Semua Bab Tuan Muda Jenius: Bab 251 - Bab 260
305 Bab
Bab 251
Perang merupakan satu dari bagian rencana yang diutarakan oleh Yoo Ji setelah dilakukannya negosiasi. Hanya saja ikut perang adalah hal yang paling mereka hindari. Jika negosiasi hanya mengeluarkan pikiran dan sedikit tenaga, maka kalau perang mereka bisa mengorbankan nyawa.Namun kembali lagi, tujuan mereka mesti tercapai, yakni terwujudnya perdamaian di Semenanjung  Korea, bagaimana pun caranya, termasuk dengan langkah peperangan.Hanz menunggu jawaban dari Park, tetapi Park menunggu kakaknya bersuara terlebih dahulu.Pandangan mereka pun tertuju pada Yoo Ji, menunggu kira-kira apa yang dia katakan tentang urutan rencana selanjutnya.Usai menghela napas kasar, Yoo Ji pun berujar, “Perang di perbatasan sudah terjadi selama dua hari. Di hari kedua, eskalasi perang sedikit meningkat dan jumlah korban yang awalnya hanya puluhan, kini sudah mencapai ribuan dan tentu bisa naik lagi lebih dari itu.”Dia melanjutkan bahwa jika terlibat lan
Baca selengkapnya
Bab 252
Ketika White Peace sedang mempersiapkan diri untuk ikut serta dalam kontestasi peperangan di perbatasan dua Korea, tiba-tiba saja Nara menghubungi Park dan meminta agar bisa bertemu karena perkara yang penting. Park menyetujui kemauan Nara sebab dia pikir bisa jadi Nara membawa informasi penting dari Lee Jung dan juga Korut.Usai mendapat izin dan Yoo Ji, akhirnya Park membolehkan Nara masuk ke tempat persembunyian baru mereka, di bawah tanah, pindah ke ujung utara Korsel, berjarak sekitar dua puluh kilometer dari lokasi perang. Yoo Ji memanfaatkan sebuah tempat yang dulu pernah dijadikan tempat persembunyian para tentara Korsel.Di sebuah ruangan yang agak tertutup, ada perbincangan antara Park dan Nara.Nara menyampirkan sebagian anak rambutnya ke telinga kiri, lalu memperlihatkan kecantikannya yang luar biasa kepada Park. “Park, apa kabar mu?” tanyanya sembari menyerahkan satu ramen yang tadi dia beli.Sebuah pertanyaan yang tidak perlu dilempa
Baca selengkapnya
Bab 253
Mendengar itu, Nara tiba-tiba tidak terima. “Ikut perang? Jangan! Kau tidak boleh ikut perang untuk membela salah satu dari mereka, Park!” cecar Nara dengan nada tinggi dan ekspresi yang meledak.Park menyilangkan kedua tangan di dada. “Aku tidak membela salah satu dari dua pihak. Aku pun tidak ingin mengalahkan salah satu dari mereka. Di sini, kami bersikap netral dan tujuan kami adalah terciptanya perdamaian.”“Tapi, kau tidak mesti terjun langsung ke sana. Kau tidak perlu terlibat dan kontak fisik dengan mereka. Kalau kau sampai tertembak bahkan terbunuh, bagaimana?” Kekhawatiran tampak jelas di wajah Nara, melepaskan apa yang membuncah di dadanya. Jika dilihat dari cara bicaranya, jelas dia tidak ikhlas seandainya Park memang terjun langsung ke medan pertempuran.Bagi Nara, untuk membawa perdamaian, tidak mesti mengorbankan nyawa selagi ada cara lain yang tidak berisiko, lagi pula Park bukanlah orang yang berada di militer.Itulah pola pikir w
Baca selengkapnya
Bab 254
