All Chapters of Perfect Partner : Chapter 61 - Chapter 70
165 Chapters
Bab 61 Tidak Sabar
Flavia berusaha untuk tenang. Tak terpancing emosi pada Bian. Dia kembali tersenyum menyalami para tamu undangan. Di bawah pelaminan kakak, sepupu, dan ipar Bian melihat Bian dan Flavia dari kejauhan. Mereka melihat wajah Bian dan Flavia terus tersenyum ketika menyalami para tamu. “Mereka pandai berakting.” Ghea mengomentari aksi adik dan iparnya itu. “Benar. Padahal keduanya jelas sedang menabuh genderang perang.” Freya menimpali ucapan adik iparnya itu. “Apa mereka akan saling mencintai?” Shera begitu penasaran dengan kehidupan Flavia dan Bian ke depan. “Sepertinya bisa jika Flavia mau membuka hati dan Bian tulus.” Cia ikut mengomentari. Dia sudah dengar cerita dari kakak-kakaknya. Saat pertama kali mendengar cerita tersebut, dia seolah berkaca padanya. Karena jika ditelaah lagi, kisah mereka sedikit mirip dengannya. Bedanya, dulu suaminya-Noah, tidak langsung bertanggung jawab. Berbeda dengan Bian yang bertanggung jawab. “Iya, berharap saja yang terbaik untuk mereka.” Dearra
Read more
Bab 62 Malam Pertama
“Cepatlah.” Bian melihat Flavia yang berjalan lambat sekali. Dia sudah berdiri di depan lift. Menunggu lift untuk membawanya ke kamar yang sudah dipesannya.“Apa kamu tidak lihat jika gaunku panjang?” Flavia kesal sekali dengan Bian. Tidak mengerti sekali. Padahal jelas-jelas dia harus mengangkat gaun untuk bisa berjalan. Namun, malah menyuruhnya untuk buru-buru. Flavia buru-buru berjalan. Namun, saat berjalan tiba-tiba gaun yang dipakainya terinjak. Membuatnya terjatuh. Bian buru-buru memegang tubuh Flavia. Menolongnya agar tidak terjatuh. “Kamu tidak apa-apa?” tanya Bian panik. Dia benar-benar terkejut ketika Flavia hendak jatuh. Flavia mengembuskan napasnya. Dia tidak menyangka jika gaunnya akan membuatnya jatuh. Beruntung Bian menangkap tubuhnya. Jadi Flavia tidak jatuh. Namun, saat mendengar suara Bian, Flavia menyadari jika posisi tangan Bian berada tepat di dadanya. Tentu saja itu membuatnya langsung menengadah pada Bian. Menatap pria yang menjadi suaminya itu.Bian menatap
Read more
Bab 63 Malam Pertama Part 2
“Aku tidak mau sekamar denganmu.” Flavia menolak dengan jelas berada dalam satu tempat dengan Bian. Bian menarik senyum tipis di sudut bibirnya. Hal seperti ini sudah diperkirakan olehnya. “Lalu?” tanyanya menatap Flavia. “Pesankan aku satu kamar lagi.” Flavia memilih untuk tidur terpisah dengan Bian. Tak mau berada satu tempat tidur lagi dengan Bian. “Jika kamu tidur di kamar yang berbeda apa yang akan orang pikirkan?” Bian melemparkan pertanyaan itu pada Flavia. Untuk sesaat Flavia berpikir. Jika dia tidur terpisah, tentu saja orang akan berpikir macam-macam. Tentu saja Flavia tidak mau itu terjadi. Dengan kesal Flavia masuk ke kamar. Kemudian menutup pintu kamar. Jantungnya berdegup kencang ketika melihat Bian yang berada di dalam kamar. Bian tersenyum melihat reaksi Flavia. Dia yakin Flavia sedang takut berada di dalam kamar bersamanya. Dia meletakkan sepatu Flavia dia lantai. “Besok kita akan pergi ke Bali. Jadi cepatlah tidur.” Bian melepaskan dasi kupu-kupu yang melingkar
Read more
Bab 64 Malam Pertama Juga
Bab 38Malam Pertama JugaMelihat pintu yang tertutup, Flavia segera mengunci pintunya. Dia takut Bian akan masuk lagi. Flavia berbalik dan bersandar pada pintu. Dia memikirkan jika Bian tidak sama sekali sejahat yang dipikirkannya. “Dia tahu aku takut berada dalam tempat yang sama dengannya?” Flavia merasa Bian sangat mengerti perasaannya. Artinya Bian masih punya sisi baik. “Tapi, tetap saja dia tidak baik. Karena melakukan hal buruk padaku.” Flavia menyingkirkan pikiran baik tentang Bian. Dia tidak mau luluh karena satu kebaikan dari Bian saja. Dia yakin Bian tidak sebaik itu. Flavia segera melepaskan gaunnya. Dia ingin membersihkan diri terlebih dahulu, sebelum tidur. Seharian dia berdiri di pelaminan, tentu saja membuat Flavia begitu lelah. Jadi dia ingin segera beristirahat.Di kamar sebelah, Bian membuka jasnya. Mendudukkan tubuhnya di atas sofa. Bian tidak pernah menyangka jika dia akan terjebak dengan permainannya sendiri. Antara menyesali atau pun mensyukuri. Bersyukur den
Read more
Bab 65 Kamu Mencariku?
