All Chapters of Pernikahan Kedua dengan sang Mantan: Chapter 51 - Chapter 60
101 Chapters
Bab 51. Ada yang Bangga
"Om Gunawan! Apa kabar? Lama kita enggak ketemu," sapa Audi yang mengurungkan niatnya untuk masuk ke ruangan khusus di kantor Darren. Audi yang sudah lama kenal papanya Sofi, merasa tak memiliki masalah dengan lelaki paruh baya itu. Sehingga baginya, menyapa Gunawan adalah satu keharusan sebagai seseorang yang memang saling mengenal. Senyum tampak di wajah Gunawan, papanya Sofi. Lelaki itu langsung memeluk Audi yang sudah ia anggap seperti anaknya sendiri sebab kedekatan hubungan Audi dengan Sofi yang tidak ia ketahui jika sudah sejak dua tahun lalu mengalami keretakan. "Kabar Om baik. Gimana kamu sendiri, Di. Gimana juga kabar keluarga kamu? Om harap semua permasalahan yang kalian hadapi bisa segera berakhir.""Terima kasih untuk doanya, Om. Karena berkat doa orang-orang yang masih sayang sama keluarga aku, termasuk Om tentunya, semua masalah keluarga kami sedikit demi sedikit berangsur membaik.""Ah, syukurlah. Om senang dengarnya. Tapi, ngomong-ngomong ... kenapa kamu bisa ada d
Read more
Bab 52. Sebuah Panggilan
Entah sudah berapa lama Audi terpejam hingga dalam mimpinya ia merasakan momen dejavu yang membuat napasnya terengah-engah. Audi bukan sedang lari dalam mimpinya tersebut, tetapi ia seperti tengah merasakan satu kenikmatan yang tiada bisa ia ungkapkan selain melampiaskan melalui deru napas yang mirip seperti orang yang sedang berkejaran. Satu momen yang ia tangkap dalam mimpinya itu, ia seperti tak berbusana sama sekali, yang anehnya dirinya tidak merasakan kedinginan sedikit pun. Justru, sebaliknya. Audi merasa gerah dan kepanasan bukan main. Audi tidak melihat siapa pun dalam mimpinya itu. Yang ia tahu, ia bisa merasakan satu sentuhan demi sentuhan lain di sekujur tubuhnya. Sentuhan dari tangan seorang lelaki yang tidak tampak di mimpinya itu. "Ah!" Satu desahan lolos tanpa Audi sadari. Tapi, terdengar bergema di dalam kepalanya yang mendadak pening. Ya, Audi merasa pening. Sentuhan yang berakhir kenikmatan itu membuat kepalanya seperti ingin meledak. Audi tak tahu apa yang ter
Read more
Bab 53. Canggung
Sudah satu jam Audi ditinggal pergi oleh Darren karena lelaki itu menerima panggilan dari seseorang bernama Tasyi. Entah siapa orang tersebut, Audi tidak pernah kenal atau mendengar nama itu sebelumnya. Ruangan tempat di mana Audi dan Darren pernah bercumbu mesra di dalamnya, kini tak ubahnya sebuah ruangan hampa dalam pandangan perempuan itu. Ia jelas bingung mau ke mana sekarang sebab tak ada penjelasan dari Darren atau kabar apapun dari suaminya itu. Di lain tempat beberapa waktu sebelumnya, Darren yang kini berdiri di ujung lorong lantai ruangannya, tengah menerima panggilan dari Tasyi. "Ada apa?"Pertanyaan Darren tanpa basa basi, hanya untuk mengetahui apa maksud dan tujuan perempuan itu menghubunginya. 'Darren, maaf kalau aku mengganggumu.'"Kamu tahu ini jam kantor. Aku masih sibuk dengan pekerjaan. Jadi, aneh sekali permintaan maaf kamu itu."Ucapan Darren terasa asing di telinga Tasyi. Perempuan yang dulu begitu Darren cintai, tak akan menyangka jika lelaki itu bisa berk
Read more
Bab 54. Izin yang Diberikan
