Semua Bab Dikira Sopir Melarat, Ternyata Konglomerat: Bab 41 - Bab 50
294 Bab
Apa Yang Harus Aku Lakukan?
"Kenapa dia kembali seperti ini?" gumam Arga sambil terus berlalu menuju ke dalam kamar mandi."Aku ingin sekali dia benar-benar sembuh. Menganggapku bukan orang asing, dan menghilangkan rasa takutnya untuk menyampaikan sesuatu," gumam Arga lagi.Maria menatap punggung telanjang pria tampan. Punggungnya lebar dan terlihat hangat bagi siapa saja yang memeluknya. Maria duduk di ranjang setelah meletakkan baju kotor Arga. Dia memikirkan ucapan Arga. Maria tahu, sangat tahu, bahwa untuk mendapatkan apapun memang harus dengan usaha. Dia sudah mencoba untuk berusaha. Dia memakai pakaian yang tidak ingin dia pakai, demi menyenangkan Arga.Apa usahanya masih kurang? Harus apa lagi agar Arga mau menuruti permintaannya? Maria ingin sekali pulang ke Indonesia walau hanya satu malam.Sedangkan Arga sengaja membuat Maria agar tidak kembali menjadi Maria yang lemah. Sekali lagi Arga sudah mendengar obrolan Maria dengan Tuan Askara melalui rekaman CCTV yang terhubung ke ponsel pintarnya.Arga mand
Baca selengkapnya
Aku Akan Menemanimu
Maria buru-buru menghapus jejak air mata yang mulai membasahi wajah cantiknya.Maria menghampiri Arga yang duduk di sofa, pria itu tampak sibuk memainkan ponselnya. Maria duduk di samping sang suami."Kenapa aku nggak boleh kembali ke ke Indonesia? Aku hanya pulang sebentar saja?" tanya Maria pelan. Arga tidak menatapnya. Dia tetap fokus pada ponselnya."Kenapa wanita yang sudah menikah harus mementingkan acara bersama keluarganya dibandingkan tetap menemani suaminya?" Arga bertanya balik. Pertanyaan Arga benar-benar menyakiti hati Maria. Seolah dia begitu tidak becus menjadi seorang istri, hingga untuk pulang ke Indonesia pun dianggap sangat tidak pantas. Maria ingin berteriak bahwa bukan keinginannya untuk menjadi seperti ini, tapi dia urungkan. Bukan seperti itu caranya melawan suaminya ini. Menunduk kadang lebih baik daripada memperkeruh keadaan.Maria membuang nafas kasar untuk menetralkan detak jantungnya."Jadi apa wanita yang sudah berkeluarga tidak boleh pulang ke keluarga
Baca selengkapnya
Aku Akan Mempermalukanmu!
Di sebuah ballroom hotel mewah yang dipilih oleh Tuan Askara, untuk melaksanakan acara syukuran yang sering dilakukan setiap tahun di tanggal yang sama.Kini semua tamu undangan sudah datang ke tempat acara tersebut, tanggal spesial untuk keluarga Askara, dan tanggal ini sudah ditetapkan menjadi tanggal terbaik oleh keluarga Askara, bahkan sejak zaman dahuluKeluarga kandung dari Nyonya Askara pun sudah tiba di tempat tersebut, meski tidak terlalu banyak klien bisnis dari Askara Group yang diundang, tapi untuk acara syukuran jumlah tamu undangan yang kini hadir di sana bisa dibilang cukup banyak.Nyonya Askara mulai gelisah, karena tidak terima harus menunda acara hanya karena menunggu orang miskin seperti Arga.Ia pun berjalan mendekati sang suami yang awalnya sedang mengobrol dengan salah satu klien bisnisnya. Nyonya Askara menggiring suaminya untuk menjauhi klien bisnis tersebut, agar bisa berbicara dengan Tuan Askara."Di mana supir itu? Dia pikir dirinya orang hebat, sampai memb
Baca selengkapnya
Batalkan Kontrak Kerjasamanya!
