Semua Bab Hush! No Drama Allowed: Bab 11 - Bab 20
43 Bab
Bab 11
Semua terasa seperti melihat dalam gelap.Aku harus meraba-raba dan sesekali jatuh tersandung.Lalu, tiba-tiba kamu ada di depanku menyodorkan segelas air.Padahal kamu tahu yang kubutuhkan adalah secercah cahaya. Setelah sholat subuh, aku membersihkan kamar mandi. Aku menggosok dengan keras keramik-keramik yang sebenarnya masih bersih itu dengan bahan kimia yang baunya menyengat di hidung. Aku tidak terbiasa membersihkan kamar mandi pagi-pagi begini, tapi aku perlu mengalihkan pikiranku yang kacau dengan melakukan sesuatu yang menguras tenaga. Aduh! Punggung tanganku tergores ujung keramik yang lepas dari lantai. Aku buru-buru menyiram lukaku dengan air bersih, takut terinfeksi cairan kimia pembersih keramik."Rajin banget sih, Mbak," Laras menyapa
Baca selengkapnya
Bab 12
Tak mudah menemukan tempat kerjadengan rekan kerja yang memberi rasa nyaman.Lebih sulit lagi menemukan tempat kerjadengan atasan yang bersikap seperti keluarga. Siang ini aku menemani Mr. Nilsson di rumah sakit Panti Rapih untuk melakukan check up rutin. Kami duduk di ruang tunggu yang tidak begitu ramai. Kuhitung hanya ada sekitar enam orang yang juga mengantri untuk diperiksa."Hayu, please pass me my coffee," (Hayu, tolong kopi saya dong) kata Mr. Nilsson sambil meletakkan ipad-nya di pangkuan.Aku mengambil cangkir kertas Starbucks yang tadi kuletakkan di kursi kosong di sebelahku. "Here," (Ini) ujarku m
Baca selengkapnya
Bab 13
Apa baiknya memendam rasa?Bicarakan saja baiknya bagaimana.Kalaupun rasamu tak berbalas, setidaknya kamu tahusekarang sudah saatnya berlalu untuk mencari rumahyang sepantasnya untuk hatimu. Aku duduk di ruang tamu rumah Sam, menunggunya selesai mandi. Kami akan menghadiri pernikahan Mas Bekti yang acaranya sudah mulai sejak pukul 19.00 WIB. Sekarang sudah pukul 19.15 WIB dan kami masih di sini. Kalau biasanya para lelaki yang menunggu kekasihnya berdandan, berbeda kami. Sering kali aku yang menunggunya bersiap.Ya, aku memang sudah tidak marah lagi padanya karena mengajak Erna ke The Westlake waktu itu. Aku sudah memaafkannya walaupun dia tidak meminta maaf. Tidak ada gunanya juga memendam kemarahan terlalu lama.
Baca selengkapnya
Bab 14
Kenangan-kenangan di masa lalu muncul begitu sajabak film yang sengaja diputar untuk menggugah getir.Dosa apa yang pernah kulakukan di masa laluhingga aku pantas merasakan sakit seperti ini? Kalau saja Laras tidak memaksaku bangun pagi ini, aku pasti masih meringkuk di tempat tidur mengasihani diriku sendiri. Dengan terpaksa, aku memakai eyeshadow warna hitam untuk menyamarkan kelopak mataku yang bengkak karena menangis sejak kemarin. Penolakan Sam benar-benar menyakitkan. Dasar lelaki brengsek! Bisa-bisanya dia membuatku mencintainya selama bertahun-tahun, lalu dengan mudahnya dia juga membuatku merana, meradang dan merasa dicampakkan dalam satu malam!"Mau aku antar, Mbak?" tanya Laras ketika aku sedang memakai sepatu.
