All Chapters of Istri Sah Presdir Yang Terbuang: Chapter 21 - Chapter 30
129 Chapters
Bab 21. Serangan Kedua Axel
Restoran Emily mendadak sepi setelah aksi siaran langsung Felisha. "Tenang, Emily. Kita pasti bisa mengembalikan keadaan restoran seperti semula." Dayana dan Emily sedang duduk di kursi pelanggan. Tampak kosong tanpa pengunjung. Di beberapa sudut para pegawai restoran juga duduk karena tidak ada pekerjaan."Maafkan kami, Bu Emily, Bu Dayana. Karena keteledoran kami, restoran menjadi seperti ini," ucap kepala chef."Jangan berkata seperti itu. Artinya kalian mengakui kesalahan. Proses hukum akan berjalan, kita pasti akan mengembalikan nama baik restoran ini," jelas Emily."Dengarkan Bos kalian bilang apa! Anggap saja beberapa hari ini kita melemaskan otot," sahut Dayana."Tapi, bagaimana dengan bahan makanan di dapur, Bu?""Aku pikirkan nanti." Emily mencoba berlapang hati dengan semua kerugian ini.Bukan hanya sepi. Namun, ada beberapa orang yang sengaja datang hanya untuk menghujat dan memperdalam masalah.Seorang wanita datang dengan wajah marah. "Aku mau ketemu Bos restoran ini!
Read more
Bab 22. Makam Emily
Orang yang berhati malaikat benar-benar akan dikelilingi malaikat penolong.Sebuah video yang sudah diracik oleh David sedemikian rupa telah beredar. Felisha mengeluarkan seekor kecoa mati dari sebuah toples yang diambil dari dalam tasnya. Sayang video itu tanpa suara, tapi tampak jelas jika yang ada di sana tertawa lepas saat melakukannya."Skakmat! Wanita rubah itu pasti sedang menangis darah sambil berguling di depan Sean." Danaya menghentak nafas dari mulut sambil berteriak kemenangan.Emily tersenyum lega. Dia sangat bahagia dengan semua itu, tapi ... terselip sebuah kesenduan. Sean! Nama yang disebut dalam hati dan dia harap datang bak pahlawan hanya menambah luka. Satu lagi sayatan kecewa tertoreh di sisi dinding hati Emily."Kenapa lagi, Ma. Apa masih kurang senang, sudah ada yang mengungkap semuanya. Apalagi yang membuat mama sedih? Katakan padaku!"Emily menunduk sambil menggeleng, satu tangannya mengusap kepala Axel. Wanita itu tersenyum dengan mata berkata. "Mama hanya te
Read more
Bab 23. Hasil DNA
Kondisi ayah Sean membaik. Kini, pria itu tenang untuk bergerak lebih luas.Di ruang kerja Sean. "Hubungi dokter itu! Kenapa sampai saat ini belum ada kabar? Bukankah hari ini hasil tes akan keluar?!" Sean memukul-mukul mejanya dengan menatap nyalang Dario.Dario cepat melakukan perintah Sean. Tidak lama ...."Dokter menyuruh saya datang, Tuan."Sean melebarkan mata. "Kenapa malah kamu? Aku yang punya urusan dengan hasil tes itu.""Maksudnya, saya akan mengantar Anda ke rumah sakit, sekarang."Sean cepat beranjak, dia melangkah lebar keluar ruangan. Pikirannya terus terpaku pada rasa harap jika Axel adalah anaknya.Lift terbuka. Sean cepat ingin masuk, tapi seorang wanita memakai kacamata hitam, masker dan topi langsung menghambur dan memeluknya."Sayang, kenapa kamu tidak menjemputku? Aku benar-benar frustasi dengan keadaan ini. Kenapa juga tidak menghubungiku?" Felisha datang. Dia berhasil mengecoh dan lolos dari wartawan."Bagaimana kamu bisa sampai sini?" Sean melepas dekapan Fel
Read more
Bab 24. Dia Istriku
"Tante!" Bagaimana jika pria itu berbuat jahat pada mamaku? Ke mana perginya? Antarkan aku ke sana sekarang juga!" teriak panik Axel."Sudah bilang tadi, percayalah pada om dan tante. Kendalikan dirimu!" David menatap memberi keyakinan dan mengangguk pada Axel.Axel menatap dua orang dewasa itu sambil mendesah dia menunduk. "Baiklah ... aku tidak yakin. Bilang pada om Erlan agar cepat kembali," lirihnya.Dayana sengaja memaksa Erlan dan Emily mencari udara malam. Dia tidak yakin keduanya akan mendapat waktu bicara, jika di rumah itu. Kini keduanya sedang ada di taman dekat rumah Emily."Benar di sini saja?" tanya Erlan. "Maaf Erlan, Dayana memang seperti itu. Kamu jadi harus keluar seperti ini." Emily duduk di kursi panjang. Pandangannya ke depan menatap kerlip lampu malam dengan tangan mendekap diri.Erlan menatap wajah Emily lekat. Lebih dari yang diceritakan David. Kini, dia jatuh cinta dalam pandangan pertama. Pria itu melepas jas-nya dan dipakaikan pada Emily. "Jangan sampai masu
Read more
Bab 25. Aku Tidak Tertarik Menjadi Anakmu!
