Semua Bab Jadi Miskin Di Hadapan Mertua: Bab 311 - Bab 320
403 Bab
LELAKI ROYAL?
LELAKI ROYAL?"Pak apakah Bapak mau menjadi penengah kami Jujur saja? Pak, aku sangat malu kepada Dinda. Rasanya aku tak bisa berkata-kata lagi padanya, aku membutuhkan bapak untuk menengahi masalah ini. Kalau Bapak berkenan," pinta Hasan."Tak masalah, Nak. Menurutku justru itu keputusan yang makin baik. Ini harus di selesaikan semakin cepat bahkan semakin baik, aku juga akan memberikan nasehat untuk Dinda. Bagaimanapun juga kalian itu seperti anak- anakku sendiri, Dinda dan dirimu sangat baik kepada keluargaku, pada Laras. Bahkan istrimu juga tak pernah perhitungan kepada kami, saat acara tiga harian neneknya Laras, dia menyumbang makanan yang tak sedikit juga," jawab Pak Hendi."Terima kasih, Hasan. Terima kasih kau telah peduli pada keluargaku, apalagi selama aku bekerja dan merantau di Jakarta. Siapa lagi yang bisa di repotin oleh Laras? oleh almarhum istriku dan neneknya. Jika bukan keluargamu siapa lagi yang peduli pada kami? Mungkin saatnya ini aku membalas budi atas jasa kali
Baca selengkapnya
DIAM
DIAM!"Pertama mungkin karena biasanya setahu Dinda jika seorang lelaki sudah mencintai wanita akan mengorbankan apapun untuk wanita yang dicintainya. Apalagi kalau hanya masalah uang yang bisa dicari lagi, tipikal lelaki royal. Biasanya lelaki akan memilih untuk memberikan cuma-cuma tanpa ada jaminan apapun, tapi biasanya itu terjadi setelah konteks pernikahan. Kalau tidak ada ikatan pernikahan mungkin saja, tapi rasanya juga sedikit berlebihan. Mengingat pak Hendi juga bukan seorang yang sangat mampu sampai harus memberikan uang nominal itu dengan cuma-cuma. Pak Hendi sendiri juga masih memiliki anak dan keluarga kan?" jawab Dinda."Betul, aku memang bisa memberikannya secara cuma-cuma jika status mertuamu adalah istriku. Tetapi kan di sini status mertuamu bukan istriku, tentu aku tak akan pernah meminjamkannya gratis. Iya nanti kalau aku pinjamkan, dia mau menjadi istriku. Kalau tidak, bukankah aku yang rugi nanti, Nduk," jelas Pak Hendi."Nah itu dia, Pak. Begitu maksud saya," sah
Baca selengkapnya
Pamit
PAMIT"Coba diingat kembali bahwa menikah sejatinya adalah menyatukan dua keluarga yang berbeda. oleh karena itu setelah menikah pasti kita memiliki cita-cita untuk hidup damai bersama keluarga kita maupun keluarga dari pasangan kita. Tentu saja hal ini sangat bergantung pada pasangan suami istri bisa atau tidaknya menghubungkan dua keluarga untuk menjalin hubungan baik," lanjutnya."DEK!" teriak Hasan."Mas!" balas Dinda."DIAMMMMMM!" teriak Pak Hendi.Hasan dan Dinda yang sedari tadi berdebat pun langsung terdiam serentak mendengarnya. Dinda segera menghapus air mata yang sedari tadi merembes di pipi. Pak Hendi menghela nafas panjang. Sedangkan Hasan mengusap kan wajahnya dengan kasar."Maaf, maaf Bapak membentak kalian. Bapak bingung mendengar kalian yang berdebat seperti ini. Le, Nduk, Hasan dan Dinda kalian ini sudah tak anggap seperti anakku sendiri. Jangan berdebat seperti ini, duduk, tenang, semua bisa di bicarakan baik- baik," kata Pak Hendi."Nduk, Cah Ayu, Dinda memang ti
Baca selengkapnya
APA ARTINYA SEORANG ISTRI?
