Semua Bab Cupang Di Leher Suamiku: Bab 41 - Bab 50
140 Bab
Teringat masa lalu
"Baiklah! tapi hanya sampai kamu pulih, setelah itu, segera pergi menjauh dariku!" ucap Bayu penuh penekanan di akhir kalimat, membuat Intan tersenyum puas."Oke! tapi setelah keluar dari rumah sakit, aku ingin tinggal di rumahmu," ucap Intan memelas, dengan raut wajah memohon yang begitu menjijikkan.Bayu seketika tersentak, Intan kembali dengan ketidak maluannya membuat masalah baru untuk Bayu.Bayu melemparkan tatapan nyalang pada Intan untuk beberapa saat, membuat Intan tertunduk, kembali merasa ketakutan."Aku belum sepenuhnya pulih, masih terasa pusing saat berdiri. Masa kamu tega meninggalkanku sendirian di rumah?" ucap Intan memelas, membuat Bayu meremas rambut ikalnya frustasi. Ingin sekali rasanya berteriak keras, menghilangkan beban hidupnya untuk sejenak, namun tidak mungkin ia lakukan hal itu di dalam rumah sakit, atau dirinya akan di anggap sebagai orang gila."Pulanglah ke rumahmu sendiri, aku akan lebih sering menjengukmu!" bujuk Bayu, jangan sampai Intan bersih keras
Baca selengkapnya
Bayu membawa Intan ke rumahnya
Malam pun telah tiba, Kinara yang sedang menyuapkan makanan pada sang putra di teras rumah, di kejutkan dengan kedatangan Mobil Bayu yang perlahan memasuki halaman.Kinara melirik sekilas, ketika Bayu keluar dari mobil. Namun bukannya memasuki rumah, Bayu justru bergegas membuka pintu penumpang di sebelahnya.Kinara nampak sangat tercengang, melihat seorang perempuan cantik keluar dari sana. Bayu dengan cekatan, menuntun wanita itu dengan sangat hati-hati, membuat Kinara menatapnya penuh amarah."Stop!" ucap lantang Kinara yang sedari tadi duduk di teras rumah bersama putranya, berhasil menghentikan dua langkah sejoli yang hendak memasuki rumahnya, yang saling merangkul dengan mesra.Bayu yang awalnya tidak menyadari keberadaan Kinara, mendadak tersentak mendengar ucapan Kinara. Bayu dengan cepat melepaskan tangannya yang sedari tadi merangkul mesra pinggul Intan. Membuat Intan terhuyung, hingga terjatuh di lantai, namun Bayu lagi-lagi mengacuhkannya. Bayu bergegas menghampiri Kinara
Baca selengkapnya
Melebihi Albert Einstein
"Kinara!" teriak Bayu dengan langkah kakinya yang setengah berlari, mencari keberadaan Kinara di setiap penjuru ruangan."Kinara," lirih Bayu ketika mendapati Kinara yang berada di dapur, hanya melihatnya sekilas dengan tatapan datar. Seketika menghentikan langkahnya. Memberanikan diri untuk perlahan berjalan mendekati istrinya.Bayu memegang lengan sang istri, yang langsung di tepis olehnya, seakan merasa jijik dengan suami yang telah diam-diam menikah di belakangnya. Bahkan hari ini, dengan tidak tahu malunya, membawa madunya untuk tinggal satu atap bersamanya."Sayang! sekarang kamu jawab dengan jujur! siapa yang memberi tahumu tentang pernikahanku dengan Intan," ucap Bayu cemas, memaksa Kinara untuk menghadapnya, untuk menatap matanya, namun Kinara justru membuang muka dengan seringai kecil di bibirnya.'Akhirnya kamu mengaku juga Mas!' ucapnya dalam hati."Kinara! Jawab!" Bayu berkali-kali mengguncang tubuh Kinara yang masih terdiam membisu.Kinara seakan enggan untuk membuang-bua
Baca selengkapnya
Pangeran berkuda putih