"Kamu lihat di sana, Sean. Dia bukan buah cinta kita, karena kamu tidak pernah mencintaiku. Dia anakku, hanya anakku dan cukup menjadi anakku saja!" Emily menekan setiap kata.Sean menatap Emily. "Teruslah keras kepala, Emily. Meski tidak memberiku kesempatan untuk tahu apa yang terjadi di masa lalu, aku pasti bisa menguak semua kebenaran dan membawa kalian kembali."Emily tertawa miris. "Kembali? Untuk apa kamu menginginkanku lagi, Sean. Apa kamu sudah bosan bermain dengan Felisha. Atau lebih menyenangkan saat mempermainkanku?""Emily!" Sean tak percaya akan tiba saat seperti ini. Dia sangat menyesali sikapnya dulu. Niatnya menghancurkan Emily malah dirinya yang hancur."Kuwak saja semuanya. Biar kamu tahu siapa dirimu. Pria kejam yang membuang istrinya demi wanita lain!"Sean menatap nanar. Dia ingin membela diri, tapi ... belum genap dia merangkai kata, Axel menggebrak jendela mobil sisinya."Pergilah dan jangan pernah muncul lagi. Aku tak mau Axel mengenalmu. Terutama sebagai ayah
Read more
Bab 26. Emily Pingsan
"Apa yang terjadi pada Mamaku?" tanya Axel mendekat mengawasi dokter yang memeriksa."Ibu Anda baik-baik saja, Tuan kecil. Tekanan darahnya menurun dan tenaganya melemah. Saya akan memberi obat dan jangan lupa ibu Anda dipastikan makan teratur.""Jadi, Mamaku nggak kenapa-napa, cuma pingsan?" Axel belum puas dia kembali memastikan.Dokter mengangguk. "Benar, Tuan kecil.Terdengar desahan dari anak kecil itu.Sedang David dan Dayana berdiri menatap kesal. Mereka tahu jika dokter itu suruhan Sean, meski dokter itu tidak mengatakan. Mereka sangat ingin menolaknya, tapi Emily membutuhkan.Setelah selesai, dokter dan perawat itu pamit."Om, makasih udah manggil dokter cepet banget. Untung aja Mama nggak kenapa-napa." Axel duduk di sisi ranjang, memegang tangan ibunya."Hem." Hanya itu yang David katakan."Iya, untung Om David cepat bertindak. Jadi Mama kamu bisa diperiksa cepat." Dayana sengaja mengatakannya. Dia tidak mau Axel memikirkan Sean."Maafin aku tadi marah-marah, Om, Tante. Aku
Read more
Bab 27. Masih Ditolak
"Pergi! Sebelum Axel melihatmu lagi. Kumohon, lepaskan kami. Kita jalani hidup masing-masing dan aku berjanji tidak akan muncul di depan keluargamu lagi. Aku pastikan papa dan mamamu tidak tahu keberadaanku." Emily merangkup tangan memohon dengan wajah sendu.Sean menatap miris. Semua kata dan tindakannya dulu telah menyerang balik padanya. Pria itu bergeming, keras kepala!"Kamu lagi, Pria tua jahat!" bentak Axel dengan wajah murka. "Ma, masuk. Biar aku yang menghadapi Pria bodoh pengecut ini!""Papa datang mau antar kamu ke sekolah, Axel." Sean tampak keras kepala, tapi itu luapan rasa yang tak bisa dia tahan. "Hey, bangun, Pria tua! Mimpimu terlalu jauh. Siapa anakmu di sini? Kenapa terlalu percaya diri menyebut dirimu ayah?""Sean, cukup!" Emily semakin kecewa, Sean selalu memaksakan kehendak."Om David. Aku hampir terlambat. Cepat antarkan sekolah!" teriak Axel.David dan Dayana datang bersamaan. "Kenapa bisa ada orang tak tau malu seperti ini? Bukankah kamu pengusaha hebat. Ke
Read more
Bab 28. Kamu Itu Benihku