Audi sudah berdiri di depan Darren untuk pamit ketika sebuah panggilan dari Bagas mengganggunya. "Iya, hallo. Ada apa, Gas?" sapa Audi tak luput dari pengawasan kedua mata Darren. 'Ada sedikit problem, Mbak.'"Masalah apa?" tanya Audi belum paham. 'Ehm, Mbak lagi di mana? Bisa enggak pulang ke rumah sebentar.'Audi terlihat melirik pada Darren yang masih menatapnya intens. Ada keraguan di dalam diri perempuan itu jika harus meminta izin pada suaminya untuk mampir ke rumah menemui Bagas. "Ada masalah apa sebenarnya? Biar aku enak izinnya."Bagas tidak langsung menyahut ketika lelaki itu menyadari jika sang kakak sedang bersama suaminya saat ini. 'Ada Mas Darren di situ?'"Ehm, ya." Audi menyahut malas. Di seberang sana, Bagas sepertinya tengah berusaha mencari cara atau alasan yang tepat supaya sang kakak bisa menemuinya. Darren memang posesif, Bagas tahu itu. Tapi, tidak tahu kenapa mahasiswa tersebut sama sekali tidak terganggu atau mempermasalahkan sifat sang kakak ipar.'Aku
Read more
Bab 55. Ingin Melindungi
Pernyataan perempuan itu sebetulnya adalah tanda bahaya. Bisa saja Darren menganggap serius dan serta merta langsung menyergap Audi saking bahagianya. Tapi, lelaki itu tahu jika pekerjaan tetaplah lebih penting saat ini dan harus ia selesaikan cepat jika ingin menikmati waktu berdua dengan sang istri di bilik mewah mereka. "Hem. Aku pastikan tak akan telat."Audi beranjak pergi saat Zain izin masuk dan memberi laporan. 'Syukurlah. Darren memang selalu membuat aku cemas bila sudah beraksi,' gumam Audi yang merasa bersyukur karena kedatangan asisten pribadi Darren di saat salam perpisahan yang keduanya lakukan selesai. "Sepertinya keluarga Nayaka sudah tahu mengenai pembatalan pihak yang akan membeli rumah mereka." Zain datang mengabarkan berita mengenai usaha sang atasan membatalkan siapa saja yang akan membeli rumah Audi. "Kita memang belum memberi tahu mereka bukan?""Sesuai perintah Anda, Tuan."Darren mengangguk mengerti. Ia memang tidak mau mertuanya menjual rumah tersebut. Se
Read more
Bab 56. Menunggu Kamu
Marissa dan Audi saling menatap satu sama lain. Yang membuat keduanya tersenyum, lalu menggeleng. "Tumben sibuk di dapur. Emang kamu mau buat apa sih?" "Bikin kue, Mah.""Kue apa?" "Enggak tahu, apa aja yang sesuai sama bahan yang ada."Marissa yang masih terlihat lemah, kemudian memilih untuk duduk di seberang Audi yang kini mulai menakar bahan-bahan yang sudah ia ambil dari rak dapur. "Apa ini sogokan buat Darren?" tebak Marissa yang seketika mendapat tatapan bingung Audi. "Kok Mama tahu? Kayanya aku enggak bilang apa-apa deh. Si Bagas, yah?""Ih, kamu ini lucu. Mama 'kan baru turun, bisa-bisanya nuduh adik kamu itu!" sahut Marissa malah terkekeh. "Iya sih. Terus tahu dari mana dong?" Audi menatap penuh selidik. "Feeling seorang ibu itu kuat. Lagipula, Mama tahu Darren orang yang seperti apa. Dia yang tidak akan mudah memberikan izin jika alasannya tidak jelas."Audi masih diam. Penuturan Marissa masih dianggap tak masuk akal. "Jujur aja Mama kaget waktu dengar kamu sedang d
Read more
Bab 57. Curhat Bersama Bagas
'Ya Tuhan! Sungguh aku ingin tenang kali ini. Jika memang aku ditakdirkan bersamanya hanya setahun saja, tolong beri aku kekuatan dan kesabaran. Tapi, jika kami harus berpisah, tolong permudah urusanku untuk menjual rumah ini supaya bisa mengembalikan uang yang aku pinjam darinya,' batin Audi berdoa. Audi tidak meminta perasaan cinta yang harus Darren miliki untuknya. Kalau benar tebakan papa dan mamanya, perempuan itu berpikir tak perlu berdoa dan meminta pada Tuhan sebab Tuhan sudah memberikan sendiri karunia untuk hambanya. Tasyi, nama itu terus berdengung di telinga Audi sampai perempuan itu selesai membersihkan diri. Berjalan keluar kamar mandi, Audi segera memakai pakaian terbaiknya yang masih rapi tersimpan di dalam lemari pakaian di rumahnya. Meski terus dibayang-bayangi nama Tasyi, Audi merasa jika ia perlu berpenampilan baik di depan Darren saat lelaki itu muncul nanti. Jam tujuh hampir mendekati waktu makan malam. Tapi, Darren masih juga belum datang, membuat Audi kembal
