All Chapters of Istri Sah Presdir Yang Terbuang: Chapter 11 - Chapter 20
129 Chapters
Bab 11. Nyonya Emily
"Carikan aku alasan untuk tidak datang ke pesta itu, Dayana!" Emily sudah memakai gaun maroon panjang tanpa lengan, wajahnya juga sudah dipoles natural, kaki jenjangnya ditopang heels, tapi wajahnya murung tak ada semangat."Singkirkan pria pecundang itu dari pikiranmu! Dia sudah merusak masa lalumu jangan sampai merusak masa depanmu, Emily. Aku akan sangat marah padamu, jika kamu terus memikirkannya." Dayana mendengkus malas."Baiklah, tapi aku tidak akan lama di pesta itu.""Hati-hati, di sana banyak pria tampan. Aku sangat berharap kamu pulang dengan wajah binar dan memilih salah satunya." David menyahut, pria itu sedang duduk di sofa bersama Axel."Jangan menyukai pria dewasa atau pria tua tanpa izinku, Mama!" seru Axel."Dasar, Bocah bawel! Kapan Mamamu akan merasakan kisah romansa kembali jika kamu terus cerewet?" Dayana mendecih."Benar, Mamaku harus bahagia, tapi kalau malah sedih? Memangnya Tante Dayana mau tanggung jawab ganti nangisnya? Dasar Tante bawel!" Axel menajamkan m
Read more
Bab 12. Dia Bukan Emily
"Tolo-""Sean!" Felisha mengepal tangan kuat, dia tidak menyangka jika Sean akan meresponsif. "Apa benar dia Emily yang sudah pernah aku singkirkan. Kenapa dia sangat berbeda? Aku tidak bisa diam saja!"Emily mencoba mengayuh kaki, tapi salah satu kakinya terkilir saat terjatuh. Sedang dua pria kini berlomba untuk meraih Emily. Jarak mereka hanya berselang sangat pendek. Sean mengayuh sangat kuat hingga keduanya hampir bersamaan tiba di sisi Emily."Emily!" Sean meraih tangan Emily. Berhasil dan saat hendak ditarik ke pelukannya, Emily menolak."David." Emily meraih David, nafasnya tersengal, dia langsung merangkulkan tangan di leher David. Sean mengerat rahang, dia memukul kuat genangan air. Nyeri ... apalagi melihat pemandangan itu, dada Sean hendak meledak."Kamu baik-baik saja?" David langsung membawanya ke pinggir."Bawa aku pergi, Vid." Emily menggigil.David memakaikan jas-nya pada Emily. Lalu, mengangkat ala bridal style, membawa pergi.Sean sudah naik, nafasnya menderu karen
Read more
Bab 13. Amnesia?
"Kamu ... siapa kamu, ada perlu apa datang kemari?" Emily tersenyum ramah. Dia bertindak mengikuti kata hati. Meski hati bergejolak. Sakit bahkan sangat nyeri melihat wanita di depannya itu.Felisha menarik kacamata hitam yang bertengger di hidung mancungnya. Matanya memicing sinis dengan senyum miring penuh keraguan. Dia melihat Emily dari ujung hingga ujung."Jangan bercanda padaku, apa tujuanmu muncul di depan Sean kembali? Apa kamu ingin merusak hubungan kami? Ingat, dulu ... kamulah yang jadi orang ketiga dan membuat kami tidak bisa bersatu. Sekarang kami sudah bertunangan, apa kamu masih ingin menjadi duri?!"Emily tersenyum. "Silahkan duduk, aku akan buatkan teh. Sepertinya ada salah paham di sini. Aku sungguh tidak paham perkataanmu." Dia menunjuk kursi teras dan tidak akan menyuruh mempersilahkan masuk wanita itu.Dahi Felisha berkerut. Apa dia salah sangka dan bukan Emily? Felisha semakin bingung.Emily cepat masuk ke dalam. Dia bersandar pada tembok dengan menekan dadanya.
