Semua Bab GAIRAH CINTA MR. LAWYER: Bab 101 - Bab 110
252 Bab
Lepas Kontrol
“Maaf!” lirih Oliver dengan tatapan lekat. Laki-laki itu bahkan mendekatkan wajahnya ke bibir Sonya dan bersiap membungkam tangisan wanita itu dengan caranya.Sonya tampak terdiam ketika Oliver mendekatkan wajahnya. Tatapan mereka saling bertemu dan menimbulkan getar yang tidak biasa di dalam hati keduanya. Dengan penuh kelembutan, Oliver menghapus jejak air mata di wajah Sonya. Laki-laki itu menggunakan ibu jarinya untuk menghapus buliran bening yang membanjiri wajah Sonya.“Maaf, aku sudah banyak menyakitimu. Aku sadar, aku telah membuatmu terluka!” ucap Oliver dengan tatapan lekat. Ia merasa bersalah melihat kesakitan yang dirasakan oleh Sonya. Laki-laki itu segera meraup bibir Sonya dan menyesapnya dengan penuh perasaan yang membuncah. Ia merasakan debar yang tidak biasa di dalam hatinya. Untuk pertama kalinya, Oliver mengakui pesona seorang Sonya. bibir wanita itu begitu manis dan membuatnya merasa candu dan ingin terus menyesap dan melumatnya dengan penuh hasrat yang membara.S
Baca selengkapnya
Ketika Hati Mulai Terpaut
Pagi-pagi sekali, Sonya sudah beranjak dari ranjangnya. Ia bergegas menuju ke dapur yang ada di apartemen Oliver. Wanita itu tampak terejut ketika melihat seorang pelayan tengah berada di sana.“Nona, Anda sudah bangun?” tanya wanita separuh baya itu dengan senyum di wajahnya.“Y-ya, apa aku boleh membantu Bibi?” ucap Sonya dengan nada penuh kecanggungan. Ia sudah terbiasa melakukan tugas-tugasnya di dapur untuk menyiapkan sarapan.“Jangan, Bibi takut kalau Tuan akan marah. Sebaiknya, Nona kembali saja ke kamar. Biarkan Bibi yang menyelesaikan semuanya!” ucap wanita itu dengan tatapan lekat. Ia tidak ingin Oliver marah melihat Sonya membantunya di dapur.“Bibi, aku sudah terbiasa memasak dan menyiapkan sarapan. Aku yakin, Tuan Oliver pasti tidak akan marah,” jawab Sonya dengan penuh kelembutan. Wanita itu segera membantu sang pelayan yang tengah sibu menyiapkan sarapan.“Nona, kalau Tuan Oliver marah, bagaimana?” pelayan itu tampak ketakutan. Ia tidak ingin tuannya marah karena membia
Baca selengkapnya
Kau Cantik Hari Ini
“N-nona Sonya, apa Anda baik-baik saja?” tanya pelayan itu dengan tatapan cemas.Sonya tampak gugup, ia segera mengangkat wajahnya dan mengangguk. Wanita itu berusaha terlihat baik-baik saja di depan wanita yang tengah mencemaskan dirinya.“Nona, aku harap Anda tidak terlalu mendengarkan ucapan Tuan Oliver. Aku tahu, kalau dia sebenarnya sangat mencemaskan Anda. Hanya saja, Tuan Oliver memang kerap menunjukkan perhatiannya dengan cara yang berbeda.” pelayan itu mengusap lembut punggung Sonya dan berusaha menguatkan hati Sonya. Ia tidak ingin wanita itu merasa sedih dengan perlakuan tuannya.“Bibi, aku tidak apa-apa. Jadi, Bibi tidak usah mengkhawatirkan aku. Semua ini memang murni kesalahanku. Kalau saja aku lebih hati-hati dalam bekerja, mungkin aku tidak akan melakukan kesalahan.” Sonya berusaha menghibur dirinya. Ia tidak boleh terpengaruh dengan sikap Oliver. Apa pun yang dilakukan oleh laki-laki itu memang tidak ada kaitannya dengan dirinya. Tujuannya pulang ke kota ini, semata-m
Baca selengkapnya
Rasa Itu Semakin Nyata
