All Chapters of DENDAM SANG PANGLIMA: Chapter 111 - Chapter 120
143 Chapters
Adam Bertarung Melawan Orang Misterius
"Itu dia makhluk terkutuk Adam Rudiant! Tembak dia!" seru Seorang komandan pemberontak saat melihat Adam melangkah dengan gagahnya.Para pemberontak bersenjata seketika melepaskan tembakan ke arah Adam.Suara tembakan menggelegar memecah keheningan hutan. Puluhan peluru tak sama sekali menembus kulit sang Jendral.Hal itu tentu membuat para pasukan berfikir kembali untuk melumpuhkan Adam.Namun tak butuh waktu lama, Adam hampir berada dekat dengan keberadaan mereka.Para pemberontak begitu ketakutan lalu lari tunggang langgang. Begitu juga sang komandan melarikan diri bak seorang pecundangAdam mengeluarkan senjata Revolver dan membidik ke kepala sang komandan.Darr!Satu peluru menembus tempurung kepala sang komandan hingga ia jatuh terkapar di atas tanah.Para prajurit pemberontak memandangnya dengan terbelalak."Komandan!""Bertahanlah komandan!"Seorang prajuritnya menghampiri dan mencoba menyelamatkan.Namun apalah daya, nyawa komandan tinggal di ujung tanduk.Tampak Adam terus m
Read more
Penyerangan Markas Besar pemberontak
Seseorang tersebut enggan untuk membuka penutup kepalanya.Adam begitu geram lalu membuka penutup kepala itu dengan paksa.Zuupp...Saat penutup kepala terbuka, Adam seketika terkejut memandang wajah seseorang tersebut."Kau! Kenapa?!""Maafkan aku Jendral. Aku harus melakukan ini demi keluargaku. Setelah Jendral memecatku dari kesatuan. Aku terpaksa bekerja untuk pasukan pemberontak demi menghidupi keluarga," ucap seseorang tersebut yang merupakan mantan bagian dari kesatuan Pasukan Republik."Kenapa kau tak memberitahukan ku jika kau sedang kesusahan?!""Kau tak perlu menjadi pengkhianat demi menghidupi keluarga! Jika kau bicara padaku. Aku bisa menjadikan kamu menjadi bagian dari kesatuan pengawal," ucap Adam.Seseorang itu menundukkan kepalanya, terlihat adanya penyesalan dari wajahnya."Maafkan aku Jendral, aku tidak berbikir seperti jernih di saat melihat keluargaku kelaparan," ucap seseorang tersebut."Baik, kalau begitu. Mulai detik ini kamu bisa menjadi bagian dari kesatuan p
Read more
Para Pemberontak Mulai Menyadari Tabiat Ruly
Para pemberontak pun saling bertatapan.Roly menoleh ke arah pasukan lalu berkata, "Jangan dengarkan ucapan bodohnya. Aku datang untuk membantu kalian demi tercipta sebuah sistem yang kalian impikan,"Tiba-tiba Komandan pemberontak menoleh ke arah Ruly."Benar apa yang dikatakan Adam. Kau hanya memanfaatkan kami demi ambisimu. Aku bisa melihatnya dari matamu," ucap sang Komandan dengan menatap tajam mata Ruly.Ruly melangkah maju ke hadapan Komandan. Seketika cengkraman menjerat batang lehernya."Kau tak terima kedatanganku! Heh! Inilah akibatnya!"Ruly langsung meremukkan batang leher sang komandan dengan satu cengkraman kuat.Prakk!Sang komandan pun langsung tewas di tempat.Para anggota pemberontak tak tinggal diam melihat komandannya dibunuh di depan mata."Dia adalah orang baru yang tiba-tiba datang ke organisasi kita. Jangan biarkan dia berbuat seenaknya!""Habisi dia!"Para pasukan pemberontak seketika mengarahkan senjata ke arah Ruly.Puluhan peluru dilontarkan dengan senjata
Read more
Aura Kekuatan
