Semua Bab DENDAM SANG PANGLIMA: Bab 131 - Bab 140
143 Bab
Bom Waktu
Di sebuah jalan setapak, yang dikelilingi sebuah perkebunan lebat di tengah desa. Mobil berhenti secara tiba-tiba.Sang supir terdiam membisu di bangku kemudi.Jody menepuk pundak sang supir lalu berkata."Kenapa berhenti?! Aku tak menyuruhmu menepikan mobil!"Supir itu tetap saja terdiam.Namun Jody yang telah merasakan firasat buruk tentang sang supir. Seketika menggenggam sebuah senjata yang disimpan di pinggangnya.Sang supir mengambil ponsel dari tasnya. Dan menempelkannya di telinga.Sebuah bisik terdengar hingga ke telinga Jody.Tanpa banyak bicara, Jody menempelkan senjatanya ke punggung sang supir."Letakkan ponselmu, atau besi panas ini akan menembus punggungmu!"Supir itu menoleh ke arah Jody. Lalu memperlihatkan sesuatu di layar ponselnya."Kau mengancamku? Haha!""Lihatlah, waktu kita hanya tinggal beberapa detik lagi di mobil ini!" seru sang supir yang ternyata seorang relawan pasukan merah."Sial!" Jody berseru.Dan dalam waktu 60 detik, ia harus keluar dari mobil yang
Baca selengkapnya
Fitnah Keji
Kekalahan besar pasukan pemberontak, begitu juga kelompok mafia yang menaunginya. telah membuat api kemarahan dari kelompok mafia di penjuru negeri.Kabar telah menyebar luas hingga di seluruh media massa. Hal itu menjadi tamparan keras yang membuat mereka kehilangan kewibawaan.Di sebuah bangunan tua yang menjadi markas mafia terbesar di kota Orkha, ujung barat negeri Andalas.Dasvanco, sang Bos besar yang memegang bisnis perdagangan opium di kota itu. Duduk di antara pria berjas hitam seraya menghisap cerutunya.Raut wajahnya begitu tajam mengisyaratkan amarah. Di tengah suasana tegang di ruangan itu. Tiba-tiba,Brakk!Meja di hadapannya terguling hingga menimbulkan suara gaduh. Tampak urat menyembul keluar dari barang lehernya. Bersamaan nafas yang memacu naik turun. Kedua tangannya menggenggam erat tak kuasa menahan murka.Lalu sejenak Sang bos besar duduk di bangku pribadinya. Sebatang cerutu dihisapnya begitu dalam. Namun tiba-tiba, sebatang cerutu itu dilempar ke depan layar TV
Baca selengkapnya
Kerja Sama Dalam Kebusukan
"CCTV di kantor ini sudah disadap oleh akun tak dikenal. Kami sudah berusaha memblokir. Tapi kami kesulitan karena kemampuan Hackernya yang sukar ditembus," ucap seorang karyawan tersebut."Kurang ajar, siapa di balik semua ini!" Seru Adam, murka.Tiba-tiba, seorang perwira militer meneleponnya.Adam mengambil ponsel yang berada di sakunya dan langsung mengangkatnya."Selamat pagi Letnan. Ada apa kau meneleponku?" tanya Adam."Selamat pagi Jendral, saya menelepon anda ingin memberitahukan sesuatu. Media massa sedang booming dengan pemberitaan tentang anda Jendral," ucap seorang perwira tersebut."Apa maksudmu, Letnan?" tanya Adam, penasaran."Ya, media massa telah menayangkan pemberitaan negatif tentang anda Jendral. Yaitu suatu kejadian keji yang menyangkut tentang anda," ucap Letnan tersebut."Tindakan keji? Di media massa mana yang menayangkannya?" tanya Adam."Anda bisa melihatnya di seluruh media massa bahkan media sosial," jawab letnan tersebut."Baik, aku akan mengeceknya. Teri
Baca selengkapnya
Senjata Makan Tuan
