All Chapters of Istriku Ayo Kita Menikah Lagi!: Chapter 51 - Chapter 60
98 Chapters
Bab 51 - Menghapus Semua Jejaknya
Zoya sontak tertawa mendengar jawaban Aland tersebut, entah kenapa apapun yang keluar dari mulut pria ini terdengar seperti bualan di telinganya."Ya ya ya, semua hartamu akan beralih atas nama Zara Audie," kata Zoya, justru meledek ucapan pria tersebut. Seolah pemindahan tentang harta itu hanyalah hal sepele bagi Aland, sementara pikiran yang ada di dalam kepala Zoya sangat kompleks, mama Emma dan kak Prisila tidak akan pernah menyetujui tentang hal itu."Kamu tidak percaya padaku?""Tidak," balas Zoya dengan cepat."Tapi aku akan benar-benar melakukannya, dan saat semuanya sudah beres kamu harus terima untuk jadi istriku lagi." Aland tersenyum dengan lebar, sampai membuat Zoya seketika terdiam, karena mendadak takut jika Aland benar-benar menuruti permintaannya tersebut.Masih duduk dengan jarak yang sangat dekat di sofa itu, Aland pun merogoh ponselnya di dalam saku celana. Dia coba untuk menghubungi sang kakak.Saat panggilan telepon itu terhubung, Aland tidak beranjak dari dudukny
Read more
Bab 52 - Hanya di Dalam Hati
"Aland, ponselmu berdering, mungkin itu panggilan telepon yang penting," ucap Zoya, dia coba mendorong Aland agar bangkit dari atas tubuhnya.Aland yang juga mendengar suara ponsel itu pun dengan segera menuruti ucapan sang istri, tapi meski begitu dia tidak benar-benar melepaskan Zara. Karena di saat mereka kembali duduk Aland tetap memeluk pinggang istrinya lalu mengambil ponsel yang ada di saku celananya.Ternyata panggilan telepon tersebut berasal dari Rama.Aland cukup memahami kenapa pria ini menghubunginya, pasti sebelumnya Rama telah berulang kali menghubungi nomor ponsel Zara tapi tidak mendapatkan jawaban, karena itulah Rama kini menghubungi dia."Ini adalah panggilan telepon dari Rama, aku akan menjawabnya," ucap Aland, meminta izin kepada sang istri untuk menjawab panggilan telepon tersebut.Sedangkan Zoya hanya diam, enggan menjawab. Dia merasa hubungan mereka belum sedekat Itu untuk saling meminta izin satu sama lain, apalagi hanya demi sebuah panggilan telepon."Halo,"
Read more
Bab 53 - Pelukan Mereka Bertiga
"Ada apa ini?" tanya mama Sofia yang tiba-tiba datang ke rumah Rama siang ini. Dahinya berkerut ketika melihat keramaian di ambang pintu rumah sang anak. Bingung juga saat melihat ada sebuah mobil mewah terparkir di halaman rumah, mobil yang jelas bukan milik Rama.Dan suara Mama Sofia tersebut akhirnya membuat pelukan antara Aland dan Austin pun terlepas. Austin yang merasa takut pada wanita paruh baya itu langsung memeluk Daddy Aland dengan erat, seolah tak ingin dilepaskan. Austin takut jika tiba-tiba nenek Sofia mengambil dia dan dibawa pergi lalu ditinggalkan seperti kemarin. Kejadian itu membuat bocah kecil tersebut merasa trauma. Aland yang memahami keadaan Austin pun langsung menggendong sang anak, juga memeluknya erat."Aland Floyd?" tanya mama Sofia pula ketika dia sudah berdiri di hadapan semua orang, tatapannya hanya tertuju pada seseorang yang dia sebut namanya. Seperti tidak menyangka bahwa dia akan bertemu dengan salah satu anak konglomerat di sini. Bibir Mama Sof
Read more
Bab 54 - Pura-pura Tidak Mendengar