Wajah Ruly seketika terlihat luka lebam. Dan jatuh tersungkur di atas tanah."Mana kekuatanmu?!""Ku pikir kekuatan palsumu hanyalah sampah belaka!"Ruly mulai naik pitam. Rasanya ingin sekali membuktikan kekuatan namun apalah daya.Kini zat ciptaannya tidak lagi bekerja. Membuat dirinya kini menjadi manusia biasa.Kemudian Adam mengangkat tubuh pemuda itu lalu mengarahkannya ke sebuah jurang yang dasarnya berupa sungai berarus deras dengan bebatuan besar di tepiannya."Sekarang saatnya Kau menjemput ayahmu!""Tidak! Jangan! Ampuni aku!" seru Ruly, berteriak ketakutan.Adam yang telah gelap mata. Tak akan ada lagi kata ampun yang terdengar di telinganya.Ia langsung melempar tubuh Ruly dengan segenap kekuatan.Ruly tampak berteriak sejadi-jadinya saat tubuhnya terjun bebas ke dasar jurang.Adam tersenyum puas dan melambaikan tangan."Selamat tinggal Ruly! Nikmatilah perjalananmu selanjutnya!" Seru Adam, tersenyum sumringah.Tubuh pemuda itu pun seketika membentur bebatuan di dasar jur
Read more
Berbuah Kebencian
Ruly terkapar setelah tendangan mengenai perutnya.Adam melangkah menghampirinya.Di saat dirinya mulai mendekat, Ruly tiba–tiba bangkit kembali dan mengeluarkan sebuah alat yang ia ciptakan.Ruly mengeluarkannya dari balik baju. Alat itu tiba–tiba melesatkan sebuah benda tajam ke arah wajah Adam.Benda itu terdapat racun yang ia buat sendiri, sebagai pelemah kekuatan dalam diri lawannya.Namun Adam dengan begitu cepat mengelak dari serangan. Benda itu hampir saja mengenai wajahnya."Akh, sial!" seru Ruly, menggerutu.Adam menatap tajam wajahnya. "Baik kalau begitu, akan aku bayar perbuatanmu!"Seketika sebuah cengkraman menjerat leher Ruly. Dan sebuah kekuatan jiwa semakin berkobar di sekujur tubuh Adam.Ruly tampak kesulitan mempertahankan diri. Kali ini kekuatan Adam melebihi biasanya.Walau ia sudah berusaha melepaskan genggaman. Namun kekuatan Adam sungguh lah besar.Tampak urat–urat di tubuh Adam menyembul keluar.Begitu juga Ruly, wajahnya memerah dengan urat yang membesar saat
Read more
Kecerobohan Pasukan Ruly
"K–kau?!"Adam menatap Rose seraya memegangi perutnya."Ya, kenapa?""Aku tak akan segan untuk menghabisimu!" seru Rose dengan lantang."Sungguh aku tak mengingat..." ucap Adam.Namun belum juga Adam menjelaskan. wanita itu memotongnya."Cukup! Aku sudah katakan padamu, aku terbentuk dari apa yang kau lakukan. Jika kau menepati janjimu. Mungkin aku tak akan pernah seperti ini. Sekarang nasi sudah jadi bubur. Kau akan terima buah dari perbuatanmu!"Rose seketika berlari seraya mengayunkan pedang katana.Adam dengan cepat menangkap pedangnya itu kala mengarah ke kepalanya.Lalu terjadi tarik menarik antara Adam dan Rose."Sadarlah! Apa yang kau lakukan ini sangat keliru. Aku tidak bermaksud..." "Tidak!""Aku tak butuh alasanmu! aku akan membunuhmu untuk membayarkan rasa sakit hati ini!"Adam menghimpun kekuatan. Lalu pedang katana itu akhirnya dapat diraih.Rose seketika menendang perut Adam. Namun tubuhnya tak tergoyahkan.Tak ada perlawanan sedikitpun dari diri Adam. Ia menyadari tak
Read more
Serangan Sebuah Mortir
Sang Komandan Peleton pun terdiam tak dapat menjawabnya.Adam memegang pundaknya lalu berkata. "Kita sebagai pemimpin tidak boleh cepat dalam mengambil kesimpulan. Ada banyak pasukan yang dikorbankan jika kita lengah sedikit saja.""Siap saya salah Jendral!" ucap Letnan Tukman."Ya sudah, tidak apa. Sekarang saatnya kita sisir wilayah hutan ini. Karena mereka masih banyak yang bersembunyi. Jangan bergerak secara sendiri-sendiri. Tetap ikuti perintah!" ucap Adam kepada pasukannya."Siap laksanakan Jendral!" Jawab pasukan.Lalu Adam dan para pasukan pun melakukan penyisiran ke dalam hutan.Hingga sampai pada sebuah lembah yang gelap. Yang di kelilingi tebing yang curam.Secara tak sengaja pasukan yang berada di barisan paling depan mendapati puluhan mayat bergelimpangan. Di antara lebatnya pepohonan.Sontak saja mereka terkejut memandang hal itu.Dan salah satu pasukan melaporkannya kepada sang Jendral."Mohon izin melaporkan Jendral! Kami saat ini berada di sisi barat lembah. Kami mene
