Semua Bab Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat: Bab 21 - Bab 30
294 Bab
Kembalikan Adikku
"Maria, sudah aman. Aku akan selalu melindungimu," ucap Arga.Arga memeluk sang istri yang tak henti-henti menangis seperti orang linglung."Tuan, saya akan pesankan anda makanan. Sebaiknya Nyonya kita ajak pulang sekarang ya," ucap sang asisten."Iya. Kita jalan sekarang saja. Sebentar lagi Maria pasti tenang," jawab Arga. Pria itu masih memeluk Maria dengan erat. Dia terus meyakinkan Maria kalau mereka saat ini sudah aman dari kawanan preman itu. Maria masih terus menangis dan meronta, dalam pelukan Arga."Ya Tuhan, sembuhkanlah Maria. Beri aku jalan untuk bisa menyembuhkannya Tuhan," doa Arga di dalam hati.Sampai akhirnya mereka pun tiba di unit apartemen Arga. "Saya sudah panggilkan dokter untuk Nyonya. Anda masuklah temani Nyonya, biar saya di sini menunggu dokternya datang Tuan," kata sang asisten.Arga mengangguk, "terima kasih ya. Aku masuk dulu," jawab Arga.Tak berselang lama dokter pun datang ke apartemen milik Arga, ia disambut oleh sang asisten.Pria itu lali mengetuk
Baca selengkapnya
Kemana Dia?
Di sisi lain tepatnya di Jerman, kini Tuan Gavin Dewantara sedang bersantai di ruang keluarga, tiba-tiba istrinya datang dan ikut duduk di sana.Dan hal itu dimanfaatkan oleh Tuan Gavin untuk menceritakan pertemuannya dengan Arga, dari awal bertemu sampai akhirnya Arga akan kembali ke rumahnya."Apa Papa yakin dia anak Papa yang hilang?" tanya Yuna, istri kedua Tuan Gavin. Rasanya Yuna tak percaya kalau anak yang dulu sudah dibuang olehnya, kini ditemukan lagi.Hati kecilnya masih berharap kalau sang suami hanya mengigau."Papa bahkan sudah melakukan tes DNA. Dan dia masih mengenakan kalung pemberian Almarhum Mamanya," ucap Tuan Gavin."Gawat ini, jangan sampai orang itu kembali ke rumah ini. Bisa-bisa semua usahaku selama puluhan tahun gagal berantakan," ucapnya di dalam hati. Ia akan melakukan berbagai macam cara untuk bisa membuat Arga tidak kembali lagi ke rumah ini, sampai kapanpun dirinya tidak rela kalau Arga datang dan bisa saja akan membongkar semua kebusukannya di masa la
Baca selengkapnya
Tunggu Saja Tanggal Mainnya
Tiga bulan kemudian, akhirnya Arga mengajak Maria untuk pergi ke Jerman.Selama 3 bulan yang sudah berlalu pula Maria rutin melakukan terapi.Hingga kondisi Maria sudah jauh lebih baik. Bahkan dia bisa dikatakan sudah bisa beradaptasi dengan lingkungan.Walaupun Maria hingga kini masih dalam keadaan perawan dengan statusnya seorang istri, tetap saja Arga sangat bahagia melihat kondisi istrinya yang semakin membaik.Arga meminta izin kepada Tuan Askara untuk mengajak Maria pergi berobat, dan itu ia sampaikan hanya lewat pesan singkat.Di sinilah mereka sekarang, di Jerman tepatnya di rumah mewah milik Tuan Gavin Dewantara."Ayo Arga, Maria, kita masuk! Inilah rumah Papa, yang akan menjadi rumah kalian juga, semoga kalian berdua betah ya," ucap Tuan Gavin menyambut kedatangan anak dan menantunya."Terima kasih Pa," jawab Arga dan Maria bersamaan.Mereka dijemput oleh Tuan Gavin Dewantara langsung ke bandara."Ayo kita masuk sekarang," ajaknya penuh semangat.Arga dan Maria pun masuk men
Baca selengkapnya
Jangan Sombong Dulu
