All Chapters of BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH: Chapter 31 - Chapter 40
77 Chapters
Bab 18B
"Gak usah ikut campur kamu. Pergi kalian ... Pergi! Aku gak mau dengar!" kata Bu Enya keras, mengusir kami berdua.Aku mendesah jadi gak enak juga karena saat ini Lala juga dalam kondisi sakit. Jadi kami mengalah untuk keluar dari ruangan tersebut. Aku melihat Lala beberapa kali minta maaf dan aku memakluminya.Selesai dari ruangan Lala. Aku kembali ke ruangan Rindu. Di sana Faisal juga ikut, dia ingin menjenguk anakku. Mbak Rita juga terkejut melihat kedatangan Faisal. Tentu saja kakak kandung itu tahu tentang Faisal yang adalah masa laluku.Setelah selesai menjenguk anakku dan melihat kondisinya. Faisal pun berpamitan. Aku mengantarnya seadanya saja."Terima kasih, Mas. Kamu sudah meluangkan waktumu untuk menjenguk Rindu.""Sama-sama, Raisa. Yang penting kamu itu jangan terlalu banyak pikiran dan harus makan. Kamu nggak boleh sakit. Kamu harus tetap kuat," katanya.Aku hanya menganggukkan kepalaku kemudian dia berlalu meninggalkan Rumah Sakit. Kakak ku pun datang menghampiri."Raisa
Read more
Bab 19A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 19.**PoV Raisa.Aku tersedu di pojokan. Kami duduk sebentar dan di sana Aku tidak kuasa menahan tangis dan sesak di dada. Aku ingin selalu menjadi wanita tegar. Tapi tetap saja aku wanita rapuh.Apalagi mendengar tutur kata Liana yang seakan-akan bahagia di atas penderitaanku. Dia tidak ada menunjukkan rasa penyesalan sedikitpun karena sudah berbuat jahat ke keluargaku terutama ke Rindu yang sudah diacak-acak masa depannya.Kalau saja aku bisa menghukumnya dengan tanganku ku, aku akan mengambil pisau dan menusknya. Mungkin itu saja tidak cukup karena penyiksaan yang telah dilakukannya beberapa tahun ini ke anak-anakku. Hatiku sungguh sakit."Raisa ...," kata Lastri memegang bahuku.Aku secara kasar menggelap wajahku kemudian berusaha tegar di depan Lastri. Aku seakan-akan wanita yang cukup kuat. Namun, sebenarnya aku benar-benar rapuh mengingat masa depan Rindu yang sudah berantakan karena ulahnya."Maafkan aku, Lastri. Aku menangis di depanmu.
Read more
Bab 19B
Setelah keluar dari ruang perawatan Rindu. Aku menemui Reyhan, saat ini aku sangat lesu dan pucat. Anakku itu memberikan air mineral kepadaku agar aku meminumnya kemudian kulihat wajah polosnya. Sebentuk senyuman hadir di bibirku. Aku menerima air pemberiannya lalu aku meminumnya."Bunda, makanlah. Bunda tidak boleh sakit. Reyhan sangat menyayangi Bunda kalau Bunda sakit Reyhan sedih"Reyhan berkata sambil menyodorkan roti yang memang kubelikan untuknya. Tapi, dia memberikannya kepadaku. Aku mengelus kepalanya lalu aku memeluknya sambil berbisik kepadanya."Iya, Sayang."Kulihat Mbak Rita dan juga Lastri, mereka berdua juga berkaca-kaca. Mereka berdua juga menahan genangan air di pelupuk mata ketika melihat bagaimana cobaan yang harus kuhadapi begitu besar.Ya Allah, sang penguasa. Berilah yang terbaik untuk putriku, Rindu. Lirihku dalam hati.**"Sayang, Hari ini adalah hari persidangan pertama Bunda dengan Ayah. Bunda sudah memutuskan untuk berpisah dengan Ayah. Kamu tahu, bagaimana
Read more
