Semua Bab AMPLOP LEBARAN: Bab 21 - Bab 30
33 Bab
PENGECUT
“Gimana ya, Zam ... Aku kan baru saja bercerai, Kamu tahu kan rasanya patah hati. Susah sembuhnya,” “Ya. Aku tahu itu. Tapi izinkan aku membalut lukamu, Mbak! Aku akan menata kembali puing-puing kebahagiaan yang telah hancur dan menjadikan istana penuh cinta,” Sesaat Vita menoleh, menatap pada lelaki yang usianya lebih muda. Dari sorot mata teduh itu dia melihat ketulusan di sana. “Maaf, Zam! Biarkan aku menyembuhkan luka ini sendiri. Kamu terlalu baik untukku. Di luar sana, masih banyak gadis lajang yang cantik dan pantas untukmu,” “Benar, tapi hati ini sudah kadung memilihmu, Mbak! Bagiku, kamu jauh lebih istimewa ketimbang bidadari sekalipun,” Vita tersanjung. Melambung hatinya mendengar setiap kalimat yang lolos dari bibir Azam. Sesaat dia mencoba membiarkan rasa itu membumbung tinggi dalam khayalan. Namun, semakin di coba justru semakin ragu, khawatir jika rasa itu hanya sebatas kagum. “Maaf, Zam! Aku enggak bisa.”Azam terdiam. Pucuk-pucuk cinta yang telah mekar seketika
Baca selengkapnya
ULAH LINA
Menepikan semua beban yang mengimpit pikiran, Perempuan berwajah oval itu menjalani kewajibannya sebagai tulang punggung. Ia tetap berjualan meski letih mendera hati dan jiwa. Sebab, dia yakin bahwa masalah tak selalu harus dicari jalan keluarnya. Ada kalanya harus berpasrah, membiarkan semesta bicara. Satu per satu pelanggan yang datang dilayani. Tak peduli tua, muda, pria ataupun wanita, semua diperlakukan sama. Sebab, pembeli adalah raja. Ponsel yang Vita simpan di laci kembali berdering. Ini untuk ke tiga kalinya dalam 15 menit terakhir. Namun, lagi-lagi diabaikan sebab harus membuatkan pesanan para pengunjung. Setelah warung agak sepi, Vita membuka laci, mengambil ponsel. Dahinya berkerut saat melihat tiga panggilan tak terjawab dari Arum, sang mantan kakak ipar. Memanfaatkan waktu senggang, Vita menghubungi Arum. Tak butuh waktu lama panggilan langsung terhubung. “Assalamu alaikum, Mbak. Ada apa Mbak Arum nelpon?” “Waalaikum salam. Enggak kok. Cuma mau cerita aja. Minggu
Baca selengkapnya
KEMESRAAN PALSU
Di halaman rumah, Vita mengisi pagi dengan bermain bersama anaknya. Setelah kemarin Lina pergi, suasana jadi lebih tenang. Hati menjadi lega meski terkadang iba membayangkan nasib kakaknya nanti. Bukan salah Vita. Bukan pula salah Arum. Itu salah mereka yang tak sadar diri. Setelah kebaikan diterima, mereka justru membalas dengan pengkhianatan. Terbit senyum di wajah Vita tatkala sorot matanya menangkap sosok seorang lelaki yang mengenakan setelan celana pendek dan kaos hitam polos memasuki pekarangan. “Pagi, Zam!” Vita berinisiatif menyapa tamu yang tak lain adalah tetangganya. “Pagi juga, Mbak! Kok enggak jualan?” Pandangan Azam tertuju pada meja kosong di teras rumah. Biasanya, setiap pagi di meja itu berjejer aneka menu. “Enggak! Kan Mbak Lina pergi.” Vita membopong anaknya lalu mengajak Azam ke teras. Bocah yang usianya memasuki tahun ke empat itu berlarian kecil ke dalam, sementara Vita dan Azam duduk di teras. “Pergi ke mana?” “Ya pergi. Dia udah enggak tinggal di sini
Baca selengkapnya
SANG PELAKU