"Pergilah Nak, kau tak perlu khawatirkan istrimu. Papa akan menjaganya dengan baik. Kau bisa melihatnya dari rekaman CCTV yang sudah terhubung dari ponselmu," ucap Gavin, meyakinkan sang anak."Baiklah Pa, Arga titip Maria ya Pa. Sekarang dia lagi tidur, habis minum obat. Arga juga sudah pamitan sama dia tadi," jawab Arga."Iya nak. Sukses buatmu ya. Doa Papa yang terbaik untukmu Nak," ucap sang Papa tulus. "Terima kasih Pa," ujar Arga.Arga pun menuju ke halaman depan kediaman Dewantara di sana sudah ada Nando dan Thalia yang menunggu kedatangan Arga.Nando membukakan pintu untuk Arga, lalu pria tersebut memutar setengah badan mobil untuk masuk di kursi penumpang persis di samping Arga.Sedangkan Thalia duduk di samping sopir, mereka akan menuju ke tempat meeting pertama Arga, bersama klien bisnis.Nando juga sudah memberi pengumuman kalau direktur baru Dewantara Corp. akan datang ke kantor siang nanti.Sebab pagi ini hingga makan siang tiba dirinya dan sang direktur baru akan meng
Baca selengkapnya
Tak Akan Mengampuni
"Sepertinya mereka kebakaran jenggot, Tuan," ucap Nando, memulai pembicaraan di dalam mobil."Kita nggak boleh menuduh tanpa bukti, kita harus berhati-hati agar tak menjadi fitnah. Tapi kalau terbukti kecurigaan kalian, maka aku bersumpah akan membuat perhitungan dengan mereka," jawab Arga tegas.Nando setuju dengan ucapan Bosnya, apalagi sekarang dirinya ditunjuk langsung sebagai asisten dari Arga, sudah tentu Nando akan selalu mendukung keputusan Bosnya.Terlebih dia yakin, Arga bukanlah orang yang mudah dibohongi atau dipengaruhi."Setidaknya, dengan adanya Anda di kantor, Pak Dandi bisa lebih serius lagi bekerja, Tuan," ucap Thalia."Maksudmu, Dandi bekerja di kantor Dewantara Corp?" tanya Arga kaget.Thalia mengangguk, "benar Tuan, selama ini setiap ada yang menegur karena beliau malas, selalu saja ngancam balik akan memecat karyawan lain. Beliau halunya tingkat tinggi untuk menjadi pengganti Tuan Gavin," jawab Thalia.Arga mengerti sekarang, kenapa Yuna dan Dandi tak menyukai ked
Baca selengkapnya
Menolak Fakta
Mobil pun akhirnya berhenti di depan lobby kantor Dewantara Corporation. Arga kaget melihat besarnya gedung pencakar langit perusahaan milik sang Papa.Dia disambut oleh beberapa dewan direksi yang memang sudah dihubungi oleh Tuan Gavin untuk menyambut kedatangan Arga di kantornya.Tuan Gavin sudah menegaskan, Kalau Arga adalah anak kandung beliau, sehingga penerimaan dan penyambutan untuk sang Direktur Utama pun dilakukan dengan meriah.sebetulnya sang Papa bukan sedang tidak enak badan, tapi memang sengaja tidak ingin hadir dalam penyambutan Arga di kantor itu.Sebab biar bagaimanapun Maria membutuhkan pengawasan darinya, sehingga alasan sakitlah yang beliau gunakan untuk absen dari penyambutan acara Direktur Utama yang baru."Selamat siang Tuan Arga Dewantara. Selamat datang di kantor Dewantara Corporation," sapa salah satu petinggi di kantor itu.Arga sangat terharu melihat penyambutan yang dilakukan oleh orang-orang kepercayaan sang Papa.Dia merasa ini seperti
Baca selengkapnya
Kekacauan di Ruang Meeting
Gosip tentang anak kandung sang pemilik perusahaan sudah tersebar ke seluruh karyawan Dewantara Corp.Semua karyawan sudah mengetahui Direktur Utama perusahaan tersebut akan segera digantikan oleh anak dari Tuan Dewantara.Tak sedikit yang meragukan kemampuan Arga, mereka ragu Arga mampu mengatur urusan kantor dengan baik.Tadi mobil mewah milik Dewantara Corp. ini sudah terparkir di depan lobby perusahaan Arga berdecak kagum melihat berbagai kemewahan yang disuguhkan dari perusahaan itu.Dan tentu saja dirinya sangat bersyukur bisa berada pada posisi ini.Arga tak pernah menyangka dirinya yang hanya seorang sopir pribadi akibat di PHK oleh perusahaan tempatnya bekerja dulu tapi kini nasib baik berpihak padanya.Arga menjadi seorang Direktur Utama di perusahaan terbesar di Jerman. Bahkan perusahaan itu mampu mengalah perusahaan anak bangsanya sendiri.Semua karyawan sudah menunggu kedatangan Arga mereka penasaran seperti apa sih anak dari pemilik Dewantara Corp..Tak sengaja seorang wa