"Apa maksudnya orang ini? Atau jangan-jangan Maria sudah menceritakan semuanya?" ucapan itu muncul di dalam hati dari tantenya Maria.Dia juga salah satu orang yang sangat menginginkan kehancuran Maria, tujuannya ya satu untuk menguasai harta keluarga Askara.Dia justru tidak menikah hanya karena ingin menguasai harta almarhum adiknya."Kalau begitu kakak mulai acaranya ya," ucapnya pada sang adik semata wayang.Maria pun mengangguk, lalu mereka mulai melakukan pemotongan tumpeng sebagai puncak acara, setelah Tuan Askara menyampaikan sepatah dua patah kata dan ungkapan rasa terima kasihnya untuk para tamu undangan yang kini hadir dalam acara tersebut."Maria aku mau ngambil makanan dulu ya?" pamit Arga pada sang istri.Dia akan memberi waktu untuk Maria dan Tuan Askara berbincang sejenak."Iya Arga," jawab Maria sambil tersenyum.Arga pun bergegas menuju ke stand makanan yang tersedia di sana, hidangan di sana disajikan secara prasmanan, jadi semua bisa memilihnya sesuai selera.Arga
Baca selengkapnya
Sebuah Kebenaran
Arga dan Maria pergi dari hotel tempat acara tersebut. Arga benar-benar tak kuasa ingin menampar wanita jahat itu, tapi sekali lagi dia menghargai Tuan Askara sebagai iparnya."Maafkan kakak iparku ya? Mulutnya memang selalu tajam. Dia punya misi terselubung mendekati kakakku," ucap Maria mengadu pada Arga.Arga mengernyit heran, lalu dia pun bertanya pada sang istri, "apa yang kau tahu tentangnya Maria?"Maria menarik nafas dalam. Sejujurnya dia sangat enggan membahas manusia jahat itu. Tapi dia tak punya pilihan."Aku pernah mendengarnya sedang berbicara dengan kakak pertamanya. Dia bilang sudah tak tahan ada di rumah ini, dia tak tahan punya suami seperti kakakku," jawab Maria.Perih bila mengingat lagi peristiwa menyakitkan itu, tapi Maria harus menceritakan semuanya pada sang suami."Dia bilang, menikahi kakakku hanya untuk mengambil alih kekayaannya. Mereka berniat menyingkirkanku dan juga kakakku, lalu-" Maria menutup wajahnya dengan kedua telapak tangannya. Dia tak sanggup me
Baca selengkapnya
Jaga Bicaramu
Esok harinya. Arga mengajak Maria untuk berkunjung ke rumah sang kakak. Dua mobil mewah terparkir di halaman rumah Tuan Askara. Siapa lagi pemiliknya kalau bukan Arga. Satu mobil ia tumpangi dengan istrinya, dan satu lagi berisi berbagai macam oleh-oleh dari Arga dan Maria untuk Tuan Askara."Maria, adikku sayang ...." teriak Tuan Askara.Maria sangat merindukan Kakaknya tersebut, apalagi sudah berbulan-bulan lamanya mereka tidak bertemu. "Kakakaaaaaaaa," balas Maria berseru girang saat Kakaknya datang menghampiri ke halaman rumahnya. Maria berlari kecil agar sesegera mungkin bisa berada dalam pelukan sang Kakak."Mariaaaa pelan-pelan sayang ....!" tegur Arga.Maria hanya hanya tersenyum, lalu mengangguk. Tapi dia merindukan rumah ini. Rumah yang dulu bagai surga untuknya dikala kedua orang tuanya masih hidup. Tuan Askara ikut tersenyum ternyata Arga memperlakukan adiknya dengan sangat baik, jujur dia senang mendengarnya."Kakak apa kabar, katanya kakak sempat sakit, memangnya sud
Baca selengkapnya
Bagaimana Kalau Aku Menemukan Buktinya?