Arka membenahi kera bajunya dengan kasar, matanya menatap Bayu tanpa berkedip, seakan meremehkan, dengan bibirnya yang terus menyeringai.Sementara itu, Intan yang berdiri lemas dan sesekali terhuyung, bersender di pilar rumah Kinara, menatap Arka tanpa berkedip. Tatapan mata tajam Arka yang dilayangkan pada Bayu, membuatnya semakin terlihat tampan dan berwibawa, dengan tubuh tinggi, tegap, dan kekar, membuatnya semakin mempesona. Namun sangat disayangkan, Arka tidak mudah untuk dirayu, terbukti ketika dirinya mencoba merayu Arka beberapa menit lalu.***Beberapa menit yang lalu.Intan yang masih terduduk di teras rumah, merasa dirinya tidak memiliki tenaga, hanya untuk sekedar berdiri. Tak berselang lama, sebuah mobil mewah berwarna putih, berhenti di halaman rumah Kinara, membuat Intan penasaran dengan sosok yang tengah mengemudikan mobil semewah itu.Intan semakin intens memperhatikan seorang pria tampan berperawakan tinggi, tegap dan kekar, keluar dari pintu mobil yang perlahan ter
Baca selengkapnya
Rencana jahil Arka
"Hentikan tingkah konyolmu itu Mas! pergilah! urusi Istri barumu itu!" ucap Kinara lantang sembari membuang muka, merasa enggan untuk menatap wajah Bayu yang terus menatapnya dengan raut wajah penuh penyesalan.Bayu tertunduk sejenak, setelah itu berbalik, menuntun Intan untuk segera memasuki rumahnya, tanpa mengucapkan sepatah kata. Sesekali melirik Kinara yang sangat enggan untuk menatap ke arahnya."Ra! Apa hatimu terasa sakit melihat Suamimu bersama wanita itu?" tanya Arka lirih, ketika menyadari Kinara yang masih terdiam. Kinara menghela nafas berat, hingga akhirnya memaksakan senyum simpul di bibirnya."Tidak!" dalihnya. Namun Arka sangat mengenal Kinara, Arka bisa membedakan mana senyuman asli dan palsu milik Kinara dengan mudah. Arka menghembuskan nafas panjang."Oke! aku sangat mengerti kondisimu saat ini, semua ini akan cepat berlalu, percayalah padaku!" ucap Arka berusaha meyakinkan Kinara, sembari mengusap lembut puncak kepalanya untuk sekedar meringankan beban pikiran. Ki
Baca selengkapnya
Bubuk cabe
Kinara begitu tersentak mendengar usulan Arka untuk membuat Intan kapok tinggal satu rumah dengannya."Percaya deh! setelah ini wanita itu akan kapok untuk tinggal di sini lagi!" ucap Arka mencoba meyakinkan Kinara, namun Kinara masih merasa ragu. Bagaimana jika aksinya ketahuan oleh Bayu? Kinara tidak bisa membayangkan, akan semarah apa Bayu padanya.Arka menatap wajah Kinara yang menampakkan keraguan di sana. Sebenarnya Arka tahu, Kinara bukanlah orang licik yang akan memainkan trik murahan seperti ini, namun usulannya kali ini hanya semata-mata untuk membantu Kinara yang hatinya merasa gundah."Baiklah! lupakan saja usulanku tadi!" Arka mengambil kembali sebotol cabe bubuk dari tangan Kinara, namun dengan cepat, tangannya di tepis oleh Kinara."Akan ku lakukan!" ucap Kinara penuh keyakinan. Membuat Arka mengembangkan senyum simpul yang menghiasi bibirnya."Oke! semoga berhasil! Aku pamit pulang, akan segera aku serahkan berkas-berkas ini pada pengacara yang akan mengurusi perceraia
Baca selengkapnya
Permainan Kinara
Keesokan harinya.Setelah menyelesaikan pengiriman pesanan kuenya, Kinara bersantai ria, menemani sang putra bermain mobil mainannya."Sayang!" teriak Bayu dari dalam rumah. Kinara hanya terdiam, dirinya tidak mengetahui, siapa sebenarnya yang Bayu panggil? dirinya atau istri barunya?"Sayang? kamu nggak masak lagi hari ini?" Bayu menghampiri Kinara yang berada di ruang tamu. Kinara yang terduduk di lantai bersama sang putra, hanya mendongak menatap Bayu yang berdiri di depannya, tanpa mengucapkan sepatah kata."Ini sudah siang Sayang! kalau harus makan di luar tidak akan sempat! aku akan terlambat masuk kantor hari ini!" rengek Bayu. Kinara hanya menghela nafas panjang, melengkungkan bibirnya, seolah-olah tengah memaksakan senyum di sana."Mas .. hari ini kamu libur dulu ya? kita akan makan di restoran mewah hari ini," ucap Kinara lembut, dengan rasa muak yang sebenarnya menyesakkan dada. Membuat Bayu cukup tersentak dengan ucapan Kinara padanya."Sayang! aku belum ada uang! aku belu
Baca selengkapnya
Panas, seperti terbakar!
