All Chapters of WANITA KEDUA: Chapter 41 - Chapter 50
54 Chapters
BAB 26 A
WANITA KEDUA 26 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraTentang perasaan mungkin tidak adak pernah ada yang bisa menang melawannya. Semua hati tidak memandang baik atau buruk akan selalu tunduk berserah hanya untuk sebuah rasa. Meski terkadang ada yang menyebut itu keegoisan, tetapi hati tetap akan memiliki pembenaran. Sebab perihal rasa adalah hak istimewa setiap hati yang diberikan Sang Pemilik Segala.Wanita yang masih mencari siapa pemenang sebuah hati segera mendekat ke arah sang pria dengan menahan nyeri dada. Ia ingin segera menghentikan kelakuan prianya yang mungkin mengganggu pengunjung. “Maaf, Mbak ... suami saya sedang banyak pikiran. Jadi salah mengira orang. Saya benar-benar minta maaf,” ucap Serena sembari membungkukkan badan, lalu mengapit bahu Aksa sebagai kode mengentikan kegilaannya. “Tidak apa, Bu ... nama saya memang kebetulan Thifany. Mungkin suami ibu salah kira," jawab wanita itu dengan sikap biasa. “Terima kasih, Mbak. Silakan memilih menu di restoran kami. Sebagai pe
Read more
BAB 26 B
WANITA KEDUA 26 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraSementara di tempat lain, wanita yang menjalani persahabatan dari hati menanti masa istirahat dengan perasaan gelisah. Ada rasa khawatir kalau Thifa sedang menangis menceritakan kisah asmaranya di hadapan wanita yang begitu dihormati seluruh karyawan karena menyandang gelar Nyonya Erza. Beruntung teman karyawan lain tidak terlalu mendetail bertanya tentang ketidakhadiran sahabatnya. “Moga kamu lekas membaik, Thifa ... apapun alasan yang membuat kamu lemah seperti hari ini, aku harap semua itu bisa segera lenyap dan hilang. Aku tidak mau kamu membunuh dirimu sendiri hanya untuk seorang pria dan cinta yang telah berpunya. Meskipun itu sebuah ketulusan, tetapi menjatuhkan hati pada hati tidak semestinya adalah seni melukis luka paling miris,” ucap Yula dalam hati sembari melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya. Ternyata jam istirahat kurang tiga menit lagi. Dengan rasa tidak sabar, Yula sengaja melangkah pelan menuju musala swal
Read more
BAB 27 A
WANITA KEDUA 27 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraPertemuan memang akan selalu menjadi obat paling mujarab untuk hati yang dilanda rerinduan. Bisa saling tatap tanpa ada jarak ruang dan waktu adalah hadiah paling indah bagi mereka yang terjatuh sayang. Ibarat kata raga yang terlalu lelah sebab penantian, pada akhirnya mendapat pelukan erat sebagai bayaran. Akan tetapi, pertemuan bisa menjadi momok menakutkan bagi orang-orang yang hubungannya sedang tidak baik-baik saja. Bukan merasa malu atau bersalah, tetapi ada kondisi batin yang belum dipersiapkan dengan baik. Wanita yang tidak tahu harus bagaimana dalam bersikap menarik napasnya dalam, lalu mengembuskannya perlahan. Ia tidak ingin membuat istri dari penguasa swalayan itu kecewa. Tentang perasaannya biarlah menjadi urusan belakangan. Ia yakin pasti nanti bisa bertahan dengan pura-pura tidak melihat sang pria. Dengan hati mantap, Athifa menyetujui ajakan Mayasha untuk makan siang bersama di tempat pria yang membawa setengah hatinya. N
Read more
BAB 27 B