Baca selengkapnya
Senyum Kemenangan
"Ayo yang lain fokus kembali!" seru Nando.Nando pun meminta harga untuk segera memperkenalkan dirinya lalu Arga berdiri dari duduknya, ia mengambil mikrofon berharap perkenalan dirinya kali ini jauh lebih santai.Tangan kanannya memegang mikrofon, sedangkan tangan kirinya dimasukkan ke dalam saku celana.Sungguh mantan kekasihnya sangat terpesona menatap Arga.Wanita itu juga sangat menyesal telah memilih Bryan dan meninggalkan Arga di masa lalu.Andai saja ia tahu akan seperti ini, mungkin dulu ia lebih memilih bertahan dengan Arga."Perkenalkan, nama saya Arga Dewantara. Ke depan saya yang akan menjadi atasan kalian. Saya mohon kerjasamanya. Karena saya ingin perusahaan ini semakin maju pesat. Saya tidak akan bisa bekerja tanpa kalian, dan kesejahteraan kalian pasti akan terjadi bila kalian bekerja di kantor ini dengan jujur dan tulus," ucap Arga."Siap Tuan!" jawab semuanya kompak."Terima kasih, apa masih ada yang ingin kalian tanyakan? Atau perkenalan ini, kita cukupkan sampai d
Baca selengkapnya
Merindukan Maria
"Baby, apa Kau ikhlas melihat mantan kekasihmu ternyata seorang miliarder?" tanya Bryan."Maksudmu?" sang wanita bertanya balik."Ya pria yg dulu kau tinggalkan, sekarang jadi pewaris tunggal, apalagi dia sudah berdampingan dengan wanita lain," Bryan berbisik di samping telinga sang kekasih.Ada baiknya dia akan memanas-manasi wanita tersebut agar mau ikut andil dalam hal membuat Arga hancur berantakan.Ia tidak ikhlas jika orang yang sudah susah payah dia kerjai, akhirnya sekarang jadi miliarder.Bryan harus melakukan banyak hal demi menghancurkan Arga. Di mata Bryan, Arga tetaplah sampah!"Tentu saja aku tidak ikhlas baby, harusnya aku ada di posisi itu. Andai saja kita tidak terburu-buru untuk segera pergi ke Jerman, mungkin aku bisa menjadi istri dari Arga Dewantara, dan menguras semua harta kekayaan mereka, lalu kita kabur dari negara ini." sesalnya.Dalam benak wanita itu rencana busuknya pasti akan berjalan lancar.Bryan pun tersenyum bahagia ternyata sang wanita satu pemikira
Baca selengkapnya
Kau Apakan Adikku?
Tepat pukul 17.00 Arga tiba di kediaman Dewantara, ruangan mewah Itu tampak sepi, hanya ada pelayan yang menyapa kedatangan Arga.Pria itu pun membalas sapaan pelayan, lalu dia memilih menuju ke dalam kamarnya.Arga menaiki anak tangga untuk menuju ke dalam kamarnya, ia juga memerintahkan para pengawal yang berjaga di sekitar kamarnya, untuk beristirahat.Karena kalau sudah ada dirinya di rumah Maria akan aman, setelahnya Arga pun masuk ke dalam kamar, disambut oleh senyuman sang istri yang tampak malu-malu, melihat kedatangan Arga."Kau sudah pulang? Gimana urusannya? Lancar kan?" tanya Maria. Tanpa diduga Maria mengambil punggung tangan Arga, lalu mengecupnya hingga membuat ada desir aneh dalam hati Arga, yang ia pun tak mengerti.Tak hanya itu, Maria juga membuka jas yang digunakan oleh sang suami."Lancar dong sayang," jawab Arga, seketika membuat Maria merona."Syukurlah," jawab Maria. Lalu Maria mengambilkan air mineral untuk suaminya. Maria ingat betul bagaimana pesan sang ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
30
DMCA.com Protection Status