluarga baru di Panti. Apalagi kini ada anak yang mirip dengan Rindu bernama Nami dan mereka sudah akrab.Mereka ngobrol-ngobrol di teras yang berada di Panti Asuhan itu. Bu Husna, Dina dan Intan mereka juga tergabung dalam relawan ikut ngobrol-ngobrol saling memperkenalkan diri masing-masing.Seakan-akan berada di sini membuat Raisa mendapatkan keluarga baru. Setelah begitu banyak rasa sakit hati yang dialaminya dari keluarga lamanya. Emran dan keluarga sang mantan yang menyakiti serta Liana, teman yang menusuk dari belakang. Belum lagi rasa sakit hati Raisa yang kehilangan anak perempuan yang di cintai nya.Tak lama berselang ketika mereka saling mengobrol satu sama lain. Tiba-tiba sebuah mobil memasuki pekarangan Panti asuhan di mana Nami langsung berteriak kalau yang datang adalah Papanya, membuat orang-orang sekitar cukup terkejut juga termasuk Bu Husna. Apalagi Raisa yang ketika
Read more
Bab 37B
"Raisa ... tidak menyangka aku menemukan kamu lagi." "Mas, kamu kok ada di sini?" tanya Raisa bingung. "Aku diterima bekerja sebagai sopir pribadi Pak Arjuna." "Bukannya kamu kerja di desa?" tanya Raisa heran. "Ya, sebelumnya aku bekerja di desa tetapi ketika kamu pergi aku merasa hampa. Apalagi ada lowongan pekerjaan dan aku nekat saja pergi ke kota. Tak sangka bisa bekerja dengan Pak Arjuna dan akhirnya kita bertemu. Bagaimana kabar kamu, Raisa? Apakah baik-baik saja? Sekarang di mana anak kamu? Apakah dia sudah masuk pesantren? Masuk sekolah seperti yang kamu katakan?" tanya Faisal dengan banyak pertanyaan yang membuat Raisa pusing menjawabnya. "Iya, aku baik aja dan sekarang Reyhan sudah sekolah kembali. Aku menjadi jauh lebih tenang." "Syukurlah, Raisa. Sebagai orang tua kamu sudah menjalankan peran orang tua yang baik." "Siapa bilang aku sudah menjadi orang tua yang baik. Aku kehilangan putriku dan aku harus menerima semua ini. Ini semua luka yang harus dikubur dalam-dala
Read more
Bab 38A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 38.**PoV Author Terpaksa Raisa ikut naik mobil dengan Arjuna dan juga anaknya, Namira. Ketika berada di mobil lelaki itu, Raisa merasa nggak nyaman sama sekali. Dia ingin bersama dengan yang lainnya naik bus saja. Mau bagaimana lagi. Nami selalu memaksa agar dia ikut bersama dalam mobil Papanya. Nami terlihat ceria. Beberapa kali dia bersandar di lengan Raisa dia juga menunjukkan foto-foto liburannya ke Raisa melalui ponsel Papanya. Raisa bersama Nami duduk di belakang sementara Arjuna dengan Faisal duduk di depan. rasa nggak nyaman itu terasa juga ketika Faisal beberapa kali melihat lewat kaca spion ke arah Raisa. Raisa benar-benar tidak menyukai Faisal. Faisal memaksa Raisa harus menerimanya lagi. Tapi, tidak masalah untuk sebuah persahabatan bukan untuk persoalan asmara sebab masa lalunya dengan Faisal sudah selesai. Dia tidak ingin menambah beban pikiran lagi. Raisa ingin melupakan semuanya tentang Faisal di masa lalu. Kematian Rindu mem
Read more
PREV
1
...
345678
DMCA.com Protection Status