Flavia tidur begitu pulas sekali. Saat bangun tidur, dia merasa tubuhnya terasa segar. Memang benar, ketika lelah, obat paling mujarab adalah tidur. Flavia merasakan tempat tidur yang begitu nyaman. Tempat tidur jika dipakai sendiri memang membuatnya bisa berguling ke sana ke mari.Saat tubuhnya berguling-guling, Flavia mendengar suara ketukan pintu. Dia segera mengalihkan pandangan. Dia teringat jika kemarin janji pada Bian untuk membuka pintu. Namun, Flavia belum memakai pakaiannya. Pakaiannya masih di kamar yang kemarin ditempatinya bersama Anika. Jadi tentu saja dia belum bisa membuka pintu. Tak mau membuat Bian terkunci di kamar sebelah, Flavia langsung segera menghubungi Anika. Meminta temannya itu mengantarkan pakaian untuknya. Selang setengah jam kemudian, Anika datang ke kamar. Flavia segera membuka pintu. Karena dia hanya memakai bra saja, terpaksa dia mengintip sedikit saja sambil membuka pintu sedikit saja. “Terima kasih.” Flavia menarik koper miliknya masuk ke dalam.
Read more
Bab 66 Bulan Madu part 1
Flavia dan Bian memilih sarapan di kamar. Mengingat di restoran akan banyak orang yang melihat mereka. Flavia tidak mau jadi pusat perhatian orang-orang. Di meja makan Bian dan Flavia menikmati makannya. Tak ada yang bicara sama sekali. Mereka memilih untuk diam saja. Namun, Flavia begitu penasaran sekali. “Berapa hari kita akan di Bali?” Flavia melemparkan pertanyaan pada Bian. Sebenarnya Flavia malas berinteraksi dengan Bian. Dia ngin menjaga diri agar tidak terlalu dekat dengan Bian. “Dua hari.” Bian menjawab kemudian memasukkan makanan ke dalam mulutnya. Flavia berpikir, dua hari bersama Bian, tentu saja akan menjadi neraka baginya. “Jika kamu keberatan dua hari, aku akan menambahnya.” Bian menyeringai. Dia yang melihat Flavia diam dan tampak berpikir pun merasa jika Flavia memikirkan hal itu. Flavia membulatkan matanya. “Tidak … tidak.” Dia langsung menolak. Dua hari saja sudah seperti seminggu, bagaimana bisa sampai lebih lama. Yang ada dia semakin tersiksa. Bian tersenyum
Read more
Bab 67 Bulan Madu part 2
Flavia melihat ke lantai atas. Terdapat tiga pintu, itu memang artinya ada tiga kamar. Tanpa menjawab ucapan Bian, dia memilih untuk segera ke kamarnya. Menarik kopernya ke kamar yang ditunjuk oleh Bian tadi. Bian yang melihat Flavia ke kamarnya, segera menuju ke lantai atas. Dia ingin meletakkan kopernya di kamar. Flavia membuka pintu. Karena kamar utama, kamar terlihat begitu besar sekali. Membuat Flavia merasa leluasa sekali. Langkahnya diayunkan menuju ke pintu besar yang tertutup gorden. Dibukanya gorden yang menjadi penutup. Saat gorden terbuka, tampak pintu kaca berada di baliknya. Pintu yang menghubungkan kamar dengan kolam renang secara langsung. Flavia membuka pintu kaca tersebut. Membiarkan udara masuk ke kamarnya. Mendapati pemandangan dari kamarnya, membuat Flavia senang sekali. Baru kali ini dia mendapatkan liburan seperti ini. Tunggu … tunggu …. Sejenak Flavia tersadar jika ini bukanlah liburan, melainkan bulan madu. Tentu saja itu seketika membuatnya berdebar-deba
Read more
Bab 68 Surat Perjanjian Pernikahan