Bab 20A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 20.**PoV Author.Raisa menatap Emran dengan wajah kesal. Kemudian dia berdiri. Tatapan itu tidak lepas dari laki-laki yang akan menjadi mantan suaminya. Sebentuk senyum sinis hadir di wajahnya, dia menyilangkan kedua tangannya tanda meremehkan."Kalau kamu nggak bisa melakukan apa yang aku katakan. Jangan harap kamu mendapatkan maaf dariku. Sampai kapanpun aku nggak akan pernah memaafkan kamu!"Perkataan Raisa bagaikan palu yang menghantam Emran. Laki-laki itu merasa bodoh karena sudah menghancurkan rumah tangganya sendiri. Dia terjerat dengan cinta sesaat yang merusak kehidupannya. Tidak percaya apa yang dilakukannya, Emran begitu mencintai Liana. Apalagi ketika tahu Liana sedang hamil dan terpukul saat Liana keguguran.Tapi yang membuat Emran semakin sedih adalah ketika Liana menyelingkuhinya. Dari berbagai kabar yang didengar kalau anak yang keguguran itu bukan anaknya. Tapi anak Liana dengan laki-laki lain. Liana juga memanfaatkan anak-anak
Read more
Bab 20B
Bocah yang sudah hampir remaja itu terlihat sedikit ragu. Dia menatap sang Bunda untuk meminta persetujuan."Mas, kamu nggak perlu repot-repot lah membawakan mainan segala dan memberikan sesuatu untuk Reyhan. Apalagi kamu baru saja diterima bekerja. Saya nggak mau merepotkan kamu," kata Raisa tak enak hati.Faisal membelai kepala Reyhan. Raisa tak tahu maksud dan tujuannya. Semoga saja tidak memiliki maksud apa-apa."Mas, sebentar. Aku mau bicara dengan Lastri." Raisa menarik tangan Lastri agar bisa leluasa berbicara berdua."Ada apa, Raisa?""Lastri. Kapan Faisal datang? Ngapain sih ke sini segala? Bukannya aku tidak mau berterima kasih. Jujur saja aku berterima kasih setelah dia memberi info tentang Liana. Tapi, aku gak mau dekat sama Faisal," gerutu Raisa menyilangkan kedua tangannya sembari bahu bersandar di tembok."Dia memang baru saja datang dan aku mau memberitahu mu tapi belum sempat. Kayaknya Faisal itu punya perhatian lebih deh sama kamu, Raisa. Mungkin aja dia merasa udah
Read more
Bab 21A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 21.**Siapkan Tissue sebelum membaca. Author nulis sambil nangis 😭PoV Raisa. "Dekat seperti apa maksud kamu, Mas?Kalau dekat hanya seperti teman biasa mungkin aku masih bisa menerimanya. Tapi tolong jangan meminta yang lebih. Kamu tahu kan sebentar lagi aku menjadi janda, tidak mungkin bisa dekat dengan laki-laki semudah itu. Aku mohon pulanglah," ucapku ke Faisal berharap dia paham. "Raisa, mungkin apa yang ku lakukan ini bagimu terlalu cepat. Tapi aku tidak bisa mengontrol perasaanku dan aku merasa bersalah serta ingin memperbaiki hubungan kita." "Kita nggak punya hubungan apa-apa, Mas. Sekarang aku lagi fokus kepada masalahku. Masalahku sungguh sangat banyak. Aku mohon jangan memperumit masalahku." "Raisa, justru aku datang kemari tidak untuk memperumit masalahmu tetapi aku ingin membantumu. Aku tahu kamu sedang banyak masalah dan persoalan. Aku ada di sini untuk membantu kamu menyelesaikannya. Aku bisa kamu suruh apa aja dan aku berjanj
Read more
Bab 21B
Aku tahu anakku mendengar apa yang kukatakan. Tetapi dia tidak bisa berbicara. Aku merasa Rindu sebenarnya sudah sadar, hanya untuk membuka mulut dia nggak bisa. Mungkin karena rasa sakit yang begitu dahsyat sedang dialaminya. Hancur hatiku melihatnya seperti ini. Ku pasrahkan masalah ini yang harus kuhadapi. Aku melihat sendiri Rindu meregang nyawa dalam sakitnya sakaratul maut. Berkali-kali Aku mengucapkan kalimat talqin ke telinganya dan meminta maaf padanya. Ku katakan dari lubuk hati yang terdalam. Aku sangat mencintai dan menyayanginya. Tiba-tiba alat medis bergerak lurus dengan bunyi nyaring. Aku menutup mataku sambil terisak. Aku tahu kalau Rindu sudah pergi. Nak, kamu berjuang selama beberapa bulan untuk bisa sadar. Tetapi tetap Allah lebih sayang kamu. Bunda sudah berusaha, berdoa dan melakukan segala upaya. Namun tiada daya dan upaya kecuali pertolongan Allah. Bunda Ikhlas, Nak. Bunda Ikhlas ... Ini adalah jalan yang terbaik karena Allah sayang kamu. Maafkan Bunda belum