WANITA KEDUA 27 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKedua wanita yang menjadi karyawan mengikuti langkah bosnya hingga menemukan meja makan teenyaman. Lian dan Mayasha sengaja memilih meja yang dekat dengan tembok kaca. Rasanya seperti melihat pemandangan indah jika berhubungan dengan wajah-wajah bahagia setelah usai berbelanja di swalayan. Sebelum Mayasha duduk, ia menoleh ke arah Thifa dan menyuruhnya untuk duduk bersama. “Thifa sama Yula duduk bareng kita saja,” ujarnya sembari tersenyum manis. “Iya. Sini saja, biar ramai,” sambung Lian yang ingin ada teman makan selain istrinya. Thifa dan Yula saling menatap untuk memutuskan tawaran dari atasannya. Namun, ada rasa sungkan takut mengganggu kebersamaan yang terbilang sangat romantis untuk orang tidak berpasangan. “Kita duduk sini saja, Pak, Bu .. takut mengganggu waktu kebersamaannya,” tolak Thifa sehalus mungkin. “Iya, Pak. Siapa tahu Bu Mayasha sedang ingin berduaan,” imbuh Yula yang juga memiliki rasa sungkan. “Udah, duduk bareng
Read more
BAB 28 A
WANITA KEDUA 28 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMelihat seseorang yang tidak bisa kita miliki dari jauh terkadang sudah sangat memberikan bahagia. Meskipun tahu ada sakit bercampur perih yang membuat hati pedih merintih. Akan tetapi, itu jauh lebih baik daripada tidak melihatnya sama sekali. Sebab rasa sakit paling sesak kedua setelah kehilangan untuk selamanya adalah tidak bisa melihat orang yang kita cintai meski berada di atas satu bumi. Pria yang kemungkinan besar menanggung kesesakan itu masih terus berusaha mengabadikan punggung seorang Athifa Arsyana dari jauh. Dalam diam, ia bersyukur wanita di sana dikelilingi orang-orang baik seperti Lian Erza, Mayasha, dan Yula. Jadi, ia tidak perlu terlalu khawatir akan keadaan wanita yang telah membawa setengah hati dan hidupnya. “Aku harap kamu selalu berada di antara mereka, Thifa ... itu cukup membuatku tenang di sini. Karena aku tahu Lian orangnya seperti apa. Semoga mereka mampu menggantikan aku untuk menjagamu. Aku hanya ingin kamu
Read more
BAB 28 B
WANITA KEDUA 28 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika gerimis itu berhasil sembunyi dalam reda yang tidak terlihat, Thifa mendadak ingin pergi ke toilet. Entah kenapa tiba-tiba terasa ingin segera membuang air kecil. “Maaf, semuanya ... saya ijin ke toilet sebentar,” ucap Thifa, lalu bangkit dan melangkah ke belakang tanpa menunggu jawaban mereka, sedangkan orang yang tengah menikmati makan siangnya hanya menatap kepergian Thifa. Thifa sedikit tahu di mana letak toilet berada langsung melangkah tanpa ragu. Sebagai seorang karyawan di Swalayan Melati pastilah sedikit mengetahui letak-letak kawasan di sekitarnya. Apalagi untuk sekelas restoran yang berada bersebelahan dan kerap singah sebagai pembeli, sudah sewajarnya ia tahu keberadaan toilet restoran milik Serena. Tidak kurang dari lima menit, wanita yang merasa lega telah membuang hajat kecilnya bergegas kembali untuk bergabung dengan pemilik tempatnya bekerja dan sahabatnya. Tanpa sengaja ia melihat pria yang meminta maaf telah me
Read more
BAB 29 A
WANITA KEDUA 29 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraMenjaga perasaan memang terkadang hal yang tidak mudah dilakukan. Bahkan, ketika usaha itu telah mencapai batas justru keadaanlah yang datang merampas segalanya. Semua itu seolah seperti timbangan rasa yang mencari keseimbangan, tetapi hasil jauh dari kata harapan. Wanita yang masih bergelut dengan logika dan hatinya sendiri terus menatap getir adegan kepedulian itu dengan perasaan terluka. Akan tetapi, ia harus bisa menepikan semuanya di hadapan umum. Ia tidak mau ada kabar tidak enak untuk restorannya. “Mas ... kamu kenapa?” Hanya pertanyaan itu yang mampu keluar dari bibirnya. Sedangkan dua manusia yang terikat satu rasa tapi tidak direstui semesta langsung menoleh secara bersamaan. “Re-rena ...,” ucap pria yang masih menahan sedikit panas di tangannya. Thifa sendiri berinisiatif memapah pria yang membawa setengah hatinya untuk berdiri dan memilih tempat duduk. “Hati-hati, Mas ...,” ucapnya pada sang pria, lalu beralih tatap ke arah