Di tengah suasana tegang tersebut. Seorang pengawal yang merupakan kepala keamanan menghampiri sang kepala kantor. Lalu ia berbisik di samping telinganya."Maaf Pak, Jangan terlihat takut di depannya. Hal itu justru malah membuat anda terlihat menyembunyikan sesuatu."Sang kepala media massa itu pun menjawabnya dengan berbisik."Sudah kau tak perlu mengaturku. Sekarang segera instruksikan semua petugas senior untuk merapatkan barisan di belakangku.""Ta–tapi pak, Dia itu seorang Jendral yang tak mungkin kami hadapi," bisik kepala petugas tersebut."Jangan membangkang. Atau kalian semua akan ku ganti..." jawab sang kepala kantor."Siap Pak," ucap sang kepala petugas.Lalu seorang petugas itu pun melangkah mundur dan memberikan mandat kepada seorang bawahannya.Sang kepala kantor kembali menengok ke arah Adam. Lalu berkata."Pak Adam, anda tidak seharusnya menanyakan hal itu kepada saya. Karena yang menerima berita itu tidak langsung melalui saya!" ucap sang kepala kantor, dengan wajah
Baca selengkapnya
Sang Provokator
Sesampainya di Kota Wales. Pemandangan tak biasa menghiasi kota.Suara riuh warga begitu terdengar. Mereka berjalan beriringan dengan satu tuntutan. "Jendral Pelanggar HAM harus dihukum mati."Banyak warga yang terprovokasi dengan berita di media. Tanpa mengetahui kebenaran yang jelas dari sebuah informasi.Di sebuah jalanan yang dipenuhi oleh demonstran.Adam yang berada di dalam mobil dengan berani keluar menghampiri para demonstran.Sontak saja para warga berlarian lalu menyerang Adam."Itu dia pembunuhnya!""Orang seperti ini tidak pantas disebut Jendral!"Banyak para warga yang tersulut emosi."Tenanglah Masyarakat!""Saya akan bicara yang sebenarnya terjadi!""Semua masalah ini sudah selesai!"Namun para warga tak mengindahkan perkataan Adam.Hingga puluhan batu terlempar mengenai kepala Adam.Lalu seketika para pengawal dari tentara dan kepolisian membentuk barisan.Para demonstran begitu terkejut melihat Adam yang tak terdapat sedikitpun luka."Biarkan aku mendekati mereka! Ak
Baca selengkapnya
Benih Pertarungan
12 jam telah berlalu, namun tanda-tanda kedatangan kelompok Mafia belum juga terlihat.Kendaraan barakuda telah disiagakan di beberapa sudut kota.Sniper tentara Nasional bersembunyi di antara bangunan-bangunan di pusat kota.Di ruangan pribadi Jendral Adam. Letjen Charles tengah duduk di hadapannya."Aku rasa mereka sudah tau bahwa rencana mereka telah bocor," ucap Adam."Tapi tidak mungkin mereka takut walaupun pusat kota telah dijaga ketat oleh pasukan khusus. Mereka memiliki peralatan tempur yang mumpuni untuk melawan pasukan," ucap Letjen Charles."Berarti ini adalah bagian dari strategi mereka untuk mengelabuhi kita. Mereka pasti memiliki mata-mata yang tersebar di dalam kota. Dan untuk memancing kedatangan mereka. Tarik pasukan Barakuda. Jangan sampai terlihat mencolok. Cukup dengan pasukan-pasukan sniper dan Intel untuk menyebar di penjuru kota," ucap Adam."Baik, aku akan instruksikan aparat di lapangan untuk kembali ke markas. Sementara persenjataan akan dikirim melalui mobi
Baca selengkapnya
Target Selanjutnya
Sekelebat bayang seketika melesat dan secara mengejutkan, George telah menghilang dari hadapan Adam.Kecepatan gerakan George membuat seluruh mata yang melihatnya begitu terperangah.Kepalan tinju yang ia layangkan meleset dari sasaran. Dan tiba-tiba sebuah tendangan mengarah ke kepala Adam.Adam terdorong ke depan terkena tendangan yang mengenai belakang kepalanya.Namun tubuhnya yang besar dan kuat tak akan mudah ditumbangkan oleh kekuatan George. Bahkan jika sebuah mobil menabraknya dengan kecepatan tinggi.George bersiul, Adam langsung teralihkan oleh suara di belakangnya.Dan seketika, sebuah tinju melesat menghantam wajah Adam.Kecepatannya yang sangat tinggi membuat Adam kesulitan untuk menghindarinya.Adam kembali terdorong ke belakang dengan keadaan yang hampir terjungkal.George tertawa terpingkal-pingkal melihat Adam yang kewalahan."Hahaha! Jendral sampah!""Ternyata kekuatanmu tak seberapa bagiku!" Seru George, tertawa puas.Lantas Adam kembali menegakkan badannya. Lalu m