“Cantik!” ucap Oliver dengan tatapan penuh kekaguman. Laki-laki itu seperti tersihir dengan penampilan Sonya yang begitu memukau di hadapannya.“Siapa yang cantik?” tanya Biya dengan tatapan terkejut. Ia menatap wajah Oliver dengan penuh keheranan.“M-maksud Ayah, bunga ini sangat cantik. Mungkin besok Ayah akan membeli bunga segar untuk diletakkan di meja ini!” jawab Oliver dengan nada penuh kecanggungan. Ia benar-benar merasa malu ketika Biya menyadari perkataannya.Biya hanya tersenyum dan menyambut kedatangan ibunya. Anak itu meminta Sonya untuk duduk di sampingnya.“Bunda, Biya mau duduk bersama Bunda!” rajuk anak itu dengan nada manja.Sonya hanya mengangguk dengan penuh kecanggungan. Duduk di samping Biya, itu artinya ia harus berhadapan dengan Oliver. Hal itu tentu saja membuatnya salah tingkah. Bayangan semalam, membuat dadanya berdebar tak karuan.Vier dan Bian tampak menikmati sarapan mereka. Anak itu sesekali tersenyum bahagia melihat keharmonisan keluarga mereka.“Bunda,
Baca selengkapnya
Dia yang Kembali Hadir
“Sonya, kapan kamu mau berterus terang kepada ibumu, mengenai anak-anak kita?” tanya Oliver dengan nada serius.DEG!“Kenapa Anda bertanya seperti itu?” Sonya tampak terkejut dengan pertanyaan yang dilontarkan oleh Oliver. Ia bahkan terlihat sangat gugup di hadapan laki-laki itu.“Tidak, aku hanya ingin bertanya saja. Aku pikir, kamu ingin membawa anak-anak itu ke hadapan ibumu.” Oliver berbicara dengan tatapan lurus ke depan. Entah kenapa, ia ingin Sonya membawa anak-anak itu ke hadapan Dayana. Ia ingin keberadaan anak-anak itu diakui oleh pihak keluarga Sonya.“Aku belum siap dan aku tidak ingin melukai perasaan ibuku. Aku pergi meninggalkannya dalam keadaan tidak baik-baik saja dan aku belum siap berkata jujur kepada orang yang aku cintai!” Sonya tampak tersinggung dengan ucapan Oliver. Bukan dirinya tidak mau membawa ketiga anaknya kepada Dayana, ia hanya takut dan belum siap menghadapi kemarahan ibunya.“Kalau kamu belum siap, aku tidak akan memaksa. Selama mereka bersamaku, mere
Baca selengkapnya
Pasangan yang Cocok
“Sonya, bagaimana perasaanmu kepada Rafael? Apa kamu masih mencintainya?” Dayana bertanya dengan tatapan lekat. Wanita itu tahu kalau putrinya sangat mencintai Rafael.“M-maksud Ibu apa? Kenapa Ibu bertanya seperti itu padaku?” Sonya tampak terkejut dengan pertanyaan ibunya. Ia tidak menyangka Dayana akan bertanya hal yang sangat mengejutkan untuknya.“Sonya, Rafael menyesal karena tidak memberikan kesempatan kepadamu. Dia bahkan sangat ingin bertemu denganmu. Apa kamu juga masih menyimpan rasa yang sama kepadanya?” Dayana kembali menegaskan kalau laki-laki itu masih menyimpan rasa kepada putrinya. Ia bahkan berbicara dengan tatapan lekat.“Bu, setelah Rafael menikah, aku berusaha melupakannya. Aku bahkan melalui ribuan malam untuk dapat menghapus segala kenangan indah di dalam benakku. Sekarang, aku tidak ingin membuka kenangan itu.” Sonya berbicara dengan tatapan sendu. Wanita itu masih mengingat dengan baik kegagalan pernikahannya dengan Rafael.“Kenapa? Apa kamu marah karena Rafae
Baca selengkapnya
Aku Akan Menghabisimu
“M-maksud Ibu apa? Kami hanya sedang berbincang ringan. Kebetulan kami sudah lama tidak bertemu,” ucap Sonya dengan nada gugup. Ia tidak ingin ibunya salah paham melihat kedekatan mereka.“Sonya, kalian berdua memang terlihat sangat cocok. Memang sudah seharusnya kamu menikah dengannya. Hanya saja, waktu itu kalian belum berjodoh!” jawab Dayana dengan senyum kecil yang terukir di wajahnya. Ia merasa sedih karena Sonya pernah gagal menikah dengan tunangan yang dicintainya.“Bu, jangan begitu. Kami benar-benar sedang berbincang santai dan tidak ada maksud apa-apa!” Sonya kembali menjelaskan kepada Dayana kalau mereka tidak ada hubungan apa-apa. Ia bahkan tidak pernah berpikir untuk kembali kepada Rafael, pria yang pernah meninggalkannya.“Sonya, mungkin ibumu ada benarnya. Dulu, kita memang tidak berjodoh. Namun, siapa tahu kalau kita akan berjodoh di masa depan? Kamu bahkan masih terlihat sama di mataku. Aku hanya ingin meminta maaf karena telah mengusir dan memecatmu dari perusahaanku