Read more
Bab 58. Hati dan Pikiran Audi
Dada Audi mendadak bergemuruh. Ungkapan rindu yang Darren ucapkan, seperti oase di padang sahara baginya. Menyegarkan di tengah dahaga tak berkesudahan. Meski ungkapan tersebut tak ubahnya sebuah kalimat lalu, yang mungkin sedetik kemudian akan hilang seiring sikap lelaki itu yang kembali dingin, biasa saja. "Maaf karena aku datang terlambat?" ucap Darren setelah menarik tubuh Audi ke dalam pelukannya. Perempuan itu hendak menarik diri, tetapi tak kuasa ketika dekapan itu terasa begitu kuat dan lekat. "Sebentar lagi. Biarkan aku menerima kenyamanan dengan memelukmu seperti ini."Audi akhirnya memilih diam. Tapi, ia tidak serta merta menganggap lalu sikap Darren yang menurutnya malam itu terasa lain. "Darr ...?""Hem?"Audi tampak ragu. Inginnya ia bertanya pada Darren mengenai sikap atau tingkahnya yang terlihat lain, cenderung pendiam. "Bolehkah aku tanya sesuatu?""Apa?""Eh, itu ... kamu kenapa?" tanya Audi setelahnya memejamkan mata, merasa malu dan tegang dalam tempo bersama
Read more
Bab 59. Haruskah Mencari Tahu
Pada kenyataannya Audi sama sekali tak berani merayu Darren yang sudah sangat jelas begitu ingin mendapat perhatian dari istrinya itu. Rasa malu yang amat sangat, membuat perempuan itu memilih berlalu dan pergi meninggalkan suaminya dalam diam. Sekarang keduanya sudah berada di dalam mobil dalam perjalanan pulang. Kue yang sudah Audi buat khusus untuk Darren, ia pegang di atas pangkuan untuk dibawa ke rumah. Sepanjang jalan tak ada obrolan atau percakapan apapun yang terjadi di antara suami istri tersebut. Audi yang memang sudah menduga jika Darren tengah memiliki masalah, memilih untuk tidak memulai pembicaraan dan bersikap diam mengimbangi sikap Darren sejak keduanya masuk ke mobil. Di tengah perjalanan yang Audi rasakan hening meski ada Zain yang duduk bersebelahan dengan Pak Lutfi, mendadak mereka semua dikagetkan suara dering ponsel milik Darren. Lelaki itu kemudian mengambil smartphone miliknya dari balik saku jas, lalu melihat nama di layar ponsel yang tidak bisa Audi lihat
Read more
Bab 60. Kekesalan Zain
Malam semakin larut ketika akhirnya Audi memutuskan untuk tidur duluan setelah lelah menunggu Darren. Sudah sejak pukul sembilan ketika ia sampai rumah, sampai jam menunjuk ke angka dua belas malam, lelaki itu masih belum juga kembali. 'Mungkin ia memang sedang bersama perempuan itu sekarang.'Sakit? Sedikit perasaan itu Audi rasakan saat ini. Demi membayangkan kebersamaan Darren dengan perempuan bernama Tasyi, secuil hatinya merasa tak nyaman akan kemungkinan hal tersebut benar-benar terjadi. 'Harus meyakinkan hatiku sekarang bukan?' batin Audi lagi. Sejauh ini ia memang belum terlalu jauh terjerumus dalam jerat pesona Darren. Dulu ketika ia masih berstatus istri Darren di pernikahan pertama saja, Audi sama sekali tidak terpengaruh dengan sosok Darren yang katanya banyak digandrungi wanita-wanita cantik. Baik dari kalangan selebritis atau para wanita sosialita yang kerap berhubungan bisnis dengannya. Bagi Audi saat itu, ia hanya ingin berbakti dengan menyetujui permintaan kedua or
Read more
PREV
1
...
45678
...
11
DMCA.com Protection Status