Read more
Bab 22A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 22.**PoV Raisa."Raisa, izinkan aku bertemu Rindu terakhir kalinya. Bagaimanapun aku ayahnya. Mas susah payah meminta izin datang kemari agar bisa melihat pemakamannya!""Pergi kamu! Kamu nggak punya hak di sini. Aku sudah menganggap kamu mati! Gara-gara kamu, aku kehilangan anakku dan kamu masih punya muka untuk menunjukkannya kepadaku. Kamu memang benar-benar laki-laki yang gak tahu malu. Nggak ada sama sekali yang mengharapkan kehadiranmu di sini!" bentakku ke Mas Emran.Aku gak peduli orang lain mau berpikir apa. Walaupun dia itu Ayah kandungnya. Tetapi gara-gara dia Rindu pergi untuk selamanya.Aku tahu kepergian anakku adalah cara Tuhan supaya tidak membuat Dia menderita. Cara Allah yang lebih menyayangi Rindu. Tetapi semua ini seharusnya tidak akan terjadi kalau Mas Emran lebih tegas sebagai seorang ayah dan tidak menurutkan hawa nafsunya untuk menikahi perempuan yang jelas-jelas menyiksa anak-anakku. Di dunia ini ada sebab dan ada akibat
Read more
Bab 22B
Terdengar suara samar-samar memanggilku. Hidungku juga terasa sedikit panas, mereka mungkin menaruh minyak angin agar aku segera sadarkan diri.Kepalaku rasanya sakit seakan-akan ingin pecah. Begitu banyak tekanan yang kuhadapi serta masalah ini yang menguras semua energi dan tenagaku.Seketika aku teringat Mas Emran yang tadi ada di sini serta kemarahan dari Bu Enya dan juga aku memarahi mereka karena sudah berani datang ke sini."Lastri, di mana Mas Emran. Suruh dia pergi!" kataku begitu sadar."Iya, Raisa, dia udah pergi kamu nggak perlu khawatir.""Mbak Rita di mana?" tanyaku lagi."Mbak Rita sedang di luar. Kamu gak mau mencium Rindu untuk terakhir kali sebelum kain kafannya di tutup," kata Lastri.Aku kembali merasa sedih kemudian aku menganggukkan kepalaku serta menuntun anakku agar kami sama-sama mencium Rindu untuk terakhir kalinya. Aku sudah jauh lebih tenang, tidak ada lagi ibu mertua serta Mas Emran di sini.Kali ini aku bisa menghadapinya dengan lebih sabar, tak kulihat w
Read more
Bab 23A
BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 23.**PoV RaisaTiga hari kemudian Mbak Rita pulang. Aku dan Reyhan melepas kepergiannya yang pulang dengan Bus antar kota. Kami berpelukan beberapa saat. Bulir bening melewati netraku ketika Mbak Rita benar-benar meninggalkanku. Berapa hari Kakak kandungku berada di sini, aku justru merasa lebih baik karena bisa menyelesaikan berbagai masalah dan dia menjaga Reyhan dengan sangat baik."Raisa, kamu jaga diri baik-baik kalau semua masalah sudah selesai, Rumah juga sudah terjual maka lebih bagus kamu datang saja tempat tinggal Mbak. Insya Allah, Mbak akan mencarikan tempat yang baik di sekitar Rumah. Biar kita bisa bersama-sama dan Mbak bisa melihatmu, kamu bisa meminta bantuan apa saja, bahkan Mbak senantiasa membantu dengan baik," katanya sambil mengelus punggungku."Iya, Mbak. Doakan semuanya berjalan dengan lancar. Aku juga hendak menyelesaikan persidangan perceraian serta mau tahu tentang persidangan kasus anakku. Apakah benar-benar pengadilan
Read more
PREV
1234568
DMCA.com Protection Status