Semua Bab Cupang Di Leher Suamiku: Bab 31 - Bab 40
140 Bab
Memaksa Bayu untuk menikah
"Ikut aku!" Bayu dengan cepat menarik tangan Intan untuk mengikuti langkahnya, sementara seorang pria tua yang tengah menggendong sebuah map, dengan pakaian rapi berjas, terlihat terus mengikuti mereka.Bayu seketika menghentikan langkahnya, melihat seorang pria tua yang tidak berhenti mengikuti mereka."Bapak ini siapa?" Bayu spontan bertanya pada bapak tua itu."Penghulu, yang akan menikahkan kita hari ini!" jawab Intan datar, membuat Bayu seketika terkejut mendengar hal itu."Apa!?" Bayu kembali menatap tajam ke arah Intan, ada perasaan tidak terima dalam hatinya, nafasnya menderu, giginya bergemeretak, dengan tangan yang mengepal sempurna. Seakan telah siap untuk bertinju dengan lawannya.Namun Bayu tak bisa melakukan hal itu pada Intan, dirinya hanya bisa pasrah. Bayu nampak beberapa kali memijat keningnya, dirinya benar-benar merasa frustasi dengan semua ini. Karena sebuah penghianatan, dirinya harus hidup dalam kehancuran, di ombang-ambing oleh ombak kehidupan, tanpa sebuah pil
Baca selengkapnya
Terpaksa menikahi selingkuhannya
Bayu akhirnya menarik Intan untuk memasuki mobilnya, di ikut bapak penghulu yang tak ingin ketinggalan dengan mereka. Bayu melajukan mobilnya dengan kecepatan tinggi, bak seorang pembalap profesional, menyalip beberapa mobil yang tengah berlalu-lalang di jalanan kota, tanpa menginjak rem sedikitpun.Intan tak banyak protes, dia tidak ingin Bayu semakin marah dengannya, Bayu bersedia untuk menikahinya saja sudah bersyukur.Intan berpegangan erat di sabuk pengaman yang tengah dipakainya, beberapa kali memejamkan mata, merasa ketakutan, seandainya Bayu menabrak sesuatu di depan sana.Srrttt!Bayu menginjak rem dengan kuat, membuat Intan dan bapak-bapak penghulu yang duduk di bangku belakang terpental ke depan.Intan hanya melihat wajah Bayu sekilas, nampak banyak amarah yang tengah di pendamnya saat ini. Bayu nampak menghembuskan nafas kasar."Turun!" Perintah Bayu pada Intan yang sedari tadi mematung di sampingnya."Oh!? Oke!" Intan seketika terkejut dengan bentakan Bayu padanya. Intan
Baca selengkapnya
Kinara mengetahui pernikahan Bayu
Sementara itu, di kediaman Kinara.Drrttt .. Drrttt ..Ponsel Kinara nampak beberapa kali bergetar di atas nakas, membuat Kinara terbangun dari tidur lelapnya. Kinara tidak bermaksud untuk tidur sebelumnya, namun ketika menidurkan Nathan di tempat tidurnya, tanpa sadar dirinya ikut tertidur lelap di sana.Nampak sebuah notifikasi panggilan telepon dari layar ponsel. Kinara mengerjap-ngerjapkan matanya yang masih terasa berat beberapa kali, dirinya merasa enggan untuk menerima panggilan telepon saat ini, namun ketika notifikasi panggilan itu menampakkan nama Arka, membuat Kinara penasaran untuk segera mengangkat panggilan teleponnya. Sangat jarang Arka untuk meneleponnya, terlebih lagi malam hari seperti ini."Halo." Kinara mengangkat telepon itu dengan nada enggan."Halo Ra! apa kamu sudah melihat pesanku!?" Arka terdengar panik dari seberang telepon, membuat Kinara terkejut, hingga menjauhkan ponselnya dari telinga."Pesan apa?" jawab Kinara enggan, seraya menutup mulut yang beberapa
Baca selengkapnya
Amarah Kinara semakin membara
