All Chapters of Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!: Chapter 21 - Chapter 30
98 Chapters
Bab 21 - Tak Mau Mengerti
"Cukup Ma," kata Aland."Percaya pada mama Al, tiap kali Zara memasak makanan seafood pasti seperti ini rasanya," tagas mama Emma, bicaranya pelan namun penuh dengan penekanan. Sungguh, dia ingin kali ini Aland mendengarkan apa yang dia utarakan.Rasa makanan ini tak bisa mereka abaikan begitu saja, pasti ada hubungannya dengan Zara.Sementara Aland justru menghembuskan nafasnya kasar, sebuah tanggapan yang justru seolah kecewa, tanggapan yang seolah justru meminta mama Emma diam."Pelayan!" panggil mama Emma, kini tak ada yang bisa menghentikan dia. Karena mama Emma memiliki keyakinannya sendiri."Iya Nyonya, ada yang bisa saya bantu?" tanya pelayan itu ketika dia sudah berdiri di hadapan dua pelanggan."Siapa yang memasak makanan ini? rasanya sangat enak," tanya mama Emma."Yang memasak adalah koki restoran ini Nyonya, tapi resepnya dari Nyonya Zoya, pemilik restoran ini," jelas sang pelayan apa adanya.Membuat mama Emma mengangguk-anggukan kepalanya tanda paham. "Baiklah, terima
Read more
Bab 22 - Kebagian Punggung
Zoya sontak tertawa hambar saat mendengar pertanyaan yang diajukan oleh Mama Emma. Meski dalam hatinya bergemuruh merasa takut. Dengan gamblangnya mama Emma mempertanyakan tentang Austin.Sedangkan Aland sudah menatap sang mama dengan mata yang mendelik."Kenapa Oma bertanya seperti itu pada mamaku?" tanya Austin, suaranya yang kecil mampu menggetarkan hati semua orang dewasa di sana. Zoya bahkan langsung berjongkok untuk memeluk sang anak.Tapi belum sempat Zoya bicara sepatah katapun, Aland sudah lebih dulu berucap. "Maaf Austin, Oma Emma tidak bermaksud apapun menanyakan tentang hal itu. dia hanya salah bicara," ucap Aland. Mama Emma sendiri mulai menyadari bahwa dia salah, ego di dalam hatinya membuat dia menyakiti perasaan Austin."Maafkan aku Zoya, aku tidak bermaksud seperti itu," kilah mama Emma, tapi kini Zoya bukanlah wanita yang mudah untuk diajak bernegosiasi. Dengan menggendong sang anak, Zoya kembali bangkit berdiri. Dia sedikitpun tidak menatap ke arah mama Emma, nam
Read more
Bab 23 - Menemukan Dunianya
Aland masih berdiri di posisi yang sama sampai Zoya tak terlihat lagi di matanya. Sebenarnya Aland pun seringkali menebak apakah Zoya adalah Zara, berulang kali dia temukan kesamaan di antara mereka berdua.Tapi wajah yang berbeda dan identitas yang tak sama membuatnya sulit untuk mengidentifikasi. Aland masih butuh waktu untuk mengurai semua teka-teki ini. Dan kedatangan Mama Emma membuat rencananya jadi buyar."Pak Aland, ayo masuk!" teriak seorang guru dari arah dalam sekolah. Aland pun sontak menoleh dan menganggukkan kepalanya sebagai jawaban iya.Jam 7 lewat 15 menit, pintu gerbang telah di tutup. Anak-anak sudah dipastikan datang semua. Sekolah taman kanak-kanak ini tidak terlalu besar, mereka bahkan hanya mampu menerima murid sebanyak 30 murid saja.Sebenarnya jasa guru juga tidak banyak, Aland diterima karena dia tidak dibayar sedikitpun dari sekolah. Hanya sebagai pembantu pengajar. Itulah kenapa Aland diberi keleluasaan, boleh masuk atau tidak.Kegiatan belajar mengajar pun
Read more
Bab 24 - Jangan Sampai Mama Zoya Tahu
"Permisi Tuan, aku harus menjawab panggilan ini.""Ya ya ya, pergilah," balas Peter, dia masih saja tersenyum melihat Aland. Diantara dia dan Aland hanya selisih umur 5 tahun, Aland lebih muda darinya. Aland seusia dengan sang istri- Ressa.Peter lihat dengan jelas saat Aland berlari masuk ke dalam rumah, dia geleng-geleng kepala sendiri. "Sepertinya itu panggilan telepon dari kekasihnya," gumam Peter, sok tau.Tiba di dalam kamarnya, Aland langsung menjawab panggilan telepon dari Erile. "Bagaimana? kamu sudah mendapatkan data pria itu?" tanya Aland bertubi, bicara menggebu tidak sabar."Sudah Tuan, tidak ada pria bernama Roland Lewis. Seluruh keluarga Lewis pun tak memiliki keturunan bernama Roland. Sepertinya nyonya Zoya hanya mengarang saja," jelas Erile, telah banyak orang yang dia pekerjakan untuk mencari data tersebut. Erile yakin 100 persen dengan laporannya ini.Dan mendengar laporan itu bibir Aland pun tersenyum, entah rahasia apa yang menunggunya di depan sana. Tapi tiap keb
Read more
Bab 25 - Benarkan Itu Alasannya?