Read more
BAB 29 B
WANITA KEDUA 29 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraKetika tengah bergelut tanpa arah dengan logika, rombongan Lian tiba-tiba berdiri di hadapan untuk membayar apa yang telah mereka makan. “Rena, semua berapa totalnya?” tanya Lian sembari merogoh saku celana untuk mengambil dompetnya. “Sebentar, Li ...,” jawab Serena lalu menghitung pesanan yang tertulis dalam catatan sebelumnya. “Semuanya 140 ribu,” lanjutnya setelah menemukan hasil akhir. Lian lantas mengambil lembaran berwarna merah dan biru. “Ini, kembaliannya buat di kotak infaq aja. Terima kasih,” ujarnya, lalu melangkah keluar restoran bersama yang lain. Serena sendiri hanya menatap kepergian mereka dalam diam. Tentang hari ini mungkin akan teringat selalu hingga nanti. Di depan pintu masuk restoran, Lian memilih masuk swalayan lebih dulu. Tentunya setelah memberi salam perpisahan pada wanitanya. “Sayang, aku masuk dulu. Kamu mau pulang atau gimana? Kalau nungguin lagi pasti lama. Pulang aja, ya? Biar bisa istirahat di rumah?” u
Read more
BAB 30 A
WANITA KEDUA 30 AOleh: Kenong Auliya ZhafiraSetiap manusia akan memiliki pemahaman arti cinta menurut logika dan hati masing-masing. Apalagi jika itu tentang cinta yang seharusnya tidak tumbuh bersemi di tempat kepunyaan orang lain. Banyak orang yang akan dengan lantang menghakimi dan menyumpahi, tetapi hanya beberapa yang memberi support mental tanpa harus menyalahi setiap hari.Wanita yang merasa menjadi orang paling hina karena memiliki perasaan untuk seorang Aksa Gautama menatap nyeri istri dari pria pemilik tempatnya bekerja. Ada rasa tidak pantas dan terima kasih sekaligus karena wanita seperti Bu Mayasha mau berdiri di belakangnya tanpa memberi penghakiman apapun. Tentunya juga tidak melihat dirinya sebagai penjahat yang mencintai suami orang."Terima kasih sudah sudi mengucapkan kata-kata itu, Bu ... saya memang tidak butuh perlindungan karena sadar perasaan ini adalah kesalahan Tapi, saya juga tidak bisa memungkiri ada rasa ingin dipahami, ingin dimengerti tanpa harus beruc
Read more
BAB 30 B
WANITA KEDUA 30 BOleh: Kenong Auliya ZhafiraYula langsung menoleh, lalu menunduk sebagai bentuk hormatnya pada pria yang memberikan penghasilan untuk menyambung mimpi."Iya, Pak ... ada yang bisa saya bantu? Maaf, kalau saya terkesan tidak fokus bekerja. Saya masih kepikiran Thifa," jawabnya begitu jujur. Selain itu juga tidak ada gunanya berbohong di depan orang yang sudah tahu kisah cinta sahabatnya."Tidak apa, santai saja. Hari ini kamu dapat pengecualian. Kamu selesaikan saja jam kerjanya, terus nanti langsung pulang. Saya tahu pasti kalau pikiran kamu akan terbagi dan hilang konsentrasi," jawab Lian yang ingin melonggarkan beban dada wanita di depannya.Wanita yang memang kehilangan konsentrasi hampir melongo karena tidak percaya seorang Lian Erza ternyata mempunyai kepedulian cukup tinggi untuk karyawannya. Sebab sebelumnya ia pernah memberi peringatan untuk Thifa—sahabatnya."Terima kasih banyak-banyak, Pak ...," ujar Yula dengan mata berkaca-kaca. Entah kenapa ada kesedihan
Read more
PREV
123456
DMCA.com Protection Status