All Chapters of Istri Pelampiasan CEO: Chapter 81 - Chapter 90
250 Chapters
Bab 81 : Istri Luar Biasa
[ Datang saja ke kantorku seperti biasa, jangan sampai dia curiga! ]Nic menatap bukti yang dimaksud oleh Aditya di tangannya, sambil mengingat balasan pesan yang dia kirim ke pria itu dua hari yang lalu. Ia meletakkan bukti itu ke meja lantas berdiri.“Aku akan menghubungimu lagi nanti, aku sedikit sibuk.”Pagi itu, Nic memakai setelan baru yang sangat rapi. Bahkan aroma parfum mahal nan exclusive menguar memanjakan hidung orang yang berada di dekatnya.“Apa Anda ada acara?” Tanya Aditya.“Aku harus ke sekolah putraku.”Aditya mengangguk, dia memutar badan saat Nic berjalan keluar. Di dalam hati pria itu terheran, kenapa untuk datang ke sekolah anaknya saja Nic harus memakai baju berharga ratusan juta yang hanya ada lima puluh setel di seluruh dunia.Nic berhenti di depan meja kerja Rio. Sekretarisnya itu berdiri dan memberikan sebuah amplop padanya. Nic membuka dan melihat sebuah kartu berwarna biru tua di dalamnya. Tanpa mengucapkan terima kasih, dia memasukkan amplop itu ke kanto
Read more
Bab 82 : Jatuh Ke Jurang
Cloud dan para wanita penerima penghargaan itu pun turun. Ia berjalan ke kursinya kembali sambil harap-harap cemas apa yang harus dilakukannya karena Nic ada di sana juga. Pria itu masih mematung, sedangkan Jiwa sudah menghampiri Ayuda untuk mengucapkan selamat sampai lupa mohon diri ke Nic yang datang bersamanya.Cloud disambut oleh orangtuanya yang langsung berdiri dan memeluk. Ia memulas senyum bahagia, hingga matanya kembali bersirobok dengan Nic. Cloud pun mengurai pelukan Bianca dan berucap lirih—“Papanya Kala datang.”“Apa?” Bianca kaget. Wajahnya seketika heran dan berubah masam. Ia menoleh ke belakang dan mendapati Nic berdiri menatap ke arah mereka.“Untuk apa dia ke sini? Apa dia diundang?” Gerutu Bianca.Namun, Cloud masih memiliki hati. Ia ingin menghampiri Nic agar pria itu tidak dipandang aneh oleh orang-orang yang hadir, tapi Bianca lebih dulu mencekal pergelangan tangannya.“Mau apa? Sudah! Jangan dekat-dekat sama serigala berbulu domba!”Cloud menelan ludah, dia ben
Read more
Bab 83 : Mengambil Kesempatan Dalam Kesempitan
“Baiklah, karena kamu sudah bicara seperti itu di depan Nic, Papa akan mencoba percaya.”Skala berdiri dari kursinya, dia mengedikkan alis mata memandang Cloud kemudian pergi dari sana. Cloud sendiri tidak bisa mengabaikan Nic begitu saja, banyak mata yang melihat. Ia tidak ingin ada gosip di luar sana tentangnya dan Nic yang malah berimbas ke Kala.“Apa kamu mau ikut jamuan makan malam?” Tanya Cloud. “Seharusnya setelanmu itu kamu pakai nanti malam, bukan sekarang,”sindirnya.Nic hanya diam, dia pun bangkit dan berdiri tepat di depan sang istri. “Aku masih punya banyak setelan seperti ini,”jawabnya dengan jemawa.“Ya sudah, sekarang kamu bisa pulang dan malam nanti jemput aku dan Kala di rumah papa.”Cloud hanpir memutar tumit, tapi Nic lebih dulu mengucapkan selamat padanya.“Cloud, selamat!”“Apa?”“Selamat atas penghargaan yang kamu terima,” ulang Nic.“Hem … terima kasih!” Cloud membalas tanpa menunjukkan rasa senang. “Kamu bisa masuk dulu jika ingin berbincang dengan kenalanmu …
Read more
Bab 84 : Kenapa Jahat Ke Papa?