Menghentikan perang dengan cara perang merupakan hal yang berat. Itu sama ingin memadamkan api dengan api pula. Namun, analogi semacam itu tidak relevan dengan pola pikir Yoo Ji, apalagi Hanz sang Jenius pun sudah menyepakatinya.Di samping Yoo Ji, Hanz memberikan sedikit masukan, “Kau tahu siapa orang yang berada di bawah Lee Jung? Kita bisa menculik dan menyanderanya sebelum terlibat dalam peperangan.” Sebelum menempuh langkah ekstrem, Hanz cenderung mengarahkan pikirannya ke jalan perundingan terlebih dahulu.“Song! Kuat kemungkinan Song sekarang yang mewakili Lee Jung yang mengepalai pasukan Korut.”Dugaan tersebut rupanya memang benar. Song yang ditugaskan untuk memimpin sekaligus mengawasi jalannya pertempuran.Hanz yang masih berada di depan laptop memperhatikan peta pertempuran lantas berujar, “Bagaimana kalau kita menculik Song lalu menyanderanya? Dengan begitu kita tidak perlu terlibat peperangan terlebih dahulu. Ketika Song hilang, otom
Baca selengkapnya
Bab 255
Pada saat sedikit lagi memasuki pintu yang menjadi akses menuju ruangan bawah tanah, tiba-tiba saja sepuluh orang Fadeyka Army datang sambil menodongkan senjata kepada Song dan pengawalnya.“Lepaskan senjata kalian!!” pekik seorang dari mereka. “Angkat tangan dan jangan melawan!”Song dan pengawalnya tidak berkutik.Satu anggota Fadeyka Army menjalankan apa yang tadi Hanz perintahkan, yakni berpura-pura melakukan penculikan juga terhadap Nara. Jadi mereka bertiga langsung diikat dan dibawa ke ruangan bawah tanah di sana.Sementara Nara masuk ke ruangan rahasia, sedangkan Song dan pengawalnya dimasukkan ke ruangan berbeda.Song dan pengawalnya terduduk di kursi dalam keadaan terikat, tanpa perlawanan.Tiga orang bertopeng masuk. Mereka adalah Hanz, Park, dan Yoo Ji.Yoo Ji berdecak kagum. “Hebat, kau berhasil menangkap empat dari lima orang yang diinginkan oleh bos mu, Lee Jung. Tapi rupanya kau tidak sehebat yang di
Baca selengkapnya
Bab 256
Orang pertama yang menerima kabar tertangkapnya Song dan satu pengawalnya tentu saja Lee Jung. Secara terang-terangan Hanz langsung mengirimkan video tersebut ke ponsel milik Lee Jung. Benar saja, Lee Jung kaget saat tahu informasi tersebut.Selanjutnya Hanz juga menyisipkan video tersebut ke laman website milik militer Korut, kemudian pihak pemerintah juga, hingga semua kalangan dan masyarakat Korut pun akhirnya tahu bahwa pimpinan perang mereka sedang tersandera.“Jika ingin dua orang ini selamat, hentikan perang sekarang juga!”Itulah kalimat yang tertera di video tersebut.Pihak Korut pasti mengira bahwa Song disandera oleh militer Korsel. Tidak salah lagi.Lee Jung langsung menginstruksikan kepada segenap jajarannya agar segera melacak keberadaan Song dan mengembalikannya. Upaya tersebut nyatanya tidak berhasil karena meskipun mereka sudah menurunkan tim terbaik dalam segala bidang, hasilnya nihil, Song tidak bisa diketemukan.Rapat darurat pun digelar untuk menemukan solusi terb
Baca selengkapnya
Bab 257
Saat yang dinanti pun tiba.Seratus pasukan terlatih di bawah komando Avraam pun sudah siap tempur. Misi yang mereka bawa adalah tentu saja demi perdamaian dunia. Hanya saja, rencana yang telah mereka sepakati tidak bakal berjalan dengan mulus sebab mereka berhadapan dengan ribuan tentara yang sangat terlatih.Mustahil agaknya kalau dipikirkan mereka bakal berhasi. Seratus orang bisa mengatasi perlawanan ribuan bahkan mungkin puluhan ribu dari masing-masing kelompok. White Peace mengambil posisi di satu titik yang agak tinggi, di mana medan tersebut sudah sangat dipahami oleh Yoo Ji. Kebetulan lokasi tersebut tidak dijadikan tempat pertahanan oleh pihak Korsel, maka dari itu Yoo Ji berusaha memanfaatkannya.“Seratus pasukan yang kami bawa, semuanya jago dalam menggunakan senapan sniper,” ungkap Avraam percaya diri sambil meneropong situasi yang ada di medan pertempuran.Yoo Ji mengedarkan pandangan ke arah seberang sana. “Karena di zaman