Pulang sekolah Aland mendekati Austin yang sedang berjalan menuju gerbang sekolah, dia bahkan langsung mengelus puncak kepala anak itu dengan lembut. Austin yang sedikit terkejut langsung menoleh ke atas, lalu tersenyum lebar ketika melihat Daddy barunya yang datang. "Daddy, siang nanti datang ke restoran tidak?" bisik Austin, panggilan Daddy memang masih rahasia untuk mereka berdua saja. "Hem, Daddy akan datang untuk bertemu dengan mu."Austin sontak berjingkrak kegirangan. Mereka terus berjalan bersama hingga tiba di luar sekolah."Austin!" panggil om Rama di ujung sana. Senyum Aland jadi surut saat melihat pria itu, ada sedikit rasa tidak terima ketika melihat pria itu memiliki hubungan yang dekat dengan Austin."Daddy, aku pulang dulu ya? itu adalah Om Rama," kata Austin pula. Aland mengangguk, nanti saat dia datang ke restoran Aland akan meminta penjelasan tentang hal ini. sebenarnya Apa hubungan Austin dan Zoya dengan pria itu. Setelah melihat sang Daddy mengangguk, Au
Read more
Bab 26 - Zoya Semakin Jadi Misteri
"Austin, apa kamu tau om Rama dan mama Zoya sebenarnya memiliki hubungan seperti apa?" tanya Aland.Dia lihat dengan jelas di ujung sana Rama dan Zoya yang saling memeluk erat, Aland melihat sekilas dan langsung bertanya seperti itu kepada Austin."Om Rama adalah temannya Mama," jawab Austin sesuai yang dia tau."Apa mereka sering peluk-pelukan seperti itu?""Iya, sering, aku sampai tidak bisa menghitung berapa kali.""Apa kalau teman boleh saling memeluk?""Boleh, aku dan Elea juga sering berpelukan.""Berarti Daddy dan mama boleh berpelukan juga?""Iya, boleh," jawab Austin.Aland lantas tertawa sendiri, entah apa yang sebenarnya dia bicarakan dengan sang anak. Namun kini saat Aland kembali melihat ke arah Zoya, wanita itu sudah melepaskan pelukannya.Tidak mungkin Jika mereka hanya berteman. Batin Aland.Aland kemudian menatap lagi ke arah Austin, "Apa Austin juga pernah memanggil Daddy pada om Rama?" tanya Aland.Seketika dia merasa cemburu tentang hal itu. Rasanya tidak terima
Read more
Bab 27 - Mama Bohong Padaku Kan?