Aland bergerak lebih dulu untuk melerai pelukan mereka bertiga, dia kemudian memanggil dua anak buahnya yang wanita untuk menemani Zara membereskan semua barang-barang sebelum mereka pergi meninggalkan rumah ini. "Kita tunggu mama di sini saja ya?" pinta Aland pada sang anak, dan Austin langsung mengangguk setuju. Dia bahkan langsung memeluk Daddy Aland lagi dengan sangat erat, masih tidak percaya bahwa Daddy Aland adalah ayahnya yang sesungguhnya. "Masuklah, aku akan menunggu di sini," kata Aland pada sang istri. Zoya hanya bisa mendesah pasrah, bersama dua anak buah Aland tersebut mereka pun masuk ke dalam rumah. Langsung bertemu dengan Rama dan mama Sofia di ruang tengah. "Wah wah wah, benar-benar wanita licik. Kamu mendekati anakku, lalu hendak kembali pada mantan suami mu. Astaga! Kenapa ada wanita seperti mu di dunia ini?" kata mama Sofia yang merasa geram, kesal juga saat mengetahui bahwa Zoya dan Austin terhubung dengan keluarga konglomerat tersebut, ada rasa iri di dala
Read more
Bab 55 - Memperbaiki Komunikasi
Beberapa pelayan segera membereskan semua barang-barang milik Zoya dan Austin, disusun dalam lemarinya masing-masing dengan sangat rapi.Aland meletakkan semua baju sang anak di kamar yang sama dengan dia dan Zoya, Aland tak ingin mereka sampai berpisah lagi.Sejak datang hingga malam menjelang, Zoya lebih banyak diam. Hanya kadang memperhatikan kebersamaan Austin dan Aland yang begitu dekat.Sehabis makan malam, Aland bahkan masih terus memangku Austin. Mereka bertiga duduk di ruang tengah menonton series kartun kesukaan bocah 6 tahun tersebut.Aland dan Austin bahkan tertawa bersama saat ada adegan yang lucu."Yah iklan," ucap Austin, mengeluh karena tontonannya jadi terjeda."Daddy akan membelikan mu DVD lengkapnya, jadi kita akan menonton tanpa terganggu oleh iklan. Tunggu ya," jelas Aland, dia langsung mengambil ponselnya di atas meja coba untuk menghubungi Erile, namun belum sempat ponsel itu terambil Zoya dengan segera mencegah niatnya."Tidak!" cegah Zoya, "Austin sudah lama
Read more
Bab 56 - Akan Menunggu
Waktu pun bergulir.Aland melakukan segala cara untuk membuat Zara dan Austin merasa nyaman berada di dekatnya. Tentang Rama sudah coba Aland akhiri sebaik mungkin, bahkan Aland diam-diam menemui pria itu dan mengucapkan terima kasih atas semuanya. Tentang Restoran Zoya ternyata pun yang membelinya adalah Aland. Semua kesungguhannya atas Zoya kini tunjukkan pada semua orang. Sampai akhirnya Rama tak bisa berkata-kata apa dan pilih mundur secara perlahan. Apalagi setelah sang mama menerima sejumlah uang dari Aland membuatnya merasa tak memiliki wajah lagi di hadapan Zoya. Bersama dia justru hanya akan terasa egois yang terasa, karena sampai kapanpun mama Sofia memang tak akan bisa menerima Zoya dan sang anak.Kini Austin juga mulai bersekolah di sekolahnya yang baru. Sekolah pilihan Aland dan Austin sendiri. Mama Emma dan Prisila sebenarnya sudah sangat tidak sabar untuk bertemu dengan Zoya dan memeluk Austin secara langsung, tapi Aland belum memberikan signal apapun. Masih me
Read more
Bab 57 - Terima Aku Yang Sekarang
Disaat Aland terus mencoba untuk memperbaiki hubungannya dengan sang istri, Zoya justru semakin berulah dan selalu berusaha membuat Aland marah.Zoya terus menunjukkan sikapnya yang egois, berharap jika dia bersikap seperti itu maka Aland akan melepaskannya dengan mudah."Cukup Al, aku muak mendengarmu terus memanggilku dengan sebutan Zara, Zara dan Zara, aku benci nama itu!" kesal Zoya, mereka sudah tinggal bersama hampir satu bulan, tapi belum juga menemukan kecocokan, tidak, masalahnya adalah Zoya selalu memasang dinding pembatas di antara mereka berdua."Maafkan aku, Zara. Maaf maksud ku Zoya," jawab Aland, dia sampai bingung bagaimana caranya lagi untuk bisa mendapatkan hati sang istri, karena apapun yang dia lakukan selalu saja salah di mata Zara."Aku tidak mau lagi mendengarmu memanggilku dengan sebutan Zara! Kamu paham tidak sih?!" ketus Zoya, mereka beradu argumen di saat Austin tengah terlelap.Aland mengangguk pasrah, "Maafkan aku," katanya sekali lagi, bicara dengan na