Surat perjanjian pernikahan.Dengan ini kami yang bertanda tangan di bawah ini: Nama: Flavia ClaireUsia: 30 tahunPekerjaan: KaryawanAlamat: Apartemen Fransia Park Tower B unit 25 Ditunjuk sebagai pihak pertama Nama: Nolan Fabian AdionUsia: 30 tahun Pekerjaan: KaryawanAlamat: Apartemen Fransia Park Tower B unit 26 Ditunjuk sebagai pihak kedua. Sehubungan terjadinya pernikahan antara pihak pertama dan pihak kedua. Pihak pertama telah mengajukan beberapa perjanjian di dalam pernikahan. Agar ke depan tidak ada yang dirugikan di dalam pernikahan ini. Berikut adalah beberapa persyaratan yang diberikan oleh pihak pertama:1. Jika tidak terjadi kehamilan selama pernikahan, maka pernikahan akan berlangsung selama enam bulan dari tanggal dimulainya pernikahan. 2. Jika terjadi kehamilan dalam pernikahan. Maka pernikahan akan berlangsung sampai anak tersebut lahir. Setelah bayi tersebut lahir, pernikahan ini akan berakhir. 3. Tidak ada kontak fisik di dalam pernikahan. Jika salah sa
Read more
Bab 69 Melihat Aku
Semalaman Flavia tidak keluar kamar. Dia masih kesal sekali dengan Bian. Dia malas bertemu dengan pria itu. Apalagi setelah dia mengatakan bisa saja dia melakukan hubungan intim dengan yang lain. Flavia menikmati sisa harinya sampai pagi di kamar. Menonton film di televisi dan bermain ponselnya. Dia justru menikmati bermalas-malas. Kapan lagi dia bisa bersantai. Tentu saja dia akan memanfaatkan liburannya itu.Saat suara air terdengar, Flavia membuka matanya. Dia menebak jika air itu berasal dari kolam renang. Flavia yang penasaran segera berangsur bangun. Langkahnya diayunkan ke pintu kaca yang tertutup gorden. Dibukanya gorden tinggi yang menutup pintu. Dari balik pintu kaca, dilihatnya Bian sedang berenang. Jika kemarin Flavia sudah melihat Bian dengan telanjang dada, dan berusaha untuk menghindar agar tidak melihat. Kali ini dia tetap pada tempatnya. Melihat Bian yang sedang berenang dengan telanjang dada. Ketika dilihat saksama, punggung Bian begitu lebar. Membuatnya berpikir
Read more
Bab 70 Memotret
Flavia menikmati pemandangan laut yang terlihat dari tempat duduknya. Laut lepas begitu indah sekali. Warnanya yang biru bersatu dengan warna langit. Bian menikmati jus yang berada di gelasnya sambil memerhatikan Flavia. Gadis itu tampak tak mau melihatnya sama sekali. “Mau ke pantai?” Bian melemparkan pertanyaan itu pada Flavia. Flavia ingin sekali pergi ke pantai, tetapi pergi dengan Bian tentu bukan pilihan untuknya. Berada di pinggir pantai dengan suasana romantis tidak cocok untuknya. “Tidak.” Flavia menggeleng tanpa menoleh ke belakang. “Aku mau cepat pulang saja.” Dia memilih untuk segera pulang. “Kita akan masuk kerja di hari rabu. Jadi kita masih punya waktu sehari di sini. Kenapa tidak dimanfaatkan?” Bian merasa rugi sekali. Mereka masih bisa tinggal di sini. Tentu saja itu membuatnya merasa jika sayang jika disia-siakan. Flavia langsung menoleh ke belakang. “Kenapa kita masuk hari rabu? Kenapa tidak besok saja?” Menurutnya terlalu banyak libur membuatnya akan menumpuk
Read more
PREV
1
...
56789
...
17
DMCA.com Protection Status