Demi misi hati, kini Sean rela melakukan apa saja. Termasuk membuat acara diluar idealisme-nya.Sean masuk ke sekolah Axel. Dia datang sebagai pengusaha muda-Sean Geraldo. Di sana, dia memberi bantuan untuk menambah fasilitas sekolah. "Silahkan ikuti saya, Tuan Sean." Kepala sekolah memimpin jalan, mereka sedang menuju aula sekolah, di mana anak-anak berkumpul. Suasana sudah riuh, karena Sean juga menyuruh Dario untuk menyiapkan hiburan sulap.Tiba di ambang pintu aula, Sean menahan langkahnya dan menyuruh kepala sekolah untuk masuk dahulu.Sean berusaha menyembunyikan tubuhnya dan mengintip ke dalam ruang mencari sosok Axel. Senyum tipis mengembang tak mewakili hatinya yang begitu bahagia saat melihat senyum lebar dan mata binar anaknya yang menyimak hiburan itu."Bagaimana anak-anak, apa kalian senang?" seru kepala sekolah.Disambut tepukan riuh dan sorakan."Ada kabar baik. Sekolah kita akan ditambah fasilitas bermain. Dan juga, akan datang banyak buku cerita besok. Apa anak-anak
Read more
Bab 29. Aku Ingin Bercerai
Emily tersenyum tipis. Dia sudah tidak sabar ingin mengetahui siapa CEO yang memberinya uluran tangan dan kepercayaan. Langkahnya terhenti di depan meja sekretaris dan karyawan resepsionis itu pergi."Nyonya Emily, CEO kami sudah menunggu Anda di dalam, silahkan masuk." Sekretaris membuka pintu ruangan.Emily mengayun kaki, dia menghentak heels-nya dengan ayunan anggun memasuki ruangan itu. Wanita itu mendekat ke depan meja dengan posisi kursi CEO yang membelakanginya. Kursi itu tampak bergerak lamban ke arah dua sisi.Tidak ada papan nama, Emily bingung mau menyapa bagaimana. "Ehem! Selamat siang, Tuan. Saya Emily dari Queen Restaurant." Wanita itu tersenyum tipis meski yang dihadapannya belum berbalik.Kursi itu berputar. Seorang pria tampan dengan sorot mata tegas nan lembut telah tampak.Emily terhuyung hingga kakinya mundur satu langkah. Dadanya sesak dengan deguban jantung kencang.CEO SE Company adalah Presdir G Light Corp? Sungguh tidak masuk dalam dugaan Emily sebelumnya."Se
Read more
Bab 30. Melawan Arus Rasa
"Kenapa kamu diam saja Axel? Sejak kamu keluar dari sekolah kamu hanya mengatakan beberapa kata." Emily mengernyit, dia curiga anaknya menyembunyikan sesuatu.Axel mendesah. "Entahlah, aku hanya nggak mau salah memikirkan sesuatu. Makanya aku berpikir dari tadi."Emily terkekeh. "Apa boleh mama membantumu berpikir? Siapa tau, mama bisa mencari jalan keluar."Axel menggeleng. "Ini masalah laki-laki, Ma. Aku nggak mau melibatkanmu."Emily mengusap rambut anaknya. "Mama akan pergi sebentar dengan om Erlan. Kamu di rumah sama Tante Dayana. Jangan tunggu mama pulang!"Axel melebarkan mata. "Mau apa? Mama mau pergi sama om Erlan terus kaya kemarin diculik lagi sama pria tua jahat itu? Aku nggak kasih izin!""Cuma mau makan malam, Bocah bawel!" Dayana datang membawa piring berisi cake."Makan malam bisa dilakukan di rumah. Tiap hari kita juga makan malam bareng. Kenapa mesti di luar?" Axel merebut piring yang di bawa Dayana."Ini makan malam romantis, Axel. Bocah mana paham. Diam aja di ruma
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status