Read more
Bab 58 - Jangan Di Hadapan Austin
Mama Emma benar-benar datang seorang diri ke apartemen Aland, sementara Prisila hanya mengantar sang mama dan kemudian pergi.Wanita paruh baya tersebut tidak hanya datang dengan tangan kosong, tapi dia banyak sekali barang bawaan di kedua tangannya. Ada makanan kesukaan Austin, juga beberapa mainan yang telah cukup lama dia belikan untuk sang cucu, tapi baru kesampaian sekarang untuk memberikannya secara langsung.Bahkan saat hendak menekan bell apartemen tersebut Mama Emma merasa kesusahan. Dia sampai meletakkan beberapa barang bawaannya di lantai baru menekan bell.Tak butuh waktu lama, pintu itu pun terbuka dan nampaklah seorang pelayan yang menyambutnya."Nyonya, silahkan masuk," sambut bibi Mia, dia juga buru-buru membantu sang nyonya untuk membawa semua barang bawaan itu."Ma," sambut Aland pula, dia datang sambil menggendong Austin.Sebuah pemandangan yang membuat hati Mama Emma terenyuh. Kedua matanya sampai berkaca-kaca melihat Aland yang kini sudah berhasil menemukan sang a
Read more
Bab 59 - Tidak Perlu Minta Maaf
"Ayo kita keluar," ajak Aland, dia kembali menjangkau tangan sang istri untuk diajak keluar dari dalam kamar tersebut tapi dengan cepat Zoya menepisnya."Kenapa? Tidak ingin keluar? kamu harus selalu di dekat Austin, bagaimana jika mama Emma menyakitinya?" kata Aland lagi, lengkap dengan banyak pertanyaan yang tak bisa Zoya jawab.Pada akhirnya Zoya hanya diam saat tangan kanannya kembali ditarik keluar dari dalam kamar tersebut. Ada sedikit rasa sakit di dalam hatinya mengenai perkataan Aland padanya, tentang menunjukkan kebenciannya pada semua keluarga Floyd, jangan ditunjukkan di depan sang anak.Zoya membuang nafasnya dengan kasar, selalu saja menemukan titik di mana dia tidak bisa melawan Aland.Kini Aland dan Oma Emma sudah berada di ruang tengah, Austin memakan pizza yang dibawakan oleh sang nenek. Sementara di meja juga berderet beberapa mainan baru yang dibelikan oleh wanita paruh baya tersebut."Ma, ayo kita makan pizza ini bersama-sama. Rasanya sangat enak, aku suka!" kata
Read more
Bab 60 - Aku Harus Bagaimana?
Saat malam hari, Zoya langsung mengurung dirinya di dalam kamar setelah makan malam. Dia tidak ikut berkumpul bersama Austin, Aland, dan Oma Emma. Tapi Zoya sengaja membuka sedikit pintu kamarnya hingga dia masih mampu mendengar apa saja yang dibicarakan di ruang tengah tersebut. Tidak ada suara TV yang terdengar, yang terdengar hanyalah Oma Emma yang sedang membacakan banyak dongeng untuk sang anak. Sesekali Austin menyahut menanggapi bacaan dongeng tersebut. Dan Aland ada yang paling keras tertawa ketika mendengar anaknya bicara tak masuk akal.Ada hati yang terasa tersemat saat mendengar kebersamaan mereka, karena nyatanya bagi Austin dia saja memang tidak cukup. Austin memang membutuhkan semua keluarganya. Diam-diam Zoya menangis. "Ya Tuhan, Kenapa dadaku sesak sekali. sekarang aku jadi bingung sendiri dengan kehidupanku, dengan apa keinginanku selanjutnya," gumam Zoya.Sungguh, saat saat ini dia seperti kehilangan arah. Kakinya entah berpijak di jalan yang mana. "Kadang a
Read more
PREV
1
...
45678
...
10
DMCA.com Protection Status