APA ARTINYA SEORANG ISTRI?"Tapi Din, coba pikirkan lagi. Pertama Bapak mohon sekali pikirkan ini dengan kepala dingin. Kedua jangan kau bawa masalah ini keluar rumah. Hasan memang salah kok, kau juga berhak marah padanya, namun cobalah bijak," pesan Pak Hendi.Dinda hanya menganggukkan kepalanya. Dia menghela nafas panjang lalu berdiri berpamitan ke pada Pak Hendi dan Hasan untuk masuk ke dalam. Tanpa diketahui pak Hendi, Dinda langsung memberes semuanya semua barang-barangnya dibawa ke dalam koper. Dia hanya membawa barang-barang yang kiranya dibutuhkan dan tak bisa dibeli secara cepat. Dia juga mengamankan semua benda-benda dan barang-barang berharganya seperti BPKB mobil yang terbawa dan aneka surat-suratan emas, serta perhiasan lain. Bahkan dia juga membawa serta mas kawin Hasan karena bagi Dinda itu adalah haknya. Dinda benar-benar ingin pergi dari rumah ini. Rasanya Dia sudah tak kuat lagi baginya ini adalah keluarga yang sangat toxic dan sampai kapanpun tak akan pernah Hasa
Baca selengkapnya
KEPULANGAN KE RUMAH ORANG TUA MALAM HARI
KEPULANGAN KE RUMAH ORANG TUA MALAM HARIDi sisi lain, sebenarnya Hasan sekarang sedang menangis. Ya, Ini pertama kalinya Hasan menangis di hadapan orang yang bisa di bilang asing. Dia menangis di hadapan Pak Hendi, itupun setelah Dinda pergi. Baru sekarang Hasan bisa mengeluarkan semua unek- uneknya. Dia seperti hank beberapa waktu, setelah Dinda pergi."Sudah, Le! Sudah," pinta Pak Hendi menepuk pundak Hasan perlahan."Tak apa- apa, Le. Istrimu hanya emosi saja, dia hanya memerlukan waktu untuk sendiri. Kalian harus sama- sama saling intropeksi diri masing -masing," sambungnya.Hasan punhanya mampu menganggukka kepalanya. Sekarang dia menurut perintah Pak Hendi, dengan tidak mengejar Dinda sekarang. Kalau di pikir- pikir lagi pun benar juga, kalau mengejar sekarang tak akan menyelesaikan masalah. Mereka membutuhkan waktu untuk sendiri masing-masing sementara waktu, saling intropeksi kesalahan dan mengambil keputusan ke mana rumah tangga mereka akan dibawa selanjutnya."Le, percaya
Baca selengkapnya
KEJUJURAN DINDA DALAM MEMBANGUN RUMAH TANGGA
KEJUJURAN DINDA DALAM MEMBANGUN RUMAH TANGGA"Assalamualaikum! Assalamualaikum, Pak," teriak Dinda."Waalaikumsalam," kata Pak Bukhori sambil membuka pintu."Astagfirulloh, Nduk. Mengapa kau malam-malam bisa ke sini. Kau dengan siapa datang?" tanyanya lagi.Dinda tak menjawab semua ucapan Bapaknya. Dia hanya masuk lalu terduduk di sofa sambil menangis. Pak Bukhari yang melihat putrinya seperti ini pun otomatis bingung juga. Dia melihat ke arah luar, celinguk ke kanan dan kiri.Dia celingukan ke luar, memastikan apakah sang putri datang sendiri atau dengan suaminya. Dia lalu masuk ke dalam rumah, melihat putrinya menangis seperti itu membuat hatinya sakit juga. Dia hanya bisa merangkul dan menenangkan Dinda sambil memanggil istrinya yang ada di kamar dan sudah terlelap tidur."Mah! Mah! Mah," panggil Pak Bukhori berkali-kali membangunkan sang istri.Untung saja ibu Dinda pun sangat peka, wanita itu segera bangun setelah mendengar suara teriakan Pak Bukhori. Dia takut jika Pak Bukhar
Baca selengkapnya
RIBET SEKALI KELUARGA MERTUAMU!