Baca selengkapnya
Aroma Parfum yang Mengganggu
Pengacara itu tampak terdiam dengan wajah pias. Keringat dingin mengucur deras di pelipisnya. Ia bahkan tidak menyangka kalau kliennya akan menodongkan senjata di kepalanya.“S-saya berjanji akan mengalahkannya. Saya pastikan pihak Anda akan menang,” jawab laki-laki itu dengan nada bergetar.“Ya, saya harap Anda dapat mengalahkan Tuan Oliver. Meski saya sendiri ragu, namun Anda harus mengalahkannya. Saya merasa dipecundangi oleh bocah ingusan sepertinya.” laki-laki setengah baya itu tampak menumpahkan kekecewaannya kepada pengacaranya. Ia bahkan meminta laki-laki itu mengalahkan Oliver untuk membalaskan dendamnya.“Tuan Oliver itu bukan pengacara sembarangan. Sudah banyak kasus yang ditangani olehnya dan hampir semua kasus yang ditangani laki-laki itu, pasti mendapatkan kemenangan. Jadi, saya benar-benar harus mencari cara untuk menumbangkannya.” Pengacara berkepala botak itu berbicara dengan nada serius. Oliver adalah lawan terberat yang pernah ia jumpai di persidangan. Pengacara mud
Baca selengkapnya
Kejutan Darinya
“Parfum? Memangnya ada apa dengan aroma parfumku?” tanya Oliver dengan tatapan keheranan.“A-aku tidak menyukainya dan aku merasa terganggu,” jawab Yura sambil membekap mulutnya. Ia benar-benar merasa tidak nyaman dengan aroma prafum tunangannya.“Yura, bertahun-tahun kita saling mengenal, kamu belum pernah sekalipun memprotes aroma parfumku. Apa kamu lupa? Parfum ini kamu beli ketika sedang pergi berlibur ke London?” ucap Oliver dengan tatapan keheranan. Laki-laki itu berbicara dengan nada penuh penekanan.“Oliver, tapi aroma parfum itu menggangguku.” Yura berbicara dengan tatapan lekat. Ia ingin memberitahu kalau dirinya merasa tidak nyaman dengan parfum yang dipakai oleh tunangannya.“Baiklah, kalau begitu aku tidak akan mendekat kepadamu. Apa kamu sengaja datang ke kantorku?” Oliver bertanya dengan tatapan keheranan. Ia tidak menyangka kalau Yura akan datang ke firma hukum miliknya.“Ya, aku sengaja datang ke sini. Aku hanya ingin mengucapkan selamat atas kemenangan yang kamu dapa
Baca selengkapnya
Siapa Pilihan Hatimu?
“Tidak, ini tidak benar. Apa mungkin wanita itu yang tengah duduk di sana?” lirih Oliver dengan tangan terkepal. Ada perasaan tidak percaya yang kini tengah menggelayuti raganya.“Oliver, kamu mau pesan apa?” Yura tampak begitu perhatian kepada tunangannya. Ia bahkan meminta Oliver untuk memilih menu yang ditawarkan restoran itu.“A-aku terserah kamu saja!” jawab Oliver dengan nada gugup. Tatapan matanya tidak luput dari gerak-gerik seorang wanita yang tengah duduk di seberang sana. Ia sangat yakin kalau wanita itu adalah Sonya.“Baiklah, aku akan pilih semua menunya, ya!” ucap Yura dengan nada penuh semangat. Wanita itu bahkan sudah tidak sabar ingin menikmati berbagai macam menu yang ada di restoran itu.Oliver hanya mengangguk dan terus menatap tajam ke arah Sonya. Jujur, dirinya merasa kecewa dan dibohongi oleh wanita itu. Bukankah Sonya seharusnya sedang berada di rumah ibunya? Lalu, kenapa wanita itu justru pergi berkencan tanpa sepengetahuan dirinya? Apa Sonya tidak memikirka
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
910111213
...
26
DMCA.com Protection Status