Nyonya Askara benar-benar tidak terima dengan ucapan Maria yang dianggapnya terlalu mengada-ngada.Akan tetapi jauh di lubuk hatinya yang paling dalam ia sudah mulai ketakutan, jangan sampai ada barang bukti yang ditemukan untuk bisa membongkar kebusukannya selama ini.Sepertinya dia harus bergerak cepat untuk menguasai harta kekayaan keluarga Askara, setidaknya dia harus menjadi pemilik dari harta warisan ini sebelum nanti sang suami mengetahui siapa dia sebenarnya.Seperti itulah yang kini terlintas dalam benak Nyonya Askara, untuk menyusun strategi ke depannya."Kau pikir saya takut dengan ancamanmu. Dia memang sampah di mata aku!" "Pria yang menjual dirinya demi uang, itu hanya manusia sampah!" umpatnya lagi.PlakPlakDua kali tamparan, mendarat di wajah cantik Nyonya Askara, sampai sudut bibirnya mengeluarkan darah."Jaga ucapanmu!" sentak Tuan Askara. Tuan Askara tidak terima sang istri mengatakan Arga menjual diri pada keluarga Askara, justru dirinya lah yang menjebak Arga ag
Baca selengkapnya
Pelayanan Terbaik
Nyonya Askara masuk ke dalam kamarnya. Tuan Askara pun mengajak Maria dan Arga masuk lebih jauh ke dalam rumahnya."Banyak sekali oleh-olehnya," ucap Tuan Askara."Ini dari Papa, untuk anda selaku kakak dari menantu kesayangannya," jawab Arga. Tuan Askara tersenyum, lalu dia membuka kaca mata yang membingkai matanya. Pria itu menghapus jejak air mata yang mulai membasahi kedua sudut matanya. Maria pun menyadari itu semua. "Apa kakak tidak suka aku bahagia?" tanya Maria.Tuan Askara tersenyum. Dia kembali menggunakan kacamatanya. "Tentu kakak sangat bahagia. Kakak tak menyangka kalau menikahkanmu dengan Arga akan membawa dampak baik padamu. Kakak sangat menyayangimu Maria. Kakak bersyukur kau tak lagi mengalami kesepian," ucapnya tulus."Tapi berjanjilah kakak akan selalu sehat, karena kita terpisah jarak dan waktu," pinta Maria. Tuan Askara mengangguk. Sejak kepergian kedua orang tuanya, Tuan Askara-lah yang menjadi Ayah, Ibu sekaligus kakak untuk Maria.Tapi kesibukannya membuat T
Baca selengkapnya
Mulai Mengumpulkan Bukti dan Saksi
Arga tersenyum puas kemudian mengecup bibir ranum sang istri sekilas lalu membuka satu-satunya kain penghalang yang dikenakannya hingga tubuh kekar polos dan menampilkan otot yang membuat pria itu tampak semakin seksi.Pria itu kembali memposisikan tubuhnya di atas Maria dan membuka lebar kaki wanita di bawahnya. Jantung Arga kini sudah menggedor-gedor rongga dadanya, sumpah demi apapun ini seperti yang pertama baginya merasakan kenikmatan luar biasa.Arga sudah akan bersiap lagi untuk melakukan penyatuan setelah sebelumnya ia membiasakan Maria dengan miliknya yang ukurannya lebih dari normal."Tolong sebut namaku sayang," pinta pria itu yang sudah mulai berhasrat."Argaaaaa ...." panggil Maria dengan suara manjanya.Arga kembali mengecup bibir ranum Maria yang berwarna merah seperti buah ceri, mencecap setiap jengkal bibir manis itu, melesakkan lidah agar terpaut dan membelit di dalam sana.Maria selalu terbuai dengan perlakuan suaminya.Arga menatap lekat wajah cantik sang istri ya
Baca selengkapnya
Kabar Buruk
"Tuan, apa kita langsung ke Bandung menemui orang itu?" tanya Nando."Sebaiknya begitu, sebelum sore menjelang. Setidaknya malam kita sudah kembali ke Jakarta," ucap Arga."Baik Tuan, mari silahkan masuk," kata Nando mempersilahkan Bosnya masuk ke dalam mobil. Mobil pun melaju dengan kecepatan sedang dari Jakarta menuju ke Bandung. Dan setelah selama dua setengah jam menempuh perjalan, akhirnya mereka tiba di alamat yang dituju. Kali ini mereka akan bertemu di sebuah restoran mewah di Kota Bandung.Arga sedang duduk bersantai bersama Nando asisten pribadinya di sebuah meja yang dekat dengan taman, mereka baru saja membuat janji untuk bertemu di sana.Arga meneguk minuman beralkohol tinggi dengan nilai fantastis di gelas yang sedari tadi ia mainkan.Jujur dalam benaknya terpusat pada Maria, dan ia tidak sabar untuk segera kembali ke Jakarta untuk memeluk istrinya.Ponsel Nando bergetar di saku jasnya, ia merogoh ponsel pintar itu lalu menekan icon berwarna hijau, saat melihat nama Da
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
30
DMCA.com Protection Status