Semua Bab Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat: Bab 31 - Bab 40
294 Bab
Meminta Hak Sebagai Suami
Arga menaruh ponselnya, lalu mendekati Maria dan memberi pelukan hangat pada sang istri.Dia tidak ingin wanita ini merasa ketakutan setiap kali mendengar kata pulang.Maria seolah trauma dengan rumahnya sendiri, demi apapun Arga membenci dua wanita laknat yang dengan sengaja membuat Maria mengalami gangguan mental."Maria, tolong jangan takut, bukankah kau sudah berjanji akan berjuang melawan rasa takutmu? Janji ya kau harus pulih seperti dulu," bujuk Arga. Arga memeluk istrinya dengan erat. Maria pun membalas pelukan Arga, ia merasa lebih nyaman kalau sudah mendapat pelukan dari sang suami."Aku takut," ungkap Maria, sambil menggigil."Kau tak boleh takut, ada aku yang akan menjagamu. Kau harus melawannya," ucap Arga lagi."I–iya," Maria gugup. Nafasnya mulai teratur. Dokter sudah mengatakan pada Arga hanya butuh waktu untuk Maria sembuh. Dia yakin Maria pasti akan sembuh dengan dukungan tulus dari Arga.Setidaknya Maria harus merasa kalau dia ada yang melindungi, dan dia tidak b
Baca selengkapnya
Asisten Baru
Setelah pergumulan panas yang mereka lakukan, Arga menemukan hal itu membuat Maria justru baik-baik saja.Pria tampan itu pun semakin yakin dengan ucapan dokter yang mengatakan, berhubungan badan salah satu terapi ampuh untuk membuat Maria merasa tak pernah sendiri.Mungkin dengan melakukan hubungan intim dan memiliki anak, Maria bisa menghilangkan trauma dalam dirinya.Maka dari itu, Arga akan membuat sang istri melupakan rasa sakit itu. Hanya saja, dia semakin membenci dua wanita laknat yang sudah membuat istrinya seperti ini.Andai Arga tidak ketemu dengan Maria? Andai kesepakatan itu tidak terjadi? Kemungkinan mereka akan membuat Maria benar-benar gila.Bahkan, dengan tega keduanya menyebar isu kalau Maria mengalami gangguan mental, hingga membuat Maria merasa tidak pantas bergaul dengan orang-orang sekitar.Tangan Arga mengepal. Dalam hati, ia berjanji akan membalas semuanya tanpa ampun. 'Mungkin, inilah mengapa Tuhan mengizinkan aku mengetahui ayah kandungku baru-baru ini,' b
Baca selengkapnya
Undangan Makan Malam
Esok harinya Maria dan Arga diminta untuk menghadiri undangan makan malam dari Dandi, di sebuah restoran mewah yang ada di Jerman.Tentu mereka akan datang menghadiri acara tersebut, bukan karena menghormati dan Yuna, tapi Arga dan Maria datang karena menghormati sang papa.Saat ini Maria sudah mulai bersolek, dia menolak dicarikan make up artis profesional oleh sang suami, karena bagi Maria undangan makan malam ini adalah undangan makan malam biasa.Dan Maria masih ingat betul bagaimana cara bermake up yang baik.Sembari menunggu suaminya pulang kantor Maria sudah mulai berada di depan cermin.Setengah rambut panjangnya diikat ke atas, namun tampak sangat elegan.Mungkin nanti kalau Arga melihat akan sedikit kaget dan terpana melihat penampilan Maria.Saat ini make up yang Maria oleskan di wajahnya sangat minimalis dan natural, namun entah kenapa Maria melihat dirinya seperti bukan Maria yang dulu.Seperti ada aura lain yang tampak jelas di depan cermin. Maria tersenyum, dia puas den