"Kamu serius?" tanya Rama dengan bibir yang mulai tersenyum. Meski sebenarnya dalam hati bertanya-tanya kenapa Zoya cepat sekali berubah pikirannya. Beberapa saat lalu Zoya begitu ragu, namun sekarang Zoya sudah mengambil keputusan.Tapi rasa bahagia yang ada di dalam hatinya menepis semua pertanyaan itu, dia pilih untuk menyambutnya dengan senang.Sementara Zoya hanya mampu tersenyum hambar, lalu mengangguk. Entah apa yang akan dia hadapi di depan setelah mengambil keputusan seperti ini. Tapi yang jelas sekarang dia harus menjauh dulu dari Aland.Pria itu begitu bahaya untuknya."Apa maksudnya pembicaraan mama dan om Rama? apa aku dan mama akan pergi ke kota?" tanya Austin, sedikit-sedikit dia mendengar pula pembicaraan kedua orang dewasa itu."Ayo kita pulang dulu," jawab Rama kemudian. Mereka bisa membicarakan tentang hal ini di rumah nanti.Zoya mengangguk, sedangkan Austin hanya bisa mengikuti keputusan semua orang.Saat keluar dari ruangan tersebut, Zoya sudah tidak melihat Ala
Read more
Bab 28 - Hal Paling Gila Yang Pernah Aland Terka
Mendengar nama Aland Floyd dibawa-bawa oleh Austin membuat Rama tak bisa mengabaikannya lagi. Pasti ada benang merah yang membuat Zoya terhubung dengan keluarga konglomerat tersebut.Rama bahkan menatap Zoya lebih intens, sangat berharap juga tak ada yang ditutup-tutupi diantara mereka berdua. Jika Aland Floyd sudah mengatakan bahwa pria bernama Roland Lewis tak ada di dunia ini, itu pasti sebuah fakta. Karena tak mungkin Aland bicara omong kosong, pria itu pasti telah mendapatkan data."Austin, buka pintunya lebih dulu sayang. Sulit untuk bicara seperti ini," kata Rama. Setelahnya terdengar suara pintu yang terbuka. Austin membukanya dan langsung mendapatkan pelukan erat dari sang mama.Hanya pelukan erat tanpa kata-kata. Rama yang berdiri hanya mampu mengelus puncak kepala Zoya dan Austin secara bersamaan menggunakan kedua tangannya. "Austin, maafkan om Rama ya? Om tidak bermaksud menggantikan papamu," ucap Rama setelah keadaan cukup reda. Zoya telah melerai pelukan sang anak, ju
Read more
Bab 29 - Bagaimana?
Setelah panggilan itu terputus Aland segera berlari keluar dari dalam kamarnya. Dia tak ingin mengulur waktu dan ingin segera menemui Zoya.Aland harus meluruskan semua informasi yang dia dapat. Karena keyakinan tentang Zoya adalah sang istri dan Austin anak mereka semakin kuat dia rasakan. Meski terlihat tak masuk akal namun Aland menepis semua keraguan itu.Kepergiannya yang tergesa-gesa terlihat pula oleh nyonya Ressa yang sedang menyiapkan makan malam. "Kenapa pak Guru buru-buru seperti itu?" gumam Ressa, namun dia hanya mengedikkan bahu, tidak berteriak untuk memanggil, hanya merasa heran saja.Dengan kecepatan cukup tinggi Aland melajukan motornya menuju rumah Zoya, pandanganya langsung menangkap 2 mobil yang keluar dari halaman rumah tersebut. Mobil siapa itu? batin Aland. Tak tahu jika mobil itu membawa Zoya dan Austin pergi, Aland langsung masuk ke area rumah Zoya. Langsung disambut oleh bibi Una yang berdiri di depan teras. "Bi, apa Zoya ada?" tanya Aland, dia belum tu
Read more
Bab 30 - Langkah Yang Paling Benar
"Rama Elmer, ku rasa kita pernah bertemu beberapa kali di sebuah event. Aku yakin kabar tentang istriku yang kabur 6 tahun lalu terdengar pula olehmu dan sekarang semua bukti mengarah pada Zoya dan Austin. Itulah kenapa aku tidak bisa melepaskan mereka," ucap Aland, bicara dengan sorot matanya yang nampak begitu dingin. Rasa sepi, penyesalan dan khawatir yang selama ini bersemayam di dalam hatinya kini tergambar jelas dari sorot mata itu.Membuat Rama seketika kehilangan semua kata-kata. Beberapa kali pemikiran seperti itu pun terbesit pula di dalam benaknya namun selalu Rama tepis. Tapi sekarang dia justru mendengarnya langsung dari Aland Floyd."Jika tak ingin masalah ini berkepanjangan, tolong ... bujuklah Zoya untuk melakukan tes DNA antara aku dan Austin. Jika hasilnya negatif aku akan pergi dari kalian," timpal Aland kemudian. Dia mengambil satu langkah mundur. "Tapi jika hasilnya positif, aku mohon mundurlah. Besok aku akan menemui mu di Kota," timpal Aland lagi.Setelahnya dia
Read more
PREV
123456
...
10
DMCA.com Protection Status