"Tidurlah! ini sudah malam," ucap Bayu, hendak mengusap lembut puncak kepala istrinya, namun Kinara lagi-lagi menghindar, membuat Bayu mematung sesaat, sampai akhirnya menarik kembali tangannya, sembari menghembuskan nafas berat."Lembur lagi?" tanya Kinara datar, merasa enggan untuk menatap wajah sang suami. Kinara bertanya hanya untuk sekedar berbasa-basi, meskipun sebenarnya dirinya mengetahui ke mana sang suami pergi hari ini."Iya, pekerjaan di kantor banyak sekali," jawab Bayu santai, tidak ada kegugupan tersirat di wajahnya, benar-benar sudah ahli dalam hal kebohongan. Kinara tahu, Bayu akan terus berdalih untuk menutupi semua kebohongannya yang menjijikkan."Apa kamu perlu membeli sesuatu? besok aku mengambil cuti bulanan, aku akan mengantarmu jika perlu membeli sesuatu," ucap Bayu sembari sibuk melepaskan dasinya di samping nakas.Kinara mematung untuk waktu yang cukup lama, jarang sekali Bayu menawarkan diri seperti ini, jangankan untuk sekedar membeli sesuatu, bahkan saat N
Baca selengkapnya
Intan bertamu
Setelah dirasa cukup lama berdiam diri dalam kamar mandi, Kinara memutuskan untuk keluar dari sana, perlahan berjalan kembali memasuki kamar. Kinara bernafas lega, mendapati Bayu yang telah tertidur pulas di samping Nathan.Perlahan Kinara menghampiri Bayu, berjongkok menghadap wajah sang suami, menatap lekat manik yang tengah terpejam, menelusuri setiap inci dari wajah yang pernah mengisi ruang di dalam hatinya.Perlahan netra itu kembali berembun, ada perasaan tersirat dalam hati, yang tidak bisa diungkapkan dengan mudah.Kinara memalingkan wajah sesaat, hingga akhirnya bangkit dan kembali berjalan keluar dari kamarnya.Di luar dugaan, Bayu yang sebelumnya memejamkan mata, mendadak membuka kedua matanya, melihat punggung Kinara yang semakin menjauhi dirinya, membuat hatinya semakin terasa sakit.***Keesokan harinya, di kediaman Kinara.Tok! Tok! Tok!Di pagi buta, seorang perempuan cantik nampak mengetuk pintu rumah Kinara untuk beberapa kali, membuat Kinara yang masih sibuk di dal
Baca selengkapnya
Terbakar api cemburu
Kinara mendadak mendapatkan sebuah ide. Kinara dengan cepat mendekati Bayu, membelai lembut pipi sang suami penuh kasih, membuat Bayu terperanjat kaget dengan perlakuan Kinara padanya."Aku di sini! Ada tamu di rumah kita, sebaiknya kamu mandi dulu, setelah itu kita sarapan sama-sama," ucap Kinara lembut penuh kasih, dengan senyum simpul yang menghiasi bibir, membuat Bayu terpanah dengan tatapan sendunya.Kinara sesekali melirik ke arah Intan yang wajahnya mulai menghitam, sepertinya dirinya sedang menahan kecemburuan yang luar biasa dalam hatinya.Bayu sebenarnya merasa heran dengan sikap Kinara yang tiba-tiba berubah, namun dirinya tidak mempedulikan hal itu sama sekali, yang terpenting saat ini, dirinya merasa sangat bahagia, melihat Kinara yang kembali perhatian terhadapnya, tidak peduli apapun alasan Kinara melakukan hal ini.Bayu mengecup kening Kinara dengan lembut di depan Intan, membuat madu Kinara itu kini mengepalkan tangannya sekuat tenaga, melampiaskan amarahnya untuk ses
Baca selengkapnya
Sindiran untuk pelakor
Intan mencoba berkali-kali meyakinkan dirinya dalam hati, bahwa sebenarnya mereka hanya berakting untuk mengusirnya secara halus."Apa kamu belanja ke pasar tadi pagi?" Bayu berbasa-basi pada Kinara untuk mencairkan suasana canggung diantara mereka, namun menganggap seolah-olah Intan tidak pernah ada di hadapannya saat ini."Iya, kamu tahu? pagi ini aku bertemu orang yang sangat menyebalkan!" Kinara mengadukan hal-hal yang dialaminya pagi ini, meskipun dirinya hanya mengarangnya saja."Siapa!?" tanya Bayu penasaran, sedangkan Intan hanya mendengar obrolan mereka, tanpa terlibat di dalamnya, merasa enggan menatap mereka yang dengan sengaja mengacuhkannya."Aku tidak tahu namanya. Dengan tidak tahu malunya, orang itu merebut mentimun yang telah ku pilih dari pedagang, karena aku sudah tau kalau mentimun itu busuk, jadi aku berniat membuangnya. Tapi orang itu masih bersikeras untuk membelinya," ucap Kinara panjang lebar menjelaskan hal tidak menyenangkan yang dialaminya pagi ini, meskipu