Nic pun pasrah saat Kala menarik tangannya. Namun, langkah pria itu terhenti saat melihat Cloud sudah mendekat dan berhenti di ambang pintu. Baik Nic dan Kala pun tertegun. Mereka sama-sama mengagumi keanggunan juga kecantikan Cloud yang tampak mengenakan gaun berwarna putih dengan lengan panjang.Nic menelan ludah. Meski dada dan birahinya terpacu melihat kemolekan tubuh sang istri, tapi dia bersyukur Cloud tidak mengenakan gaun belahan tinggi seperti saat pesta pernikahan mereka lima tahun yang lalu. Pasti banyak tamu pria di sana, Nic tidak ingin sampai mata mereka jelalatan melihat kecantikan istrinya.“Mama cantik banget,” puji Kala. “Iya ‘kan, Pa?” Bocah itu menoleh Nic, menuntut persetujuan dari ucapannya barusan.“Hem … mama sangat cantik,” jawab Nic.Cloud menarik sudut bibir, dia menyadari tatapan Nic yang terpukau dengan penampilannya malam itu. Ia tak peduli, di dalam hati Cloud memang sengaja ingin membuat Nic menyesal sudah mencampakannya lima tahun ini.“Kita berangkat!
Read more
Bab 85 : Tangis Penyesalan
Cloud memejamkan mata, dia meneyesal sudah berkata seperti itu di depan Kala. Cloud menyandarkan punggung dengan kasar lalu membuang muka. Ia benar-benar emosi. Cloud benci kenapa Nic berubah di waktu yang tidak tepat, kenapa tidak jauh sebelum kontrak pernikahan mereka akan berakhir seperti ini. “Aku akan mengantar kalian pulang ke rumah Papa,” ucap Nic. Ia menoleh Kala dan menasihati. “Kala, tidak baik bicara begitu. Malam ini pulang ke rumah Mabibi dan Opa, izin dulu jika boleh baru menginap.” “Apa Mama dan Papa memang sudah bercerai? Apa kalian memang berpisah?” Pertanyaan Kala membuat Cloud memijat pelipis. Hatinya benar-benar hancur, kenapa harus malam ini. Cloud masih benar-benar belum siap. Kala menangis terisak dan Cloud memilih untuk membiarkannya. “Kala, ada hal yang belum bisa Papa dan mama jelaskan untuk saat ini.” Nic mencoba tetap tenang di tengah Cloud yang sudah frustasi. “Lalu jelaskan ke aku, kenapa mama dan papa tidak tinggal satu rumah? Bukannya keluarga harus
Read more
Bab 86 : Tak Ingin Perhatian
“Kala mau sosis?”Skala dan Bianca saling lirik. Semalam Bianca bercerita ke Skala tentang cucunya yang marah. Namun, pagi itu Kala sepertinya sudah baik-baik saja. Anak itu mengangguk saat Cloud menawari sosis untuk sarapan.Cloud meletakkan sepotong sosis ke piring Kala, dia mengusap belakang kepala anak itu sebelum meminta Kala menghabiskan makanan di piringnya.Cloud sendiri bersikap biasa, dia hampir memasukkan makanan ke dalam mulut, saat menyadari tatapan dua orang yang ada di seberang kursinya. Skala dan Bianca pun merasa canggung lalu membuang pandangan.“Salim dulu sama Mabibi dan Opa!” Pinta Cloud seperti biasa sebelum Kala berangkat sekolah.Anak itu menurut dan mendekat, bahkan mengucapkan kalimat pamit seperti biasa. Bianca malah merasa bersalah, dia menahan Cloud sebentar saat putrinya itu akan keluar rumah.“Kenapa Ma?”“Apa Kala baik-baik saja?”Cloud memandang Kala yang berdiri di teras, dia membuka kunci jarak jauh dan Kala pun mendekat masuk setelah melihat lampu m
Read more
Bab 87 : Bisakah Memberi Kesempatan?