Baca selengkapnya
Penyergapan Di Gedung Tua
Saat malam mulai menjelang, sebuah mobil audy hitam telah tiba di depan istana Rudiant.Dua pengawal seketika menghampiri untuk menyambutnya."Selamat malam Tuan Jody, senang anda bersedia untuk datang memenuhi panggilan. Pak Adam sudah menunggu anda," Ucap Sang pengawal."Ya, di mana dia sekarang?" tanya Jody."Pak Adam sudah menunggu anda di ruang tamu. Silahkan masuk Tuan," Ucap sang pengawal."Baik, Terima kasih," Jawab Jody.Lalu ia melangkah menuju ke arah pintu rumah. Saat ia memasuki rumah bak istana tersebut.Adam langsung berdiri dari bangku sofa. Dan menyambut kedatangan Jody."Selamat datang Jody, bagaimana kabar anda sekarang?" tanya Adam, seketika menyodorkan tangan kepadanya."Aku baik-baik saja. Bagaimana juga dengan keadaan anda sekarang?" tanya Jody."Akhir-akhir ini, aku dibuat pusing oleh para mafia. Mereka sedang gencar-gencarnya melakukan serangan balas dendam. Tadi pagi, rumah sakit diserang oleh seseorang tak dikenal. Dan aku mengundang kamu kesini untuk menany
Baca selengkapnya
Kematian Dasvanco Dan George
Mendengar suara bising di ruangan parkir, membuat semua orang mengalihkan perhatiannya."Tolong periksa di ruangan parkir!" Seru Dasvanco kepada anak buahnya."Siap tuan!" Jawab salah satu anak buahnya.Lalu dua anak buah menuju ke ruangan parkir yang tak jauh dari ruangan tengah.Sesampainya di parkiran mobil, mereka terkejut melihat ban mobil yang telah kempes."Sungguh aneh! Bagaimana mungkin ban mobil ini bisa kempes dengan sendirinya," Ucap salah satu mafia, terlihat keheranan."Biar aku yang memeriksanya," Ucap rekannya.Lalu ia memeriksa ban mobil itu dengan seksama.Tiba-tiba sebuah peluru melesat menembus kepala dua mafia tersebut.Dua anggota mafia seketika tewas di tempat.Hingga 10 menit berselang, Dasvanco menunggu dua anak buahnya. Namun tak kunjung kembali ke hadapannya."Kenapa mereka berdua tidak kembali! Tolong periksa keadaan mereka!" Seru Dasvanco."Siap Tuan,"jawab salah satu anak buahnya.Lalu ia menuju ke ruangan parkir tersebut.Dan selang beberapa menit, satu
Baca selengkapnya
Panggilan Any Kepada Lusiana
Setelah dua jam pertempuran berdarah. Suara sirine ambulance terdengar berdatangan. Untuk membawa jasad seluruh anggota mafia dan dua pemimpinnya untuk kemudian dibawa menuju ke rumah sakit kepolisian.Adam dan seluruh pasukannya kembali ke Kediamannya.Di istana Rudiant, Lusiana dan Paul menunggunya dengan harap-harap cemas.Kala mobil Pasukan telah tiba, raut wajah sumringah seketika terpancar dari wajah Lusiana.Adam keluar dari mobil langsung menghampiri Lusiana yang tengah menggendong Paul."Lusiana! Kamu sudah menungguku dari tadi?" tanya Adam, seraya melangkah mendekati istri dan anaknya."Aku sudah sangat mengkhawatirkanmu, kamu kenapa lama sekali pulangnya?" tanya Lusiana."Kami mendapat perlawanan sengit saat melakukan penyergapan. Beruntung seluruh pasukan selamat dalam bertugas," Ucap Adam."Bagus kalau begitu, aku pikir akan banyak memakan korban. Tapi ternyata semua baik-baik saja," Ucap Lusiana."Ya sudah, mari kita masuk rumah. Aku sudah sangat lelah dan lapar,"ucap Ad
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status