“Astaghfirulloh, Vit! Kenapa bisa begini?” Arum mengedarkan pandangan pada puing-puing yang berserakan. Lalu, berganti menatap terenyuh pada mantan adik iparnya yang duduk bersandar pada dinding, “kamu yang sabar ya,” Sesaat setelah melihat kerusakan di warung, Vita langsung menghubungi Arum. Dia tak tahu pada siapa harus bercerita selain mantan kakak iparnya. Doni atau pun Azam, keduanya enggak mungkin. Arum ikut duduk lalu merangkul. Dipeluknya erat berusaha memberi kekuatan pada perempuan yang kini menyandang gelar janda. Di pundak Arum, Vita meluberkan tangis. Ia pikir setelah berbagai ujian dalam hidup, bahagia lekas datang mengganti. Sayangnya, cobaan kembali menerpa. “Kamu tenang saja, Vit! Nanti kita cari pelakunya,” ucap Arum sembari membelai pucuk kepala Vita. Vita hanya mengangguk. Nafasnya tersengal hingga sulit mengeluarkan kata. Tak ada yang bisa dilakukan selain menyemangati. Sebagai ibu rumah tangga biasa, Arum tak berpengalaman menghadapi situasi seperti ini. V
Baca selengkapnya
FAKTA MENYAKITKAN
Sejak tadi Doni tak henti mondar-mandir di dalam kamar. Sesekali duduk sambil melangut, terkadang menghempaskan tubuh di atas ranjang. Kabar yang didengar dari Bagas membuat hati gundah gulana. Ada semacam rasa tidak rela jika kekasih hatinya dimiliki lelaki lain. Meski tanpa kejelasan, dia merasa ada yang belum selesai antara dirinya dan Vita. Selain itu, sikap dingin Vita semakin menghantui pikiran. Rasa bersalah menjadi beban karena selama ini dia belum berterus terang alasan dibalik sikapnya yang tak berani mengungkap cinta. Lelaki itu memejam erat sambil menengadah. Dijambaknya rambut kasar berusaha mengempas beban pikiran. Sayangnya apa yang dilakukan tak kunjung membuat tenang. Dia berganti menangkupkan kedua tangan pada wajah. Mencoba berpikir jernih, berusaha mengesampingkan harga diri. Detik berikutnya bangkit lalu beranjak keluar. Ya. Dia menyadari bahwa harus berterus terang sebelum terlambat. Sebelum perempuan yang bertahun dicinta menjadi istri orang, hingga tak mun
Baca selengkapnya
KEPUTUSAN
Di depan teras Vita masih terisak. Dia semakin dihantui bersalah dengan Vonis ‘pengecut’ yang disematkan pada Doni. Nyatanya, lelaki itu rela terluka saking khawatirnya menyakiti. Buru-buru dia menyeka sudut mata saat sesosok lelaki yang sangat dikenali mendadak muncul di depannya. Lalu, tanpa permisi duduk di sebelahnya. “Kamu, Zam! Bikin kaget saja. Ngapain malam-malam ke sini?” Sebisa mungkin Vita menyembunyikan kesedihan. “Aku sudah dengar semuanya, Mbak!” Sontak Vita menoleh, menatap kaget pada lelaki di sebelahnya. “Dengar apa?” tanya Vita berusaha memastikan. “Dengar tentang perasaanmu, juga tentang Doni dan keadaannya,” Seketika wajah Vita menegang. Dia tak menyangka Azam sudah tahu, padahal dia berniat menyembunyikan dari semua orang. “Jangan khawatir, Mbak! Aku enggak akan cerita sama siapa pun,” ungkap Azam yang bisa membaca isi kepala Vita hanya dari gelagatnya saja. Vita sedikit lega, tapi masalah yang sedang dihadapi kembali menghantui. Dia begitu bingung harus
Baca selengkapnya
PERINGATAN KERAS
Lelaki yang baru pulang kerja itu terperanjat saat mendapati motor mantan kakak iparnya ada di halaman. Berbagai prasangka tentang tujuan kedatangan Vita mulai menari di kepala. Seketika dadanya berdebar kencang. Ketakutan mulai melanda, khawatir Vita akan membuka aibnya di depan keluarga. Langkah lelaki itu tergesa menuju pintu yang sedikit terbuka. Seiring salam yang terucap, dia langsung menyelonong masuk dan baru berhenti saat sampai di ruang tengah. “Mbak Vita! Ngapain ke sini?” tanya Doni. Vita menoleh, tersenyum. “Iya, Don! Baru pulang kerja?” Karena memang tak fokus, Doni hanya mematung. Raganya memang berdiri di situ, tapi pikirannya melanglang buana, masih menerka tujuan kedatangan mantan kakak iparnya. “Loh kok malah ngelamun sih! Sini duduk. Kami mau bicara.” Arum menepuk kursi kosong di sebelahnya. Doni yang masih belum fokus, menuruti saja perintah kakak perempuannya. Dia meletakkan bokong di atas kursi lalu menatap semua bergantian. Matanya menangkap sesuatu yang