Read more
Bab 14. Mama Saja Cukup
"Pindah, kemana?" ragu Emily."Akan menjadi sulit bahkan bisa memberi jawaban pada Sean secara tidak langsung. Jika kabur dia akan berpikir Emily adalah istrinya," jelas David."Benar kata David. Aku sudah bilang jika tidak kenal dan amnesia. Jadi tidak boleh menghindar. Dia terlalu pintar untuk permainan seperti ini, tapi sangat bodoh bisa jatuh pada Felisha," kesal Emily."Baiklah. Asalkan jika Felisha datang lagi, kamu harus langsung menghubungiku saat aku tidak bersamamu. Felisha itu lawanku, aku pengen jambak dia sampai rontok. Siapa suruh dia menyakiti temanku, aku hempas dia ke laut!" Dayana menggebu.Emily tertawa kecil. "Aku yakin dia akan menyerah padamu, Dayana ""Sabar, Sayang. Jangan garang-garang." David terkekeh sambil mengusap kepala Dayana."Aku mendengar kata mau pindah. Siapa yang mau pindah? Jika itu aku, big no! Aku malas beradaptasi. Sangat menyita waktu!" Axel keluar dengan balutan baju kasual."Tidak ada yang akan pindah, Sayang. Jangan khawatir. Kalau kita pin
Read more
Bab 15. Tawaran Ditolak
"Sean?" Emily mendongak menatap pria itu. Aroma maskulin masih sama, parfum yang dulu dia pilihkan."Ma, kenapa ada pria tua di sini?!" Axel sangat kesal, tapi dia tidak mungkin meloncat, karena sudah diangkat tinggi oleh Sean."Tunda marahmu jika mau menang! Nanti kamu bisa membayar om." Hati Sean sangat tidak mau menyebut om dalam hubungan itu.Emily mundur dan terdiam. Matanya berkaca. Andai ... andai saja sikap Sean tulus dan bukan kebohongan. "Apa maksudnya kali ini? Apa dia belum puas membuat hatiku menderita? Dia ingin memberi harapan pada Axel lalu menyakiti hatinya, seperti yang dia lakukan padaku dulu? Tidak bisa!"Sean melepas jas-nya dan melempar pada Emily. Dan Emily hanya bisa mengikuti alur saat ini. Dia mendekap erat jas itu."Ayo, Axel! Jaga keseimbangan. Angkat embermu agak ke atas!" Sean berteriak kencang.Axel berlari sesuai arahan Sean. Dia langsung diangkat Sean untuk menuang air. Dua pria itu sangat kompak hingga permainan berakhir dan Axel mendapat kemenangan.
Read more
Bab 16. Permainan Seorang Axel
"Aku tahu, dia tunangan pria tua itu. Wanita yang sudah membuat mamaku menangis!" Axel masih menatap laju langkah Felisha."Pria tua? Kurasa Sean Geraldo masih cukup tampan.""Bagiku dia sudah tua, jelek, bodoh dan pengecut!"David menaikkan dua bahunya. "Apa rencanamu, Axel?""Bermain dengan wanita itu dan om harus membantuku.""Dengan senang hati, Pintar."Axel menebar pandangan mencari toko mainan. "Aku akan mencari senjata sebentar dan Om tetap awasi wanita itu!"David mengeluarkan dompetnya dan memberi Axel sebuah kartu. "Sepertinya kamu membutuhkan ini, Kawan.""Makasih Om, kamu memang yang terbaik." Axel langsung berlari masuk pada gerai mainan.Selang berapa saat, Axel sudah kembali membawa sebuah kantong berisi kelereng. Dia langsung mencari keberadaan David."Di mana dia sekarang, Om?""Mereka ada di gerai tas, apa yang kamu bawa?""Hanya kelereng yang ada di pikiranku. Kita bagi tugas." Axel menjelaskan rencananya yang membuat David menggeleng dengan senyuman."Tugasku sang
Read more
Bab 17. Teman Dekat
Emily dan Axel berdiri. Mata mereka membulat kaget. "Pria tua jelek, mau apa kamu kemari?!" Axel maju menghadang."Axel!" Emily maju menahan Axel agar tidak mendekat pada Sean."Maaf, Tuan presdir, ini bukan tempat Anda bermain bisnis. Jadi Anda salah alamat." Dayana maju dengan wajah memerah. Dia ingat apa yang Sean lakukan pada David.Sean kecewa dengan sambutan itu. Pria itu tidak pernah suka direndahkan, tapi mau bagaimana lagi. "Sudah aku bilang aku tidak akan menyerah begitu saja menawarkan pertemanan padamu Emily. Dan ... menjadi kawanmu, Axel. Bagaimana jika aku yang memanggangnya?" "Kamu kira kami butuh bantuanmu, Pria tua jahat? Mamaku sangat tidak membutuhkanmu!" bentak Axel.Dada Emily sudah bergemuruh, dia menatap wajah Sean lekat dengan kepalan tangan. "Dayana, jaga Axel." Lalu, dia mendekat pada Sean. "Bisakah kita bicara sebentar?"Sean senyum seolah mendapat sebuah celah. "Kita akan bicara di mana?""Ma, jangan dekat dengannya! Pria itu orang jahat," protes Axel."