Baca selengkapnya
Bab 15
We are a list of trials and errors.I've tried almost everything like loving himand making him love me back.Yet I can't point out the errors that fail us. (Kami adalah sekumpulan percobaan dan kesalahan. Aku sudah mencoba hampir semua hal seperti mencintainya dan membuatnya balas mencintaiku. Namun hingga kini aku masih tidak bisa menunjukkan di mana salahnya hingga kami gagal)  Sudah dua minggu berlalu sejak pernikahan Mas Bekti. Berarti sudah dua minggu aku tidak mendengar kabar dari Sam. Setiap hari aku mencoba melanjutkan hidupku dengan menerima kenyataan bahwa aku lah yang memintanya pergi. Selama ini kata putus tidak pernah sekali pun keluar dari mulut kami. J
Baca selengkapnya
Bab 16
Kehidupan memang seperti itu.Ada masanya kita harus merelakan sebuah kehilangan,ada kalanya juga kita harus menyambut kehadiran.Yang hilang mungkin tak tergantikan,namun bisa jadi yang hadir lah yang kita butuhkan.  Di meja kerjaku ada kotak berwarna pink bergradasi putih dengan pita putih di atasnya. Kusingkapkan pita itu lalu terbaca Versace Bright Crystal Eau Du Toilette 90 ml. Aku buru-buru membuka kotak itu. Sebuah botol parfum bening yang cantik berisi cairan parfum berwarna pink itu membuatku terpesona. Wanginya luar biasa begitu lembut. Pasti bukan barang murah. Siapa yang repot-repot memberiku hadiah ulang tahun semahal ini?Ponselku
Baca selengkapnya
Bab 17
Ada banyak kotak misterius di hidupku.Walaupun setiap kotak berisi kejutan,tak semuanya menyenangkan.Ada yang membuatku sedih dan kecewa,lalu ada satu kotak berisi kamu.  Aku masih sibuk mengerjakan laporanku ketika ada suara wanita tertawa dengan riang dari luar ruangan. Aku menengok ke arah pintu. Seorang wanita setengah baya masuk ke ruanganku sambil mendorong kursi roda Mr. Nilsson. Rambutnya dibiarkan tergerai dan jatuh dengan elegan di bahunya. Badannya yang masih terlihat bugar dibalut dengan dress berlengan puff merek H&M warna hitam. Bahu kanannya menyandang tas selempang warna hitam dengan logo emas Tory Burch. Jason langsung berdiri dari kursinya. Dia tersenyum lebar melihat wanita itu.
Baca selengkapnya
Bab 18
Ada kisah di masa lalu dimana kamu dan akuterpaksa berpapasan karena takdir.Pertemuan yang menurutku biasa saja itunyatanya malah mengikat hatimu.  "Wah, yang ini bagus!" seru Bu Rina mengambil salah satu dress batik warna kuning gading yang ada di display. Dress dengan lengan lonceng yang lebar dan taburan mutiara pada bagian neckline itu memang cantik. Mungkin kalau kupakai, panjang dress itu akan jatuh tepat di atas lututku. Aku cuma membayangkannya saja karena aku tidak mungkin membelinya. Tujuh ratus ribu rupiah tertulis pada label harganya. Bukannya aku tidak sanggup membelinya, hanya
Baca selengkapnya
Bab 19
Hidupku tidak pernah sepenuhnya menjadi milikku.Kekecewaan dan kesedihan yang kurasakannyatanya melukai orang lain juga.Kini aku harus membahagiakan dirikuuntuk mengobati luka mereka.Laras mengetuk pintu kamarku yang terbuka. Sepertinya dia baru saja pulang kerja karena dia masih memakai seragamnya. Rambutnya yang lepek karena tertutup jilbab seharian, masih diikat ekor kuda."Kok baru pulang? Lembur ya hari ini?" tanyaku sambil meletakkan Men Coblong karya Oka Rusmini yang mulai kubaca sejak satu jam yang lalu."Enggak, Mbak. Tadi sekalian mampir ambil pesanan batik buat seragam lamaran.""Sudah jadi seragamnya?""Kalau seragam laki-laki sudah jadi, siap pakai. Tapi untuk yang perempuan, cuma bentuk kain sepanjang dua meter. Biar jahit sendiri-sendiri. Tahu sendiri lah, Mbak. Ibu-ibu lebih ribet kalau urusan baju."Aku melihat air muka Laras sedikit sedih. "Trus kamu ngapain di sini? Bukannya langsung mandi. Ini sudah jam tujuh malam lho.""Ibu ada di ruang tamu. Mau ketemu sama
Baca selengkapnya
Bab 20
Jiwa romantis memang sulit hidup dalam realita.Selalu saja dia butuh kehadiran orang yang dicintainya.Lalu bagaimana jika yang hadir justru yang mencintaitapi tak dicintainya? Aku tidak mau terpuruk dalam patah hati yang berkepanjangan karena nyatanya Sam tak akan kembali. Titik. Aku harus menemukan cinta yang baru untuk membayar waktuku yang telah terbuang sia-sia. Apa susahnya menemukan satu pria yang tepat untukku? There are plenty more fish in the sea, right? Aku cuma butuh satu pria dari ratusan juta pria yang ada di dunia ini. Cuma satu pria, tidak lebih."Dari tadi, Yu?" tanya Jason membuyarkan lamunanku."Baru saja, Mister."
Baca selengkapnya
Sebelumnya
12345
DMCA.com Protection Status