Baca selengkapnya
Bab 258
Yoo Ji kembali tercengang. Dalam pikirannya, Avraam dan Zahid bukanlah orang yang besar di lingkungan militer dan terbiasa dengan senjata, tapi luar biasanya malah mereka berdua menunjukkan skill tembak yang mengesankan. Bahkan dia pun mengakui kalau dirinya saja tidak punya kemampuan sehebat itu.Zahid pun tidak menyangka kalau dia sukses melakukannya. Untuk kali pertama sepanjang hidupnya dia membunuh seorang manusia, tentu saja dengan tujuan baik, yakni membawa perdamaian dunia.Ketika melihat ada ketegangan di wajah Zahid, sontak Avraam mendekapkan telapak tangannya ke dada kiri Zahid, merasakan getaran dari detak jantungnya yang berdebar kencang, lalu menyindir, “Slow, Kawan! Tenangkan dirimu!”Saat itu juga Zahid mengatur napas seraya menghapus keringat di wajahnya. “Serius tadi tembakanku tidak meleset?” gumamnya.“Sangat tepat sasaran!” balas Avraam mantap sembari mengacungkan kedua jempolnya.Selanjutnya Avraam memberikan ma
Baca selengkapnya
Bab 259
Hanz dan Yoo Ji terus memberikan semangat kepada Park agar tidak pasrah dan terus merasa bersalah. Meskipun berat, Park terus mencobanya.Di hari selanjutnya ....Pihak Korut ternyata tidak mengubah arah jalan tempur mereka. Seperti sebelumnya, mereka tetap melancarkan serangan demi serangan kepada pihak Korsel. Benar saja, pihak Korsel sedikit kuwalahan dalam menghadapi kekuatan militer Korut.Yoo Ji kembali memberikan arahan untuk melakukan seperti serangan sebelumnya sampai pihak Korut benar-benar jera.Lalu, Avraam, Zahid dan lainnya pun melakukan tugasnya dengan sangat baik.Seperti kemarin, pihak Korut pun lari tunggang langgang dan bersembunyi di tempat yang aman untuk menghindari serangan yang entah dari mana asalnya.Taktik yang digunakan oleh Yoo Ji sangat cerdas sehingga White Peace seperti tidak terlihat.Benar saja, pihak Korut pun mengendurkan serangan, tank dan mesin perang mereka berlarian mundur. Sampai
Baca selengkapnya
Bab 260
Hanz menerima sinyal bahaya. Dia berasumsi bahwa jika rencana mereka terus dilanjutkan sekarang, bisa jadi keberadaan mereka semakin terendus. Sejauh ini tanda-tanda bahwa mereka sudah terlacak hampir dipastikan. Oleh sebab itu, Hanz memberi masukan kepada Yoo Ji agar segera pergi dari lokasi menuju tempat persembunyian mereka.Setibanya di ruang bawah tanah yang sangat amat, mereka mengatur rencana selanjutnya.Di ruangan tersebut sedang terjadi diskusi di antara mereka.“Pasukan Anti-teror sedang melakukan pencarian terhadap pelaku yang melancarkan serangan terhadap tentara Korut selama dua hari ini,” ujar Hanz dengan serius. “Pihak Korut sepertinya menyadari bahwa ada pihak ketiga yang ikut campur dalam peperangan setelah mendapat kesaksian dari Korsel bahwa Korsel tidak melancarkan serangan terselubung selama dua hari ini.”Yoo Ji mengoles dagu. “Kita dianggap sebagai teroris? Kita difitnah? Tapi, apa mereka tahu siapa kita sebenarnya?”“Belum. Mereka belum pada tahu identitas kit
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
2425262728
...
31
DMCA.com Protection Status