Read more
Bab 18. Trauma
"Jangan berlebihan menanggapi orang itu Axel. Dia bukan pria dewasa yang mudah dihadapi. Ingat, jika kamu itu masih anak kecil. Masih harus menjaga tata krama dan sopan santun di depan orang dewasa." Tangan Emily sudah dibaluri salep luka bakar. Dia ingin memberi pengertian, agar anaknya tidak terlalu larut pada sifat angkuh dan mengesampingkan sikap seorang anak yang seharusnya."Tapi dia tidak pantas dihormati, Ma. Apa aku salah jika melawan dan untuk melindungi Mamaku?" protes Axel."Bukan begitu caranya, Axel. Mama tidak suka sikapmu. Kesopanan itu penting dan ubah cara bicaramu!" Emily melihat Axel saat ini seperti melihat Sean saat berperilaku dingin dan sarkas dulu padanya. Dia tidak mau anaknya seperti itu."Aku tidak bisa berjanji soal itu, Ma. Aku tetap tidak menyukainya!" Axel kesal dan membuang muka."Jangan berdebat lagi, tante juga tidak menyukai pria itu. Dia telah mengacaukan semua hal sejak dia datang. Tapi, sosis dan daging ini sudah terlanjur matang. Kita harus men
Read more
Bab 19. Siaran Langsung
Sayang sekali, Axel membelakangi laju mobil itu."Cepat, kali ini kita harus berhasil!"Seorang pria berlari cepat ke arah Axel. "Awas, Tuan muda!" seru Pria itu menarik Axel kuat.Axel kaget. Dia lantas membelalak saat melihat jika dirinya hampir tertabrak. Matanya melihat dan menghafal nomor plat mobilnya."Apa Anda baik-baik saja?" tanya pria itu."Makasih, Om. Aku baik-baik saja." Pandangan Axel masih pada laju mobil itu."Syukurlah, apa perlu kami antar ke restoran?"Axel kaget heran. Restoran? Dan ... panggilan tuan muda yang sempat dia dengar tadi. "Siapa Om sebenarnya? Kenapa tahu jika aku harus ke restoran?"Pria itu gusar. "Hanya asal bicara. Mobil yang menjemput sudah datang." "Om!" seru Axel pada pria yang berlari menghindar.Lalu, seorang pria keluar dan buru-buru mendekat. "Maaf, Tuan Axel. Saya terlambat. Jalanan sangat macet.""Kita pergi, Om." Axel masuk ke mobil.[Cari tau plat mobil ini. Jika terdeteksi, bisa jadi orang lalai. Jika tidak, maka mereka sengaja ingin
Read more
Bab 20. Kejutan Pertama Axel
"Bagaimana kalau aku tidak mau berunding? Sepertinya kamu tidak suka, jika tunanganmu menemuiku. Harusnya kamu menahan tuan Sean, bukan malah menyerangku!" Emily tak mau lemah dan diperdaya Felisha lagi."Jika melihatmu saat ini, memang bukan Emily istri tunanganku yang mati. Lagi pula, bagaimana bisa mayat yang sudah menjadi abu hidup kembali? Impossible!""Sudah jelas seperti itu, tapi kenapa masih membuat masalah di sini? Sebaiknya kamu pergi dan temui tunanganmu. Kalau perlu, ikat dia kuat-kuat agar tidak datang kemari lagi!" kesal Dayana."Sayangnya aku lebih tertarik untuk menyingkirkanmu. Bagaimana, apa kamu sedih?" Felisha tersenyum sinis. Saat dia menatap Emily, pikirannya tetap seolah berhadapan dengan Emily istri Sean. Kebencian dan gemuruh di dadanya terus bergejolak.Dayana menyingsing dua lengan kemejanya dan hendak maju, tapi mendapat tatapan tajam Emily. "Dia sudah tidak waras, Emily. Tidak masuk akal. Kenapa dia melampiaskan semua kebenciannya padamu?!"Felisha menaikk
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status