Baca selengkapnya
Upah Dua Ronde
Arga dan Maria pun tiba di lokasi yang sudah ditentukan, mereka disambut oleh manajer restoran, lalu diarahkan menuju private room yang sudah di reservasi sebelumnya oleh Dandi dan juga sang mama.Melihat kedatangan Maria dan juga Arga tentu saja Dandi dan sang Mama sedikit kaget dengan penampilan Maria kali ini.Mereka seperti melihat wanita normal pada umumnya, sebab selama Maria tinggal di rumah Dewantara, wanita ini belum pernah sama sekali bertegur sapa dengan Yuna dan juga Dandi.Sehingga mereka berpikir kalau Maria bukanlah seseorang yang mudah bergaul dengan orang lain."Wah tamu yang ditunggu sudah datang," ucap Dandi yang sok ramah menyambut kedatangan Arga dan Maria."Semoga saja kami belum terlambat," jawab Arga.Lalu ia pun menyambut uluran tangan Dandi dan juga ibu tiri Arga.Begitu juga dengan Maria. Arga dan Maria juga menyapa pria paruh baya yang sangat menyayangi keduanya.Maria duduk diantara Arga dan sang papa, itupun atas arahan Tuan Dewantara.Dan saat itu tampa
Baca selengkapnya
Saling Menginginkan
"Aku menginginkanmu!" bisik Arga dengan suara parau setelah mereka tiba di rumah.Meski terkejut, Maria hanya bisa pasrah terkait apapun yang akan dilakukan sang suami tampan terhadap tubuhnya.Arga melumat bibir ranum sang istri begitu dalam memberi gigitan kecil lalu melesakkan lidahnya ke dalam rongga mulut istrinya tersebut.Kaku, Arga yakin kalau sang istri mungkin masih belum terbiasa.Tapi, tak apa. Lama-kelamaan, Maria pasti bisa mengikuti permainan Arga.Memikirkan itu, membuat Arga tersenyum bahagia.Kini, ia tidak perlu lagi bermain solo untuk menyalurkan hasratnya. Sekarang, sudah ada istri yang benar-benar mampu membuatnya puas di atas ranjang.Di sisi lain, Maria sebenarnya begitu malu ketika sang suami sudah berhasil menanggalkan satu per satu pakaian miliknya. Apalagi, ketika sang suami menggendong tubuh polos itu dan merebahkannya di atas ranjang.Rasanya, Maria ingin lari ketika menyadari dadanya terekspos dan ditatap sang suami dengan berbinar."Jangan..." lirih
Baca selengkapnya
Menangkap Pelakunya
Tiga bulan berikutnya Arga mulai memperlihatkan taringnya sebagai pimpinan perusahaan besar.Pagi ini kecurigaannya telah terbukti, bahwa orang kepercayaan di kantor ini telah berkhianat.Tak butuh waktu lama untuk Arga membuktikan hal itu. Darah pengusaha sukses mengalir dalam tubuhnya.Hingga akhirnya siang ini, Arga mendatangkan polisi ke kantornya. Nando dan Thalia ikut andil dalam menguak kejahatan kejahatan di kantor ini. Dan Arga pun sudah membahas masalah ini dengan sang papa.Tentu saja Tuan Gavin sangat bangga dengan kinerja Arga yang maju pesat. Beliau juga mendukung penuh semua langkah yang diambil sang anak semata wayang."Selamat siang, maaf mengganggu waktunya kami dari kepolisian sedang menjalankan tugas," ucap pemimpin polisi itu sangat tegas."Selamat siang, Pak. Selamat datang di kantor Dewantara Corporation, saya Arga yang tadi mengabari anda jika di kantor ini tengah ada masalah," jawab Arga sangat sopan."Baik, Tuan Muda saya Nicolas yang bertugas memimpin penang
Baca selengkapnya
Terimalah Ini!