RIBET SEKALI KELUARGA MERTUAMU!"Kalau kau tak berkata secara terus terang dari mana kami tahu?" kata Pak Bukhari yang penasaran. Dinda menghela nafas panjang. Dia harus menceritakan semua dengan details dan jelas. Namun jika dia menceritakan semua kejadian dengan runtut bukankah itu artinya dia akn membuka aib mertuanya. Tapi jika tidak bagaimana mengibaratkan Pak Hendi?"Bismillah, aku tak ingin menceritakan aibnya namun ini untuk bercerita dan menjelaskan pada orang tuaku," batin Dinda dalam hati."Apakah Dinda sudah pernah bercerita bahwa ibu mertua Dinda tergila-gila dengan lelaki samping ruma, Pah?" tanya Dinda. Pak Bukhari dan istrinya menggelengkan kepalanya. Karena memang selama ini Dinda lumayan tertutup perihal masalah rumah tangga dan masalah keluarga mertua. Dinda menghela nafas panjang."Seingat Papa tidak, Nduk. Kau kan jarang dan tak pernah bercerita masalah rumah tanggamu," jawab Pak Bukhori."Sebenarnya ibu itu pernah di gerebek o
Baca selengkapnya
BESAN YANG MENYUSAHKAN
BESAN YANG MENYUSAHKAN!"Dan yang lebih parah Mas Zain justru bertindak gila, dia pergi dari rumah. Karena dia hampir diserikan oleh istrinya, bukannya malah sadar justru Mas Zain menurut Dinda justru dia malah bertindak lewat batas. Dia pulang ke Madiun dengan wajah frustasinya itu, lalu memelas kepada ibunya," terang Dinda."Istri Zain tak salah," tegas Mama Dinda."Iya, Papa setuju dengan ucapan Mamamu, Nduk. Di sini kita tak bisa menyalahkan istrinya Zain. Justru istrinya Zain itu sudah bagus, membantu sang suami. Namun jika ini sampai sang suami tak menjalankan amanah sang istri, bahkan mertua rasanya yang tak tahu diri adalah suaminya alias si Zain itu," jelas Pak Bukhori."Iya, Pah. Tapi Dinda yakin pasti Ibu mertua akan menyalahkan Mbak Eva, menyudutkannya. Itu sudah tabiatnya, pasti mengatakan Mbak Eva wanita tak tahu diri, menceraikan sang suami saat seperti ini," ujar Dinda."Padahal Mbak Eva istri Mas Zain sekarang yang justru berjualan gorengan dan mengajar, di mencari na
Baca selengkapnya
AKIBAT TAK PATUH ORANG TUA!
AKIBAT TAK PATUH ORANG TUA!"Ma, kau mau kemana?" tanya Pak Bukhori."Ambil Hp menelpon Hasan!" tegasnya. Tanpa banyak bicara lagi pak Bukhori berdiri dan memeluk istrinya itu. Dia mencoba mencegah istrinya yang emosi memperkeruh keadaan. Dinda menangis melihat orang tuanya harus merasakan ini semua karena ulah nya, ulah keluarga suaminya."Istigfar, Ma. Istigfar. Jangan menuruti semua emosimu, Ma," tegur Pak Bukhori."Sakit hatiku, Pa! Sakit. Aku membesarkan Dinda dan anakku- anakku lainnya dengan penuh kasih sayang, aku memberikan semuanya demi anak- anakku nyaman. Kok bisa- bisanya dia menggadaikan tanpa izin! Banda dan harta siapa yang dia gadaikan itu," bentak Mama Dinda."Ma, sudah. Ayok duduk," ajak Pak Bukhori. mama Dinda mengikuti langkah kaki suaminya. Pak Bukhori mengelus pundaknya perlahan, dia menyadari sepenuhnya bahwa yang namanya pernikahan memang bukan hanya dengan sang pasangan saja, namun pernikahan akan menyatukan dua keluarga yang berbeda. Pernikahan bertujuan u
Baca selengkapnya
LAPOR POLISI?
LAPOR POLISI?"Sungguh aku tidak pernah bisa menalar bagaimana maksud mertuamu itu. Otakku ini tak sampai rasanya. Tak tahu malu sudah tak pantas lagi untuknya. Apa sebenarnya kata yang pantas untuk mertua semacam mertuamu itu? Dari awal Mama sudah pernah mengingatkan to, Din. Selidiki keluarganya, Hasan baik. Oke! Kalau ibunya begitu bagaimana? Siapa yang susah?" tegur Mama Dinda."Mah, sudahlah. Percuma saja kau marah- marah, tak akan menyelesaikan masalah," tegur Pak Bukhori."Papa selalu begitu, memanjakan anak sampai terlewat batas!" jawab Mama Dinda sewot. Pak Bukhori hanya menghela nafanya panjang, dia sebenarnya juga marah pada keluarga Hasan pada putrinya. Namun tak ingin terlalu marah pada Dinda, bukan karena apa- apa, dia tahu posisi anaknya hamil. Dia takut Dinda terlalu memikirkan semua itu, lalu setress dan mengalami keguguran."Papa dulu juga sama kok denganmu, Ma. Papa juga tak begitu srek dengan perilaku keluarga Hasan. Makanya kalau Mama ingat dulu Papa pernah menen
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
3031323334
...
41
DMCA.com Protection Status