Read more
Pembalasan Pasukan Republik
Serangan dari tentara pemberontak telah membuat banyak pasukan berguguran.Namun pasukan Republik tak lantas menyerah begitu saja. Serangan balasan dengan begitu gencar dilakukan.Satu mortir yang menewaskan belasan pasukan dibalas dengan puluhan mortir yang mengarah pada ratusan pemberontak yang bersembunyi di antara lebatnya hutan.Serangan balasan itu membuat pasukan pemberontak kewalahan menghadapi kuatnya bala tentara pasukan Republik.Persenjataan mereka begitu jauh lebih modern dibanding persenjataan pasukan pemberontak yang notabene mereka dapatkan dari mafia setempat.Kini kekuatan pasukan merah berada di ujung tanduk. Mereka melangkah mundur secara perlahan. Sedangkan Pasukan republik mulai bergerak maju.Hingga pada satu titik. Pasukan merah tak dapat lagi melakukan pergerakan.Keberadaan mereka telah terkepung oleh pasukan yang berada di segala sisi.Di sebuah hutan jati, Seorang komandan pasukan pemberontak tengah sibuk melakukan kordinasi kepada seluruh pasukannya untuk
Read more
Kecemburuan Ruly Kepada Adam
"Siap mengerti Jendral!" ucap Letnan Tukman.Kemudian Adam kembali duduk di atas sebuah batu besar di tepian sungai. Semangkuk makanan kembali disantapnya.Di tengah hari yang terasa semakin gelap. Kala matahari perlahan tenggelam di ufuk barat.Suara-suara binatang malam mulai terdengar. Kala itulah kewaspadaan semakin ditingkatkan.Pasukan melakukan penjagaan ketat terhadap segala ancaman. Di tengah peristirahatan Sang Jendral di tengah hutan yang gelap.Tenda-tenda perkemahan digelar. Pasukan secara bergiliran merehatkan tubuh di tengah dinginnya malam.Namun peristirahatan mereka tiba-tiba terganggu oleh sebuah tembakan membabi buta yang dari arah sebuah hutan di atas bukit yang terjal."Lapor Jendral! Perkemahan kami diserang!""Kalian jangan sampai lengah! Karena serangan ini bisa saja akan semakin gencar dilakukan oleh pemberontak di malam hari! Segera lakukan tembakan balasan untuk memukul mundur keberadaan mereka!" seru Adam melalui HT."Siap Jendral!" seru seorang pasukannya
Read more
Kedatangan Seseorang Di Tengah Pertarungan
Seorang Kaki tangan Ruly mengangkat tubuhnya untuk bangun. Lalu sedikit melangkah mundur dari hadapannya.“Maaf Tuan, saya tidak bermaksud membuat Tuan cemburu,” ucapnya dengan raut wajah memelas.“Aku tidak perlu masukanmu! Keluar kau dari ruangan ini!” seru Ruly seraya mengarahkan telunjuknya ke arah pintu.“Baik, saya keluar Tuan,” ucap anak buahnya itu dengan kekecewaan.Lalu ia pun keluar dari ruangan seraya menundukkan kepala.Ruly kembali terlentang di atas kasur. Tiba–tiba suara ponselnya berbunyi.Ia seketika bangkit kembali dan meraih ponselnya yang berada di atas meja.Ruly kemudian mengangkat panggilan itu.“Permisi Tuan, maaf mengganggu istirahat anda. Saya hanya ingin melaporkan bahwa keberadaan Adam Rudiant beserta pasukannya sudah berada dekat dengan keberadaan Tuan. Kurang lebih berjarak 1 kilometer dari sana,” ucap seorang anak buahnya,melaporkan.“Halau mereka dengan tembakan Basoka! Jangan sampai mereka menyentuh markas kita!” seru Ruly.“Siap laksanakan Pak!” jawa
Read more
PREV
1
...
101112131415
DMCA.com Protection Status