Baca selengkapnya
JANJI
“Sampai kapan kamu akan menyiksa diri seperti ini, Don?” tanya Arum saat mereka sedang duduk berdua. “Menyiksa bagaimana, Mbak?” Meski sebenarnya paham akan arah pembicaraan kakaknya, Doni masih bersikeras pura-pura tak mengerti. “Sudahlah, Don! Jangan seperti anak kecil. Kami semua tahu sejak dulu kamu mencintai Vita. Dia juga begitu. Lalu kenapa kamu malah seperti ini?” Doni terdiam. Bayangan sosok perempuan itu langsung melintas di kepala hanya dengan mendengar namanya saja. Tak dipungkiri semua itu benar, hanya saja masih ragu sebab keadaan yang dialami. Bagi seorang Doni, cinta itu bukan sekedar bersama. Percuma saja terjalin hubungan jika pada akhirnya harus saling menyakiti. “Kamu sudah tahu alasannya kan, Mbak!” sahutnya datar. “Ya. Aku tahu. Aku mengerti perasaanmu. Tapi bukan berarti kamu harus menyerah. Aku yakin kamu bisa sembuh, Don. Apalagi Vita juga mau menerima kekuranganmu. Kamu harus semangat!” Menyuntikan mental pada adiknya, Arum terus memberi wejangan. Di
Baca selengkapnya
100 juta (lunas)
Benar adanya jika roda kehidupan itu berputar. Setelah semua perih dialami, setelah perjuangan yang seakan tak terhenti, hari ini kebahagiaan datang mengganti. Sempat Vita merasa trauma dengan kegagalan pada pernikahan pertama. Sempat pula berpikir untuk selamanya menjadi orang tua tunggal. Namun, sosok Doni yang kembali masuk dalam hidupnya seakan membangkitkan gairah cinta yang padam. Lelaki itu berhasil memberi warna baru dalam hidup. Perhatiannya, ketulusannya, semua membuat Vita merasa berarti. Perempuan pemilik nama lengkap Novita Anggraeni itu tersenyum simpul memerhatikan penampilan dari balik cermin. Demi terlihat anggun di acara lamaran, dia memadukan maxi dress putih dengan pashmina cokelat nude. Tambahan mini belt di pinggang semakin mempertegas bahwa ibu satu anak itu memiliki tubuh langsing. Jantung Vita berdebar-debar menunggu kedatangan keluarga Doni yang akan melamar. Meski ini bukan yang pertama, tapi efek yang ditimbulkan justru lebih kentara, sebab lelaki yang
Baca selengkapnya
PERMINTAAN TERAKHIR
“Terima kasih ya, Dek! Kamu sudah mau menemaniku,” ucap Doni saat mereka baru pulang dari Dokter Urologi. Menurut hasil diagnosa, Doni ditengarai kekurangan hormon testosteron, dan untuk penanganan awal dia diberi suntikan hormon serupa. Selain itu, Doni juga disarankan banyak mengonsumsi makanan berprotein tinggi seperti daging sapi, telur ataupun ikan jenis Tuna dan Salmon. Vita juga dihimbau untuk menjaga suasana hati calon pasangannya agar tak sampai stres berlebihan. Karena biar bagaimanapun tingkat stres yang tinggi turut memberi andil bagi masalah yang tengah Doni hadapi. “Enggak harus berterima kasih, Mas! Ini juga demi kebahagiaan kita,” sahut Vita disertai senyum tulus.“Tapi bagaimana kalau nanti aku tak kunjung sembuh?” Buru-buru Vita mendesis lalu menempelkan jemari telunjuk di bibir calon suaminya. Dia tak ingin Doni terbebani dengan masalah itu yang tentu saja akan membuatnya stres. “Kamu pasti sembuh, Mas!” Tersenyum penuh arti, batin Doni bersyukur memiliki cal
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1234
DMCA.com Protection Status