Cloud akhirnya menghubungi Nina, meminta bantuan gadis itu untuk menjemput Kala saat pulang sekolah nanti, sedangkan dia ingin melihat kondisi Nic. Cloud sendiri tidak bisa langsung pergi ke rumah pria itu karena masih memiliki jadwal rapat bersama bagian pemasaran.Meskipun berniat datang, tapi Cloud berharap setelah rapat Nic sudah baikan, sehingga dia tidak perlu datang menjenguk. Namun, harapannya pupus saat dia menghubungi mbok Cicih. Pembantunya itu berkata bahwa Nic tetap tidak mau keluar dari kamar Kala, bahkan menolak bertemu dengan Rio yang datang.“Lalu apa Rio sudah pergi? Apa tidak bisa dia memanggilkan dokter untuk atasannya?”Cloud sedikit menggerutu, dia membuang napas kasar dari mulut sambil masuk ke dalam lift untuk turun menuju lobi mengambil mobil.“Tuan meminta mas Rio untuk kembali ke kantor memeriksa pekerjaan. Tuan bilang jika kondisinya sudah membaik dia akan bekerja nanti malam.”“Bagaimana dia bekerja kalau dia tidak mau makan dan minum obat?” Nada bicara Cl
Read more
Bab 88 : Pahala Istri
Cloud sebenarnya ingin membalas pelukan Nic, tapi berakhir hanya mengepalkan tangan. Alih-alih mengucapkan kalimat yang suaminya nantikan, Cloud malah meminta Nic melepas pelukan.“Kamu harus makan dan minum obat. Tolong lepaskan pelukanmu!”Nic memejamkan mata, hatinya terasa seperti tertusuk belati. Rasanya sangat nyeri tapi tak terlihat mengeluarkan darah. Ia pun perlahan mengurai pelukan dan menunduk seolah tak berani menatap Cloud.“Aku datang bukan untuk kembali menjadi istrimu, aku datang karena mbok Cicih dan yang lain mencemaskan kondisimu,”ujar Cloud. “Seperti apa yang tertulis di perjanjian itu, bagiku hubungan kita hanya tinggal dua bulan,”imbuhnya.Nic terdiam, sedangkan Cloud mengambil thermometer yang terjatuh lalu membetulkannya lagi. Ia meletakkan benda itu di ketiak Nic dan menunggu sampai berbunyi.“Tiga puluh delapan, pantas badannya terasa panas sekali.” Cloud bermonolog. Ia berdiri lalu mengambil kantong plastik yang dibawa. Wanita itu mengeluarkan kompres sekali
Read more
Bab 89 : Cloud Balas Dendam #1
Cloud ragu, jika mengiyakan dia takut Nic berpikir dirinya masih seperti yang dulu, tapi jika menolak dia tak tega melihat pria itu tidak makan. Alhasil Cloud mendekat ke nakas. Ia mengambil sendok Nic dan mencicipi kuah sop iga dari mangkuk. “Rasanya enak, jadi masalah bukan di makanannya tapi lidahmu. Aku buatkan makanan juga pasti akan terasa pahit.” Nic kecewa. Ternyata sangat susah membuat Cloud mematuhi ucapannya seperti dulu. Ia memilih tak menjawab, dan istrinya tampak berdecak sebal. “Kamu harus minum obat, aku akan minta mbok Cicih membawakan air lagi.” Cloud berpaling sambil membawa gelas di tangan. Namun, langkah kakinya terhenti saat Nic berucap, “Kamu bilang ingin pahala, tapi membuatkan makanan untukku saja enggan dan beralasan.” Cloud membuang napas panjang, bahunya sampai turun karena ucapan Nic cukup membuatnya kalah telak. Ia hampir memutar tumit untuk menyangkal ucapan Nic, tapi suara Kala lebih dulu terdengar. “Papa …. papa, Papa di mana? Apa Papa sakit?” An
Read more
Bab 90 : Hanya Butuh Percaya Diri
“Apa kamu mau? Meski itu racun?”Cloud mengulangi pertanyaannya, tapi Nic bungkam. Mereka diam karena Kala tampak keluar dari kamar mandi. Kemarin anak itu sudah berpikir mamanya jahat, apalagi jika sampai mendengar Cloud meminta hal gila ke Nic.“Mama, kita tidur di sini ‘kan nemenin Papa?”Cloud menggeleng memandang Nic, setelah itu menoleh ke Kala. “Tidak bisa Kala, besok Mama ada acara. Mama juga tidak punya baju lagi di sini,” jawabnya.Nic tersenyum hambar, bagaimana mungkin Cloud tidak memiliki baju jika lemari bajunya saja lebih dari satu, wanita itu juga tidak membawa semua pakaian saat pergi dari rumah. Hal ini semakin membuat Nic sadar bahwa Cloud memang sudah tidak mau lagi berada di sisinya, atau lebih tepatnya dia harus ekstra berusaha agar wanita itu luluh dan kembali ke pelukannya.Tentu saja wajah Kala kecewa mendengar jawaban dari Cloud. Anak itu lagi-lagi memandang iba Nic, lalu naik ke atas kasur. Kala mengulangi apa yang dia lakukan saat datang tadi, menyentuh ken
Read more
PREV
1
...
7891011
...
25
DMCA.com Protection Status