Setelah kepergian polisi yang membawa kepala divisi keuangan dari kantor Dewantara Corporation, kini Arga pun kembali masuk ke dalam gedung pencakar langit tersebut dan menuju ke dalam ruangannya.Pria itu sedikit kaget ketika membuka pintu ternyata sang Papa sudah berada di dalam ruangannya."Pa…," sapa Arga. Arga pun memberi salam pada sang papa, lalu duduk di sofa persis di samping sang papa."Bagaimana urusanmu tadi nak?" tanyanya. Ternyata ketika Arga menuju ke ruangan Kepala Divisi keuangan, sang Papa sudah tiba di kantor dan lebih memilih masuk ke dalam ruangan Arga, beliau menunggu sang anak di ruangan tersebut."Semua bukti sudah jelas kok Pa. Tapi Arga takut kalau Dandi terlibat di dalamnya," sahut Arga.Tuan Dewantara memijat kepalanya yang mendadak pusing. Arga sebetulnya sedikit aku takut untuk menyebut nama Dandi di depan sang papa.Dia menjaga perasaan sang papa, biar bagaimanapun Dandi adalah anak tiri dari sang papa."Bisa-bisanya Papa tak menyadari hal ini, Papa me
Baca selengkapnya
Bukti Baru
Sore harinya ketika jam pulang kantor tiba, Arga pun pulang ingin mengendarai mobilnya sendiri, ia pulang sedikit terlambat hari ini, namun Arga meminta sang supir untuk pulang mendahului mengendarai mobil kantor yang lain.Sedangkan dirinya akan pulang mengendarai mobil yang biasa ia gunakan sendiri.Tapi tiba-tiba ketika melewati jalur yang agak sepi, mobilnya sedikit oleng dan hampir menabrak pembatas jalan.Arga pun turun untuk mencari tahu apa sebenarnya yang terjadi dengan mobilnya."Sial, ban mobilnya bocor," umpat Arga setelah mengetahui masalah yang membuat mobilnya oleng. Arga pun membuka jas yang ia gunakan, lalu melinting kemeja kerjanya.Dia mulai mengambil peralatan untuk mengganti ban yang bocor. Arga melakukannya dengan sangat baik sampai akhirnya ban tersebut berhasil diganti dan ia harus segera pulang."Selesai, untung aku pernah jadi sopir andalan. Urusan ganti Ban mobil bukan hal yang sulit untuk dilakukan," ucapnya bangga. Baru saja Arga menaruh alat-alatnya, la
Baca selengkapnya
Makan Malam Romantis
"Arga kau kenapa?" tanya Maria panik, saat melihat sang suami babak belur."Tidak apa kok, diobati saja hilang," jawab Arga."Aku obati dulu ya," ucap Maria.Maria pun dengan telaten mengobati luka di wajah Arga. Setelah selesai Maria pin berkata, "sebaiknya kita tunda dulu rencana makan malam kita ya, sampai kau sehat kembali.""Aku tidak apa-apa Maria. Ayo kita bersiap, jangan sampai rencana makan malam kita gagal," ucap Arga."Tapi kau saat ini sedang terluka," kata Maria."Aku tidak apa-apa. Ayo bersiap," ujarnya. Mereka pun segera bersiap untuk makan malam bersama.****RestoranMalam harinya Arga pun mengajak Maria untuk keluar makan malam.Dia mempersiapkan kejutan untuk sang istri, demi apapun Arga hanya ingin melihat istrinya bahagia, mungkin selama ini Maria merasa dirinya tak pernah berharga ketika masih berada di lingkungan keluarga Askara.Akan tetapi Arga akan membuat sang istri merasa menjadi wanita paling berharga dalam hidupnya.Setelah tiba di restoran, Maria masih ter
Baca selengkapnya
Ingin Pulang
"Ada satu lagi yang mau aku katakan padamu, Maria," ucap Arga."Kejutan apalagi? Jangan bikin aku terkena serangan jantung," jawab Maria berkelakar. Arga terkekeh mendengarnya."Papa, memberikan kita rumah. Papa minta kita mandiri. Aku sudah melihatnya tadi, walau tak semewah rumah Papa, tapi cukup nyaman untuk kita tempati berdua. Papa tak ingin kita kebebasan kita diganggu oleh Dandi dan Mamanya."Maria berdiri dari duduknya, dia memeluk Arga. Sebetulnya Maria ingin pindah dari rumah itu, karena Yuna jelas tak menyukai mereka."Terima kasih Arga, sudah bergerak cepat, kau dan Papa sangat pandai membaca isi hatiku," ucap Maria.Arga mengernyit heran, kenapa istrinya bicara seperti ini? Apa dia tidak aman selama berada di rumah? Pikirnya."Apa Dandi dan Mamanya mengganggumu, sayang?" tanya Arga.Maria menggeleng, "mereka tak menggangguku, tapi aku merasa ada sesuatu yang membuatku tak nyaman ada di sana. Melihat istrinya Papa, membuatku teringat dengan dua wanita itu," sahut Maria."Ka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
30
DMCA.com Protection Status