Intan melirik sekilas ke arah Bayu, tatapan Bayu seakan menyuruhnya untuk menuruti permintaan Kinara. Membuatnya terpaksa menahan alat vitalnya yang semakin memanas."Oke! aku akan ikut!" ucap Intan lirih. Akhirnya Intan kembali mengikuti langkah Kinara, yang membawanya menuju keramaian.'Kenapa Kinara membawaku ke tempat seramai ini? apa jangan-jangan semua ini perbuatan Kinara?' batin Intan. Dirinya begitu cemas. Bagaimana jika dirinya tidak bisa menahan panas pada alat vitalnya terlalu lama?"Silahkan duduk!" ucap Kinara ramah, menyadari Intan yang tak kunjung menduduki kursi yang dipilihkan nya."Iya!" Intan dengan sangat terpaksa menuruti semua perintah Kinara padanya. Bayu terus mempelototinya dari samping, membuatnya tidak bisa berkutik sedikitpun."Pesanlah apapun yang kalian suka!" ucap Kinara ramah pada Intan dan Bayu yang duduk bersebelahan, sembari menyodorkan sebuah buku menu."Pesanlah! aku akan memakan apapun yang kamu pesan," ucap Bayu pada Kinara, sembari memberikan k
Baca selengkapnya
Hal menarik
"Apa maksudmu!?" Bayu menatap wajah Intan dengan tajam, dengan aura mengintimidasi yang kental. Seketika mengingatkan Intan akan ancaman Bayu semalam.'Gawat! kalau terus seperti ini Mas Bayu bisa membunuhku!' batin Intan, dirinya merasa cemas. Dengan cepat dirinya meraih dompet kecil miliknya yang tergeletak di atas meja, dengan cepat berlari membelah keramaian, meninggalkan Kinara dan Bayu yang masih menjadi pusat perhatian di sana.Bayu tidak berniat untuk mengejar Intan, justru dengan begini, dirinya bisa terbebas dari gangguan Intan untuk sementara. Bayu yakin, dalam waktu dekat ini, Intan tidak akan berani mencarinya.Namun Bayu masih kebingungan, apa maksud dari tuduhan Intan pada Kinara? apa yang sudah Kinara lakukan padanya?Bayu menatap Kinara yang masih duduk dengan santai sambil sesekali menyeruput minumannya. Seakan tidak mempedulikan sama sekali jika dirinya kini tengah menjadi pusat perhatian."Ra! apa maksud tuduhan Intan yang dilayangkan padamu tadi?" Bayu memberanikan
Baca selengkapnya
Kamar 114
Sementara itu, Arka yang tengah berpakaian serba hitam, layaknya seorang detektif, menghampiri resepsionis di hotel Angkasa, seperti permintaan Kinara padanya."Permisi! apakah barusan ada seorang pria yang cek in di hotel ini? Namanya Damar," ucap Arka sopan pada resepsionis hotel."Maaf sebelumnya Kak! apakah Kakak mempunyai hubungan keluarga dengan yang bersangkutan? jika tidak, maafkan saya jika tidak bisa memberi tahu, karena ini adalah privasi pelanggan," ucap resepsionis wanita itu dengan ramah.Arka terdiam sejenak, berpikir dengan keras, mencoba mencari cara agar dirinya bisa mengetahui nomor kamar yang dipesan oleh pria bernama Damar.'Sebenarnya Damar itu siapa sih?' batin Arka merasa penasaran."Begini Mbak, sebenarnya saya adalah tetangga Damar, ayahnya baru saja meninggal, dan keluarganya menyuruh saya untuk mencarinya, karena beberapa hari ini Damar tidak bisa dihubungi oleh keluarga," ucap Arka memelas, dengan tangis yang dibuat-buat. Tangannya sesekali mengusap mata, s
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
34567
...
14
DMCA.com Protection Status