Share

Bab 19A

BUNDA, PULANGLAH KAMI TAKUT SAMA AYAH 19.

**

PoV Raisa.

Aku tersedu di pojokan. Kami duduk sebentar dan di sana Aku tidak kuasa menahan tangis dan sesak di dada. Aku ingin selalu menjadi wanita tegar. Tapi tetap saja aku wanita rapuh.

Apalagi mendengar tutur kata Liana yang seakan-akan bahagia di atas penderitaanku. Dia tidak ada menunjukkan rasa penyesalan sedikitpun karena sudah berbuat jahat ke keluargaku terutama ke Rindu yang sudah diacak-acak masa depannya.

Kalau saja aku bisa menghukumnya dengan tanganku ku, aku akan mengambil pisau dan menusknya. Mungkin itu saja tidak cukup karena penyiksaan yang telah dilakukannya beberapa tahun ini ke anak-anakku. Hatiku sungguh sakit.

"Raisa ...," kata Lastri memegang bahuku.

Aku secara kasar menggelap wajahku kemudian berusaha tegar di depan Lastri. Aku seakan-akan wanita yang cukup kuat. Namun, sebenarnya aku benar-benar rapuh mengingat masa depan Rindu yang sudah berantakan karena ulahnya.

"Maafkan aku, Lastri. Aku menangis di depanmu.
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status