Baca selengkapnya
Percobaan bunuh diri
Tak lama setelah itu."Intan!" Seorang pria dari kejauhan, nampak tengah memanggil Intan dengan lantang, tergopoh-gopoh dengan langkah kakinya, menghampiri Intan yang tengah terduduk di pinggir jembatan panjang, yang bawahnya sudah di sambut oleh sungai yang luas.Plak!Satu tamparan keras, berhasil mendarat di pipi mulus sang istri."Heh!" Intan tersenyum kecut ketika menyadari, Bayu yang tergopoh-gopoh untuk menghampirinya bukan untuk mengkhawatirkannya, melainkan untuk menghardiknya, dengan tamparan keras yang telah mendarat di pipi."Sudah puas cari masalah!?" Mata Bayu menatap nyalang ke arah Intan yang masih tertunduk, menusuk hatinya dengan pertanyaan-pertanyaan yang diucapkannya dengan lantang. Namun Intan merasa enggan untuk menjawab pertanyaan yang dilontarkan oleh suaminya itu, dirinya tetap diam membisu."Bisa-bisanya kamu datang ke rumahku untuk memberitahu Kinara tentang kebenaran hubungan kita!" bentak Bayu pada Intan yang semakin memejamkan matanya, seakan tengah memen
Baca selengkapnya
Terbongkarnya rahasia Intan
"Intan!" teriak Bayu, berlari menghampiri Intan untuk menggagalkan aksi nekatnya, namun belum sempat Bayu menjangkau tubuhnya, Intan telah terjun bebas ke dalam sungai, diiringi dengan teriakan beberapa warga yang berkerumun di sana."Cepat telpon polisi!" ucap salah seorang warga yang merasa panik dengan kejadian itu.Tanpa berpikir panjang, Bayu bergegas menyusul Intan untuk terjun dari atas jembatan, mencari istrinya yang sebenarnya tidak bisa berenang. Bayu tidak pernah menyangka, kalau ancaman Intan akan benar-benar dilakukan.'Semoga tidak terjadi apa-apa pada Intan dan bayiku!' batin Bayu. Dirinya terus menyusuri derasnya arus sungai, hingga akhirnya menemukan tubuh Intan yang berpegangan pada dahan pohon yang menjuntai ke pinggiran sungai.Bayu menarik tubuh Intan, membawanya menyebrangi derasnya arus, hingga sampai ke tepi. Intan nampak tak sadarkan diri, dengan dahi yang terus mengucurkan darah akibat terbentur bebatuan sungai yang tajam di bawah sana, membuat Bayu semakin p
Baca selengkapnya
Ancaman Intan
"Sebaiknya anda menanyakan perihal ini pada Istri anda, karena menurut saya, Istri anda tidak mungkin bisa hamil untuk saat ini, kecuali dia menjalani operasi untuk menyembuhkan penyakitnya," lanjut dokter itu.Bayu memijat keningnya yang terasa nyeri untuk sesaat, hanya karena memikirkan masalah yang telah ditimbulkan oleh Intan hari ini. Jika Intan benar-benar membohonginya untuk masalah kehamilannya, Bayu tidak akan pernah memaafkannya dan akan segera menceraikan Intan.Bayu yang telah keluar dari ruangan dokter, bergegas menuju ruang rawat istrinya, bagaimanapun juga, dirinya harus mendengarkan penjelasan dari mulut Intan hari ini juga."Mas .." Intan yang terlihat bersender di tempat tidurnya yang sedikit ditegakkan, mendapati Bayu memasuki ruangannya dengan wajah gusar."Apa kamu benar-benar hamil!?" ucap Bayu dengan nada mengintimidasi yang kental, menatap Intan dengan tatapan nyalang, berkali-kali menghembuskan nafas berat, untuk sekedar meredam amarah yang telah menyesakkan d
Baca selengkapnya
Sebelumnya
123456
...
14
DMCA.com Protection Status